Anda di halaman 1dari 38

PERHITUNGAN PABRIK

RENCANA INSTALASI TM/TM/TR INDUSTRI

Suatu instalasi industri TM/TM/TR pada MDP (Main Distribution Panel) terbagi
menjadi 4 kelompok, yaitu :

 Kelompok 1 = 500 kVA


 Kelompok 2 = 400 kVA
 Kelompok 3 = 300 kVA
 Kelompok 4 = 200 kVA
 Kelompok 5 = 100 kVA

Dengan Faktor Kebutuhan 0,7 – 0,9 = Dipilih 0,75

DEFINISI

TM/TM/TR adalah Pelanggan TM (20 kV), Pengukuran TM (20 kV),


Pemakaian pada sisi TR (380 V). Jadi trafo milik pelanggan, pengukuran disisi TM (20kV),
maka trafo ditempatkan pada Gardu Dustribusi.

PERHITUNGAN, PERENCANAAN, DESAIN TRAFO

A. PERHITUNGAN TRAFO
Untuk memilih trafo yang akan digunakan dalam instalasi TM/TM/TR maka
harus memperhatikan ketentuan-ketentuan diantaranya:

1. Harus mengetahui nilai beban total.


Pemilihan harus memperhatikan hubungan daya terpasang (real) dan daya
tersambung (dari PLN) dengan daya pada trafo. Hal ini ditujukan untuk menentukan
nilai daya tersambung yang sesuai dengan nilai daya yang tersedia pada tarif dasar
listrik (TDL).

Nilai total daya terpasang diperoleh dari penjumlahan kelima kelompok beban
yang sudah ditentukan, sebagai berikut :

S = Kelompok 1 + Kelompok 2 + Kelompok 3 + Kelompok 4 + Kelompok 5

S = 500 kVA + 400 kVA + 300 kVA + 200 kVA + 100 kVA

S = 1500 kVA
2. Kebutuhan Beban Maksimum
= FK x Daya Total

= 0,75 x 1500 kVA

= 1125 kVA

3. Hubungan dengan prediksi pertambahan beban mendatang.


Dalam penggunaan energi listrik pada masa mendatang nilai beban dapat kita
prediksi akan bertambah. Pertambahan beban harus diantisipasi dari sekarang dengan
memberikan kuota daya lebih dari total nilai daya terpasang. Oleh karena itu daya
terpasang dapat dipertimbangkan agar dibebankan sebesar 80% dari nilai daya
maksimum trafo. Dan diperkirakan penambahan beban sebesar 20 % Sehingga daya
trafo yang dibutuhkan sebesar :

Kapasitas Daya Terpasang :

= Kebutuhan Beban Maksimum x 120 %

= 1125 x 120 %

= 1350 kVA

Sehingga trafo harus memenuhi nilai daya sebesar 1350 kVA

4. Karena daya yang tersambung diatas 200 kVA, maka trafo tidak memakai GTT
(Gardu Trafo Tiang), melainkan Gardu Distribusi. Penyediaan trafo ditanggung
pelanggan dan rugi-rugi (kVARh) pada jaringan di tanggung pula oleh pelanggan.
Dari kebutuhan daya terpasang sebesar 1350 kVA, sesuai TDL dan perpres No. 8
Tahun 2011 industri ini tergolong tarif I-3/TM.
5. Pelanggan TM/TM/TR dengan golongan tarif I-3, menggunakan alat ukur dengan
KWH meter kode sambungan 412 dan kVARH meter kode sambungan 402 yaitu:
412 = 4 kawat, double tariff dan register sekunder, register sekunder
menggunakan CT dan PT.
402 = 4 kawat, single tariff dan register sekunder, register sekunder menggunakan
CT dan PT.

6. Keandalan system yang dikehendaki


- pada industri ini direncanakan dengan menggunakan 2 sumber yaitu PLN dan
satu buah genset yang akan menghidupkan 2 kelompok beban jika sumber
listrik dari PLN mati. Karena 2 kelompok tersebut tidak boleh berhenti saat
pekerjaan berlangsung.
- Menggunakan system yang mudah dalam perawatan dan pengoperasian mesin
- Jika pada sisi bawah ada gangguan, pengaman terdekat akan
mengamankannya. Hal itu dilakukan agar tidak mengganggu system kerja yang
lain.

B. PEMILIHAN TRAFO
Dalam pemilihan trafo ada hal-hal terpenting yang perlu diperhatikan antara lain
adalah faktor keandalan, kualitas produk trafo, faktor ekonomis (harga & tempat trafo
tersebut diproduksi) dan rugi – rugi pada trafo. Oleh karena itu paling tidak dibutuhkan
dua data trafo untuk dibandingkan.

No. Pembanding Centrado Unindo


1. Daya (kVA) 1600 1600
2. HV/LV (V) 20000 / 400 20000 / 400
3. No Load Losses (W) 2160 2500
4. Load Losses (W) 15000 15000
5. Total Losses (W) 17160 17500
6. Impedansi % 5,5 5,5
7. Dimensi
Lebar (mm) 1650 1180
Tinggi (mm) 1900 1760
Panjang (mm) 1750 1900
Berat (kg) 3600 3060
8. Noise Level (dB) 63 58
9. Bushing  
NB: keterangan lebih lengkap ada pada lampiran

Dari hasil perbandingan trafo di atas maka trafo yang dipilih merk traffindo dengan
keunggulan secara mekanik maupun elektrik. Dan yang paling penting adalah pada trafo
traffindo terdapat keterangan bushing, ukuran bushing tersebut menentukan ukuran dan
jumlah kabel yang dapat disambungkan dengan trafo.

