Anda di halaman 1dari 30

BAB I

PENDAHULUAN

I. 1 Latar Belakang

Saat ini perkembangan obat semakin maju dan berkembang pesat.Untuk mengatasi
masalah-masalah kepatuhan pasien yang sering sekali mejadi penghalang efek terapi dari suatu
obat, maka saat ini terus dikembangkan obat lepas terkendali yang dapat memperpanjang efek
terapi, menjaga konsentrasi obat dalam tubuh dan meningkatkan efisiensi dari efek terapi suatu
obat.Namun demikian ada kemungkinan terjadi kegagalan dimana obat yang dosisnya
seharusnya terkendali justru lepas keseluruhan menyebabkan overdosis.Maka dari itu
teknologi ini terus dikembangkan, para ilmuan terus melakukan penelitian tentang teknologi
pembuatan dan eksipien-eksipien yang cocok untuk obat lepas terkendali untuk mengurangi
resiko-resiko terjadinya kesalahan dan untuk meningkatkan efisiensi obat ini.

Tablet adalah sediaan padat mengandung bahan obat dengan atau tanpa bahan pengisi.
Berdasarkan metode pembuatannya tablet dapat digolongkan sebagi tablet kempa dan tablet
cetak. Tablet kempa dibuat dengan tekanan tinggi pada serbuk atau granul dengan
menggunakan cetakan baja, sedangkan tablet cetak dibuat dengan menekan massa serbuk
lembab dengan tekanan rendah kedalam lubang cetakan.

Tablet ini juga merupakan bentuk sediaan oral yang banyak diproduksi dan disukai
oleh masyarakat karena tablet mempunyai beberapa keuntungan diantaranya adalah : ketepatan
dosis, mudah cara pakainya, relatif stabil dalam penyimpanannya dalam transportasi dan
distribusi kepada konsumen serta harganya realtif murah.

Tablet merupakan bentuk sediaan yang paling banyak digunakan, karena memiliki beberapa
keuntungan antara lain:

1) Ketepatan dosis,

2) Mudah cara pemakaiannya,


3) Stabil dalam penyimpanan,

4) Mudah dalam transportasi dan

5) Dari segi ekonomi relatif murah dibanding dengan bentuk sediaan obat lainnya.

Komposisi utama dari tablet adalah bahan berkhasiat yang dapat dicetak langsung
menjadi tablet atau ditambah bahan tambahan lain. Bahan tambahan yang umum digunakan
dalam pembuatan tablet yaitu bahan pengisi, bahan penghancur, bahan pengikat, bahan pelicin
dan bahan tambahan lain seperti bahan pewarna dan pemberi rasa.

Tujuan utama dari sediaan pelepasan terkontrol adalah untuk mempertahankan kadar
terapeutik obat dalam darah atau jaringan selama waktu yang diperpanjang. Keunggulan
bentuk sediaan ini menghasilkan kadar obat dalam darah yang merata tanpa perlu mengulangi
pemberian unit dosis.

I. 2 Rumusan masalah
a. Apa yang dimaksud dengan tablet pelepasan terkontrol?
b. Apa saja komponen tablet pelepasan terkontrol?
c. Sebutkan karakteristik tablet pelepasan terkontrol?
d. Jelaskan cara pembuatan tablet pelepasan terkontrol?
e. Jelaskan formulasi tablet pelepasan terkontrol?

I. 3 Tujuan
a. Untuk mengetahui definisi tablet pelepasan terkontrol.
b. Untuk mengetahui komponen tablet pelepasan terkontrol.
c. Untuk mengetahui karakteristik tablet pelepasan terkontrol.
d. Untuk mengetahui cara pembuatan tablet pelepasan terkontrol.
e. Untuk mengetahui formulasi tablet pelepasan terkontrol.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

II.1. Pengertian Sediaan Lepas Terkontrol (Controlled Release)

Sediaan padat lepas terkontrol (controlled release) adalah sediaan berupa tablet atau
kapsul yang bersalut atau tidak bersalut yang mengandung bahan tambahan tertentu atau
disediakan melalui proses tetentu dengan cara terpisah atau bersamaan yang pelepasan
terkendali bertujuan untukmengendalikan konsentrasi pelepasan bahan obat untuk
memperpanjang secara teratur dan mengefisienkan efek obat.

II.2. Prinsip Sediaan Lepas Terkontrol (Controlled Release)

Secara umum, tujuan dari dosis lepas terkontrol ini adalah untuk mempertahankan
tingkat terapeutik darah atau jaringan obat untuk periode yang diperpanjang, ini biasanya
dilakukan dengan mencoba untuk mendapatkan orde nol rilis atau pelepasan dari bentuk
sediaan, orde nol rilis merupakan pelepasan obat dari bentuk sediaan.
Gambar 1: Kadar obat dalam plasma dan waktu profil yang menunjukkan
perbedaan antara orde nol, pelepasan terkontrol, slow release urutan pertama berkelanjutan
dan melepaskan dari tablet konvensional

Obat ini melibatkan pertimbangan sifat fisikokimia obat, sifat farmakokinetik obat,
cara pemberian, keadaan penyakit yang harus diobati dan yang terpenting penempatan obat
dan total sediaan yang akan memberikan hasil yang diinginkan temporal dan spasial
pengiriman berpola.

Sistem penghantaran obat lepas terkontrol (controlled release):

1. Difusi dikendalikan
 Reservoir
 Matrix
 Reservoir dan monolitik
2. Pembubaran dikendalikan
 Enkapsulasi
 Matrix
3. Air penetrasi dikendalikan
 Osmotik dikontrol
 Pembengkakan dikendalikan
4. Kimiawi yang dikontrol
 Erodible system
 Obat kovalen dihubungkan dengan polimer
5. Hidrogel
 Kimia dikendalikan
 Pembengkakan dikendalikan
 Difusi dikendalikan
 Lingkungan responsif
6. Pertukaran ion resin
 Kationik exchange
 Anionik pertukaran
Difusi dikendalikan sistem

Mekanisme dasar pelepasan obat dari kedua sistem secara fundamental berbeda
selain sistem sederhana, kombinasi dari reservoir dan sistem monolitik.Difusi sistem
dicirikan oleh laju pelepasan obat tergantung pada difusi melalui membran penghalang air
lembam larut.

