PENDAHULUAN
I. Latar Belakang
Keberhasilan perusahaan dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah satu
faktor penting adalah sumber daya manusia, karena sumber daya manusia
merupakan pelaku dari keseluruhan tingkat perencanaan sampai dengan
evaluasi yang mampu memanfaatkan sumber daya-sumber daya lainnya
yang dimiliki oleh organisasi atau perusahaan.Dalam kehidupan
berorganisasi pegawai/karyawan memiliki perilaku yang sebagian
bertentangan dengan tugas pokoknya apalagi karyawan yang hanya
menikmati kompensasi saja. Hal ini dibuktikan dengan masih banyaknya
pegawai yang datang terlambat, hanya ingin menikmati kompensasi,
sering absen, korup, ABS, tidak loyal, dan masih banyak lagi perilaku
yang dianggap sebagai pembentukan perilaku struktural birokrasi.
Kompensasi diberikan dengan tujuan memberikan rangsangan dan
motivasi kepada tenaga kerja untuk meningkatkan prestasi kerja, serta
efisiensi dan efektivitas produksi. Oleh karena itu, bila kompensasi
diberikan secara benar, para karyawan akan lebih terpuaskan dan
termotivasi untuk mencapai sasaran-sasaran organisasi.Selain pemberian
gaji tetap, karyawan juga diberikan bonus dan insentif dengan harapan
adanya peningkatan prestasi kerja karyawan. Tentu masalah ini menjadi
tantangan bagi pemimpin untuk memperbaiki citra birokrasi yang negatif
sehingga dapat mengubah pola pikir karyawan yang hanya ingin
menikmati kepuasan kompensasi saja. Sebenarnya perilaku para birokrat,
secara keseluruhan tidak mencerminkan nilai-nilai negatif suatu birokrat
hanya persepsi sebagian orang sebagai akibat dari perilaku negatif
segelintir pegawai.
1
II. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tim penyusun merumuskan rumusan masalah
sebagai berikut:
1. Apa pengertian kompensasi?
2. Apa tujuan kompensasi?
3. Apa saja asas-asas kompensasi?
4. Apa saja jenis-jenis kompensasi?
5. Apa saja macam-macam perilaku karyawan?
6. Solusi apa yang dilakukan sebagai atasan?
7. Bagaimana Pengaruh Kepuasan Kompensasi terhadap Prestasi Kerja?
Manfaat :
1. Agar mahasiswa lebih memahami dan mendalami pokok bahasan
tentang kepemimpinan
2. Agar mahasiswa dapat menerapkan sikap kepemimpinan yang baik
dalam kehidupan sehari-hari.
2
BAB II
ISI
I. Pengertian Kompensasi
Kompensasi adalah semua pendapatan yang berbentuk uang, barang
langsung atau tidak langsung yang diterima karyawan sebagai imbalan atas
jasa yang diberikan kepada perusahaan (Malayu S.P. Hasibuan, 2002:54).
Kompensasi merupakan istilah yang berkaitan dengan imbalan-imbalan
finansial (financial reward) yang diterima oleh orang-orang melalui
hubungan kepegawaian mereka dengan sebuah organisasi. Pada umumnya
bentuk kompensasi berupa finansial karena pengeluaran moneter yang
dilakukan oleh organisasi. Kompensasi bisa langsung diberikan kepada
karyawan, ataupun tidak langsung, dimana karyawan menerima
kompensasi dalam bentuk-bentuk non moneter.
3
III. Asas-asas Kompensasi
Asas Adil
Besarnya kompensasi yang dibayar kepada setiap karyawan harus
sesuai dengan prestasi kerja, jenis pekerjaan, resiko pekerjaan,
tanggung jawab, jabatan dan memenuhi internal konsistensi
Asas Layak dan Wajar
Besarnya kompensasi yang diterima karyawan dapat memenuhi
kebutuhan pada tingkat normatif yang ideal, berdasarkan batas upah
minimal pemerintah dan eksternal konsistensi yang berlaku
4
V. Macam-macam Perilaku Karyawan
1. Pegawai yang malas kerja
2. Pegawai yang mata duitan
3. Pegawai yang tidak loyal
Pembahasan :
1. Pegawai yang malas kerja
Temuan-temuan :
a. Gambaran umum pegawai yang malas :
Kalau datang ditempat kerja biasanya datang terlambat dan
kerjanya hanya duduk-duduk tidak mengerjakan sesuatu.
Waktunya pulang, pegawai tersebut lebih dulu.
Melihat caranya berjalan seakan tidak memiliki beban, dan
ditempat kerja lebih banyak istirahat daripada bekerja.
Selalu mencari alasan agar terhindar dari tugas dan pekerjaan.
