Anda di halaman 1dari 7

Kepaniteraan Klinik FK UPH / Rumkital Marinir Cilandak Referat

MANFAAT VITAMIN C TOPIKAL DALAM


MENGHAMBAT PROSES PENUAAN PADA
KULIT WAJAH MANUSIA

REFERAT

Jovini Prima Utami

Departemen Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin

Kepaniteraan Klinik FK UPH / Rumkital Marinir Cilandak

Jl. Raya Cilandak KKO, Kelurahan Cilandak Timur, Kecamatan Pasar Minggu

Jakarta Selatan 12760

ABSTRAK

Vitamin C adalah antioksidan berpotensi yang dapat digunakan secara topikal dalam dermatologi

untuk mengobati dan mencegah perubahan-perubahan yang berkaitan dengan penuaan foto.

Vitamin C berperan dalam menetralisir efek sinar UV dan menstimulasi sintesis kolagen pada

kulit yang menua. Vitamin C juga dapat digunakan untuk mengobati hiperpigmentasi,

penyembuhan jaringan kulit, dan inflamasi.

Departemen Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin Page 1


Kepaniteraan Klinik FK UPH / Rumkital Marinir Cilandak Referat

ABSTRACT

Vitamin C is a potent antioxidant drug that can be used topically in dermatology to treat and

prevent changes associated with photoageing. Vitamin C has been shown to have antioxidant

effect against UV light contribution and its stimulation to collagen synthesis to a photoaged skin.

It can also be used for the treatment of hyperpigmentation, tissue healing, and inflammation.

PENDAHULUAN

Paparan sinar UV terhadap kulit yang kronis dapat mengakibatkan stress oksidatif pada kulit

yang memicu pada kelainan tonus kulit, kulit kasar, kering, kekuningan pada kulit, pigmentasi,

telangiektasia, dan keriput. Selain itu, sebuah fitur yang konsisten pada kulit yang menua adalah

menipisnya penghubung epidermal-dermal, yang dapat terlihat pada potongan histologi sebagai

hilangnya rete ridges dan hilangnya projeksi papilari. Vitamin C topikal berfungsi sebagai

antioksidan yang menetralisir efek buruk dari paparan sinar UV terhadap kulit. Vitamin C

memiliki potensi untuk meningkatkan densitas papila dermal, kemungkinan melalui mekanisme

angiogenesis. Vitamin C topikal kemungkinan memiliki efek terapi untuk koreksi parsial dari

perubahan struktur regresif yang berkaitan dengan proses penuaan kulit.

LATAR BELAKANG

Vitamin C merupakan salah satu antioksidan alami di alam. Kebanyakan tanaman dan hewan

dapat mensintesis Vitamin C in vivo dari glukosa . Manusia dan beberapa vertebrata lainnya

Departemen Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin Page 2


Kepaniteraan Klinik FK UPH / Rumkital Marinir Cilandak Referat

kekurangan enzim L - Glucono - gamma lakton oksidase yang diperlukan untuk mensintesis

Vitamin C secara in vivo, sehingga mereka harus memperolehnya dari sumber alami seperti buah

jeruk, sayuran berdaun hijau, stroberi, pepaya, dan brokoli. [2]

Asam L-Askorbat (LAA) adalah bentuk kimia aktif dari Vitamin C. Di alam, Vitamin C

ditemukan sebagai LAA dan asam D – askorbat, yang merupakan molekul isomer dan dapat

saling bertukar. [2] Namun, hanya LAA yang secara biologis aktif dan dengan demikian berguna

dalam praktek medis. Penyerapan Vitamin C dalam usus oleh mekanisme transpor aktif memiliki

suatu batas tertentu. Karena itulah, pemberian Vitamin C dalam dosis oral yang tinggi tidaklah

efektif. Selain itu, bioavailabilitas Vitamin C di kulit tidak memadai bila diberikan secara oral.

Oleh karena itu, penggunaan asam askorbat secara topikal lebih disukai dalam praktek

dermatologi. [6]

Vitamin C adalah antioksidan yang paling banyak pada kulit manusia. Vitamin C merupakan

bagian dari kelompok antioksidan kompleks enzimatik dan non-enzimatik yang secara

berdampingan melindungi kulit dari reactive oxygen species (ROS). Paparan kulit terhadap sinar

UV menghasilkan ROS. Radikal ini memiliki potensi untuk memulai rantai atau kaskade reaksi

yang merusak sel-sel. Efek berbahaya dari ROS terjadi dalam bentuk perubahan kimia langsung

pada DNA seluler, membran sel dan protein selular, termasuk kolagen. Antioksidan diperlukan

untuk menetralisir ROS yang terbentuk karena paparan sinar UV. Selain itu, paparan sinar UV

mengurangi ketersediaan Vitamin C di kulit. [5]

Departemen Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin Page 3


Kepaniteraan Klinik FK UPH / Rumkital Marinir Cilandak Referat

PEMBAHASAN

Kulit yang terpapar sinar UV akan menghasilkan ROS dan mengakibatkan photodamage.
[4]
Radikal-radikal ini memiliki potensi untuk memulai reaksi berantai yang merusak sel. Secara

mekanis, radiasi akan berinteraksi dengan asam trans-urokanik di kulit dan menghasilkan

oksigen singlet. Oksigen singlet dapat menghasilkan efek kaskade ROS. Efek ROS yang

merusak terjadi dalam bentuk alterasi kimia pada DNA selular, membran sel, serta protein

selular, termasuk kolagen, kemudian mengakibatkan kanker dan kelainan photoaging.[5]

