Oleh :
LABORATORIUM GIZI
UNIVERSITAS DIPONEGORO
TAHUN 2015
ii
HALAMAN PENGESAHAN
2. Penyusun
Menyetujui,
Kepala Laboratorium Terpadu FKM UNDIP
ii
iii
PRAKATA PENULIS
Bismillahirrahmaanirrahiim
Puji Syukur Penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT sehingga atas Rahmah
dan Hidayah-Nya, maka Laporan Analisis Zat Gizi dapat diselesaikan dengan
baik. Laporam ini disusun oleh Penulis guna keperluan pelaksanaan Mata Kuliah
Analisis Zat Gizi dengan Praktikum Analisa Kadar Air (3 sks) di Laboratorium
Gizi Bagian Gizi Kesehatan Masyarakat Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Diponegoro.
Akhirnya Penulis berharap agar Laporan Praktikum Analisis Zat Gizi ini
dapat bermanfaat bagi pengembangan kompetensi dan keilmuan.
Wassalamu’alaikum wr. wb.
Penulis
iii
iv
DAFTAR ISI
Halaman Judul................................................................................................ i
Halaman Pengesahan ..................................................................................... ii
Prakata Penulis ............................................................................................... iii
Daftar Isi......................................................................................................... iv
Daftar Tabel ................................................................................................... v
Daftar Gambar ................................................................................................ vi
Daftar Lampiran ............................................................................................. vii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .................................................................................. 1
B. Tujuan ............................................................................................... 2
C. Manfaat ............................................................................................. 2
BAB II METODE
A. Waktu dan Tempat ............................................................................ 3
B. Alat dan Bahan .................................................................................. 3
C. Sampling ........................................................................................... 3
D. Skema Kerja ...................................................................................... 3
E. Metode Praktikum ............................................................................. 5
F. Pengolahan Data ............................................................................... 5
G. Analisis Data ..................................................................................... 5
BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil .................................................................................................. 6
B. Pembahasan....................................................................................... 10
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan ....................................................................................... 13
B. Saran ................................................................................................. 13
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 14
LAMPIRAN ................................................................................................... 15
iv
v
DAFTAR TABEL
v
vi
DAFTAR GAMBAR
vi
vii
DAFTAR LAMPIRAN
vii
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Air merupakan kandungan penting dalam bahan pangan termasuk
makanan,semua bahan makanan mengandung air dalam jumlah yang
berbeda-beda baik itu bahan makanan hewani maupun nabati. Sebagai
media reaksi yang menstabilkan pembentukan berrpolimer dan sebagainya.
Sedangkan kadar air merupakan banyaknya air yang terkandung dalam
bahan pangan yang dinyatakan dalam persen. Kadar air juga salah satu
karakteristik yang sangat penting dalam bahan pangan,karena air dapat
mempengaruhi kenampakan tekstur dan cita rasa pada bahan pangan.
Kadar air dalam bahan pangan ikut menentukan kesegaran dan daya awet
bahan pangan tersebut. Kadar air yang tinggi menyebabkan mudahnya
bakteri,kapang,dan khamir untuk berkembang biak,sehingga akan terjadi
perubahan pada bahan pangan (Dwijosepputro,1994).
Kadar air merupakan banyaknya air yang terkandung dalam bahan
yang dinyatakan dalam persen. Kadar air juga merupakan satu
karakteristik yang sangat penting pada bahan pangan, karena air dapat
mempengaruhi penampakan, tekstur, dan citarasa pada bahan pangan.
Kadar air dalam bahan pangan ikut menentukan kesegaran dan daya awet
bahan pangan tersebut (Sandjaja 2009).