Pada dasarnya ada dua jenis perangkat difusi.

1. Reservoir Perangkat:

Perangkat Reservoir adalah mereka di mana inti obat dikelilingi oleh membrane
polimer.Sifat membran menentukan laju pelepasan obat dari sistem.Obat berada dalam
membran yang melapisi. Prinsipnya pada perbedaan konsentrasi yang melintasi membrane
sehingga obat akan terpompa keluar membran. Sebuah wilayah yang efektif memiliki
konstan difusi, panjang jalan difusi, perbedaan konsentrasi, dan koefisien difusi yang
diperlukan untuk memperoleh laju pelepasan yang konstan.Reservoir diffusional obat
dapat dirilis orde nol, kinetika yang dapat dikontrol dengan mengubah karakteristik
polimer untuk memenuhi obat tertentu dan kondisi terapi.

2. Matrix perangkat:

Sebuah perangkat matriks, seperti namanya, terdiri dari obat tersebar merata di
seluruh polimer. Matrix difusi sistem sebelum rilis (waktu = 0) & setelah pelepasan
obatparsial (waktu = t)

Dalam model obat dalam lapisan luar terkena solusi dilarutkan keluar pertama dan
menyebar dari matriks. Proses ini berlanjut dengan antarmuka antara solusi dan obat padat
bergerak dikendalikan, laju disolusi partikel obat dalam matriks harus memiliki tingkat
difusi obat terlarut yang cepat meninggalkan matriks.
· Air Penetrasi Sistem Terkendali

Dalam sistem penetrasi air pengiriman terkendali, pengendalian laju diperoleh oleh
penetrasi air ke dalam sistem.Dua jenis umum sistem ini meliputi, pembengkakan sistem
pelepasan terkontrol dan sistem pengiriman osmotik dikontrol.

· Pembengkakan Sistem Terkendali

Pembengkakan sistem pelepasan terkontrol yang awalnya kering dan ketika


ditempatkan di tubuh menyerap air atau cairan tubuh lainnya dan membengkak.
Pembengkakan meningkatkan konten pelarut air dalam perumusan serta ukuran mesh
polimer, memungkinkan obat untuk menyebar melalui jaringan membengkak ke
lingkungan eksternal. Sebagian besar bahan yang digunakan dalam sistem pelepasan
terkontrol pembengkakan itu akan membengkak tanpa melarutkan, saat terkena air atau
cairan biologis lainnya. Hidrogel dapat menyerap banyak cairan dan pada kesetimbangan,
biasanya terdiri dari cairan 60-90% dan hanya 10-30% polimer Dalam kasus polimer
hyfrogel mengandung terdispersi larut dalam air agen, koefisien difusi agen dalam hidrogel
dehidrasi sangat 10% namun peningkatan yang signifikan dan tercatat sebagai air gel
imbibes. Pelepasan zat aktif dari sistem adalah fungsi dari tingkat penyerapan air dari dan
sekitarnya obat akan terdifusi.

II.3. Beberapa Karateristik Obat Lepas Terkontrol

Berikut beberapa karakteristik yang harus diperhatikan untuk pembuatan obat lepas
terkontrol yang baik:

1. Dosis obat
Dosis total beberapa gram dapat diberikan secara oral sebagai dosis tunggal
danganda untuk memperoleh dan menjaga kadar darah obat. Untuk obat dengan
waktu paruh kurang dari 2 jam, akan membutuhkan bahan aktif dosis besar, jadi
sulit terlealisir, karena berbagai alasan.
2. Protein mengikat
Obat mengikat protein plasma dengan pengaruh bersamaan pada durasi kerja
obat.Karena protein darah untuk sebagian besar beredar dan tidak dihilangkan,
obatmengikat Protein dapat berfungsi sebagai depot untuk obat menghasilkan profil
pelepasanyang berkepanjangan, terutama jika tingkat tinggi mengikat obat terjadi.
Mengikat luasuntuk protein plasma akan dibuktikan dengan waktu paruh panjang eliminasi
untuk obatdan obat-obatan seperti umumnya yang paling membutuhkan bentuk sediaan
pelepasanberkelanjutan. Pada umumnya obat dengan waktu paruh 2-4 jam merupakan
calon obat yangbagus untuk obat lepas terkendali. Waktu paruh kurang dari 2 jam,
dibutuhkan dosis obatyang besar dan penurunan kecepatan absorpsi dari saluran cerna
halus dan kolon dapatmengurangi kecepatan input obat sampai berada dibawah kadar darah
yang cukup.

3. Molekuler ukuran dan difusivitas


Kemampuan obat untuk berdifusi melalui membran disebut nya difusivitas
&koefisien difusi adalah fungsi dari ukuran molekul (atau berat molekul).Obat berat
molekul tinggi atau obat-obatan polimer harus diharapkan untuk menampilkan kinetika
pelepasan sangat lambat dalam perangkat rilis berkelanjutan menggunakan difusi melalui
membran polimer.