C. PEMILIHAN GENSET
Di dalam pabrik terdapat beban – beban prioritas, maksudnya adalah saat
suplai dari PLN mati beban ini tidak boleh mati juga. Oleh karena itu beban prioritas
akan disuplai oleh generator set. Besar daya prioritas kelompok 3,4 dan 5 maka
kapasitas genset yang dipilih harus memenuhi besar beban tersebut. Kapasitas daya dari
genset adalah sebagai berikut:

Kapasitas daya = 0,75 x 600 x 120% = 540 kVA

Berdasarkan besarnya kapasitas daya di atas, maka genset yang digunakan


dayanya sebesar 600 kVA berjumlah satu buah dengan spesifikasi sebagai berikut:

Merk : PERKINS ( PFW600 )

Genset power rating : 600 kVA

Kecepatan : 1500 rpm

Frekuensi : 50 Hz

Tegangan output : 380 – 415 V / 220 - 240 V

NB: keterangan lebih lengkap ada pada lampiran

PENGAMAN GENSET

Untuk pengaman genset disesuaikan dengan rating arus dari genset itu sendiri
sebesar 912 A. Maka pengaman yang dipilih adalah type sebagai berikut Pengaman
yang digunakan adalah ACB type NW16 ( H1 ) dengan rated 800 sampai 1600 A dan
Ihs = 65 kA.

1. Arus Nominal Primer


Faktor penempatan : 1 ( pemasangan menggunakan kabel tray )
Faktor suhu : 1 ( Menggunakan AC, suhu dipertahankan 28°C )
daya nominal trafo
¿=
√ 3 ×tegangan sisi primer
16 00× 103
¿
√ 3 ×20000
¿ 46,1 A
KHA=125 x 46,1 A=57,6 A

Dari perhitungan arus di atas penghantar yang digunakan dari outgoing


2
kubikel pelanggan menuju trafo menggunakan kabel N2XSY 3 x (1 x 35 mm )
dengan KHA 200 A di udara, suhu keliling 30°C dan tegangan pengenal 24 kV.

2. Arus Nominal Sekunder


daya nominal trafo
¿=
√ 3 ×tegangansisi sekunder

16 00 × 103
¿
√3 × 400

¿ 2309 A

KHA = 125 x 2309 A

= 2886 A

Dari perhitungan arus dan KHA di atas, maka penghantar yang digunakan
adalah kabel NYY 6 (1 x 185 mm2) per phasa dengan KHA 490 A di udara dengan suhu
keliling 30˚C dan tegangan pengenal 1,2 kV. Untuk kabel netral menggunakan kabel
NYY 3 (1 x 185 mm2). Busbar yang digunakan adalah tembaga dengan lapisan konduktif
ukuran (60 x 10) mm2 jumlah 4 batang dengan dengan pembebanan kotinue = 3800 A.

3. Arus Nominal Cabang


 Kelompok 1
3
500 ×10
¿=
√ 3 × 400
¿ 759,6 A
KHA=125 ×759,6 A
¿ 949,5 A
Untuk penghantar menggunakan kabel NYY 2 x (1 x 185 mm2) per phasa dan
untuk kabel netral menggunakan kabel NYY 1 x (1 x 95 mm2) dengan KHA 1254 A di
tanah, dengan suhu keliling 30˚C dan tegangan pengenal 1,2 kV. Busbar yang
digunakan adalah tembaga dengan lapisan konduktif 2 x (50 x 10)mm2 dengan
pembebanan kotinue = 1470 A.
 Kelompok 2
3
400× 10
¿=
√ 3 × 400
¿ 607,7 A
KHA=125 × 607,7 A
¿ 759,6 A
Untuk penghantar menggunakan kabel NYY 3 x (1 x 120 mm2) per phasa dan
kabel netral 3 x (1 x 70 mm2) dengan KHA 987 A di tanah, dengan suhu keliling 30˚C
dan tegangan pengenal 1,2 kV. Busbar yang digunakan adalah tembaga telanjang 2 x
(50 x 10) mm2 dengan pembebanan kotinue = 1050 A.
 Kelompok 3

300 ×103
¿=
√ 3 × 400

¿ 455,8 A

KHA=125 × 455,8 A

¿ 569,7 A

Untuk penghantar menggunakan kabel NYY 3 x (1 x 70 mm2) per phasa dan kabel
netral 1 x (1 x 70 mm2) dengan KHA 720 A di tanah, dengan suhu keliling 30˚C dan
tegangan pengenal 1,2 kV. Busbar yang digunakan adalah tembaga telanjang 2 x (40 x
10) mm2 dengan pembebanan kotinue = 1050 A.

 Kelompok 4
200 ×103
¿=
√ 3 × 400
¿ 303,8 A
KHA=125 ×303,8 A
¿ 379,7 A

Untuk penghantar menggunakan kabel NYY 3 x (1 x 35 mm2) per phasa dan


kabel netral 3 x (1 x 25 mm2) dengan KHA 555 A di tanah, dengan suhu keliling 30˚C
dan tegangan pengenal 1,2 kV. Busbar yang digunakan adalah tembaga dengan
lapisan konduktif 2 x (40 x 10) mm2 dengan pembebanan kotinue = 865 A.

 Kelompok 5
100 ×103
¿=
√ 3 × 400
¿ 151,9 A
KHA=125 ×151,9 A
¿ 189,8 A

Untuk penghantar menggunakan kabel NYY 3 x (1 x 10 mm2) per phasa dan


kabel netral 3 x (1 x 6 mm2) dengan KHA 294 A di tanah, dengan suhu keliling 30˚C
dan tegangan pengenal 1,2 kV. Busbar yang digunakan adalah tembaga dengan
lapisan konduktif 2 x (40 x 10) mm2 dengan pembebanan kotinue = 865 A.

4. Arus Nominal Genset


600 ×10 3
¿= KHA=125 x 866 A
√ 3 × 400
¿ 866 A ¿ 1082 A

Menggunakan kabel NYY 4 x (1 x 95 mm 2) berinti tunggal 3 fasa dengan


KHA 320 A di udara dengan suhu keliling 30˚C. Busbar yang digunakan
adalahtembaga dengan lapisan konduktif 2 x (50 x 5) mm2dengan pembebanan
kotinue = 1200 A.

