PABRIK (Fanydwi & Lutfichrist)
PABRIK (Fanydwi & Lutfichrist)
Suatu instalasi industri TM/TM/TR pada MDP (Main Distribution Panel) terbagi
menjadi 4 kelompok, yaitu :
DEFINISI
A. PERHITUNGAN TRAFO
Untuk memilih trafo yang akan digunakan dalam instalasi TM/TM/TR maka
harus memperhatikan ketentuan-ketentuan diantaranya:
Nilai total daya terpasang diperoleh dari penjumlahan kelima kelompok beban
yang sudah ditentukan, sebagai berikut :
S = 500 kVA + 400 kVA + 300 kVA + 200 kVA + 100 kVA
S = 1500 kVA
2. Kebutuhan Beban Maksimum
= FK x Daya Total
= 1125 kVA
= 1125 x 120 %
= 1350 kVA
4. Karena daya yang tersambung diatas 200 kVA, maka trafo tidak memakai GTT
(Gardu Trafo Tiang), melainkan Gardu Distribusi. Penyediaan trafo ditanggung
pelanggan dan rugi-rugi (kVARh) pada jaringan di tanggung pula oleh pelanggan.
Dari kebutuhan daya terpasang sebesar 1350 kVA, sesuai TDL dan perpres No. 8
Tahun 2011 industri ini tergolong tarif I-3/TM.
5. Pelanggan TM/TM/TR dengan golongan tarif I-3, menggunakan alat ukur dengan
KWH meter kode sambungan 412 dan kVARH meter kode sambungan 402 yaitu:
412 = 4 kawat, double tariff dan register sekunder, register sekunder
menggunakan CT dan PT.
402 = 4 kawat, single tariff dan register sekunder, register sekunder menggunakan
CT dan PT.
B. PEMILIHAN TRAFO
Dalam pemilihan trafo ada hal-hal terpenting yang perlu diperhatikan antara lain
adalah faktor keandalan, kualitas produk trafo, faktor ekonomis (harga & tempat trafo
tersebut diproduksi) dan rugi – rugi pada trafo. Oleh karena itu paling tidak dibutuhkan
dua data trafo untuk dibandingkan.
Dari hasil perbandingan trafo di atas maka trafo yang dipilih merk traffindo dengan
keunggulan secara mekanik maupun elektrik. Dan yang paling penting adalah pada trafo
traffindo terdapat keterangan bushing, ukuran bushing tersebut menentukan ukuran dan
jumlah kabel yang dapat disambungkan dengan trafo.
C. PEMILIHAN GENSET
Di dalam pabrik terdapat beban – beban prioritas, maksudnya adalah saat
suplai dari PLN mati beban ini tidak boleh mati juga. Oleh karena itu beban prioritas
akan disuplai oleh generator set. Besar daya prioritas kelompok 3,4 dan 5 maka
kapasitas genset yang dipilih harus memenuhi besar beban tersebut. Kapasitas daya dari
genset adalah sebagai berikut:
Frekuensi : 50 Hz
PENGAMAN GENSET
Untuk pengaman genset disesuaikan dengan rating arus dari genset itu sendiri
sebesar 912 A. Maka pengaman yang dipilih adalah type sebagai berikut Pengaman
yang digunakan adalah ACB type NW16 ( H1 ) dengan rated 800 sampai 1600 A dan
Ihs = 65 kA.
16 00 × 103
¿
√3 × 400
¿ 2309 A
= 2886 A
Dari perhitungan arus dan KHA di atas, maka penghantar yang digunakan
adalah kabel NYY 6 (1 x 185 mm2) per phasa dengan KHA 490 A di udara dengan suhu
keliling 30˚C dan tegangan pengenal 1,2 kV. Untuk kabel netral menggunakan kabel
NYY 3 (1 x 185 mm2). Busbar yang digunakan adalah tembaga dengan lapisan konduktif
ukuran (60 x 10) mm2 jumlah 4 batang dengan dengan pembebanan kotinue = 3800 A.