4. Obat Stabilitas
Obat oral dapat terkena hidrolisis asam basa dan degradasi enzimatik.
Degradasiakan dilanjutkan pada tingkat penurunan untuk obat dalam keadaan
padat, untuk obatyang tidak stabil dalam perut, sistem yang memperpanjang
pengiriman di saluran pencernaan. Senyawa yang tidak stabil dalam usus kecil
dapat menununjukkan penurunan bioavailabilitas bila diberikan bentuk dosis
berkepanjanagan. Hal ini karenaobat yang lebih diserap dalam usus halus dan
mengalami degradasi Kebanyakan formulasiyang didasrkan pada control obat dari
sediaan merupakan pembatasan kecepatan, umumnya kecepatan menurun pada saat
sediaan bergerak menjauhi jejunum. Selama kecepatan absorpsimasih berada diatas
kecepatan pelepasan, perubahan ini tidak terlalu mempengaruhi kadarplasma.
5. Kelarutan air
Absorbsi untuk yg sukar larut sering dibatasi oleh kecepatan disolusi. Obat
seperti initidak memerlukan control kecepatan disolusi, dan bukan obat yang baik
untuk obat lepasterkendali. Untuk mengatasi perubahan pH dan viskositas pada
saluran cerna, digunakansystem pompa osmotic, sehingga disolusi (pelepasan)
tidak tergantung pada pH dan viskositas.

6. Stabilitas menghadapi rentang pKa, besar enzim dan flora saluran cerna
Hubungan antara pKa senyawa dan lingkungan serap.Obat sebelum
diabsorpsiharus berhadapan dengan lingkungan luminal saluran cerna. Stabilitas
obat dalam salurancerna penting untuk menjamin input obat secara sempurna dan
reprodusibilitas kadar obatdalam tubuh. Obat harus stabil pada rentang pH 1-
8.Dalam beberapa hal perlu diperkirakanterjadinya absorpsi kolonik, perlu
dipertimbangkan efek metabolism populasi bakteri kolon.

7. Metabolisme lintas pertama


Metabolism hepatic dapat menyebabkan obat tidak sesuai untuk obat lepas
terkendali.Hal ini karena kertesediaan jika kecepatan masukan rendah.Metabolism
lintas pertama yaituobat secara ekstensif dimetabolisme secara hepatic atau dihati.

8. Koefisien partisi
Koefisien partisi secara umum didefinisikan sebagai fraksi obat dalam
faseminyak dengan suatu fasa air yang berdekatan. Senyawa dengan koefisien
partisi tinggiakan sangat mengalami kesulitan dalam menembus membran sehingga
bioavailabilitasrendah
II.4. Komponen tablet lepas Terkontrol

a) Zat Aktif
b) Zat tambahan (eksipien)
c) Bahan pengisi (diluents)
d) Bahan pengikat (binder)
e) Bahan penghancur (disintegrants)
f) Bahan pelicin
g) Lubricants
h) Glidants
i) Anti adherents

II.5. Metode Formulasi Sediaan Lepas Terkontrol

Tiga golongan bahan penahan yang digunakan untuk memformulasi tablet pelepasan
terkontrol:

1) Golongan matriks yang terdiri dari penahan yang membentuk matriks tidak larut atau matriks
kerangka. Polimer inert yang tidak larut seperti polietilen, polivinil klorida, dan kopolimer akrilat
yang digunakan sebagai dasar untuk banyak formulasi di pasaran.
2) Golongan matriks yang memperlihatkan bahan-bahan yang tidak larut dalam air yang secara
potensial dapat terkikis. Golongan ini berupa malam, lemak dan bahan-bahan yang berhubungan
dengan pembentukan matriks membentuk matriks yang mengontrol pelepasan melalui difusi pori
dan erosi.
3) Golongan pembentuk matriks menunjukkan bahan-bahan yang tidak dapat dicernakan yang
membentuk gel in-situ. Besarnya difusi atau erosi yang mengontrol pelepasan tergantung pada
polimer yang dipilih untuk formulasi, dan juga pada perbandingan obat dan polimer.
II.6. Cara pembuatan tablet pelepasan terkontrol