A. PERHITUNGAN Isc

Untuk menghitung besarnya Breaking Capasity dapat dilakukan dengan 2 cara,


yaitu:

1. Menulis data – data kelistrikan yang ada di penyulang.


2. Dengan perhitungan melalui rumus yang sudah ditetapkan. Untuk Jawa Timur
besarnya P = 500∠81,37 MVA

Resistansi (mΩ) Reaktansi (mΩ)

A. Sisi Atas TM 20 Kv
V 2 4002
Z 1= = =320 sin θ=0,98
P 500
−3
cos θ=0,8 X 1=Z 1 × sinθ × 10

R1=Z 1 × cos θ ×10


−3 X 1=320 × 0,978× 10−3=0,3136 m Ω

R1=320 ×0,8 × 10−3=0,256 m Ω

B. Transformator V SC V 20 7 160000
Z 2= × = × =7 m Ω
ωC ×V 20 ×10−3 100 S 100 1 6 00
R2=
S2
X 2= √ Z 22−R22=√ 72−1,532=10,71 mΩ
24600 ×400 2 ×10−3
R 2= =1,53 m Ω
16 002

C. Koneksi kabel dari trafo menuju MDP Untuk sistem 1 phasa


L 15
R3=ρ =22,5 =0,18 m Ω 0,12 × L 0,12× 15
A 6 × 300 X 3= = =0,3 m Ω
6 6

D. Busbar
Busbar Utama

L 2
R4 =ρ =22,5 =0,045 m Ω X 4 =0,15 × L=0,15× 2=0,3 m Ω
A 4 × 50 ×5

Kelompok I
L 1 X G 1=0,15× L=0,15 ×1=0,15 m Ω
R G 1= ρ =22,5 =0,045 mΩ
A 50 ×10

Kelompok 2

L 1 X G 2 =0,15× L=0,15 ×1=0,15 m Ω


R G 2= ρ =22,5 =0,045 mΩ
A 50 ×10

Kelompok 3

L 1 X G 3 =0,15 × L=0,15 ×1=0,15 m Ω


R G 3= ρ =22,5 =0,056 m Ω
A 40 ×10

Kelompok 4

L 1 X G 4=0,15 × L=0,15 ×1=0,15 m Ω


RG 4 =ρ =22,5 =0,056 m Ω
A 40 × 10

Kelompok 5
X G 5 =0,15 × L=0,15 ×1=0,15 m Ω
L 1
RG 5= ρ =22,5 =0,056 m Ω
A 40 ×10

Arus Hubung Singkat Pengaman Utama

 Resistansi dan reaktansi total untuk menentukan Isc pada trafo dapat dihitung:
Rt 1=R 1+ R 2+ R 3+ R 4=0,04 5+0,045+0,056+ 0,056=0,202m Ω

X t 1=X 1 + X 2 + X 3 + X 4=0,3136+10,71+0,3+0,3=11,62 m Ω

 Arus hubung singkat pada pengaman utama dapat dihitung dengan rumus :
V0 V0 400
I HS= = =
√ 3 × Z √ 3× √ R t 1 + X t 1 √ 3 × √ 0,2022+ 11,622
2 2

¿ 19,87 kA

In = 2309 A

Pengaman yang digunakan adalah ACB type Masterpact NW 40 tipe H1 +


Micrologic 2.0 A dengan arus nominal 2500 A dan Ihs = 65 kA.

Arus hubung singkat pengaman cabang

a. Kelompok 1
Rt 2=R t 1 + RG 1=0,202+ 0,045=0,247 m Ω

X t 2=X t 1 + X G 1=11,62+0,15=11,77m Ω

V0 V0 400
I HS= = =
√ 3 × Z √ 3× √ R + X 2
t2
2
t2 √ 3 × √ 0,2472 +11,77 2

¿ 19,61 kA

In = 759,6 A

Pengaman yang digunakan adalah MCCB tipe NS1250 N Micrologic 2.0 dengan
arus nominal 800 A dan Ihs = 50 kA.

b. Kelompok 2

Rt 3 =R t 1 + RG 2=0,202+ 0,045=0,247 m Ω

X t 3=X t 1+ X G 2=11,62+ 0,15=11,77 mΩ

V0 V0 400
I HS= = =
√ 3 × Z √ 3× √ R t + X t √ 3 × √0,247 2+11,77 2
2 2
¿ 19,61 kA

In = 759,6 A

Pengaman yang digunakan adalah MCCB tipe NS800 N Micrologic 2.0


dengan arus nominal 800 A dan Ihs = 50 kA.

c. Kelompok 3

Rt 4=Rt 1+ R G 3=0,202+0, 0 5 6=0,258 mΩ

X t 4= X t 1 + X G 3 =11,62+0,15=11,77 m Ω

V0 V0 400
I HS= = =
√ 3 × Z √ 3× √ R t + X t √ 3 × √0,2582 +11,77 2
2 2

¿ 19,61 kA

In = 455,8 A

Pengaman yang digunakan adalah MCCB tipe NS800 N Micrologic 2.0


dengan arus nominal 250-630 A dan Ihs = 35 kA.

d. Kelompok 4
Rt 5 =R t 1 + RG 4=0,202+0,056=0,258 m Ω

X t 5=X t 1+ X G 4 =11,62+0,15=11,77 m Ω

V0 V0 400
I HS= = =
√ 3 × Z √ 3× √ R + X
2
t
2
t √3 × √ 0,2582 +11,77 2

¿ 19,61 kA

In = 379,7 A A

Pengaman yang digunakan adalah MCCB tipe NS630b N Micrologic 2.0


dengan arus nominal 250-630 A dan Ihs = 35 kA.

e. Kelompok 5
Rt 6 =Rt 1 + RG 5 =0,202+0,056=0,258 mΩ

X t 6=X t 1+ X G 5=11,62+ 0,15=11,77 mΩ

V0 V0 400
I HS= = =
√ 3 × Z √ 3× √ R t 6 + X t 6 √3 × √0,2582 +11,77 2
2 2

¿ 19,61 kA

In = 189,8 A

Pengaman yang digunakan adalah MCCB Compact NSX dengan


Micrologic dengan arus nominal 160 - 400 A dan Ihs = 35 kA.