300 ×103
¿=
√ 3 × 400
¿ 455,8 A
KHA=125 × 455,8 A
¿ 569,7 A
Untuk penghantar menggunakan kabel NYY 3 x (1 x 70 mm2) per phasa dan kabel
netral 1 x (1 x 70 mm2) dengan KHA 720 A di tanah, dengan suhu keliling 30˚C dan
tegangan pengenal 1,2 kV. Busbar yang digunakan adalah tembaga telanjang 2 x (40 x
10) mm2 dengan pembebanan kotinue = 1050 A.
Kelompok 4
200 ×103
¿=
√ 3 × 400
¿ 303,8 A
KHA=125 ×303,8 A
¿ 379,7 A
Kelompok 5
100 ×103
¿=
√ 3 × 400
¿ 151,9 A
KHA=125 ×151,9 A
¿ 189,8 A
A. PERHITUNGAN Isc
A. Sisi Atas TM 20 Kv
V 2 4002
Z 1= = =320 sin θ=0,98
P 500
−3
cos θ=0,8 X 1=Z 1 × sinθ × 10
B. Transformator V SC V 20 7 160000
Z 2= × = × =7 m Ω
ωC ×V 20 ×10−3 100 S 100 1 6 00
R2=
S2
X 2= √ Z 22−R22=√ 72−1,532=10,71 mΩ
24600 ×400 2 ×10−3
R 2= =1,53 m Ω
16 002
D. Busbar
Busbar Utama
L 2
R4 =ρ =22,5 =0,045 m Ω X 4 =0,15 × L=0,15× 2=0,3 m Ω
A 4 × 50 ×5
Kelompok I
L 1 X G 1=0,15× L=0,15 ×1=0,15 m Ω
R G 1= ρ =22,5 =0,045 mΩ
A 50 ×10
Kelompok 2
Kelompok 3
Kelompok 4
Kelompok 5
X G 5 =0,15 × L=0,15 ×1=0,15 m Ω
L 1
RG 5= ρ =22,5 =0,056 m Ω
A 40 ×10
Resistansi dan reaktansi total untuk menentukan Isc pada trafo dapat dihitung:
Rt 1=R 1+ R 2+ R 3+ R 4=0,04 5+0,045+0,056+ 0,056=0,202m Ω
X t 1=X 1 + X 2 + X 3 + X 4=0,3136+10,71+0,3+0,3=11,62 m Ω
Arus hubung singkat pada pengaman utama dapat dihitung dengan rumus :
V0 V0 400
I HS= = =
√ 3 × Z √ 3× √ R t 1 + X t 1 √ 3 × √ 0,2022+ 11,622
2 2
¿ 19,87 kA
In = 2309 A
a. Kelompok 1
Rt 2=R t 1 + RG 1=0,202+ 0,045=0,247 m Ω
X t 2=X t 1 + X G 1=11,62+0,15=11,77m Ω
V0 V0 400
I HS= = =
√ 3 × Z √ 3× √ R + X 2
t2
2
t2 √ 3 × √ 0,2472 +11,77 2
¿ 19,61 kA
In = 759,6 A
Pengaman yang digunakan adalah MCCB tipe NS1250 N Micrologic 2.0 dengan
arus nominal 800 A dan Ihs = 50 kA.