Stres oksidatif juga memicu kejadian selular tertentu yang dimediasi oleh faktor-faktor

transkripsi seperti ROS upgrade transcription factor activator protien-1 (AP-1) yang

meningkatkan produksi matrix metalloprotienase (MMP), yang mengakibatkan kerusakan

kolagen. Stres oksidatif menginduksi transkripsi inti faktor kappa B (NFkB) yang berkontribusi

pada inflamasi dan penuaan kulit. [4]

Sinar UVA dengan dosis kecil yang berulang dapat mempenetrasi 30-40 kali lebih dalam ke

lapisan dermis dibanding sinar UVB, yang lebih sering menyerang lapisan epidermis. UVA

bermutasi dan menghancurkan kolagen, elastin, proteoglikan, dan struktur selular dermis lainnya.
[3]

Paparan sinar UV terhadap kulit yang kronis dapat mengakibatkan kelainan tonus kulit, kulit

kasar, kering, kekuningan pada kulit, pigmentasi, telangiektasia, dan keriput. Antioksidan

menetralisir ROS sebelum ROS menyebabkan perubahan oksidatif pada jaringan. Pada kulit,

antioksidan yang dominan adalah vitamin C. Derivat vitamin C yang stabil antara lain adalah

Departemen Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin Page 4


Kepaniteraan Klinik FK UPH / Rumkital Marinir Cilandak Referat

ascorbyl 6 palmitate, disodium isostearyl 2‑0 L‑ascorbyl phosphate (VCP‑IS‑Na), ascorbic

acid sulfate, tetraisopalmitoyl ascorbic acid, dan magnesium ascorbyl suflate. [2]

Pada kulit yang sudah sangat menua, papila tampak menghilang dan ikatan dengan epidermis

yang atrofi terlihat seperti garis lurus apabila dibandingkan dengan kulit yang lebih muda. Papila

dermis juga menipis seiring dengan hilangnya kapiler-kapiler. Korneosit pada kulit yang menua
[5]
menjadi lebih besar diakibatkan berkurangnya turn-over epidermal. Serupa dengan itu, sel-sel

pada lapisan granular menjadi lebih besar, yang menunjukkan lambatnya proses turn-over

epidermal pada kulit yang menua. [1]

Vitamin C dilaporkan telah membantu memperbaiki tampilan dari kulit dengan penuaan foto dan

meningkatkan sintesis fiber elastin dan kolagen. Pemakaian vitamin C secara topikal

mengembalikan struktur anatomi dari epidermal-dermal junction pada kulit dan menambah

jumlah kapiler nutrisi pada papila dermis dan jaringan epidermal. Hal ini menunjukkan bahwa

vitamin C membantu mengembalikan fungsi status normal dari epidermal-dermal junction. [1]

Selain itu, vitamin C diperlukan dalam biosintesis kolagen. Vitamin C mempengaruhi sintesis

kolagen secara kuantitatif, serta menstimulasi perubahan kualitatif pada molekul kolagen.

Vitamin C juga berperan sebagai kofaktor enzim prolysyl dan lysyl hydroxilase yang berperan

untuk menstabilkan dan mengikat molekul-molekul kolagen. Vitamin C juga mempengaruhi

sintesis kolagen dengan menstimulasi peroksidasi lipid. [8]

Produk dari proses tersebut, yaitu malondialdehyde, kemudian menstimulasi ekpresi gen

kolagen. Vitamin C juga secara langsung mengaktivasi transkripsi sintesis kolagen dan

[8]
menstabilkan mRNA prokolagen sehingga dapat mengatur sintesis kolagen.

Departemen Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin Page 5


Kepaniteraan Klinik FK UPH / Rumkital Marinir Cilandak Referat

REFERENSI

1. Sauermann , Kirsten et al. Topically applied vitamin C increases the density of dermal

papillae in aged human skin. BMC Dermatology. 2004, 4:13

2. Lin FH, Lin JY, Gupta RD, Tournas JA. Ferulic Acid Stabilizes a Solution of Vitamins C and

E and Doubles its Photoprotection of Skin. J Invest Dermatol 2005; 125:826 –832.

3. Telang, PS. Vitamin C in dermatology. Indian DermatolOnline. J 2013;4:143-6.

4. Traikovich, SS. Use of Topical Ascorbic acid and its effects on Photo damaged skin

topography. Arch Otorhinol Head Neck Surg. 1999;125:1091‑8.

5. Telang, PS. Vitamin C in dermatology. Indian DermatolOnline. J 2013;4:143-6.

6. Haftek M, Creidi P, Richard A, Humbert P, Rogiers A. Topically applied ascorbic acid helps

to restructure chronically photodamaged human skin. European Journal of Dermatology.

2002, 12(4):XXVII-XXIX.

7. Lin JY, Selim MA, Shea CR et al. UV photoprotection by combination topical antioxidants

vitamin C and vitamin E. J Am Acad Dermato.l 2003; 48: 866–74.

8. Nusgens BV, Humbert P, Rougier A, Richard A, Lapiere CM: Stimulation of collagen

biosynthesis by topically applied vitamin C. European Journal of Dermatology. 2002,

12(4):XXXII-XXXIV.

Departemen Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin Page 6


Kepaniteraan Klinik FK UPH / Rumkital Marinir Cilandak Referat

KASUS

Seorang pasien wanita berusia 48 tahun dengan keluhan keriput dan warna kulit yang menggelap

pada wajah setelah kebiasaan terpapar matahari yang cukup lama. Pasien diberikan vitamin C

topikal yang mengandung L-ascorbic acid 10% selama 3 bulan setiap harinya. Pasien tidak

menggunakan kosmetika pada daerah wajah selama pengobatan topikal vitamin C.

Setelah 3 bulan, tampak perubahan pada wajah yaitu menurunnya jumlah keriput pada daerah

bawah mata dan perubahan keseluruhan pada tonus dan warna kulit wajah.

Departemen Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin Page 7

Anda mungkin juga menyukai