A. ARRESTER

Arrester dipakai sebagai alat proteksi utama dari tegangan lebih. Oleh karena
pemilihan arrester harus sesuai dengan peralatan yang dilindunginya. Karena kepekaan
arrester terhadap tegangan, maka pemakainya harus disesuikan dengan tegangan sistem.

Pemilihan lightning arrester dimaksudkan untuk mendapatkan tingkat isolasi


dasar yang sesuai dengan Basic Insulation Level (BIL) peralatan yang dilindungi, sehingga
didapatkan perlindungan yang baik.

Pada pemilihan arrester ini dimisalkan tegangan impuls petir yang datang
berkekuatan 400 KV dalam waktu 0,1μs, jarak titik penyambaran dengan transformator 5
Km.

 Tegangan dasar arrester


Pada jaringan tegangan menengah arrester ditempatkan pada sisi tegangan
tinggi (primer) yaitu 20 KV. Tegangan dasar yang dipakai adalah 20 KV sama seperti
tegangan pada sistem. Hal ini dimaksudkan agar pada tegangan 20 KV arrester tersebut
masih bisa bekerja sesuai dengan karakteristinya yaitu tidak bekerja pada tegangan
maksimum sistem yang direncanakan, tetapi masih tetap mampu memutuskan arus ikutan
dari sistem yang effektif.

 Tegangan sistem tertinggi umumnya diambil harga 110% dari harga tegangan
nominal sistem. Pada arrester yang dipakai PLN adalah :
Vmaks = 110% x 20 KV

= 22 KV, dipilih arrester dengan tegangan teraan 28 KV.

 Koefisien Pentanahan
Didefinisikan sebagai perbandingan antara tegangan rms fasa sehat ke tanah
dalam keadaan gangguan pada tempat dimana penagkal petir, dengan tegangan rms fasa
ke fasa tertinggi dari sistem dalam keadaan tidak ada gangguan Untuk menetukan
tegangan puncak (Vrms) antar fasa dengan ground digunakan persamaan:

Vm
Vrms = √ 2

22
= √2

= 15,5 KV

Dari persamaan di atas maka diperoleh persamaan untuk tegangan phasa


dengan ground pada sistem 3 phasa didapatkan persamaan :

Vrms×√2
Vm(L - G) = √3

15 ,5×√ 2
= √3
= 12,6 KV
12,6 KV
Koefisien pentanahan = 15,5 KV

= 0,82

Keterangan :

Vm = Tegangan puncak antara phasa dengan ground (KV)

Vrms = Tegangan nominal sistem (KV)

 Tegangan pelepasan arrester


Tegangan kerja penangkap petir akan naik dengan naiknya arus pelepasan,
tetapi kenaikan ini sangat dibatasi oleh tahanan linier dari penangkap petir.

Tegangan yang sampai pada arrester :

e
E = K .e. x

400 KV
E = 0,0006×5 Km

= 133,3 KV

Keterangan :

I = arus pelepasan arrester (A)

e = tegangan surja yang datang (KV)

Eo = tegangan pelepasan arrester (KV)

Z = impedansi surja saluran (Ω)

R = tahanan arrester (Ω)

Harga puncak surja petir yang masuk ke pembangkit datang dari saluran yang
dibatasi oleh BIL saluran. Dengan mengingat variasi teganagn flasover dan probabilitas
tembus isolator, maka 20% untuk faktor keamanannya, sehingga harga e adalah :
e =1,2 BIL saluran

Keterangan :

e = tegangan surja yang datang (KV)

BIL = tingkat isolasi dasar transformator (KV)

 Arus pelepasan nominal (Nominal Discharge Current)


2e−Eo
I = Z+R

Z adalah impedansi saluran yang dianggap diabaikan karena jarak perambatan


sambaran tidak melebihi 10 Km dalam arti jarak antara GTT yang satu dengan yang GTT
yang lain berjarak antara 8 KM sampai 10 KM. ( SPLN 52-3,1983 : 11 )

tegangankejutimpuls 100
R = aruspemuat

105 KV
= 2,5 KA

= 42 Ω

2×400 KV −133 , 3 KV
I = 0+42 Ω

= 15,8 KA

Keterangan :

E = tegangan yang sampai pada arrester (KV)

e = puncak tegangan surja yang datang

K = konsatanta redaman (0,0006)

x = jarak perambatan

Jatuh tegangan pada arrester dapat dihitung dengan menggunakan persamaan :

V =IxR
Sehingga tegangan pelepasan arrester didapatkan sesuai persamaan :

ea = Eo + (I x R) (25)

Keterangan :

I = arus pelepasan arrester (KA)

Eo = tegangan arrester pada saat arus nol (KV)

ea = tegangan pelepasan arrester (KV)

Z = impedansi surja (Ω)

R = tahanan arrester (Ω)

 Pemilihan tingkat isolasi dasar (BIL)


“Basic Impuls Insulation Level (BIL) level yang dinyatakan dalam impulse
crest voltage (tegangan puncak impuls) dengan standart suatu gelombang 1,5 x 40 μs.
Sehingga isolasi dari peralatan-peralatan listrik harus mempunyai karakteristik ketahanan
impuls sama atau lebih tinggi dari BIL tersebut.

 Pemilihan tingkat isolasi dasar (BIL)


Harga puncak surja petir yang masuk ke pembangkit datang dari saluran yang
dibatasi oleh BIL saluran. Dengan mengingat variasi tegangan flasover dan probabilitas
tembus isolator, maka 20% untuk faktor keamanannya, sehingga harga E adalah :

e =1,2 BIL saluran

e = 1,2 x 150 KV

e = 180 KV

Basic Impuls Insulation Level (BIL) level yang dinyatakan dalam impulse
crest voltage (tegangan puncak impuls) dengan standart suatu gelombang 1,2/50 μs.
Sehingga isolasi dari peralatan-peralatan listrik harus mempunyai karakteristik ketahanan
impuls sama atau lebih tinggi dari BIL tersebut. Sehingga dipilih BIL arrester yang sama
dengan BIL transformator yaitu 150 KV

 Margin Perlindungan Arrester


Untuk mengitung dari margin perlindungan dapat dihitung dengan rumus
sebagai berikut :

MP = (BIL / KIA-1) x 100%

MP = (150 KV/ 133,3 – 1) x 100%

= 125.28 %

Keterangan :

MP = margin perlindungan (%)

KIA = tegangan pelepasan arrester (KV)

BIL = tingkat isolasi dasar (KV)

Berdasarkan rumus di atas ditentukan tingkat perlindungan untuk tafo daya.


