Anda di halaman 1dari 22

LAPORAN PRAKTIKUM

ANALISIS ZAT GIZI

TOPIK PRAKTIKUM : ANALISA KADAR AIR

Oleh :

TRIFANY ARLITA P 25010112120059

KELOMPOK 9/SEMESTER 6/ TAHUN 2015

LABORATORIUM GIZI

BAGIAN GIZI KESEHATAN MASYARAKAT

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS DIPONEGORO

TAHUN 2015
ii

HALAMAN PENGESAHAN

1. Judul : Praktikum Analisa Kadar Air

2. Penyusun

Nama/NIM : Trifany Arlita P/25010112120059

Kelompok/Semester/Tahun : Kelompok 10/ VI / 2015

3. Laboratorium/Bagian : Laboratorium terpadu gizi /Bagian gizi.

4. Nama Mata Kuliah/sks : Analisis Zat Gizi / 3sks

5. Lokasi Kegiatan : Laboratorium Gizi FKM Undip


6. Waktu Kegiatan : 22 Mei 2015

Sudah diperiksa isi materi keilmuan dan disetujui.

Semarang, 15 Mei 2015

Kepala Laboratorium Bagian Gizi Dosen Pembimbing/Penguji


Laboratorium Kesmas
FKM UNDIP

DR.M. Zen Rahfiludin, SKM.,M.Kes Dina, RP,STP, M.Gizi


NIP. 197204201997021001 NIP. 198206252005012001

Menyetujui,
Kepala Laboratorium Terpadu FKM UNDIP

Ir. Laksmi Widajanti, M.Si


NIP. 196608131992032003

ii
iii

PRAKATA PENULIS
Bismillahirrahmaanirrahiim

Assalamu’alaikum wr. wb.

Puji Syukur Penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT sehingga atas Rahmah
dan Hidayah-Nya, maka Laporan Analisis Zat Gizi dapat diselesaikan dengan
baik. Laporam ini disusun oleh Penulis guna keperluan pelaksanaan Mata Kuliah
Analisis Zat Gizi dengan Praktikum Analisa Kadar Air (3 sks) di Laboratorium
Gizi Bagian Gizi Kesehatan Masyarakat Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Diponegoro.
Akhirnya Penulis berharap agar Laporan Praktikum Analisis Zat Gizi ini
dapat bermanfaat bagi pengembangan kompetensi dan keilmuan.
Wassalamu’alaikum wr. wb.

Semarang, 28 Mei 2015

Penulis

iii
iv

DAFTAR ISI

Halaman Judul................................................................................................ i
Halaman Pengesahan ..................................................................................... ii
Prakata Penulis ............................................................................................... iii
Daftar Isi......................................................................................................... iv
Daftar Tabel ................................................................................................... v
Daftar Gambar ................................................................................................ vi
Daftar Lampiran ............................................................................................. vii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .................................................................................. 1
B. Tujuan ............................................................................................... 2
C. Manfaat ............................................................................................. 2
BAB II METODE
A. Waktu dan Tempat ............................................................................ 3
B. Alat dan Bahan .................................................................................. 3
C. Sampling ........................................................................................... 3
D. Skema Kerja ...................................................................................... 3
E. Metode Praktikum ............................................................................. 5
F. Pengolahan Data ............................................................................... 5
G. Analisis Data ..................................................................................... 5
BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil .................................................................................................. 6
B. Pembahasan....................................................................................... 10
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan ....................................................................................... 13
B. Saran ................................................................................................. 13
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 14
LAMPIRAN ................................................................................................... 15

iv
v

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1.1 Hasil Pengukuran Kadar Air ................................................. 7

v
vi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Skema Kerja Praktikum Analisa Kadar Air ......................... 3