Berbagai cara pembuatan dan mekanisme kerja sediaan lepas lambat antara lain:
a. Penyalutan Penyalutan ini berfungsi mengendalikan ketersediaan bahan aktif
dalam bentuk larutan. Penyalutan serbuk bahan aktif dapat dilakukan dengan metode
mikroenkapsulasi (Simon, 2001). Mikroenkapsulasi adalah suatu proses di mana bahan-
bahan padat, cairan bahkan gas pun dapat dijadikan kapsul (encapsulated) dengan ukuran
partikel mikroskopik, dengan membentuk salutan tipis wall (dinding) sekitar bahan yang
akan dijadikan kapsul (Ansel et al., 2005).
b. Sistem matriks Pencampuran dengan matriks adalah dengan mencampurkan bahan
obat yang akan dibuat sediaan lepas lambat, digabungkan dengan bahan lemak atau bahan
selulosa, kemudian diproses menjadi granul yang dapat dimasukkan dalam kapsul atau
ditablet (Shargel et al., 2005).
c. Sistem terkontrol membran atau reservoir Membran dalam sistem ini berfungsi
sebagai pengontrol kecepatan disolusi dari bentuk sediaan. Agar obat dapat berdifusi kelar
maka membran harus bersifat permeable terhadap obat misalnya dengan hidrasi air di saluran
gastrointestinal. Obat yang terlarut dalam komponen membran seperti plasticizer tidak
seperti sistem matriks hidrofil, polimer membran tidak bersifat mengembang dan tidak
mengalami erosi (Collett and Moreton, 2002).
d. Sistem pompa osmotik (osmotic pump) Pelepasan obat dari sistem pompa osmotik
dikontrol oleh suatu membran yang mempunyai satu lubang (hole). Obat dimasukkan
dalam suatu tablet inti yang bersifat larut air dan dapat melarutkan obat ketika kontak dengan
air. Tablet inti disalut dengan suatu membran semipermiabel (dapat melewati air yang masuk
ke dalam tablet inti dan melarutnya). Ketika tablet inti terlarut maka timbul tekanan
hidrostatik dan menekan larutan obat keluar melewati lubang membran (Collett and
Moreton, 2002).
Matriks Matriks adalah zat pembawa padat yang di dalamnya obat tercampur secara
merata (Shargel et al., 2005).
Suatu matriks dapat dibentuk secara sederhana dengan mengempa atau menyatukan
obat dan bahan matriks bersama sama. Umumnya, obat ada dalam persen yang lebih kecil
agar matriks memberikan perlindungan yang lebih besar terhadap air dan obat berdifusi
keluar secara lambat (Sulaiman, 2007).
Terdapat 3 golongan bahan penahan yang digunakan untuk formulasi tablet dengan
matriks (Lachman et al., 1994): a. Matriks tidak larut, inert Polimer inert yang tidak larut
seperti polietilen, polivinil klorida, etil selulosa dan kopolimer akrilat telah banyak
digunakan sebagai bahan dasar dalam pembuatan tablet lepas lambat.
Tablet yang dibuat dari bahan ini dirancang untuk tetap utuh dan tidak pecah dalam
saluran cerna. b. Matriks tidak larut tetapi dapat terkikis Matriks jenis ini mengontrol
pelepasan obat melalui difusi pori dan erosi. Bahan-bahan yang termasuk dalam golongan
ini adalah asam stearat, stearil alkohol, malam carnauba, dan polietilen glikol. c. Matriks
hidrofilik Polimer hidrofilik selulosa biasanya digunakan sebagai bahan pengisi berdasarkan
sistem matriks yang ditablet. Efektivitas dari system matriks hidrofilik ini didasarkan pada
proses hidrasi dari polimer selulosa; pembentukan gel pada permukaan polimer; erosi tablet;
dan pelepasan obat yang berkesinambungan. Keuntungan sistem matriks hidrofilik adalah
sebagai berikut: sederhana, relatif murah dan aman, mampu memuat dosis dalam jumlah
yang besar (Collett and Moreton, 2002).
Matriks yang sering digunakan dalam sediaan lepas lambat salah satunya Na CMC.
Disolusi Pelarutan merupakan proses dimana suatu bahan kimia atau obat menjadi terlarut
dalam suatu pelarut. Dalam sistem biologi pelarutan obat dalam media “aqueous” merupakan
suatu bagian penting sebelum kondisi sistemik. Laju pelarutan obat dengan kelarutan dalam
air sangat kecil dari bentuk sediaan padat yang utuh atau terdisintegrasi dalam saluran cerna
sering mengendalikan laju absorbsi sistemik obat (Shargel et al., 2005). Gambar 2. Disolusi
obat dari suatu padatan matriks (Martin et al., 1993) Disolusi dikatakan sebagai hilangnya
kohesi suatu padatan karena aksi dari cairan yang menghasilkan suatu dispersi homogen
bentuk ion (dispersi molekuler) sedangkan kecepatan pelarutan atau laju pelarutan adalah
kecepatan melarutnya zat kimia atau senyawa obat ke dalam medium tertentu dari suatu
padatan (Wagner, 197; Martin et al., 1993).
Proses disolusi obat dari suatu matrik ditunjukkan pada gambar 2. Secara
keseluruhan kecepatan disolusi dapat digambarkan oleh persamaan Noyes- Whitney yang
mirip dengan hukum difusi Fick (Shargel et al., 2005). Optimasi Model Simplex Lattice
Design Optimasi adalah suatu metode atau desain eksperimental untuk memudahkan dalam
penyusunan dan interpretesi data secara matematis. Simplex Lattice Design merupakan suatu
tehnik untuk memprediksi profil sifat campuran bahan. Profil tersebut digunakan untuk
memprediksi perbandingan komposisi campuran bahan yang memberikan sifat optimum.
Prosedur SLD meliputi penyiapan variasi kombinasi bahan tambahan yang akan dioptimasi.
Hasil kombinasi formula SLD dapat digunakan untuk menetapkan respon yang optimal dan
variasi kombinasi bahan tambahan, sehingga dapat digunakan untuk memproduksi suatu
sediaan yang memenuhi syarat (Bolton, 1997).
Suatu formula merupakan campuran yang terdiri dari beberapa komponen. Setiap
perubahan fraksi dari salah satu komponen dari campuran akan merubah sedikitnya satu
variabel atau bahkan lebih fraksi komponen lain.
Berbagai cara pembuatan dan mekanisme kerja sediaan lepas lambat antara lain:
a. Penyalutan
Penyalutan ini berfungsi mengendalikan ketersediaan bahan aktif dalam bentuk
larutan.Penyalutan serbuk bahan aktif dapat dilakukan dengan metode mikroenkapsulasi
(Simon, 2001). Mikroenkapsulasi adalah suatu proses di mana bahan-bahan padat, cairan
bahkan gas pun dapat dijadikan kapsul (encapsulated) dengan ukuran partikel mikroskopik,
dengan membentuk salutan tipis wall (dinding) sekitar bahan yang akan dijadikan kapsul
(Ansel et al., 2005).
b. Sistem matriks
Pencampuran dengan matriks adalah dengan mencampurkan bahan obat yang akan
dibuat sediaan lepas lambat, digabungkan dengan bahan lemak atau bahan selulosa,
kemudian diproses menjadi granul yang dapat dimasukkan dalam kapsul atau ditablet
(Shargel et al., 2005).
c. Sistem terkontrol membran atau reservoir
Membran dalam sistem ini berfungsi sebagai pengontrol kecepatan disolusi dari
bentuk sediaan.Agar obat dapat berdifusi kelar maka membran harus bersifat permeable
terhadap obat misalnya dengan hidrasi air di saluran gastrointestinal.Obat yang terlarut
dalam komponen membran seperti plasticizer tidak seperti sistem matriks hidrofil, polimer
membran tidak bersifat mengembang dan tidak mengalami erosi (Collett and Moreton,
2002).
d. Sistem pompa osmotik (osmotic pump)
Pelepasan obat dari sistem pompa osmotik dikontrol oleh suatu membrane yang
mempunyai satu lubang (hole). Obat dimasukkan dalam suatu tablet inti yang bersifat larut
air dan dapat melarutkan obat ketika kontak dengan air. Tablet inti disalut dengan suatu
membran semipermiabel (dapat melewati air yang masuk ke dalam tablet inti dan
melarutnya). Ketika tablet inti terlarut maka timbul tekanan hidrostatik dan menekan larutan
obat keluar melewati lubang membrane (Collett and Moreton, 2002).