b. Kelompok 2
Rt 3 =R t 1 + RG 2=0,202+ 0,045=0,247 m Ω
V0 V0 400
I HS= = =
√ 3 × Z √ 3× √ R t + X t √ 3 × √0,247 2+11,77 2
2 2
¿ 19,61 kA
In = 759,6 A
c. Kelompok 3
X t 4= X t 1 + X G 3 =11,62+0,15=11,77 m Ω
V0 V0 400
I HS= = =
√ 3 × Z √ 3× √ R t + X t √ 3 × √0,2582 +11,77 2
2 2
¿ 19,61 kA
In = 455,8 A
d. Kelompok 4
Rt 5 =R t 1 + RG 4=0,202+0,056=0,258 m Ω
X t 5=X t 1+ X G 4 =11,62+0,15=11,77 m Ω
V0 V0 400
I HS= = =
√ 3 × Z √ 3× √ R + X
2
t
2
t √3 × √ 0,2582 +11,77 2
¿ 19,61 kA
In = 379,7 A A
e. Kelompok 5
Rt 6 =Rt 1 + RG 5 =0,202+0,056=0,258 mΩ
V0 V0 400
I HS= = =
√ 3 × Z √ 3× √ R t 6 + X t 6 √3 × √0,2582 +11,77 2
2 2
¿ 19,61 kA
In = 189,8 A
A. ARRESTER
Arrester dipakai sebagai alat proteksi utama dari tegangan lebih. Oleh karena
pemilihan arrester harus sesuai dengan peralatan yang dilindunginya. Karena kepekaan
arrester terhadap tegangan, maka pemakainya harus disesuikan dengan tegangan sistem.
Pada pemilihan arrester ini dimisalkan tegangan impuls petir yang datang
berkekuatan 400 KV dalam waktu 0,1μs, jarak titik penyambaran dengan transformator 5
Km.
Tegangan sistem tertinggi umumnya diambil harga 110% dari harga tegangan
nominal sistem. Pada arrester yang dipakai PLN adalah :
Vmaks = 110% x 20 KV
Koefisien Pentanahan
Didefinisikan sebagai perbandingan antara tegangan rms fasa sehat ke tanah
dalam keadaan gangguan pada tempat dimana penagkal petir, dengan tegangan rms fasa
ke fasa tertinggi dari sistem dalam keadaan tidak ada gangguan Untuk menetukan
tegangan puncak (Vrms) antar fasa dengan ground digunakan persamaan:
Vm
Vrms = √ 2
22
= √2
= 15,5 KV
Vrms×√2
Vm(L - G) = √3
15 ,5×√ 2
= √3
= 12,6 KV
12,6 KV
Koefisien pentanahan = 15,5 KV
= 0,82
Keterangan :
e
E = K .e. x
400 KV
E = 0,0006×5 Km
= 133,3 KV
Keterangan :
Harga puncak surja petir yang masuk ke pembangkit datang dari saluran yang
dibatasi oleh BIL saluran. Dengan mengingat variasi teganagn flasover dan probabilitas
tembus isolator, maka 20% untuk faktor keamanannya, sehingga harga e adalah :
e =1,2 BIL saluran
Keterangan :
tegangankejutimpuls 100
R = aruspemuat
105 KV
= 2,5 KA
= 42 Ω
2×400 KV −133 , 3 KV
I = 0+42 Ω
= 15,8 KA
Keterangan :
x = jarak perambatan
V =IxR
Sehingga tegangan pelepasan arrester didapatkan sesuai persamaan :
ea = Eo + (I x R) (25)
Keterangan :
e = 1,2 x 150 KV
e = 180 KV
Basic Impuls Insulation Level (BIL) level yang dinyatakan dalam impulse
crest voltage (tegangan puncak impuls) dengan standart suatu gelombang 1,2/50 μs.
Sehingga isolasi dari peralatan-peralatan listrik harus mempunyai karakteristik ketahanan
impuls sama atau lebih tinggi dari BIL tersebut. Sehingga dipilih BIL arrester yang sama
dengan BIL transformator yaitu 150 KV
= 125.28 %
Keterangan :
2×A×x
Ep = ea + v
2×4000 KV /μs×x
125 = 133,3 KV+ 300 m/μs
8,3 = 26,6x
x = 0,31 m
jadi jarak arrester sejauh 31 cm dari transformator yang dilindungi. Perhitungan jarak
penempatan arrester di atas digunakan untuk transformator tiang. Namun di wilayah
Malang juga terdapat penempatan transformator di permukaan tanah dengan
menggunakan kabel tanah. Transformator tersebut berada dalam tempat terpisah dengan
pengaman arresternya. Transformator diletakkan di atas tanah dan terhubung dengan
arrester yang tetap diletakkan di atas tiang melalui kabel tanah.