Gambar 1 Pengambilan Sample dalam Desikator .................................... 15
Gambar 2 Penimbangan sample ............................................................... 15
Gambar 3 Sample yang Ditimbang .......................................................... 15
Gambar 4 Pengovenan Sample ................................................................ 15

vi
vii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 dokumentasi praktikum analisa kadar air ................................... 15

vii
1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Air merupakan kandungan penting dalam bahan pangan termasuk
makanan,semua bahan makanan mengandung air dalam jumlah yang
berbeda-beda baik itu bahan makanan hewani maupun nabati. Sebagai
media reaksi yang menstabilkan pembentukan berrpolimer dan sebagainya.
Sedangkan kadar air merupakan banyaknya air yang terkandung dalam
bahan pangan yang dinyatakan dalam persen. Kadar air juga salah satu
karakteristik yang sangat penting dalam bahan pangan,karena air dapat
mempengaruhi kenampakan tekstur dan cita rasa pada bahan pangan.
Kadar air dalam bahan pangan ikut menentukan kesegaran dan daya awet
bahan pangan tersebut. Kadar air yang tinggi menyebabkan mudahnya
bakteri,kapang,dan khamir untuk berkembang biak,sehingga akan terjadi
perubahan pada bahan pangan (Dwijosepputro,1994).
Kadar air merupakan banyaknya air yang terkandung dalam bahan
yang dinyatakan dalam persen. Kadar air juga merupakan satu
karakteristik yang sangat penting pada bahan pangan, karena air dapat
mempengaruhi penampakan, tekstur, dan citarasa pada bahan pangan.
Kadar air dalam bahan pangan ikut menentukan kesegaran dan daya awet
bahan pangan tersebut (Sandjaja 2009).
Kriteria ikatan air dalam aspek daya awet bahan pangan dapat
ditinjau dari kadar air, konsentrasi larutan, tekanan osmotik, kelembaban
relatif berimbang dan aktivitas air. Keberadaan air dalam bahan pangan
selalu dihubungkan dengan mutu bahan pangan dan sebagai pengukur
bagian bahan kering atau padatan. Air dalam bahan dapat digunakan
sebagai indeks kestabilan selama penyimpanan serta penentu mutu
organoleptik terutama rasa dan keempukan. Kandungan air dalam bahan
pangan akan berubah-ubah sesuai dengan lingkungannya, dan hal ini
sangat erat hubungannya dengan daya awet bahan pangan tersebut. Hal ini

1
2

merupakan pertimbangan utama dalam pengolahan dan pengelolaan pasca


olah bahan pangan (Purnomo,1995).
Oleh sebab itu analisis kadar air dalam bahan pangan sangat penting
dilakukan baik pada bahan pangan kering maupun pada bahan pangan
segar. Pada bahan pangan kering, kadar air sering dihubungkan dengan
indeks kestabilan khususnya saat penyimpanan. Bahan pangan kering
menjadi awet karena kadar airnya dikurangi sampai batas tertentu. Pada
pangan segar, kadar air bahan pangan erat hubunganya dengan mutu
organoleptiknya (Qurota, 2014).
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mahasiswa mampu menganalisis kadar air pada bahan makanan
secara baik dan benar sesuai prosedur dan petunjuk pengukuran.
2. Tujuan Khusus
Mahasiswa mampu melakukan preparasi sampel, melakukan
penimbangan, pengovenan dan menghitung kadar air yang dianalisis.
C. Manfaat
1. Mahasiswa tahu cara menganalisis kadar air secara benar sesuai
prosedur pengukuran.
2. Mahasiswa dapat mempraktekkan analisis kadar air secara tepat dan
benar sesuai petunjuk pengukuran.
3. Mahasiswa dapat menganalisis kadar air yang diperoleh dari
pengukuran.