Kriteria yang berlaku untuk MP > 20% dianggap cukup untuk melindungi transformator .

 Jarak penempatan Arrester dengan Peralatan


Penempatan arrester yang baik adalah menempatkan arrester sedekat
mungkin dengan peralatan yang dilindungi. Jarak arrester dengan peralatan Yang
dilindungi digunakan persamaan sebagai berikut :

2×A×x
Ep = ea + v

2×4000 KV /μs×x
125 = 133,3 KV+ 300 m/μs
8,3 = 26,6x

x = 0,31 m
jadi jarak arrester sejauh 31 cm dari transformator yang dilindungi. Perhitungan jarak
penempatan arrester di atas digunakan untuk transformator tiang. Namun di wilayah
Malang juga terdapat penempatan transformator di permukaan tanah dengan
menggunakan kabel tanah. Transformator tersebut berada dalam tempat terpisah dengan
pengaman arresternya. Transformator diletakkan di atas tanah dan terhubung dengan
arrester yang tetap diletakkan di atas tiang melalui kabel tanah.

Tabel Batas Aman Arrester

IMPUL BIL BIL KONDISI KETERANGAN


S PETIR ARRESTE TRAF0
R
(KV) (125 KV)
(150 KV)

Tegangan masih
di bawah rating
transformator
120 KV < 150 KV <125 KV Aman maupun arrester

Tegangan masih
memenuhi
125 KV <150 KV =125 KV Aman
batasan
keduanya

Tegangan lebih
diterima arrester
130 KV <150 KV >125 KV Aman
dan dialirkan ke
tanah

Masih
memenuhi batas
tegangan
150 KV =150 KV >125 KV Aman tertinggi yang
bisa diterima
arrester.

Tidak Arrester rusak,


aman transformator
200 KV >150 KV >125 KV rusak

Berdasarkan keterangan diatas maka pemilihan BIL arrester harus


mempunyai kemampuan yang sama atau diatas tegangan BIL petir (150 kV), sedangkan
untuk BIL trafo dapat menggunakan BIL yang lebih rendah yaitu 125 kV.

B. Karakteristik dan Pemilihan Cut-Out

Karakteristik utama suatu cut-out adalah sehubungan dengan kebuuhan antara


waktu dan arus. Hubungan antara minimum melting dan maksimim clearing time,
ditentukan dari test data yang menghasilkan karakteristik waktu dan arus. Kurva
minimum melting time dan maksimum clearing time adalah petunjuk yang penting dalam
penggunaan fuse link pada system yang dikoordinasikan.

Melting time adalah interval waktu antara permulaan arus gangguan dan
pembusuran awal. Interval selama dalam masa pembusuran berakhir adalah arching time.
Sedangkan clearing time adalah melting time ditambah dengan arching time.

Factor-faktor dalam pemilihan fuse cut-out

Penggunaan cut-out tergantung pada arus beban, tegangan, type system, dan
arus gangguan yang mungkinterjadi. Keempat factor diatas ditentukan dari tiga buah
rating cut-out, yaitu :

1) Pemilihan rating arus kontinyu


Rating arus kontinyu dari fuse besarnya akan sama dengan atau lebih besar
arus arus beban kontinyu maksimum yang diinginkan akan ditanggung. Dalam
menentukan arus beban dari saluran, pertimbangan arus diberikan pada kondisi
normal dan kondisi arus beban lebih ( over load ). Pada umumnya outgoing feeder 20
kV dari GI dijatim mampu menanggung arus beban maksimum 630 A, maka arus
beban sebesar 100 A.

2) Pemilihan Rating tegangan


Rating tegangan ditentukan dari karakteristik sebagai berikut :

 Tegangan system fasa atau fasa ke tanah maksimum.


 System pentanahan.
 Rangkaian satu atau tiga fasa.
Sesuai dengan teganga sisitem dijatim maka rated tegangan cut-out dipilih
sebesar 20 kV dan masuk ke BIL 150.

3) Pemilihan rating Pemutusan.


Setiap transformator berisolasi minyak harus diproteksi dengan gawai
proteksi arus lebih secara tersendiri pada sambungan primer, dengan kemampuan
atau setelan tidak lebih dari 250 %dari arus pengenal transformator.

Setelah melihat data- data diatas maka perhitungan pemilihan fuse cut-out
adalah sebagai berikut :

 Arus
Dayatrafo
I co= ×2,5
√ 3×20 kV
1600 kVA
I co= ×2,5
√ 3×20 kV
= 46,18 A

Rating arus kontinyu dari fuse besarnya dianggap sama atau lebih besar dari
beban kontinyu maksimal yang diinginkan / ditanggung. Oleh karena itu dipilih
HUBBELL CO dengan arus sebesar 200 A, yang mempunyai spesifikasi umum sebagai
berikut:

o Type : CP710342
o Voltage Nominal : 27 Kv
o Current continuous : 200 A
o Interupting RMS Asym : 10 kA
NB: Keterangan lebih lengkap dapat dilihat pada katalog
SANGKAR FARADAY

Medan listrik berpengaruh dan berbahaya bagi pekerja yang bekerja pada atau dekat
sekali dengan bagian dari jaringan yang bertegangan. Pekerja dapat mempergunakan
perlindungan untuk hal tersebut seperti sangkar faraday dimana kuat medan listrik didalam
pelindung konduktor ini merupakan fungsi dari derajat perlindungannya