II.7. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam proses produksi, distribusi, penyimpanan, dan
penggunaan sediaan tablet lepas terkontrol.

1. Produksi
Hal-hal yang perlu diperhatikan pada proses produksi berdasarkan sifat fisikokimiayang
berpengaruh pada sediaan pelepasan terkendali adalah :
a. Dosis
Produk peroral lebih dari 500 mg sangat sulit untuk dijadikan sediaan pelepasan
terkendali sebab pada dosis yang besar akan dihasilkan volume sediaan yang terlalu
besar yang tidak bisa diterima sebagai produk oral.
b. Kelarutan Obat
dengan kelarutan dalam air yang terlalu rendah atau terlalu tinggi tidak cocok untuk
sedian pelepasan terkendali. Batas terendah untuk kelarutan pada sediaan pelepasan
terkendali adalah 0,1 mg/ml.
Obat yang mudah larut dalam air kemungkinan tidak mampu menembus membran
biologis sehingga obat tidak sampai ke tempat aksi. Sebaliknya obat yang sangat
lipofil akan terikat pada jaringan lemak sehingga obat tidak mencapai sasaran.
c. Stabilitas obat
Bahan aktif yang tidak stabil terhadap lingkungan yang bervariasi disepanjang
saluran cerna tidak dapat diformulasi menjadi sediaan pelepasan terkendali.
d. Ukuran partikel
Molekul obat yang besar menunjukkan koefisien difusi yang kecil dan
kemungkinan sulit dibuat sediaan pelepasan terkendali (Nafsiah, 2009).

Hal-hal yang perlu diperhatikan pada proses produksi berdasarkan sifat biologis
yangberpengaruh dalam sediaan pelepasan terkendali antara lain:
a. Absorbsi
Obat yang lambat absorbsinya sulit untuk dibuat sediaan pelepasan terkendali.
Batas terendah harga konstanta kecepatan absorbsi untuk sediaan oral adalah
sekitar 0,25/jam.
b. distribusi
Volume distribusi obat yang terlalu tinggi dapat mempengaruhi kecepatan
eliminasinya sehingga obat tersebut tidak cocok untuk dibuat sediaan pelepasan
terkendali.
c. Indeks terapetik
Indeks terapetik obat yang kecil memerlukan kontrol yang teliti terhadap kadar obat
yang dilepaskan obat dalam darah, karena itu sediaan pelepasan terkendali dapat
berperan dalam mengontrol pelepasan obat agar tetap dalam indeks terapetiknya.
d. Durasi
Obat dengan waktu paro yang panjang dan dosis yang besar tidak cocok untuk
dijadikan sediaan pelepasan terkendali. Waktu paro yang panjang dengan
sendirinya akan mempertahankan kadar obat pada indeks terapetiknya sehingga
tidak perlu dibuat sediaan pelepasan terkendali (Nafsiah, 2009).
2. Distribusi

Angkutan bahan-bahan yang terus-menerus keluar dan masuk gedung


menyebabakan daerah ini paling besar kemungkinannya terganggu oleh serangga dan
binatang penggerat. Hal ini menimbulkan kesulitan terutama pada daerah tropis dan bila
sedang menjalankan pekerjaan dimalam hari. Tirai tirai udara dipakai untuk mencegah
serannga terbang masuk kedalam gedung, tetapi efektivitasnya agak terbatas.

Bila dibuat suatu dok didalamnya maka harus cukup luas agar truk gendengan dan
traktor dapat diparkir didalam gedung. Untuk menutup kawasan dok dapat dipakai pintu
yang menutup dari atas. Tiap bagian yang terbuka pada panggung yang menggangkut
muatan dimana truk berjalan mundur kedinding luar harus dilengkapi dengan alat penerima
yang dapat dimamfaatkan, yang secara efektif menutup truk yang terbuka dengan pintu
masuk kebangunan (Lachman,1994).
Hanya obat jadi saja yang memenuhi syarat sja disimpan pada kawasan
pengangkutan. Obat-obat yang menunggu persetujuan dari pihak pengawasan mutu harus
disimpan pada daerah karantina, jika hal ini tidak mungkian maka dipaki sistem yang
secara jelas menunjukan obat jadi yang mendapat persetujuan dan terdapat dalam gedung.

Alkohol dan pelarut lain yang mudah terbakar harus disimpan pada ruangan yang
tahan ledakan yang dilengkapi dengan fasilitas khusus terhadap bahaya api. Jika mengani
obat narkotika dan obat berbahaya lainnya, harus dipakai ruangan yang memenuhi Undang
Undang Pengaturan Obat untuk menyimpan jadi maupun bahan dalam proses. Disarankan
agar mempunyai tanda alaram yang dihubungkan langsung dengan kantor polisi terdekat.

Harus tersedia suatu pengawasan yang terletak lansung dengan dok penenrima,
dimana terdapat fasilitas untuk pemeriksaan bahan bahan yang masuk. Ini dapat dipakai
oleh pada bagian pengawasan mutu untuk pengawasan statistik dan pengambilan sampel
bahan baku serta perlengkapan akhir. Tempat ini harus diberi penerangan tidak kurang dari
150 kaki kandela. Pusat pengawasan ini juga harus dilengkapi dengan bak pencuci dan
fasilitas lain untuk pencucian peralatan pemeriksaan dan tersedia untuk ruang
penyimpanan smapel simpanan untuk pengawasan mutu maupun kartu produksi yang
permanen (Lachman,1994).