2
3

BAB II

METODE

A. Waktu dan Tempat


1. Waktu praktikum : Jumat, 22 Mei 2015 Pukul 09.00 WIB
2. Tempat praktikum : Laboratorium Gizi FKM Undip
B. Alat dan Bahan
1. Alat
a. Cawan Porselen
b. Timbangan Analitik
c. Oven
d. Desikator
e. Blender
f. Plastik bening
2. Bahan
Kacang merah yang sudah dihaluskan
C. Sampling
Dalam praktikum ini sample ditentukan dengan menggunakan metode
quartering atau metode perempatan karena sample merupakan bahan
kering. Dari 1 kg kacang merah didapatkan sample sebanyak 17 g. Cara
pengambilan sample dapat dilihat pada gambar dibawah ini.
D. Skema Kerja

Mulai

Diberikan kode sample pada bagian bawah


cawan porselen menggunakan pensil

Dimasukan kedalam oven bersuhu 105ºC


selama satu jam

Dimasukan kedalam desikator selama 15


menit

3
4

Ditimbang bobot cawan porselen, dicatat


bobotnya

Ditimbang sample kacang merah yang sudah


dihaluskan sebanyak 5g. Penimbangan dilakukan
sebanyak dua kali., masing-masing 5g pada cawan
pertama dan 5g pada cawan kedua

Dimasukkan kedalam oven selama ± 3 jam


pada suhu 105ºC

Dikeluarkan cawan dari oven dan dimasukkan


kedalam desikator selama 15 menit

Ditimbang cawan porselen beserta sample


yang dioven

Dihitung kadar air sample dengan melihat berat


yang menghilang pada penimbangan ke tiga.

Dimasukkan kembali sample kedalam


oven selama ± 3 jam pada suhu 105ºC

Dikeluarkan cawan dari oven dan dimasukkan


kedalam desikator selama 15 menit

Ditimbang cawan porselen beserta sample


yang dioven

Dihitung kadar air sample dengan melihat berat yang menghilang pada
penimbangan ke empat. Kemudian hitung RSD nya untuk melihat
apakah berat konstan atau tidak, jika tidak konstan maka sample perlu
diven dan ditimbang lagi sampai berat mencapai konstan.

Selesai

Gambar 2.1 Analisa Kadar Air


4
5

E. Metode Praktikum
Dalam praktikum analisa kadar air, pengujian dilakukan dengan
menggunakan metode thermogravimetri yaitu metode pengeringan dengan
menggunakan oven.
F. Pengolahan data
Pada praktikum analisis kadar air, ada dua rumus penghitungan yang
digunakan untuk mengolah data, yaitu penghitungan kadar air dan RSD.
1. Penghitungan kadar air

g 𝐵2 − 𝐵3
Kadar air ( )= 𝑥100%
100g 𝐵2 − 𝐵1

2. Penghitungan RSD

𝐾𝑎𝑑𝑎𝑟 𝑎𝑖𝑟 𝑐𝑎𝑤𝑎𝑛 2 − 𝐾𝑎𝑑𝑎𝑟 𝑎𝑖𝑟 𝑐𝑎𝑤𝑎𝑛 1


RSD = 𝑋100%
𝑅𝑎𝑡𝑎 − 𝑟𝑎𝑡𝑎 𝑘𝑎𝑑𝑎𝑟 𝑎𝑖𝑟 𝑘𝑒𝑑𝑢𝑎 𝑐𝑎𝑤𝑎𝑛

F. Analisa Data
Analisa data dalam praktikum analisis kadar air dilakukan dengan
membandingkan hasil kadar air pada kelompok lain yang menggunakan
sample yang sama, yaitu kacang merah serta membandingkannya dengan
kadar air yang tercantum dalam DKBM (Daftar Komposisi Bahan
Makanan).

5
6

BAB III

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil
1. Hasil penimbangan, penghitungan kadar air dan RSD
Tabel 3.1 Hasil Penimbangan, penghitungan kadar air dan RSD
Kel Bahan B1 B2 B3 (1) B3 (2) B3 (3) % Kadar Air
(gr) (gr) 1 2
1 KacangH 20,99 25,99 25,45 25,44 25,45 10,93% 10,89%
ijau (A)
KacangH 23,75 28,75 28,22 28,23 28,22 10,69% 10,64%
ijau (B)
2 KacangK 21,51 26,50 26,09 26,05 - 8,2% 9%
edelai
(A)
KacangK 27,47 32,47 32,04 32,02 - 8,5% 8,9%
edelai
(B)
3 Kacang 21,88 26,88 26,64 26,63 26,20 5,22 -
Tanah
(A)
Kacang 26,76 31,76 31,53 31,51 31,51 4,9 -
Tanah
(B)
4 Kacang 21,03 26,03 25,55 25,53 - 9,49% 9,91%
Merah
(A)
Kacang 28,32 33,32 32,85 32,82 - 9,53% 10,17%
Merah
(B)
5 KacangT 20,55 25,55 32,44 32,41 - 8,6% 9,25%