Sangkar pelindung terbuat dari bahan konduktor dan beberapa tahun yang lalu
Faraday telah menunjukkan bahwa kuat medan listrik didalam sangkar adalah nol (0) bila
sangkar berbentuk kotak penuh. Namun jika sangkar tersebut berbentuk kotak penuh
sehingga pekerja didalamnya bebs terhadap medan listrik, maka hal ini tidak dapat dipakai
untuk bekerja. Perlindungan terhadap medan ini hanya dilakukan oleh sangjar yang
hanyaberbentuk setengah kotak atau sangkar yang tidak berbentuk kotak penuh, tergantung
pada derajat perlindungan yang kita inginkan

Dalam perhitungan ini yang perlu diperhatikan adalah system pengaman dari sisi TR
maupun TM pada trafo. Sesuai dengan catalog yang ada jarak aman sisi tegangan tinggi
adalah = 750 mm. Dengan perkiraan panjang tangan manusia sekitar kurang lebih 600 mm.
Sehingga dapat terhitung sangkar faraday sesuai dengan dimensi trafo yang digunakan.

Dimensi trafo yang digunakan dengan data sebagai berikut :

Panjang (A) : 1850 mm

Lebar (B) : 1650 mm

Tinggi (C) : 2050 mm

Sehingga diperoleh dimensi sangkar faraday terpasang sebagai berikut :

Panjang : (jarak aman trafo+panjang tangan manusia) x 2 + panjang trafo

: ( 500 + 750 ) x 2 + 1850 mm

: 4350 mm

Lebar : (jarak aman trafo+panjang tangan manusia) x 2 + lebar trafo

: ( 500 + 750 ) x 2 + 1650 mm

: 4150 mm

Tinggi : (jarak aman trafo dengan atap) + tinggi trafo

: 1000 mm + 2050 mm

: 3050 mm
PEMILIHAN KOMPONEN KUBIKEL

Kubikel 20 kV adalah komponen peralatan untuk memutuskan dan menghubungkan,


pengukuran, tegangan, arus maupun daya, peralatan proteksi dan control. Didalam
perencanaan ini, pelanggan memesan daya kepada PLN sebesar 10000 kVA, pelanggan ini
termasuk pelanggan TM / TM / TR sehinga trafo milik pelanggan, rugi-rugi di tanggung
pelanggan, pengukuran di sisi TM dan trafo ditempatkan di gardu distribusi.

Kubikel terdiri dari dua unit. Pertama adalah milik PLN (yang bersegel) dan kubikel
milik pelanggan (hak pelanggan sepenuhnya). Setiap kubikel terdiri dari incoming, metering
dan outgoing. Pada perencanaan ini, kubikel pelanggan dan PLN disamakan spesifikasinya,
karena selain PLN, pelanggan juga perlu memonitoring metering milik pelanggan itu
sendiri. Spesifikasi kubikel ialah:

1. Incoming : IMC
2. Metering : CM2
3. Outgoing : DM1-A
Dari schneider / Merlin Gerin

1. INCOMING (IMC)
Terdiri atas LBS (load break switch), coupling kapasitor dan CT

- LBS
Ialah pemutus dan penyambung tegangan dalam keadaan berbeban,
komponen berbeban terdiri atas beberapa fungsi yaitu:

1. Earth Switch
2. Disconnect Switch
3. Load Break Switch
Untuk meng-energized, proses harus berurutan (1-2-3) dan memutus beban
harus dengan urutan kebalikan (3-2-1).

- Coupling Capasitor
Dalam penandaan kubikel membutuhkan lampu tanda dengan tegangan kerja
400 kV. Karena pada kubikel mempunyai tegangan kerja 20 kV, maka tegangan
tersebut harus diturunkan hingga 400 V menggunakan coupling capasitor dengan 5
cincin yang menghasilkan output tegangan

= 20 kV/5

= 400 V

- Current Transformator (CT)


Trafo yang digunakan adalah trafo dengan daya 1600 kVA. Sehingga arus
nominalnya ialah:

Daya trafo yang diparalel


¿=
√ 3× teganganmenengah
5 000 kVA
¿
√3 ×20 kV
¿ 144,33 A

meter yang digunakan hanya mampu menerima arus sampai 5 A. Sehingga


dibutuhkan trafo arus (CT) dengan spesifikasi:

1. Transformer ARJP2/N2F
2. Single Primary Winding
3. Double Secondary Winding Untuk Pengukuran dan Pengaman
4. Arus rating : 400 A / 5
5. Burden : 7,5 VA
6. Class : 0,5
NB: Keterangan lebih lengkap bisa dilihat katalog kubikel

2. METERING (CM2)
Terdiri atas LBS type CS, busbar 3 phasa, LV circuit isolation switch, LV
fuse, 3 fuse type UTE atau DIN 6.3 A, heater 150 W (karena daerah dengan tingkat
kelembaban tinggi).

- Load Break Switch type CS


Dioperasikan dengan pengungkit yang terdiri atas :

1. Earth switch
2. Disconnect switch
- Auxiliary kontak untuk CM2 yaitu 10 + 2c

- Voltage transformator

- Fuse
Fuse yang digunakan pada kubikel metering tergantung dari tegangan kerja
dan transformator yang digunakan. Setelah melihat tabel seleksi fuse (katalog
kubikel),
Pemilihan Fuse
Fuse = 400% x In

= 4 x 144,33

= 577,35 A

- Heater 150 W
Heater digunakan sebagai pemanas dalam kubikel. Sumber listrik heater ini
berdiri sendiri 220 V-AC. Difungsikan untuk menghindari flash over akibat embun
yang ditimbulkan oleh kelembaban di sekitar kubikel.