3. Penyimpanan

Pengemasan dan penyimpanan sediaan tablet lepas terkendali. Tablet sangat baik
disimpan dalam yang tertutup rapat ditempat dengan kelembapan nisbi yang rendah, serta
terlindung dari temperature tinggi. Tablet khusus yang cenderung hancur bila kena lembab
dapat disertai pegering dalam kemasannya. Tablet yang dirusak oleh cahaya disimpan
dalam wadah yang dapat menahan masuknya tablet yang disimpan secara tepat dapat stabil
dlam beberapa tahun, denga sedikit kekecualian (Ansel,1989).

Dalam kebanyakan hal penyaluran obat, ahli farmasi diharapkan menggunakan


jenis wadah yang sama yang telah dipersiapkan dalam produk-produk hasil pabrik, dan
pasien dinasehati supaya pada wadah yang diterimanya. Kondisi-kondisi penyimpanan
yang tepat sebagaimana diperlukan oleh beberapa obat tertentu harus dijaga oleh alih
farmasi dan pasien serta memperhatikan tanggal kedaluwarsanya.
Ahli farmasi juga harus mengetahui bahwa kekerasan tablet tertentu mungkin
berubah karena umurnya, biasanya mengurangi daya hancur dan larut dari produk tablet
tersebut. Bertambah kerasnya tablet sering disebabkan oleh meningkatnya daya rekat dari
bahan pengikatt dan komponen formulasi lainnya dalam tablet. Contoh tablet yang
bertambah keras karena umur, telah dikemukakan pada obat termasuk aluinium hidroksida,
natrium salisilat dan fenil butazon.

Beberapa tablet yang mengandung bahan obat yang mudah menguap seperti
notrogliserin dapat mengalami pindahnya obat diantara tablet dalam wadah sehingga
menimbulkan kurang atanya tablet-tablet tersebut. Tambahan lagi, bahan pengemasnya
seperti kapas atau rayon bila tersentuh tablet nitrogliserin dapat mengabsorbsi nitrogliserin
dengan jumlah yang bebrbeda-beda yang mendukung berkurangnya kekuatan tablet
(Ansel,1989).

4. Penggunaan

Tidak semua obat dikonsumsi setelah makan, beberapa obat malah sebaiknya
dikonsumsi sebelum makan atau dalam perut kosong. Selama ini kebiasaan yang telah
turun temurun diberikan ini perlahan-lahan harus dikikis dan dibentuk kebiasaan baru yang
memberikan efek pengobatan optimum untuk kesembuhan anda. Beberapa pasien saya di
apotek mungkin bosan dengan ucapan saya yang berkali-kali dan berulang-ulang
mengingatkan agar mengkonsumsi antasida 1 jam sebelum makan dan dikunyah, namun
hal tersebut perlu dilakukakan karena saya sangat berharap anda juga bisa
mensosialisasikan pengetahuan pengobatan kepada lingkungan keluarga anda. Jika anda
mendapat obat setelah memeriksakan diri ke dokter, pastikan anda bertanya dahulu
bagaimana cara mengkonsumsi obat . Hal tersebut harus dilaksanakan mengingat saat ini
dengan berkembangnya teknologi banyak jenis obat baru yang memerlukan penanganan
khusus sebelum dikonsumsi. Hal utama yang harus anda lakukan dalam mengkonsumsi
tablet : Minumlah tablet dengan segelas air putih, dan hindari mengkonsumsi obat dengan
meminum alkohol karena akan mengganggu metabolisme tubuh.

Beberapa sediaan pelepasan terkendali biasanya ditandai dengan nama tambahan -


SR, -OD,-OROS dll, Jika anda mengkonsumsi tablet jenis ini maka anda harus menelan
tablet dalam keadaan utuh, jangan sekali-kali menggigit atau mengunyah tablet ini yang
akan menyebabkan formulasi sediaan ini menjadi rusak. Tablet ini bekerja biasanya selama
kurang lebih 8-10 jam dengan dilepas perlahan-lahan. Jika anda memecahnya maka anda
harus minum lebih banyak obat.karena formula pelepasan terkendalinya jadi berkurang
dibawah 6 jam (Nafsiah, 2009).

II.8. Evaluasi Tablet (Produk Akhir)

1. Visual /Organoleptik
a. Rupa, dengan cara visual menggunakan loop agar permukaan tablet lebih
jelas terlihat
b. Bau
c. Rasa
2. Sifat fisika kimia
a. Keseragaman ukuran
 Keseragaman tebal
 Keseragaman diameter
b. Kekerasan
c. Friabilitas
d. Keragaman sediaan
e. Keragaman bobot
f. Keseragaman kandungan
g. Waktu hancur
h. Disolusi
i. Uji kadar zat aktif

3. Uji Keamanan/Toksisitas
Untuk menguji apakah ada bahan-bahan lain yang toksik dalam tablet
4. Uji Mikrobiologi
Terutama dilakukan pada tablet yang mengandung bahan-bahan yang
mudah ditumbuhi oleh mikroorganisme. Sering kali tablet bersalut lebih banyak
dikontaminasi oleh bakteri disbandingkan oleh tablet tidak bersalut karena
kelembaban internal tablet salut merupakan kondisi yang cocok untuk pertumbuhan
bakteri.
Lingkungan produksi yang kurang bersih juga merupakan likungan yang
sesuai untuk pertumbuhan mikroba. Oleh karena itu beberapa industri memberikan
persyaratan kemurnian yaitu batas angka mikroba.