Tegangan masih
di bawah rating
transformator
120 KV < 150 KV <125 KV Aman maupun arrester
Tegangan masih
memenuhi
125 KV <150 KV =125 KV Aman
batasan
keduanya
Tegangan lebih
diterima arrester
130 KV <150 KV >125 KV Aman
dan dialirkan ke
tanah
Masih
memenuhi batas
tegangan
150 KV =150 KV >125 KV Aman tertinggi yang
bisa diterima
arrester.
Melting time adalah interval waktu antara permulaan arus gangguan dan
pembusuran awal. Interval selama dalam masa pembusuran berakhir adalah arching time.
Sedangkan clearing time adalah melting time ditambah dengan arching time.
Penggunaan cut-out tergantung pada arus beban, tegangan, type system, dan
arus gangguan yang mungkinterjadi. Keempat factor diatas ditentukan dari tiga buah
rating cut-out, yaitu :
Setelah melihat data- data diatas maka perhitungan pemilihan fuse cut-out
adalah sebagai berikut :
Arus
Dayatrafo
I co= ×2,5
√ 3×20 kV
1600 kVA
I co= ×2,5
√ 3×20 kV
= 46,18 A
Rating arus kontinyu dari fuse besarnya dianggap sama atau lebih besar dari
beban kontinyu maksimal yang diinginkan / ditanggung. Oleh karena itu dipilih
HUBBELL CO dengan arus sebesar 200 A, yang mempunyai spesifikasi umum sebagai
berikut:
o Type : CP710342
o Voltage Nominal : 27 Kv
o Current continuous : 200 A
o Interupting RMS Asym : 10 kA
NB: Keterangan lebih lengkap dapat dilihat pada katalog
SANGKAR FARADAY
Medan listrik berpengaruh dan berbahaya bagi pekerja yang bekerja pada atau dekat
sekali dengan bagian dari jaringan yang bertegangan. Pekerja dapat mempergunakan
perlindungan untuk hal tersebut seperti sangkar faraday dimana kuat medan listrik didalam
pelindung konduktor ini merupakan fungsi dari derajat perlindungannya
Sangkar pelindung terbuat dari bahan konduktor dan beberapa tahun yang lalu
Faraday telah menunjukkan bahwa kuat medan listrik didalam sangkar adalah nol (0) bila
sangkar berbentuk kotak penuh. Namun jika sangkar tersebut berbentuk kotak penuh
sehingga pekerja didalamnya bebs terhadap medan listrik, maka hal ini tidak dapat dipakai
untuk bekerja. Perlindungan terhadap medan ini hanya dilakukan oleh sangjar yang
hanyaberbentuk setengah kotak atau sangkar yang tidak berbentuk kotak penuh, tergantung
pada derajat perlindungan yang kita inginkan
Dalam perhitungan ini yang perlu diperhatikan adalah system pengaman dari sisi TR
maupun TM pada trafo. Sesuai dengan catalog yang ada jarak aman sisi tegangan tinggi
adalah = 750 mm. Dengan perkiraan panjang tangan manusia sekitar kurang lebih 600 mm.
Sehingga dapat terhitung sangkar faraday sesuai dengan dimensi trafo yang digunakan.
: 4350 mm
: 4150 mm
: 1000 mm + 2050 mm
: 3050 mm
PEMILIHAN KOMPONEN KUBIKEL
Kubikel terdiri dari dua unit. Pertama adalah milik PLN (yang bersegel) dan kubikel
milik pelanggan (hak pelanggan sepenuhnya). Setiap kubikel terdiri dari incoming, metering
dan outgoing. Pada perencanaan ini, kubikel pelanggan dan PLN disamakan spesifikasinya,
karena selain PLN, pelanggan juga perlu memonitoring metering milik pelanggan itu
sendiri. Spesifikasi kubikel ialah:
1. Incoming : IMC
2. Metering : CM2
3. Outgoing : DM1-A
Dari schneider / Merlin Gerin
1. INCOMING (IMC)
Terdiri atas LBS (load break switch), coupling kapasitor dan CT
- LBS
Ialah pemutus dan penyambung tegangan dalam keadaan berbeban,
komponen berbeban terdiri atas beberapa fungsi yaitu:
1. Earth Switch
2. Disconnect Switch
3. Load Break Switch
Untuk meng-energized, proses harus berurutan (1-2-3) dan memutus beban
harus dengan urutan kebalikan (3-2-1).