3. OUTGOING (DM1-A)
Terdiri atas:

 SF1 atau SF set circuit breaker (CB with SFG gas)


 Pemutus dari earth switch
 Three phase busbar
 Circuit breaker operating mechanism
 Dissconector operating mechanism CS
 Voltage indicator
 Three ct for SF1 CB
 Aux- contact on CB
 Connections pads for ary-type cables
 Downstream earhting switch.
Dengan aksesori tambahan:

 Aux contact pada disconnector


 Additional enclosure or connection enclosure for cabling from above
 Proteksi menggunakan stafimax relay atau sepam progamable electronic unit for
SF1 –CB.
 Key type interlock
 150 W heating element
 Stands footing
 Surge arrester
 CB dioperasikan dengan motor mekanis.
 Lihat katalog kubikel

PERHITUNGAN KOMPONEN KUBIKEL

1) Pemilihan Disconnecting Switch (DS).


Disconnecting switch merupakan peralatan pemutus yang dalam kerjanya
(menutup dan membuka) dilakukan dalam keadaan tidak berbeban, karena alat ini
hanya difungsikan sebagai pemisah bukan pemutus.

Jika DS dioperasikan pada saat keadaan berbeban maka akan terjadi flash over
atau percikan-percikan api yang dapat merusak alat itu sendiri.

Fungsi lain dari disconnecting switch adalah difungsikan sebagai pemisah


tegangan pada waktu pemeliharaan dan perbaikan, sehingga dperlukan saklar
pembumian agar tidak ada muatan sisa.

Karena DS dioperasikan sebagai saklar maka perhitungannya adalah :

KVA (trafo )
I= ×1,15
√3×20 kV
5000 kV
I= ×1, 15
√3×20 kV
= 165,95 A

Sehingga dipilih DS dengan type SF 6 with earthing switch.

2) Pemilihan Load Break Switch.


Kemampuan pemutus ini harus disesuaikan dengan rating nominal dari tegangan
kerja, namun LBS juga harus mampu beroperasi saat arus besar ( Ics ) tanpa
mengalami kerusakan.

Cara pengoperasian LBS bisa secara manual yaitu digerakkan melalui penggerak
mekanis yang dibantu oleh sisitem pegas dan pneumatic.pemilihan LBS ditentukan
berdasarkan dengan Rating arus nominal dan tegangan kerjannya :

KVA (trafo )
I= ×1,15
√3×20 kV
5000 kVA
I= ×1, 15
√3×20 kV
= 165,98 A

Saklar Disconnector dan Saklar Pentanahan

 Tabung Udara
Tiga kontak putar ditempatkan dalam satu enclosure dengan tekanan gas relative
0,4 bar

 Operasi Keamanan
Saklar memiliki tiga posisi, yaitu:

- Tertutup
- Terbuka
- Ditanahkan
Dengan system operasi interlock, mencegah terjadinya kesalahan pengoperasian.
A. Perhitungan AC Ruang Kubikel
Untuk menjaga suhu ruang kubikel kita tidak menggunakan ventilasi, namun
menggunakan AC. Hal ini dimaksukan agar suhu ruang tetap stabil walupun keadaan
cuaca di luar ruangan berubah – ubah. Berikut perhitungan daya AC pada ruang
kubikel :
 Kebutuhan BTU = 500 BTU/h tiap m3
 Rumus : ( P x L x T ) BTU/h
 ½ PK ( 368 W ) setara dengan 5000 BTU/h
 Panjang ruangan = 8 m
 Lebar ruangan = 8 m
 Tinggi ruangan = 4 m

Maka kebutuhan BTU : ( 8 x 8 x 4 ) 500


: ( 256 ) 500
: 128.000 BTU/h
Daya AC : ( Kebutuhan BTU / 5000 ) 368 W
: ( 128000 / 5000 ) 368 W
: ( 25,6 ) 368 W
: 9.420 W
Maka dipilih AC produk LG seri NOVA type E09SQ

B. Perhitungan Exhaust Fan Ruang Genset


Untuk sirkulasi pada ruang genset digunakan fan exhaust agar sirkulasi lebih
baik. Sehingga lebih meminimalisir gas buang genset yang masuk ke ruang genset.
Rumus yang digunakan referensi KDK fan, yaitu :
K=AxB
Dimana K = Kebutuhan volume udara fan ( m3/jam )
A = Volume ruangan
B = Kebutuhan frekuensi pergantian udara per jam ( tabel pada
KDK )

Maka kebutuhan fan :


K = ( 8 x 10 x 4 ) x 20 m3/jam
= 6400 m3/jam
Dari perhitungan tersebut kita tahu bahwa kebutuhan pergantian volume
udara tiap jamnya adalah m3/jam, sehingga dipilih kipas produk MARATHON
ELECTRIC type GPN45041 dengan spesifikasi umum :
 Motor AF55
 1 Fasa
 Kecepatan 1400 rpm
 Daya 372 W
 Arus 1,75 A
 Free air flow 7000 m3/jam
PEMASANGAN KAPASITOR
Untuk memaksimalkan penggunaan daya pada pabrik maka direncanakan
pemasangan kapasitor. Beberapa keuntungan pemasangan kapasitor adalah :

 Menurunkan pemakaian kVA total


 Mengoptimalkan daya trafo
 Menurunkan rugi tegangan
 Dll

Diketahui data pabrik sebagai berikut :

 Harmonisa 30%
 Power factor 0.76
 Power factor yang diinginkan 0.95
 Daya aktif 1125 kW

Perhitungan menggunakan metode 1 ( tabel cos phi ). Melihat tabel cos phi
menunjukkan factor pengali sebesar 0,553. Maka daya reaktif yang diperlukan :

 0,553 x 0,553 kW = 622,12 kVAr

Melihat kebutuhan daya reaktif sebesar 622,12 kVAr, nilai perubahan power factor
( fluktuasi ) yang tinggi dan harmonisa yang tinggi maka dipilih kapasitor bank produk ABB
series CLMR dengan spesifikasi umum sebagai berikut :

 kVAr : 675
 steps : ( 9 x 75)
 Tinggi : 2286
 Lebar : 1270
 Tebal : 508
 Reactor : include
PEMILIHAN SKUN, MUR & BAUT

Pemilihan skun kabel outgoing trafo harus disesuaikan dengan besarnya kabel,
sedangkan pemilihan mur baut disesuaikan dengan lubang bushing trafo, lubang skun kabel,
dan tebal bushing ditambah tebal ujung skun kabel. Maka dengan pertimbangan factor –
factor tesebut maka dipilih komponen sebagai berikut :