5. Uji Friabilitas Tablet


Data friabilitas digunakan untuk mengukur ketahanan permukaan tablet
terhadap gesekan yang dialaminya sewaktu pengemasan dan pengiriman.Friabilitas
diukur dengan friabilator (gambar terlampir). Prinsipnya adalah menetapkan bobot
yang hilang dari sejumlah tablet selama diputar dalam friabilator selama waktu
tertentu.
Pada proses pengukuran friabilitas, alat diputar dengan kecepatan 25
putaran per menit dan waktu yang digunakan adalah 4 menit. Jadi ada 100
putaran.Mula-mula tablet dibersihkan dahulu dari debunya kemudian ditimbang
dengan seksama. Untuk tablet dengan bobot < 650 mg, timbang sejumlah tablet
hingga beratnya mendekati 6,5 g. Untuk tablet dengan bobot > 650 mg, timbang
tablet sebanyak 10 buah. Masukan seluruh tablet yang telah ditimbang ke dalam
friabilator. Jalankan alat selama 4 menit. Setelah selesai, keluarkan tablet dari alat,
bersihkan dari debu dan timbang dengan seksama. Hitung persentase bobot yang
hilang selamapengujian. Untuk tablet yang baik (dipersyaratkan di Industri), bobot
yang hilang tidak boleh lebih dari 1 %.
Hal yang harus diperhatikan dalam pengujian friabilitas adalah jika dalam
proses pengukuran friabilitas ada tablet yang pecah atau terbelah, maka tablet
tersebut tidak diikutsertakan dalam perhitungan. Jika hasil pengukuran meragukan
(bobot yang hilang terlalu besar), maka pengujian harus diulang sebanyak dua kali.
Selanjutnya tentukan nilai rata-rata dari ketiga uji yang telah dilakukan.(USP & NF
1994)
6. Penyimpanan Tablet
Tablet harus disimpan dalam wadah yang tertutup rapat dan terlindung dari cahaya,
lembab, gesekan dan guncangan mekanik. Kondisi penyimpanan khusus harus
dicantumkan dalam etiket. Tablet harus cukup bertahan selama proses penanganan,
misal pada saat pengemasan dan transportasi, tanpa harus kehilangan intregitasnya.
Untuk tablet efervesen, harus disimpan pada wadah yang tertutup sangat rapat atau
kemasan yang kedap terhadap lembab dan mungkin perlu ditambahkan zat
adsorbent seperti silika gel. Kondisi khusus penyimpanan dan pengemasan
direkomendasikan pada monograpi masing-masing. (The International
Pharmacopoeia 3rd ed Vol.4 hal 28)
7. Uji Disolusi
Uji ini digunakan untuk menentukan kesesuaian dengan persyaratan disolusi yang
tertera dalam masing-masing monografi untuk sediaan tablet dan kapsul, kecuali
pada etiket dinyatakan bahwa tablet harus dikunyah. Persyaratan disolusi tidak
berlaku untuk kapsul gelatin lunak kecuali bila dinyatakan dalam masing-masing
monografi. Bila pada etiket dinyatakan bahwa sediaan bersalut enterik, sedangkan dalam
masing-masing monografi, uji disolusi atau uji waktu hancur tidak secara khusus
dinyatakan untuk sediaan bersalut enterik, maka digunakan cara pengujian untuk sediaan
lepas lambat
II.9. Keuntungan dan Kerugian Obat Lepas Terkendali

Sediaan dengan tipe controled release merupakan sediaan yang umumnya digunakan
sekarang ini karena dapat memberikan keuntungan sebagai berikut:
1. Dapat mengatur pelepasan obat sesuai kehendak
2. Dapat melespaskan obat dengan sempurna secara bertahap
3. Meningkatkan absorbsi obat dibandingkan dengan sediaan yang instant released

Namun produksi sediaan controled release masih terbatas karena masih


memilikiketerbatasan sebagai berikut:

1. Membutuhkan biaya yang produksi yang lebih besar


2. Kemungkinan tercemarnya dengan polutan dari lingkungan
3. Kemungkinan bisa terjadi keracunan
4. Membutuhkan tenaga ahli dalam pembuatannya
BAB III

PEMBAHASAN

Komponen Fungsi Jurnal I Jurnal Kelo Karakteristik


II mpok
Propranolol Zat Aktif 33,6% Serbuk hablur, putih
Hcl atau hampir putih,
tidak berbau, rasa
pahit. Larut dalam air
dan dalam etanol,
sukar larut dalam
kloroform, praktis
tidak larut dalam eter.

PVP K-30 Sebagai bahan pengikat 1,96% Serbukkristalin,putih,ti


dakberbau,tidakberasa,
tersususnataspartikelp
artikelberpori,higrosko
pis,sukarlarutdalamlar
utan NaOH 5%,tidak
larutdalamair,asamenc
er dan sebagianpelaurt
organic
Avicel PH Peningkat dan pengisi 4,34% Serbukputihhalus,tida
101 kberbau,tidakberasa,ti
daklarutdalamair,larut
dalamasam dan larutan
organic
Metchocel Penyalut 33,6% Putih,granul,baukhas,l
K15M arutdalam air

Asamsitrat 13,92% Hablur tidak berwarna


atau serbuk putih tidak
berbau. Rasa sangat
asam, agak
higroskopis, merapuh
dalam udara kering
dan panas.Hablur
tidak berwarna atau
serbuk putih tidak
berbau. Rasa sangat
asam, agak
higroskopis, merapuh
dalam udara kering
dan panas.
Natrium 10,58% Serbuk hablur, putih,
bikarbonat stabil di udara kering,
tetapi dalam udara
lembab secara
perlahan-lahan terurai.
Larutan segar dalam
air dingin, tanpa
dikocok, bersifat basa
terhadap lakmus.
Kebasaan bertambah
bila larutan dibiarkan,
digoyang kuat atau
dipanaskan.
Mg stearat Lubrikanatauglidan 0,19% serbuk hablur, putih
licin dan mudah
melekat pada kulit,
bau lemah khas,
Praktis tidak larut
etanol, etanol 95%,
eter, dan air. Sedikit
larut dalam benzen
hangat dan etanol 95%
hangat.
Talk Lubrikan dan glidan 1,76 % Serbuk hablur,sangat
halus licin,mudah
melekat pada
kulit,bebas dari
butiran,warna
putih.kelarutannya
tidak larut hampir
dalam semua pelarut.
Kaptopril Zat aktif 20% kristal putih yang
memiliki sedikit
bau belerang. larut
dalam air, metanol,
dan etanol dan sedikit
larut
dalam kloroform dan e
til asetat.