Kriteria ikatan air dalam aspek daya awet bahan pangan dapat
ditinjau dari kadar air, konsentrasi larutan, tekanan osmotik, kelembaban
relatif berimbang dan aktivitas air. Keberadaan air dalam bahan pangan
selalu dihubungkan dengan mutu bahan pangan dan sebagai pengukur
bagian bahan kering atau padatan. Air dalam bahan dapat digunakan
sebagai indeks kestabilan selama penyimpanan serta penentu mutu
organoleptik terutama rasa dan keempukan. Kandungan air dalam bahan
pangan akan berubah-ubah sesuai dengan lingkungannya, dan hal ini
sangat erat hubungannya dengan daya awet bahan pangan tersebut. Hal ini
1
2
2
3
BAB II
METODE
Mulai
3
4
Dihitung kadar air sample dengan melihat berat yang menghilang pada
penimbangan ke empat. Kemudian hitung RSD nya untuk melihat
apakah berat konstan atau tidak, jika tidak konstan maka sample perlu
diven dan ditimbang lagi sampai berat mencapai konstan.
Selesai
E. Metode Praktikum
Dalam praktikum analisa kadar air, pengujian dilakukan dengan
menggunakan metode thermogravimetri yaitu metode pengeringan dengan
menggunakan oven.
F. Pengolahan data
Pada praktikum analisis kadar air, ada dua rumus penghitungan yang
digunakan untuk mengolah data, yaitu penghitungan kadar air dan RSD.
1. Penghitungan kadar air
g 𝐵2 − 𝐵3
Kadar air ( )= 𝑥100%
100g 𝐵2 − 𝐵1
2. Penghitungan RSD
F. Analisa Data
Analisa data dalam praktikum analisis kadar air dilakukan dengan
membandingkan hasil kadar air pada kelompok lain yang menggunakan
sample yang sama, yaitu kacang merah serta membandingkannya dengan
kadar air yang tercantum dalam DKBM (Daftar Komposisi Bahan
Makanan).
5
6
BAB III
A. Hasil
1. Hasil penimbangan, penghitungan kadar air dan RSD
Tabel 3.1 Hasil Penimbangan, penghitungan kadar air dan RSD
Kel Bahan B1 B2 B3 (1) B3 (2) B3 (3) % Kadar Air
(gr) (gr) 1 2
1 KacangH 20,99 25,99 25,45 25,44 25,45 10,93% 10,89%
ijau (A)
KacangH 23,75 28,75 28,22 28,23 28,22 10,69% 10,64%
ijau (B)
2 KacangK 21,51 26,50 26,09 26,05 - 8,2% 9%
edelai
(A)
KacangK 27,47 32,47 32,04 32,02 - 8,5% 8,9%
edelai
(B)
3 Kacang 21,88 26,88 26,64 26,63 26,20 5,22 -
Tanah
(A)
Kacang 26,76 31,76 31,53 31,51 31,51 4,9 -
Tanah
(B)
4 Kacang 21,03 26,03 25,55 25,53 - 9,49% 9,91%
Merah
(A)
Kacang 28,32 33,32 32,85 32,82 - 9,53% 10,17%
Merah
(B)
5 KacangT 20,55 25,55 32,44 32,41 - 8,6% 9,25%
6
7
olo (A)
KacangT 27,88 32,88 25,12 25,09 - 8,51% 9,18%
olo (B)
6 KacangH 20,92 25.92 25,33 - - 11,63% -
ijau (A)
KacangH 20,20 25,20 24,61 - - 14,08% -
ijau (B)
7 KacangK 27,44 32,44 32,05 32,07 - 7,65% 7,45%
edelai
(A)
KacangK 21,63 26,63 26,25 26,26 - 7,59% 7,41%
edelai
(B)
8 Kacang 21,72 26.72 26,50 - - 4,26% -
Tanah
(A)
Kacang 19,21 24,23 24,01 - - 4,23% -
98
Tanah
(B)
9 Kacang 21,29 26,29 25,78 25,76 - 10,22 10,41%
Merah
(A)
Kacang 18,37 23,27 22,86 22,84 - 10,24 10,58%
Merah
(B)
10 KacangT 31,49 36,49 35,92 35,91 - 11,57% 11,58%
olo (A)
