Anda di halaman 1dari 5

Tugas Pelaporan Akuntansi Keuangan

Oleh :

HETTY SETIYANI

PROGRAM PROFESI AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

2013
PENDAPATAN DAN BEBAN

A. PENDAPATAN
1. Pengertian Pendapatan
Pendapatan adalah arus masuk bruto dari manfaat ekonomi yang timbul dari aktivitas
normal entitas selama suatu periode jika arus masuk tersebut mengakibatkan kenaikan
ekuitas, yang tidak berasal dari kontribusi penanam modal (PSAK 23 Paragraf 6).
2. Karakteristik Pendapatan
Ada beberapa karakteristik tertentu dari pendapatan yang menentukan atau membatasi
bahwa sejumlah rupiah yang masuk ke perusahaan merupakan pendapatan yang
berasal dari operasi perusahaan. Karakteristik ini dapat dilihat berdasarkan :
a. Sumber pendapatan
b. Produk dan kegiatan utama perusahaan
1. Produk perusahaan mungkin berupa barang ataupun dalam bentuk jasa.
2. Perusahaan tertentu mungkin sekali menghasilkan berbagai macam produk
baik berupa barang atau jasa atau keduanya yang sangat berlainan jenis
maupun arti pentingnya bagi perusahaan.
c. Jumlah rupiah pendapatan dan proses penandingan
3. Ruang Lingkup
Pendapatan timbul dari transaksi dan peristiwa ekonomi, seperti :
a. Penjualan Barang
Meliputi barang yang diproduksi perusahaan untuk dijual dan barang yang dibeli
untuk dijual kembali, seperti barang dagangan yang dibeli pengecer atau tanah dan
properti lain yang dibeli untuk dijual kembali.
b. Penjualan Jasa
Biasanya menyangkut pelaksanaan tugas yang secara kontraktual telah disepakati
untuk dilaksanakan selama suatu periode waktu yang disepakati oleh perusahaan.
Jasa tersebut dapat diserahkan selama satu atau lebih dari satu periode.
c. Penggunaan aset perusahaan oleh pihak lain menimbulkan pendapatan dalam
bentuk :
- Bunga, yaitu pembebanan untuk penggunaan kas dan setara kas atas jumlah
terutang kepada perusahaan.
- Royalti, yaitu pembebanan untuk penggunaan aset jangka panjang perusahaan
misalnya paten, merek dagang, hak cipta, dan piranti lunak komputer.
- Dividen, yaitu distribusi laba kepada pemegang investasi ekuitas sesuai
dengan proporsi mereka dan jenis modal tertentu.
- Perjanjian sewa.
- Pertumbuhan alami dari ternak dan hasil pertanian, dll.
4. Pengukuran Pendapatan
Pendapatan harus diukur dengan nilai wajar imbalan yang diterima atau yang dapat
diterima. Biasanya timbul dari transaksi persetujuan antara perusahaan dan pembeli atau
pengguna aset tersebut. Jumlahnya diukur dengan nilai wajar imbalan yang diterima atau
2
dapat diterima perusahaan dikurangi jumlah discount dan rabat volume yang
diperbolehkan perusahaan. Bila barang atau jasa dipertukarkan (barter) untuk barang atau
jasa dengan sifat dan nilai yang sama, maka tidak dianggap sebagai pendapatan, terkecuali
bila barang/jasa tidak serupa, maka mengakibatkan pendapatan.
5. Pengakuan Pendapatan
a. Pendapatan diakui berdasarkan dua kriteria :
- Pada saat direalisasi atau dapat direalisasi (terjadinya pertukaran dengan kas atau
klaim atas kas).
- Pada saat dihasilkan (penyelesaian atau penyelesaian yang sebenarnya dari proses
menghasilkan laba)
b. Pendapatan diakui bila besar kemungkinan manfaat ekonomi masa depan akan
mengalir ke perusahaan dan manfaat dapat diukur dengan andal.
c. Pendapatan dari penjualan barang diakui jika seluruh kondisi berikut dipenuhi :
- Entitas telah memindahkan risiko dan manfaat kepemilikan barang secara
signifikan kepada pembeli.
- Entitas tidak lagi melanjutkan pengelolaan yang biasanya terkait dengan
kepemilikan atas barang ataupun melakukan pengendalian efektif atas barang yang
dijual.
- Jumlah pendapatan tersebut dapat diukur dengan andal.
- Kemungkinan besar manfaat ekonomi yang terkait dengan transaksi tersebut akan
mengalir kepada entitas tersebut, dan
- Biaya yang terjadi atau akan terjadi sehubungan transaksi penjualan tersebut dapat
diukur dengan andal.
d. Pendapatan diakui hanya bila besar kemungkinan manfaat ekonomi sehubungan
dengan transaksi tersebut akan mengalir kepada perusahaan.
e. Bila suatu hasil transaksi yang meliputi penjualan jasa dapat diestimasi dengan andal,
pendapatan sehubungan dengan transaksi tersebut harus diakui dengan acuan pada
tingkat penyelesaian dari transaksi pada tanggal neraca dan hasil suatu transaksi dapat
diestimasi apabila seluruh kondisi berikut terpenuhi :
- Jumlah pendapatan dapat diukur dengan andal.
- Besar kemungkinan manfaat ekonomi sehubungan dengan transaksi tersebut akan
diperoleh perusahaan.
- Tingkat penyelesaian dari suatu transaksi pada tanggal neraca dapat diukur
dengan andal.
- Biaya yang terjadi untuk transaksi dan untuk menyelesaikan transaksi tersebut
dapat diukur dengan andal.
f. Pendapatan yang timbul dari penggunaan aset perusahaan oleh pihak lain yang
menghasilkan bunga, royalti, dan dividen harus diakui atas dasar :