Banyak pegawai malas tetapi tidak mau dikatakan pemalas,
lebih senang disebut orang yang efisien karena kerjanya sedikit
tapi minta gaji besar.
Lebih senang menikmati hasil keringat orang lain.
b. Jalan pikiran pegawai yang malas :
Kalau bisa pegawai tidak diwajibkan bekerja
Kalau bisa hak jangan pernah dikurangi, tapi kewajiban yang
dikurangi sekecil mungkin
Kalau bisa energi sekecil mungkin keluar tapi hasilnya
semaksimal mungkin.
Kalau bisa keringat tidak perlu keluar tapi gajian tetap diterima
Kalau bisa temannya yang lain bekerja, sedangkan dirinya
duduk-duduk santai.
Kalau bisa bekerja tidak perlu ada prosedur atau aturan yang
menyulitkan.
5
Kalau bisa atasan tidak memberikan perintah dan teguran
kepada pegawai yang bebas berkreasi.
Kalau bisa tidak perlu ada target atau sasaran yang ditentukan,
yang penting bekerja.
Mendukung aturan pegawai malas dan rajin gajinya
sama. “rajin atau malas digaji sama, kenapa harus rajin…”
atau “bagaimana orang mau kerja rajin kalau gaji tiap bulan
tidak cukup..”
6
Rasa malunya sudah tipis
Tidak pernah mensyukuri nikmat, isinya selalu kekurangan
Tidak mengetahui hakekat hidup yang sebenarnya
Mendapat dorongan dari sang istri, yaitu istri menginginkan
sesuatu diluar kemampuan penghasilan atau gaji suami.
“pak…masa papa dikantor nggak bisa cari ceperan. Orang lain
bisa lho pak…”
Mendapat contoh dari atasan
7
Pembicaraan hanya berkisar keluhan-keluhan, tanpa ada yang
dikerjakan, serta tidak ada satupun kebijakan pimpinan yang
pas.
b. Mengapa pegawai tidak loyal
Pegawai yang tidak loyal karena sifat dan karakternya,
diantaranya :
1. Terbentuk sifat-sifat yang suka berkhianat karena
lingkungannya.
2. Senang dipuji, egois, mau menangnya sendiri, dan toleransi
yang rendah.
3. Berkeinginan menjadi pahlawan yang diakui
dilingkungannya, namun caranya yang keliru.
8
4. Atasan suka membuat malu bawahan di depan orang
banyak.
5. Apabila memarahi tidak terkendali sehingga bawahan
menjadi antipati.
6. Tidak bisa menerima pendapat dan ide dari bawahan,
bahkan cenderung mematikan.
7. Atasan tersebut kurang memiliki teknik-teknik bagaimana
mengelola bawahan dengan baik.
9
Teori x, pemimpin memandang bawahan sebagai :
a. Orang yang menganggap bahwa pekerjaan adalah sesuatu yang
tidak menyenangkan dan berusaha dihindari.
b. Orang yang suka diperintah dan harus dipaksa untuk bekerja.
c. Orang yang tidak ambisius, tidak ingin maju, malas & menghindari
tanggung jawab
d. Orang yang dimotivasi terutama oleh kebutuhan pokok, seperti
uang dan rasa aman.
e. Orang yang harus dikendalikan dengan ketat dan menganggap
bawahan tidak mampu menyelesaikan masalah yang dihadapi
dalam organisasi tanpa bantuan pemimpin.
b) Teori Y
Teori ini memiliki anggapan bahwa kerja adalah kodrat manusia seperti
halnya kegiatan sehari-hari lainnya. Pekerja tidak perlu terlalu diawasi
dan diancam secara ketat karena mereka memiliki pengendalian serta
pengerahan diri untuk bekerja sesuai tujuan perusahaan. Pekerja
memiliki kemampuan kreativitas, imajinasi, kepandaian serta
memahami tanggung jawab dan prestasi atas pencapaian tujuan kerja.
Pekerja juga tidak harus mengerahkan segala potensi diri yang dimiliki
dalam bekerja.
Teori y, pemimpin memandang bawahan sebagai :
a. Orang yang berpendapat bahwa pekerjaan adalah sesuatu yang
menyenangkan dan alamiah, seperti bermain.
b. Orang yang mempunyai pengendalian diri & pengawasan diri jika
mereka terlibat pada pekerjaan
c. Orang yang memiliki ambisi, ingin maju dan menginginkan
tanggung jawab dan melaksanakannya secara baik.
d. Orang yang dimotivasi, terutama oleh kebutuhan yang lebih tinggi,
seperti kebutuhan berprestasi, dsb.
10
e. Orang yang mampu menyelesaikan masalah secara mandiri,
bertanggungjawab & kreatif, sehingga tidak perlu pengawasan yang
ketat.