- Coupling Capasitor
Dalam penandaan kubikel membutuhkan lampu tanda dengan tegangan kerja
400 kV. Karena pada kubikel mempunyai tegangan kerja 20 kV, maka tegangan
tersebut harus diturunkan hingga 400 V menggunakan coupling capasitor dengan 5
cincin yang menghasilkan output tegangan
= 20 kV/5
= 400 V
1. Transformer ARJP2/N2F
2. Single Primary Winding
3. Double Secondary Winding Untuk Pengukuran dan Pengaman
4. Arus rating : 400 A / 5
5. Burden : 7,5 VA
6. Class : 0,5
NB: Keterangan lebih lengkap bisa dilihat katalog kubikel
2. METERING (CM2)
Terdiri atas LBS type CS, busbar 3 phasa, LV circuit isolation switch, LV
fuse, 3 fuse type UTE atau DIN 6.3 A, heater 150 W (karena daerah dengan tingkat
kelembaban tinggi).
1. Earth switch
2. Disconnect switch
- Auxiliary kontak untuk CM2 yaitu 10 + 2c
- Voltage transformator
- Fuse
Fuse yang digunakan pada kubikel metering tergantung dari tegangan kerja
dan transformator yang digunakan. Setelah melihat tabel seleksi fuse (katalog
kubikel),
Pemilihan Fuse
Fuse = 400% x In
= 4 x 144,33
= 577,35 A
- Heater 150 W
Heater digunakan sebagai pemanas dalam kubikel. Sumber listrik heater ini
berdiri sendiri 220 V-AC. Difungsikan untuk menghindari flash over akibat embun
yang ditimbulkan oleh kelembaban di sekitar kubikel.
3. OUTGOING (DM1-A)
Terdiri atas:
Jika DS dioperasikan pada saat keadaan berbeban maka akan terjadi flash over
atau percikan-percikan api yang dapat merusak alat itu sendiri.
KVA (trafo )
I= ×1,15
√3×20 kV
5000 kV
I= ×1, 15
√3×20 kV
= 165,95 A
Cara pengoperasian LBS bisa secara manual yaitu digerakkan melalui penggerak
mekanis yang dibantu oleh sisitem pegas dan pneumatic.pemilihan LBS ditentukan
berdasarkan dengan Rating arus nominal dan tegangan kerjannya :
KVA (trafo )
I= ×1,15
√3×20 kV
5000 kVA
I= ×1, 15
√3×20 kV
= 165,98 A
Tabung Udara
Tiga kontak putar ditempatkan dalam satu enclosure dengan tekanan gas relative
0,4 bar
Operasi Keamanan
Saklar memiliki tiga posisi, yaitu:
- Tertutup
- Terbuka
- Ditanahkan
Dengan system operasi interlock, mencegah terjadinya kesalahan pengoperasian.