KacangT 25,80 30,80 30,22 30,22 - 11,58% 11,57%
olo (B)
7
8
= 10,24 %
𝐾𝑎𝑑𝑎𝑟 𝑎𝑖𝑟 𝑐𝑎𝑤𝑎𝑛 2−𝐾𝑎𝑑𝑎𝑟 𝑎𝑖𝑟 𝑐𝑎𝑤𝑎𝑛 1
3) RSD = 𝑋100%
𝑅𝑎𝑡𝑎−𝑟𝑎𝑡𝑎 𝑘𝑎𝑑𝑎𝑟 𝑎𝑖𝑟 𝑘𝑒𝑑𝑢𝑎 𝑐𝑎𝑤𝑎𝑛
10,24%−10,22%
= (10,24%+10,22%)/2 𝑋100%
= 0,195%
b. Pengeringan 2
1) Cawan A
g 𝐵2 − 𝐵3 (2)
Kadar air ( )= 𝑥100%
100g 𝐵2 − 𝐵1
26,2896 − 25,7589
= 𝑥100%
26,2896 − 21,2895
= 10,41 %
2) Cawan B
g 𝐵2 − 𝐵3 (2)
Kadar air ( ) = 𝑥100%
100g 𝐵2 − 𝐵1
23,2708−22,8417
= 23,2708−18,3708 𝑥100%
= 10,58 %
8
9
= 1,62%
B. Pembahasan
Air berfungsi sebagai pembawa zat-zat makanan dan sisa-sisa
metabolisme. Semua bahan makanan mengandung air dalam jumlah yang
berbeda-beda. Air dalam bahan makanan dapat mempengaruhi
penampakan, tekstur, serta cita rasa makanan tersebut. Air juga terdapat
dalam bahan makanan kering yang secara kasat mata tidak terlihat adanya
air, seperti tepung-tepungan dan biji-bijian dalam jumlah tertentu. Air
dapat berupa komponen intrasel, dan/atau ekstrasel dalam sayuran dan
produk hewani, sebagai medium pendispersi atau pelarut dalam berbagai
produk, sebagai fase terdispersi dalam beberapa produk yang diemulsi
seperti mentega dan margarine, dan sebagai komponen tambahan dalam
makanan lain (Sandjaja 2009).
Air tidak dapat diproduksi oleh tubuh, karena itu air disebut sebagai
zat gizi esensial. Air sesungguhnya juga merupakan zat gizi, karena
memenuhi persyaratan sebagai zat gizi yaitu zat yang diperlukan tubuh
terutama untuk mengatur proses kehidupan. Pemenuhan kebutuhan air
bagi tubuh manusia pada umumnya berasal dari minuman, sebagian lagi
berasal dari makanan dan dari air hasil metabolisme karbohidrat, lemak,
dan protein di dalam tubuh dalam jumlah yang sedikit. Karenanya, kadar
air dalam suatu bahan pangan penting untuk diteliti agar dapat ditinjau
besarnya kadar air yang terkandung dalam bahan pangan tersebut
(Sandjaja 2009).
Kadar air merupakan banyaknya air yang terkandung dalam bahan
yang dinyatakan dalam persen. Kadar air juga merupakan satu
karakteristik yang sangat penting pada bahan pangan, karena air dapat
mempengaruhi penampakan, tekstur, dan citarasa pada bahan pangan.
Kadar air dalam bahan pangan ikut menentukan kesegaran dan daya awet
bahan pangan tersebut (Sandjaja 2009).
9
10
Penentuan kadar air dapat dilakukan dengan beberapa cara. Hal ini
tergantung pada sifat bahannya. Pada umumnya penentuan kadar air
dilakukan dengan mengeringkan bahan dalam oven pada suhu 105-110ºC
selama 3 jam atau sampai didapat berat yang konstan.Selisih berat sebelum
dan sesudah pengeringan adalah banyaknya air yang diuapkan
(Winarno,2004).
Pada praktikum ini, kadar air diperoleh dengan menggunakan metode
thermogravimetri. Prinsip metode penetapan kadar air dengan oven atau
thermogravitimetri yaitu mengupakan air yang ada dalam bahan dengan
jalan pemanasan. Penimbangan bahan dengan berat konstan yang berarti
semua air sudah diuapkan dam cara ini relatif mudah dan murah.