6
7

olo (A)
KacangT 27,88 32,88 25,12 25,09 - 8,51% 9,18%
olo (B)
6 KacangH 20,92 25.92 25,33 - - 11,63% -
ijau (A)
KacangH 20,20 25,20 24,61 - - 14,08% -
ijau (B)
7 KacangK 27,44 32,44 32,05 32,07 - 7,65% 7,45%
edelai
(A)
KacangK 21,63 26,63 26,25 26,26 - 7,59% 7,41%
edelai
(B)
8 Kacang 21,72 26.72 26,50 - - 4,26% -
Tanah
(A)
Kacang 19,21 24,23 24,01 - - 4,23% -
98
Tanah
(B)
9 Kacang 21,29 26,29 25,78 25,76 - 10,22 10,41%
Merah
(A)
Kacang 18,37 23,27 22,86 22,84 - 10,24 10,58%
Merah
(B)
10 KacangT 31,49 36,49 35,92 35,91 - 11,57% 11,58%
olo (A)
KacangT 25,80 30,80 30,22 30,22 - 11,58% 11,57%
olo (B)

7
8

2. Penghitungan Kadar Air Kacang Merah Kelompok 9


B1 Cawan A = 21,2895 g B3(1) Cawan A = 25,7784 g
B1 Cawan B = 18,3708 g B3(1) Cawan B = 22,8588 g
B2 Cawan A = 26,2896 g B3(2) Cawan A = 25,7589 g
B2 Cawan B = 23,2708 g B3(2) Cawan B = 22,8417 g
a. Pengeringan 1
1) Cawan A
g 𝐵2 − 𝐵3 (1)
Kadar air ( )= 𝑥100%
100g 𝐵2 − 𝐵1
26,2896 − 25,7784
= 𝑥100%
26,2896 − 21,2895
= 10,22 %
2) Cawan B
g 𝐵2 − 𝐵3 (1)
Kadar air ( ) = 𝑥100%
100g 𝐵2 − 𝐵1
23,2708−22,8588
= 23,2708−18,3708 𝑥100%

= 10,24 %
𝐾𝑎𝑑𝑎𝑟 𝑎𝑖𝑟 𝑐𝑎𝑤𝑎𝑛 2−𝐾𝑎𝑑𝑎𝑟 𝑎𝑖𝑟 𝑐𝑎𝑤𝑎𝑛 1
3) RSD = 𝑋100%
𝑅𝑎𝑡𝑎−𝑟𝑎𝑡𝑎 𝑘𝑎𝑑𝑎𝑟 𝑎𝑖𝑟 𝑘𝑒𝑑𝑢𝑎 𝑐𝑎𝑤𝑎𝑛
10,24%−10,22%
= (10,24%+10,22%)/2 𝑋100%

= 0,195%
b. Pengeringan 2
1) Cawan A
g 𝐵2 − 𝐵3 (2)
Kadar air ( )= 𝑥100%
100g 𝐵2 − 𝐵1
26,2896 − 25,7589
= 𝑥100%
26,2896 − 21,2895
= 10,41 %
2) Cawan B
g 𝐵2 − 𝐵3 (2)
Kadar air ( ) = 𝑥100%
100g 𝐵2 − 𝐵1
23,2708−22,8417
= 23,2708−18,3708 𝑥100%