A. Perhitungan AC Ruang Kubikel
Untuk menjaga suhu ruang kubikel kita tidak menggunakan ventilasi, namun
menggunakan AC. Hal ini dimaksukan agar suhu ruang tetap stabil walupun keadaan
cuaca di luar ruangan berubah – ubah. Berikut perhitungan daya AC pada ruang
kubikel :
Kebutuhan BTU = 500 BTU/h tiap m3
Rumus : ( P x L x T ) BTU/h
½ PK ( 368 W ) setara dengan 5000 BTU/h
Panjang ruangan = 8 m
Lebar ruangan = 8 m
Tinggi ruangan = 4 m
Harmonisa 30%
Power factor 0.76
Power factor yang diinginkan 0.95
Daya aktif 1125 kW
Perhitungan menggunakan metode 1 ( tabel cos phi ). Melihat tabel cos phi
menunjukkan factor pengali sebesar 0,553. Maka daya reaktif yang diperlukan :
Melihat kebutuhan daya reaktif sebesar 622,12 kVAr, nilai perubahan power factor
( fluktuasi ) yang tinggi dan harmonisa yang tinggi maka dipilih kapasitor bank produk ABB
series CLMR dengan spesifikasi umum sebagai berikut :
kVAr : 675
steps : ( 9 x 75)
Tinggi : 2286
Lebar : 1270
Tebal : 508
Reactor : include
PEMILIHAN SKUN, MUR & BAUT
Pemilihan skun kabel outgoing trafo harus disesuaikan dengan besarnya kabel,
sedangkan pemilihan mur baut disesuaikan dengan lubang bushing trafo, lubang skun kabel,
dan tebal bushing ditambah tebal ujung skun kabel. Maka dengan pertimbangan factor –
factor tesebut maka dipilih komponen sebagai berikut :
PEMILIHAN ATS
Untuk ATS rating arusnya disesuaikan dengan pengaman utama, sehingga dari
perhitungan pengaman utama, maka dipilih ATS 640-PC dengan rating sebesar 4000 A
produk OSUNG dengan spesifikasi sebagai berikut :
Lebih lengkapnya mengenai dimensi dan spesifikasi lain tentang ATS osung bisa
dilihat pada katalog.
PENTANAHAN BODY TRAFO, SANGKAR FARADAY, BODY CUBICLE
Elektroda ditanam pada tanah ladang dengan tahanan jenis ( ρ ): 100 ohm/m
r = 7,94 mm
ρ 4L
R pentanahan = 2 .π . L
(
ln −1
a )
100 4 x3
= (
ln
2. π .3 0, 00794
−1 )
= 33,5 Ω Tidak memenuhi syarat karena lebih dari 5Ω
l 3
k =In =In =5,9
r 0, 00794
1+L 1+3 In.x In.1,33
x= = =1, 33 m= = =0,048
L 3 k 5,9
ρ
Rpt= x
2 πL factor pengali konfigurasi
100
= x0, 548=2,9Ω
2 πx 3 memenuhi persyaratan karena Rpt<5Ω
Jadi, tahanan pentanahan yang diperoleh dengan pentanahan elektroda batang tunggal
sistem double straight adalah sebesar 2,9 Ω. Sehingga memenuhi syarat PUIL.
Agar bahaya sambaran petir tidak masuk ke dalam siatem maka arrester harus di
tanahkan. Dalam pentanahan ini menggunakan sistem pentanahan elektroda batang tunggal
dengan catatan:
Elektroda ditanam pada tanah ladang dengan tahanan jenis ( ρ ): 100 ohm/m
r = 7,94 mm
l 3
k =In =In =5,9
r 0, 00794
ρ
Rpt= x
2 πL factor pengali konfigurasi
100
= x0, 548=2,9Ω
2 πx 3 memenuhi persyaratan karena Rpt<5Ω
Jadi, tahanan pentanahan yang diperoleh dengan pentanahan elektroda batang tunggal
sistem double straight adalah sebesar 2,9 Ω. Sehingga memenuhi syarat PUIL.
GENSET
Pada pentanahan titik netral trafo, panel MDP, body Genset, dan panel genset
Elektroda ditanam pada tanah ladang dengan tahanan jenis ( ρ ): 100 ohm/m
r = 7,94 mm
ρ 4L
R pentanahan = 2 .π . L
(
ln −1
a )
100 4 x3
= (
ln
2. π .3 0, 00794
−1 )
= 33,5 Ω Tidak memenuhi syarat karena lebih dari 5Ω
l 3
k =In =In =5,9
r 0, 00794
ρ
Rpt= x
2 πL factor pengali konfigurasi
100
= x0, 548=2,9Ω
2 πx 3 memenuhi persyaratan karena Rpt<5Ω
Jadi, tahanan pentanahan yang diperoleh dengan pentanahan elektroda batang tunggal
sistem double straight adalah sebesar 2,9 Ω. Sehingga memenuhi syarat PUIL.