3
- Bunga harus diakui atas dasar proporsi waktu yang memperhitungkan hasil efektif
aset tersebut.
- Royalti harus diakui atas dasar akrual sesuai dengan substansi perjanjian yang
relevan
- Dalam metode biaya atau cost method, dividen tunai harus diakui bila hak
pemegang saham untuk menerima pembayaran ditetapkan.

B. BEBAN
1. Pengertian Beban
Beban adalah penurunan manfaat ekonomi dalam bentuk arus keluar atau
berkurangnya aktiva atau terjadinya kewajiban yang mengakibatkan penurunan
ekuitas (selain penurunan karena distribusi kepada pemilik/penanam modal).
Beban adalah harga perolehan barang, jasa dan fasilitas yang digunakan untuk
menghasilkan pendapatan periode berjalan seperti harga pokok penjualan, beban dan
biaya operasi, beban di luar usaha, dan pos-pos luar biasa.
Dalam akuntansi, setiap expense (beban) adalah cost (biaya), namun tidak setiap
cost merupakan expense. Dengan demikian bilamana cost akan diakui atau berubah
sebagai expense, tergantung pada saat cost dapat dikaitkan atau dihubungkan dengan
manfaat sesuai prinsip “matching” (dapat saling ditandingkan) antara pengorbanan
dengan manfaat.
2. Teori Beban
a. Beban mencakup baik kerugian maupun beban yang timbul dalam pelaksanaan
aktivitas perusahaan yang biasa. Beban yang timbul dalam pelaksanaan aktivitas
yang biasa meliputi, misalnya beban pokok penjualan, gaji dan penyusutan. Beban
tersebut biasanya berbentuk arus keluar atau berkurangnya aset seperti kas dan
setara kas, persediaan dan aset tetap.
b. Beban diakui dalam laporan laba rugi kalau penurunan manfaat ekonomi masa
depan yang berkaitan dengan penurunan aset atau kenaikan kewajiban telah terjadi
bersamaan dengan pengakuan kenaikan kewajiban atau penurunan aset (misalnya,
akrual hak karyawan atau penyusutan aset tetap).
c. Beban diakui dalam laporan laba rugi atas dasar hubungan langsung antara biaya
yang timbul dan pos penghasilan tertentu yang diperoleh.
d. Beban dalam laporan laba rugi atas dasar prosedur alokasi yang rasional dan
sistematis. Hal ini sering diperlukan dalam pengakuan beban yang berkaitan
dengan penggunaan aset seperti aset tetap, goodwill, paten, dan merek dagang.
Dalam kasus semacam itu, beban itu disebut penyusutan atau amortisasi. Prosedur
alokasi ini dimaksudkan untuk mengakui beban dalam periode akuntansi yang
menikmati manfaat ekonomi aset yang bersangkutan.

4
e. Beban segera diakui dalam laporan laba rugi kalau pengeluaran tidak
menghasilkan manfaat ekonomi masa depan tidak memenuhi syarat, atau tidak
lagi memenuhi syarat, untuk diakui dalam neraca sebagai aset.
f. Beban juga diakui dalam laporan laba rugi pada saat timbul kewajiban tanpa
adanya pengakuan aset, seperti apabila timbul kewajiban akibat garansi produk.

Anda mungkin juga menyukai