= 10,58 %

8
9

𝐾𝑎𝑑𝑎𝑟 𝑎𝑖𝑟 𝑐𝑎𝑤𝑎𝑛 2−𝐾𝑎𝑑𝑎𝑟 𝑎𝑖𝑟 𝑐𝑎𝑤𝑎𝑛 1


3) RSD = 𝑋100%
𝑅𝑎𝑡𝑎−𝑟𝑎𝑡𝑎 𝑘𝑎𝑑𝑎𝑟 𝑎𝑖𝑟 𝑘𝑒𝑑𝑢𝑎 𝑐𝑎𝑤𝑎𝑛
10,58%−10,41%
= (10,58%+10,41%)/2 𝑋100%

= 1,62%
B. Pembahasan
Air berfungsi sebagai pembawa zat-zat makanan dan sisa-sisa
metabolisme. Semua bahan makanan mengandung air dalam jumlah yang
berbeda-beda. Air dalam bahan makanan dapat mempengaruhi
penampakan, tekstur, serta cita rasa makanan tersebut. Air juga terdapat
dalam bahan makanan kering yang secara kasat mata tidak terlihat adanya
air, seperti tepung-tepungan dan biji-bijian dalam jumlah tertentu. Air
dapat berupa komponen intrasel, dan/atau ekstrasel dalam sayuran dan
produk hewani, sebagai medium pendispersi atau pelarut dalam berbagai
produk, sebagai fase terdispersi dalam beberapa produk yang diemulsi
seperti mentega dan margarine, dan sebagai komponen tambahan dalam
makanan lain (Sandjaja 2009).
Air tidak dapat diproduksi oleh tubuh, karena itu air disebut sebagai
zat gizi esensial. Air sesungguhnya juga merupakan zat gizi, karena
memenuhi persyaratan sebagai zat gizi yaitu zat yang diperlukan tubuh
terutama untuk mengatur proses kehidupan. Pemenuhan kebutuhan air
bagi tubuh manusia pada umumnya berasal dari minuman, sebagian lagi
berasal dari makanan dan dari air hasil metabolisme karbohidrat, lemak,
dan protein di dalam tubuh dalam jumlah yang sedikit. Karenanya, kadar
air dalam suatu bahan pangan penting untuk diteliti agar dapat ditinjau
besarnya kadar air yang terkandung dalam bahan pangan tersebut
(Sandjaja 2009).
Kadar air merupakan banyaknya air yang terkandung dalam bahan
yang dinyatakan dalam persen. Kadar air juga merupakan satu
karakteristik yang sangat penting pada bahan pangan, karena air dapat
mempengaruhi penampakan, tekstur, dan citarasa pada bahan pangan.
Kadar air dalam bahan pangan ikut menentukan kesegaran dan daya awet
bahan pangan tersebut (Sandjaja 2009).

9
10

Penentuan kadar air dapat dilakukan dengan beberapa cara. Hal ini
tergantung pada sifat bahannya. Pada umumnya penentuan kadar air
dilakukan dengan mengeringkan bahan dalam oven pada suhu 105-110ºC
selama 3 jam atau sampai didapat berat yang konstan.Selisih berat sebelum
dan sesudah pengeringan adalah banyaknya air yang diuapkan
(Winarno,2004).
Pada praktikum ini, kadar air diperoleh dengan menggunakan metode
thermogravimetri. Prinsip metode penetapan kadar air dengan oven atau
thermogravitimetri yaitu mengupakan air yang ada dalam bahan dengan
jalan pemanasan. Penimbangan bahan dengan berat konstan yang berarti
semua air sudah diuapkan dam cara ini relatif mudah dan murah.
Percepatan penguapan air serta menghindari terjadinya reaksi yang lain
karena pemanasan maka dapat dilakukan pemanasan dengan suhu rendah
atau vakum. Namun, terdapat kelemahan cara analisa kadar air dengan
cara pengeringan, yaitu bahan lain selain air juga ikut menguap dan ikut
hilang misalnya alkohol, asam asetat,minyak atsiri. Kelemahan lain yaitu
dapat terjadi reaksi selama pemanasan yang menghasilkan air atau zat
mudah menguap lainya, dan juga bahan yang mengandung zat pengikat air
akan sulit melepaskan airnya walaupun sudah dipanaskan
(Sudarmadji,2010).
Proses analisa kadar air pada praktikum ini diawali dengan melakukan
pemanasan terhadap cawan kosong selama satu jam, kemudian
didinginkan dengan desikator dan ditimbang. Setelah itu dilakukan
penimbangan sample sebanyak 5g kedalam cawan dan dilakukan
pemanasan selama ±3 jam. Setelah dipanaskan, cawan yang berisi sample
didinginkan dalam desikator dan ditimbang. Kadar air dihitung
berdasarkan kehilangan berat sample saat sebelum dan sesudah
pengeringan. Pengeringan dilakukan secara berulang sampai berat sample
mencapai konstan. (Widajanti,2015)
Berdasarkan hasil yang telah diperoleh, kadar air kacang merah pada
kelompok empat dan kelompok sembilan menunjukan perbedaan. Hasil
yang didapat menunjukan bahwa kadar air kacang merah pada kelompok