Percepatan penguapan air serta menghindari terjadinya reaksi yang lain
karena pemanasan maka dapat dilakukan pemanasan dengan suhu rendah
atau vakum. Namun, terdapat kelemahan cara analisa kadar air dengan
cara pengeringan, yaitu bahan lain selain air juga ikut menguap dan ikut
hilang misalnya alkohol, asam asetat,minyak atsiri. Kelemahan lain yaitu
dapat terjadi reaksi selama pemanasan yang menghasilkan air atau zat
mudah menguap lainya, dan juga bahan yang mengandung zat pengikat air
akan sulit melepaskan airnya walaupun sudah dipanaskan
(Sudarmadji,2010).
Proses analisa kadar air pada praktikum ini diawali dengan melakukan
pemanasan terhadap cawan kosong selama satu jam, kemudian
didinginkan dengan desikator dan ditimbang. Setelah itu dilakukan
penimbangan sample sebanyak 5g kedalam cawan dan dilakukan
pemanasan selama ±3 jam. Setelah dipanaskan, cawan yang berisi sample
didinginkan dalam desikator dan ditimbang. Kadar air dihitung
berdasarkan kehilangan berat sample saat sebelum dan sesudah
pengeringan. Pengeringan dilakukan secara berulang sampai berat sample
mencapai konstan. (Widajanti,2015)
Berdasarkan hasil yang telah diperoleh, kadar air kacang merah pada
kelompok empat dan kelompok sembilan menunjukan perbedaan. Hasil
yang didapat menunjukan bahwa kadar air kacang merah pada kelompok
10
11
11
12
RSD, jika diperoleh hasil lebih dari 3% maka pengovenan harus diulang
sampai berat konstan. Namun hasil RSD juga dipengaruhi oleh ketepatan
perlakuan sample.Suatu bahan yang telah mengalami pengeringan lebih
bersifat hidroskopis daripada bahan asalnya. Oleh karena itu selama
pendinginan sebelum penimbangan, bahan telah ditempatkan dalam
ruangan tertutup kering misalnya dalam eksikator atau desikator yang telah
diberi zat penyerap air. Penyearapan air atau uap ini dapat menggunakan
kapur aktif, asam sulfat, silica gel, klorida, kalium hidroksid, kalium sulfat
atau bariumoksida (Sudarmadji, 2010).
12
13
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Metode yang digunakan pada praktikum analisa kadar air ini adalah
dengan metode pengovenan atau thermogravimetri, yaitu dengan
pemanasan dan kadar air dihitung berdasarkan selisih berat sample
sebelum pengovenan dan sesudah pengovenan.
2. Berdasarkan hasil yang telah diperoleh, kadar air kacang merah pada
kelompok empat dan kelompok sembilan menunjukan perbedaan. Hasil
yang didapat menunjukan bahwa kadar air kacang merah pada
kelompok sembilan sedikit lebih banyak dibandingkan dengan kadar air
kacang merah pada kelompok empat yang dapat disebabkan karena
jenis dan kualitas kacang merah yang dipakai oleh kedua kelompok
berbeda.
3. Jika dibandingkan dengan DKBM, kadar air pada kedua kelompok
menunjukan perbedaan. Pada DKBM, kadar air kacang merah adalah
13% sementara pada kelompok empat dan sembilan masing-masing ±9
dan ±10.Beberapa faktor dapat menjadi penyebab, salah satunya adalah
perbedaan komoditi yang dicoba.
4. Kadar air yang dihasilkan, kadar air pada pengeringan pertama
meningkat pada pengeringan yang kedua, hal tersebut terjadi pada
kedua kelompok.Adanya peningkatan tersebut dapat diakibatkan oleh
adanya reaksi selama pemanasan yang menghasilkan air atau zat mudah
menguap lainya, dan juga bahan yang mengandung zat pengikat air
akan sulit melepaskan airnya walaupun sudah dipanaskan.
B. Saran
Dalam melakukan praktikum analisa kadar air diharapkan
mahasiswa betul-betul memahami dengan benar cara kerja analisa kadar
air dengan pengovenan. Karena dalam melakukan analisa kadar air
diperlukan ketelitian dan pemahaman, sehingga kadar air dapat mencapai
konstan dan tidak terjadi bias dalam pengukuran.
13
14
DAFTAR PUSTAKA
14
15
LAMPIRAN
15