11
Solusi secara umum :
Keteladanan atasan/pimpinan “lead by example”
Bertindak adil
Kendalikan emosi pada saat marah. Dengan prinsip “orang lain
juga memiliki harga diri”.
Berikan kepercayaan dan tanggung jawab secara bertahap.
Pendekatan personal.
Jangan segan-segan meminta maaf kepada bawahan bila
berbuat salah. Permintaan maaf tidak akan menurunkan
reputasi atau martabat pimpinan, sebaliknya memberikan kesan
positif. Pimpinan adalah manusia biasa sama dengan para
bawahan, hanya berbeda pada tanggung jawab masing-masing.
Sentuh hati nurani para pegawai sehingga akan memberikan
respon yang positif.
12
Berikan perhatian pada saat-saat tertentu, seperti ucapan
selamat ulang tahun, selamat atas kelahiran anaknya, selamat
atas keberhasilan anaknya, jika perlu berikan hadiah yang
sekiranya cukup berarti.
13
Meningkatkan reward artinya pemimpin berbicara kepada bawahan
untuk belajar memahami hadiah seperti apa yang diinginkan
bawahan, apakah mereka menginginkan hadiah intrinsik atau lebih
menginginkan hadiah ekstrinsik, seperti gaji dan promosi.
14
VII. Pengaruh Kepuasan Kompensasi terhadap Prestasi Kerja
Kepuasan terhadap kompensasi adalah total dari perasaan positif individu
terhadap bayaran yang mereka terima, dimana bayaran yang diterima
sesuai dengan yang diharapkan oleh individu tersebut. Dan prestasi kerja
adalah hasil yang dicapai atau yang diinginkan oleh semua orang dalam
bekerja. Prestasi kerja untuk tiap-tiap orang tidaklah sama ukurannya
karena manusia itu satu sama lain berbeda. Perbedaan ini terletak pada diri
maupun luar individu.
Pengaruh kepuasan kompensasi terhadap prestasi kerja sendiri dapat
dijadikan oleh pemimpin sebagai tolak ukur untuk penyesuaian
kompensasi. Penyesuaian kompensasi adalah evaluasi prestasi kerja
membantu pengambilan keputusan dalam menentukan upah, pemberian
bonus dan bentuk kompensasi lainnya. Berdasarkan penjelasan di atas,
menurut kelompok kami pemimpin dapat melakukan penyesuaian
kompensasi dengan melihat dan menilai terlebih dahulu apakah karyawan
yang hanya ingin menikmati kepuasan kompensasi akan disamakan
dengan karyawan yang memiliki prestasi kerja. Dimana prestasi kerja akan
berpengaruh pada kepuasan kerja maupun kompensasi. Apabila hal
tersebut disamakan akan terjadi kesenjangan dan bisa menjadikan
karyawan tidak loyal lagi pada perusahaan atau organisasi. Dan pemimpin
harus berusaha mensiasati karyawan yang hanya menikmati kepuasan
kompensasi agar bisa menghasilkan prestasi kerja. Banyak metode-metode
penilaian yang dapat dilakukan oleh pemimpin, tetapi tim penyusun hanya
membahas beberapa saja. Berikut cara-cara atau metode yang dapat
dilakukan oleh pemimpin :
A. Berorientasi Pada Masa Lalu
1. Rating Scale
Barangkali bentuk penilaian prestasi kerja yang tertua dan paling
banyak digunakan adalah rating scale. Definisi rating scale sendiri
merupakan salah satu alat untuk memperoleh data yang berupa
suatu daftar yang berisi tentang sifat/ciri-ciri tingkah laku yang
15
ingin diselidiki yang harus dicatat secara bertingkat. Pada metode
ini, evaluasi subjektif dilakukan oleh penilai terhadap prestasi kerja
karyawan dengan skala tertentu dari rendah sampai tinggi. Evaluasi
didasarkan pada pendapat penilaian,yang membandingkan hasil
pekerjaan karyawan dengan factor-faktor yang dianggap penting
bagi pelaksanaan kerja tersebut. Dalam banyak kasus, criteria ini
mungkin juga tidak berhubungan langsung dengan pelaksanaan
kerja.
Contoh penerapan metode rating scale :
Petunjuk : untuk setiap faktor Evaluasi Kinerja dibawah ini,
tunjukkan penilaian Anda tentang karyawan dengan memberikan
tanda tanda centang pada kolom yang sesuai
Nama Karyawan : Aji Prasetyo
Departemen : Pemasaran
Amat
Baik Sedang Cukup Kurang
Faktor yang dinilai Baik
4 3 2 1
5
1.Tanggung Jawab √
2.Pencapaian Sasaran
√
Kerja
3.Kehadiran √
4.Sikap √
5.Kerjasama √
Skor total : 25
2. Checklist
Metode checklist dimaksudkan untuk mengurangi beban penilai.