Natrium Penghancur 40% serbuk warna putih


alginat atau kuning-coklat
pucat, tidak berbau
dan tidak berasa.
praktis tidak larut
dalam etanol (95%),
eter, kloroform, dan
etanol atau campuran
air dimana kandungan
etanol lebih dari 30%.
Selain itu praktis tidak
larut dalam pelarut
organik lain dan
larutan asam encer
dimana pH kurang
dari 3. Larut perlahan
dalam air yang
membentuk larutan
koloidal lengket.
Kalsiumaset Zattambahan 17% Bentuk Kristal putih
at berbentuk kering dan
sangat higroskopis
Gom Pengikat 17% Gom xanthan berupa
xanthan bubuk krem yang
dengan cepat larut
dalam air panas dan
air dingin membentuk
larutan tidak
tiksotrofik.

PVP K-30 Pengikat 3,0% Serbukkristalin,putih,ti


dakberbau,tidakberasa,
tersususnataspartikelp
artikelberpori,higrosko
pis,sukarlarutdalamlar
utan NaOH 5%,tidak
larutdalamair,asamenc
er dan sebagianpelaurt
organic

Aerosil Glidan 0,1% sub microdcopic


fumed silica dengan
ukuran partikel sekitar
15nm. Serbuk amorf
(tidak berbentuk);
ringan; meruah; putih
kebiru-biruan; tidak
berbau; tidak berasa.
Praktis tidak larut
dalam air, pelarut
organik dan asam,
kecuali asam
hidrofluorat; Larut
dalam larutan panas
alkali hidroksida.
Membentuk dispersi
koloidal dalam air.

Talk Lubrikan dan glidan 1,9% Serbuk hablur,sangat


halus licin,mudah
melekat pada
kulit,bebas dari
butiran,warna
putih.kelarutannya
tidak larut hampir
dalam semua pelarut.
Mg stearate Lubrikan atau glidan 1,0% serbuk hablur, putih
licin dan mudah
melekat pada kulit,
bau lemah khas,
Praktis tidak larut
etanol, etanol 95%,
eter, dan air. Sedikit
larut dalam benzen
hangat dan etanol 95%
hangat.

Dipiridamol Zat aktif 50m Sangat mudah larut


g dalam metanol, dalam
etanol dan dalam
kloroform, sukar larut
dalam air, sangat sukar
larut dalam air, sangat
sukar larut dalam
aseton dan dalam etil
asetat. Serbuk hablur,
kuning, bentuk jarum

Avicel PH Pengisi 37%bagian lactose


102 terdepolimeriasasi
bentuk putih bersih
serbuk kristal tidak
berasa sukar larut di
5%, larutam sodium
hidroksida praktis
tidak larut dalam air,
larutan asam, dan
banyak pelarut organic
Ac-di-sol Penghancur 20% Tidak larut dalam air,
disimpan di tempat
kering, dingin, dan
tertutup baik.
Mg stearate Lubrikan atau glidan 1% serbuk hablur, putih
licin dan mudah
melekat pada kulit,
bau lemah khas,
Praktis tidak larut
etanol, etanol 95%,
eter, dan air. Sedikit
larut dalam benzen
hangat dan etanol 95%
hangat.
Talk Lubrikan dan glidan 2% Serbuk hablur,sangat
halus licin,mudah
melekat pada
kulit,bebas dari
butiran,warna
putih.kelarutannya
tidak larut hampir
dalam semua pelarut.

HPMC K4M penyalut tablet, pengikat 30% serbuk putih tidak


tablet, stabilizing tablet, berbau dan tidak
agen peningkat memiliki rasa, larut
viskositas dalam air.
larut dalam air dingin,
praktis tidak larut dala
kloroform, etanol, dan
eter, tetapi tidak larut
dalam campuran
etanol dan
diklorometan, dalam
campuran metanol dan
diklorometan, dan
campuran air dan
alkohol

Metode Floating Syste Matr


system m ikshi
matrik drofi
s lik
BAB IV

PENUTUP

IV. 1 Kesimpulan

IV. 2 Saran
DAFTAR PUSTAKA

Agoes, Goeswin.2008.Pengembangan Sediaan Farmasi.Penerbit ITB : Bandung

Banker, G.S., Rhodes, C.T. 2002. Modern Pharmaceutics Fourth Edition. New York : Marcel
Dekker.

Hadkar, U.B. 2007. Physical Pharmacy Ninth Edition. Shivaji Nagar: Nirali Prakashan.

Handbook of Pharmaceutical Granulation Technology Second Edition, 2005, Taylor and Francis
Group

Hillalia, 2010, Formulasi dan Evaluasi Sediaan Tablet Kalsium Laktat,

Lieberman, H.A. et. al. 1989. Pharmaceutical Dosage Form: Tablet Volume 1 Second Edition.
New York: Marcel Dekker.

Pratiwi, Yona, 2011, Mengenal Lubricant untuk Sediaan Tablet,

Rowe, R.C. et. al. 2009. Handbook Pharmaceutical Excipients Sixth Edition. London:
Pharmaceutical Press.

Wade, Ainley dan Paul J Weller. 1994. Handbook of Pharmaceutical Excipient, ed.2. Washington:
American Pharmaceutical Association

Wade, Ainley dan Paul J Weller.,1994, Handbook of Pharmaceutical Excipient, ed.2, American
Pharmaceutical Association: Washington

Anda mungkin juga menyukai