10
11

sembilan sedikit lebih banyak dibandingkan dengan kadar air kacang


merah pada kelompok empat. Selain itu, jika dibandingkan dengan
DKBM, kadar air pada kedua kelompok menunjukan perbedaan. Pada
DKBM, kadar air kacang merah adalah 13% sementara pada kelompok
empat dan sembilan masing-masing ±9 dan ±10 (Depkes,2005).
Data komposisi bahan makanan mengeluarkan data yang berbeda
dengan hasil pengamatan, begitu pula hasil pengamatan yang satu dengan
yang lainnya. Beberapa faktor dapat menjadi penyebab, salah satunya
adalah perbedaan komoditi yang dicoba (Haryono,et al, 2003).
Selain itu jika dilihat kadar air yang dihasilkan, kadar air pada
pengeringan pertama meningkat pada pengeringan yang kedua, hal
tersebut terjadi pada kedua kelompok. Padahal ketika dilakukan
pengeringan untuk kedua kalinya, seharusnya kadar air menurun karena air
telah diuapkan. Adanya peningkatan tersebut dapat diakibatkan oleh
adanya reaksi selama pemanasan yang menghasilkan air atau zat mudah
menguap lainya, dan juga bahan yang mengandung zat pengikat air akan
sulit melepaskan airnya walaupun sudah dipanaskan (Haryono, et al, 2003)
Faktor lain yang dapat menyebabkan bias pada penentuan kadar air
adalah fakta bahwa analisis kadar air dengan metode oven didasarkan atas
berat yang hilang, oleh karena itu sampel seharusnya mempunyai
kestabilan panas yang tinggi dan tidak mengandung komponen yang
mudah menguap. Beberapa faktor yang dapat memengaruhi analisis air
metode oven diantaranya adalah yang berhubungan dengan penimbangan
sampel, kondisi oven, pengeringan sampel, dan perlakuan setelah
pengeringan. Faktor-faktor yang berkaitan dengan kondisi oven seperti
suhu, gradien suhu, kecepatan aliran dan kelembaban udara adalah faktor-
faktor yang sangat penting diperhatikan dalam metode pengeringan dengan
oven (Andarwulan,2011).
Penghitungan RSD dilakukan untuk menentukan konstan tidaknya
suatu penimbangan setelah diberikan perlakuan. RSD kadar air kacang
merah pada kelompok sembilan, yang digunakan adalah RSD yang kedua
yaitu 1,62% sebab pengovenan dilakukan dua kali. Pada penghitungan

11
12

RSD, jika diperoleh hasil lebih dari 3% maka pengovenan harus diulang
sampai berat konstan. Namun hasil RSD juga dipengaruhi oleh ketepatan
perlakuan sample.Suatu bahan yang telah mengalami pengeringan lebih
bersifat hidroskopis daripada bahan asalnya. Oleh karena itu selama
pendinginan sebelum penimbangan, bahan telah ditempatkan dalam
ruangan tertutup kering misalnya dalam eksikator atau desikator yang telah
diberi zat penyerap air. Penyearapan air atau uap ini dapat menggunakan
kapur aktif, asam sulfat, silica gel, klorida, kalium hidroksid, kalium sulfat
atau bariumoksida (Sudarmadji, 2010).