Penilai tinggal memilih kalimat-kalimat atau kata-kata yang
16
menggambarkan prestasi kerja dan karakteristik-karakteristik
karyawan.
Checklist merupakan salah satu alat observasi yang ditunjukkan
untuk memperoleh data berbentuk dafar berisi faktor-faktor berikut
subjek yang ingin diamati oleh penilai, dimana penilai dalam
pelaksanaan observasi tinggal member tanda centang pada list
faktor-faktor sesuai perilaku subjek yang muncul, dilembar
observasi.
Contoh penerapan metode checklist :
PT PERMATA TBK
Performance Checklist
Nama Karyawan : Arif Arka Pamungkas
Departemen : Personalia
17
3. Metode Evaluasi Kelompok
Ada beberapa teknik untuk mengevaluasi kelompok-kelompok
karyawan, Penilaian-penilaian seperti ini biasanya dilakukan oleh
penyelia atau atasan langsung. Metode-metode penilaian kelompok
berguna untuk mengambil keputusan kenaikan upah, promosi dan
berbagai bentuk penghargaan organisasional karena dapat
menghasilkan ranking karyawan dari yang terbaik sampai terjelek.
Berbagai metode kelompok di antaranya adalah :
1. Metode Ranking
Metode ranking berati penilai membandingkan karyawan yang
satu dengan karyawan-karyawan lain untuk menentukan siapa
yang lebih baik, dan kemudian menempatkan setiap karyawan
dalam urutan dari yang terbaik sampai terjelek. Contoh metode
ranking :
Bobot Nama Karyawan Ranking
920 Aji 1
860 Bonita 2
777 Chandra 3
680 Dewi 4
598 Erlangga 5
Ketentuan :
Ranking Bobot
1 >900
2 801 – 900
3 701 – 800
4 601 – 700
5 <600
18
2. Grading atau Forced Distribution
Pada metode ini penilaian memisah-misahkan atau menyortir
para karyawan kedalam berbagai klasifikasi yang berbeda.
Biasanya suatu proporsi tertentu harus diletakkan pada setiap
kategori.Contoh Grading (forced distribution) :
Sangat
10% Andriana dan Arifandi
Baik
1 20 Firmansyah
2 16 Firman
3 14 Farhan
4 12 Farid
5 10 Fuad
6 9 Fina
19
7 5 Fanny
8 5 Ferdinand
9 4 Faiza
10 5 Tia
Total 100
20
2. Penilaian Psikologis (Psychological Appraisals)
Penilaian ini pada umumnya terdiri dari wawancara mendalam, tes-
tes psikologi, diskusi dengan atasan langsung, review evaluasi-
evaluasi lainnya. Penilaian psikologi biasanya dilakukan oleh para
psikolog, terutama digunakan untuk menilai potensi karyawan
diwaktu yang akan datang. Evaluasi terhadap intelektual, emosi,
motivasi karyawan dan karakteristik-karakteristik hubungan
pekerjaan lainnya sebagai hasil penilaian diharapkan bisa
membantu untuk memperkirakan prestasi kerja di waktu yang akan
datang. Evaluasi tersebut terutama digunakan untuk keputusan-
keputusan penempatan dan pengembangan. Kurasi penilaian
sepenuhnya tergantung pada ketrampilan para psikolog.Point yang
perlu diperhatikan :
Dilakukan oleh psikolog, yang dinilai adalah potensi individu,
bukan prestasi yang lalu atau yang telah di capai
Terdiri dari : interview yang mendalam, psikotes dan diskusi
dengan atasan
Psikolog membuat evaluasi tentang intelektual, emosi,
motivasi, dan karakteristik lain yang dapat memprediksi
prestasi yang akan datang.
21
BAB III
PENUTUP
I. Kesimpulan
balas jasa atas kerja mereka. Tujuan program kompensasi antara lain untuk
II. Saran
tidak hanya faktor internal, tetapi juga faktor eksternal. Untuk menjamin
kerja karyawannya.
22
DAFTAR PUSTAKA
http://www.simponi.mdp.ac.id/
http://fansuri6.blogspot.co.id/2011/03/penilaian-prestasi-kerja-dan-
kompensasi.html
http://lexitaklal.blogspot.co.id/2011/06/tugas-manajemen-sdm-kompensasi.html
http://www.kajianpustaka.com/2012/10/pengertian-jenis-dan-tujuan-
kompensasi.html
http://debardebur.blogspot.co.id/2011/05/pengertian-teori-x-dan-y-dari-sisi.html
http://burhanudinujb.blogspot.co.id/2009/02/pengaruh-kompensasi-terhadap-
kepuasan.html
http://contohdanfungsi.blogspot.co.id/2013/06/jenis-dan-komponen-
kompensasi.html
23