 Skun : Ohmpro OPHD 300-16


 Mur : Sigma hex cap screws 5/8” ( 16 mm2 )
 Baut : Sigma hex nuts finished 5/8” ( 16 mm2 )

PEMILIHAN ATS

Untuk ATS rating arusnya disesuaikan dengan pengaman utama, sehingga dari
perhitungan pengaman utama, maka dipilih ATS 640-PC dengan rating sebesar 4000 A
produk OSUNG dengan spesifikasi sebagai berikut :

 Rated Voltage : 600 VAC / 125 VDC


 Rated current : 4000 A
 Pole :4
 Isc : 143 kA
 Connection : Back
 Operating current : 65 A
 Operating voltage : 240 V

Lebih lengkapnya mengenai dimensi dan spesifikasi lain tentang ATS osung bisa
dilihat pada katalog.
PENTANAHAN BODY TRAFO, SANGKAR FARADAY, BODY CUBICLE

Pada pentanahan body trafo, sangkar faraday,body cubicle harus mempunyai

tahanan maksimum 5 ohm. Dalam pentanahan ini menggunakan sistem pentanahan

elektroda batang tunggal dengan catatan:

 Elektroda ditanam pada tanah ladang dengan tahanan jenis ( ρ ): 100 ohm/m

 Luas penampang elektroda adalah 5/8” Cu telanjang

r = 7,94 mm

 Menggunakan sistem pentanahan elektroda batang tunggal

 Panjang elektroda = 3 meter

 Elektroda ditanam sedalam panjang elektroda

ρ 4L
R pentanahan = 2 .π . L
(
ln −1
a )
100 4 x3
= (
ln
2. π .3 0, 00794
−1 )
= 33,5 Ω Tidak memenuhi syarat karena lebih dari 5Ω

Menggunakan konfigurasi DOUBLE STRAIGHT

l 3
k =In =In =5,9
r 0, 00794
1+L 1+3 In.x In.1,33
x= = =1, 33 m= = =0,048
L 3 k 5,9

1+2 m 1+2 ( 0,048 )


= =
Factor pengali konfigurasi 2 2 = 0,548

ρ
Rpt= x
2 πL factor pengali konfigurasi

100
= x0, 548=2,9Ω
2 πx 3 memenuhi persyaratan karena Rpt<5Ω

 Jadi, tahanan pentanahan yang diperoleh dengan pentanahan elektroda batang tunggal

sistem double straight adalah sebesar 2,9 Ω. Sehingga memenuhi syarat PUIL.

PENTANAHAN ARESTER DAN KABEL NA2XSGBY

(KAWAT BRAID/GB PENTANAHAN)

Agar bahaya sambaran petir tidak masuk ke dalam siatem maka arrester harus di

tanahkan. Dalam pentanahan ini menggunakan sistem pentanahan elektroda batang tunggal

dengan catatan:

 Elektroda ditanam pada tanah ladang dengan tahanan jenis ( ρ ): 100 ohm/m

 Luas penampang elektroda adalah 5/8” Cu telanjang

r = 7,94 mm

 Menggunakan sistem pentanahan elektroda batang tunggal

 Panjang elektroda = 3 meter

 Elektroda ditanam sedalam panjang elektroda


ρ 4L
R pentanahan = 2 .π . L
(
ln −1
a )
100 4 x3
= ( ln
2. π .3 0, 00794
−1 )
= 33,5 Ω Tidak memenuhi syarat karena lebih dari 5Ω

Menggunakan konfigurasi DOUBLE STRAIGHT

l 3
k =In =In =5,9
r 0, 00794

1+L 1+3 In.x In.1,33


x= = =1, 33 m= = =0,048
L 3 k 5,9

1+2 m 1+2 ( 0,048 )


= =
Factor pengali konfigurasi 2 2 = 0,548

ρ
Rpt= x
2 πL factor pengali konfigurasi

100
= x0, 548=2,9Ω
2 πx 3 memenuhi persyaratan karena Rpt<5Ω

 Jadi, tahanan pentanahan yang diperoleh dengan pentanahan elektroda batang tunggal

sistem double straight adalah sebesar 2,9 Ω. Sehingga memenuhi syarat PUIL.

PENTANAHAN TITIK NETRAL TRAFO, PANEL MDP BODY GENSET PANEL

GENSET
Pada pentanahan titik netral trafo, panel MDP, body Genset, dan panel genset

harus mempunyai tahanan maksimum 5 ohm. Dalam pentanahan ini menggunakan

pentanahan system cross dengan catatan:

 Elektroda ditanam pada tanah ladang dengan tahanan jenis ( ρ ): 100 ohm/m

 Luas penampang elektroda adalah 5/8” Cu telanjang

r = 7,94 mm

 Menggunakan sistem pentanahan elektroda batang tunggal

 Panjang elektroda = 3 meter

 Elektroda ditanam sedalam panjang elektroda

ρ 4L
R pentanahan = 2 .π . L
(
ln −1
a )
100 4 x3
= (
ln
2. π .3 0, 00794
−1 )
= 33,5 Ω Tidak memenuhi syarat karena lebih dari 5Ω

Menggunakan konfigurasi DOUBLE STRAIGHT

l 3
k =In =In =5,9
r 0, 00794

1+L 1+3 In.x In.1,33


x= = =1, 33 m= = =0,048
L 3 k 5,9

1+2 m 1+2 ( 0,048 )


= =
Factor pengali konfigurasi 2 2 = 0,548

ρ
Rpt= x
2 πL factor pengali konfigurasi
100
= x0, 548=2,9Ω
2 πx 3 memenuhi persyaratan karena Rpt<5Ω

 Jadi, tahanan pentanahan yang diperoleh dengan pentanahan elektroda batang tunggal

sistem double straight adalah sebesar 2,9 Ω. Sehingga memenuhi syarat PUIL.

Anda mungkin juga menyukai