12
13

BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Metode yang digunakan pada praktikum analisa kadar air ini adalah
dengan metode pengovenan atau thermogravimetri, yaitu dengan
pemanasan dan kadar air dihitung berdasarkan selisih berat sample
sebelum pengovenan dan sesudah pengovenan.
2. Berdasarkan hasil yang telah diperoleh, kadar air kacang merah pada
kelompok empat dan kelompok sembilan menunjukan perbedaan. Hasil
yang didapat menunjukan bahwa kadar air kacang merah pada
kelompok sembilan sedikit lebih banyak dibandingkan dengan kadar air
kacang merah pada kelompok empat yang dapat disebabkan karena
jenis dan kualitas kacang merah yang dipakai oleh kedua kelompok
berbeda.
3. Jika dibandingkan dengan DKBM, kadar air pada kedua kelompok
menunjukan perbedaan. Pada DKBM, kadar air kacang merah adalah
13% sementara pada kelompok empat dan sembilan masing-masing ±9
dan ±10.Beberapa faktor dapat menjadi penyebab, salah satunya adalah
perbedaan komoditi yang dicoba.
4. Kadar air yang dihasilkan, kadar air pada pengeringan pertama
meningkat pada pengeringan yang kedua, hal tersebut terjadi pada
kedua kelompok.Adanya peningkatan tersebut dapat diakibatkan oleh
adanya reaksi selama pemanasan yang menghasilkan air atau zat mudah
menguap lainya, dan juga bahan yang mengandung zat pengikat air
akan sulit melepaskan airnya walaupun sudah dipanaskan.
B. Saran
Dalam melakukan praktikum analisa kadar air diharapkan
mahasiswa betul-betul memahami dengan benar cara kerja analisa kadar
air dengan pengovenan. Karena dalam melakukan analisa kadar air
diperlukan ketelitian dan pemahaman, sehingga kadar air dapat mencapai
konstan dan tidak terjadi bias dalam pengukuran.

13
14

DAFTAR PUSTAKA

Andarwulan,Nuri ,dkk. 2011. Analisis Pangan. Dian Rakyat. Jakarta.


Direktorat Gizi Departemen Kesehatan RI (2005). DKBM.
Dwidjoseputro, D. 1994. Dasar-Dasar Mikrobiologi. Djambatan, Jakarta.
Haryono, dkk. 2003. Analisis Bahan Makanan dan Pertanian. Yogyakarta :
Penerbit Liberty Yogyakarta Bekerja Sama dengan Pusat antar Universitas
Gadjah Mada dan Gizi Universitas Gadjah Mada
Purnomo, H. 1995. Aktifitas Air dan Peranannya dalam Pengawetan Pangan.
UI-Press, Jakarta
Qurota, Hilma. 2014. Laporan Praktikum Analisis Pangan.Universitas Jendral
Soedirman : Purwokerto
Sandjaja,dkk.2009. Kamus Gizi. Jakarta, PT Kompas Media Nusantara.
Sudarmadji,Slamet dkk. 2010. Analisa Bahan Makanan dan Pertanian. Liberty
Yogyakarta. Yogyakarta
Widajanti, Laksmi., Pangestuti Dina Rahayuning., Sulistyawati. 2015. Petunjuk
Praktikum Analisis Zat Gizi Edisi Kedua. Laboratorium Terpadu
Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Diponegoro: Semarang.
Winarno,F.G. 2004. Kimia Pangan dan Gizi. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta

14
15

LAMPIRAN

Lampiran 1 Dokumentasi Praktikum Analisis Kadar Air

Gambar 1 Pengambilan sample Gambar 2 Penimbangan Sample


pada desikator

Gambar 3 Sampel yang Gambar 4 Pengovenan Sample


Ditimbang

15

Anda mungkin juga menyukai