Anda di halaman 1dari 20

LAPORAN INSTALASI TEGANGAN MENENGAH

KUNJUNGAN KUBIKEL
POLITEKNIK NEGERI MALANG

Oleh :

Fany Dwi Kristanti


1641150029
No. Absen 07
D4 SKL 2C

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO


PRODI D4 SISTEM KELISTRIKAN 2C
POLITEKNIK NEGERI MALANG
Kata Pengantar

Salam Sejahtera,

Puji dan Syukur penyusun panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang
telah memberikan pertolongan dan rahmatnya sehingga mampu menyelesaikan
Laporan Kunjungan Kubikel Politeknik Negeri Malang ini. Penyusunan laporan ini
sebagai syarat untuk tugas Mata Kuliah Instalasi Tegangan Menengah untuk
membuka wawasan tentang instalasi tengangan menengah yang ada di Politeknik
Negeri Malang yang berlokasi di Gedung Graha Polinema.

Trimakasih kepada Bapak Lukman sebagai Dosen Pengampu Mata Kuliah


Intalasi Tegangan Menengah. Terimakasih kepada kedua orang tua yang sudah yang
selalu mendoakan kesuksesan penulis dalam menimba ilmu di perantauan.
Terimakasih juga kepada teman tercinta yang selalu menghibur dan membantu
jalannnya pembuatan laporan ini.

Disadari bahwa penyusunan laporan ini jauh dari sempurna baik dari susunan
bahasa maupun materi penyusunannya. Hal ini disebabkan oleh keterbatasan biaya,
tenaga , dan pengetahuan. Akhir kata diaharapkan semoga laporan ini dapat
memberikan manfaat bagi pembaca.

Malang, 17 April 2018

Fany Dwi Kristanti


BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Sehubungan dengan kegiatan yang sudah di laksanakan pada hari Rabu, 11 April
2018 minggu kemaren yang bertempat di Gedung Graha Politeknik Negeri
Malang. Yang kegiatan tersebut didelanggrakan oleh Keleas D4 SKL 2C dengan
Dosen Pembina/ Pengampu Mata Kuliah Intalasi Tegangan Menengah.
Berdasarkan pengalaman yang diperoleh mahasiswa belum mengetahui dan
melihat bentuk intalasi terebut. Sehingga di lakukannya Kunjungan Kubikel di
Gedung Graha Politeknik Negeri Malang. Dengan demikian mahasiwa/i dapat
mengerti dan mengenal bagaimanaalur instalasi tersebut.

1.2 Tujuan Kegiatan Kunjungan


Adanya beberapa tujuan dari kunjungan ke tempat kubikel Politeknik Negeri
Malang.adalah :
1. Memperluas pengetahuan siswa tentang sistem distribusi pada Politeknik
Negeri Malang.
2. Memperluas pengetahuan siswa tentang alat-alat yang tidak pernah dilihat
sebelumnya dan,
3. Memperluas pengetahuan siswa tentang sistem instalasi listrik

1.3 Tujuan Laporan


Laporan ini disusun dengan tujuan untuk memenuhi tugas Instalasi Tegangan
Menengah kelas DIV-2C sebagai dokumentasi kegiatan kunjungan.
Adapun metode yang digunakan, yaitu:
1. Metode Observasi
Penyusun melakukan observasi lapangan untuk mengambil dan
mengumpulkan data.
2. Metode Wawancara
Penulis melakukan tanya jawab dengan karyawan.
3. Metode pengajaran
Beberapa karyawan memberikan pengajaran dan penjelasan mengenai hal
yang berkaitan.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Sistem Distribusi Politeknik Negeri Malang

KUBIKEL DISCONNECTING
TRANSFORMATOR LVMDS
PELANGGAN SWITCH

GENERATOR SET

GRUP 1 GRUP 2 GRUP 3 GRUP 4 KAPASITOR


2.2 Bagian –bagian pada Kubikel Politeknik Negeri Malang
2.2.1 Kubikel Pelanggan 20kv
 Pengertian Kubikel
Kubikel ialah suatu perlengkapan atau peralatan listrik yang
berfungsi sebagai pengendali, penghubung dan pelindung serta
membagi tenaga listrik dari sumber tenaga listrik, Kubikel istilah
umum yang mencangkup peralatan switching dan kombinasinya
dengan peralatan kontrol, pengukuran, proteksi dan peralatan
pengatur. Peralatan tersebut dirakit dan saling terkait dengan
perlengkapan, selungkup dan penyangga. Sesuai IEC 298 : 1990
didespesifikasikan sebagai perlengkapan hubung bagi dan kontrol
berselungkup logam rakitan pabrik untuk arus bolak-balik dengan
tegangan pengenal diatas 1 kV sampai dengan dan termasuk 35
kV, untuk pasangan dalam dan pasangan luar , dan untuk
frekuensi sampai 50 Hz.
 Fungsi Kubikel
a. Mengendalikan sirkuit yang dilakukan oleh saklar utama
b. Melindungi sirkuit yang dilakukan oleh fase/pelebur
c. Membagi sirkuit dilakuan oleh pembagian jurusan/kelompok
(busbar)
2.2.2 Disconnecting Switch
Disconnecting Switch adalah alat yang berfungsi sebagai alat pemutus
rangkaian dan biasanya untuk pengisolasian peralatan yang tersupply
daya besar. Disconnencting switch biasanya dilengkapi dengan
peringatan visual untuk keamanan para pekerja, dengan kata lain pada
saat keadaan saklar terbuka atau tidak ada arus beban yang mengalir
maka visual sign akan menyala untuk memberitahukan keadaan aman dan
sebaliknya.
2.2.3 Transformator
 Pengetian Transformator
Transformator atau sering disingkat dengan istilah Trafo adalah
suatu alat listrik yang dapat mengubah taraf suatu tegangan AC ke
taraf yang lain. Yang berfungsi untuk memindahkan energi listrik
dari satu rangkaian listrik ke rangkaian listrik yang lain melalui
suatu gandengan magnet berdasarkan prinsip induksi
elektromagnet.
a. Transformator step up yaitu transformator yang mengubah
tegangan bolak-balik rendah menjadi tinggi, transformator
ini mempunyai jumlah lilitan kumparan sekunder lebih
banyak daripada jumlah lilitan primer (Ns > Np).
b. Transformator step down yaitu transformator yang
mengubah tegangan bolak-balik tinggi menjadi rendah,
transformator ini mempunyai jumlah lilitan kumparan
primer lebih banyak daripada jumlah lilitan sekunder (Np
> Ns).
 Fungsi Transformator
Transformator distribusi berfungsi untuk menurunkan tegangan
transmisi menengah 20kV ketegangan distribusi 220/380V
sehingga peralatannya adalah unit trafo( 3 phase ).

2.2.4 Low Voltage Main Distribution Panel (LVMDP)


 Pengertian LVMNP
LVMDP adalah kependekan dari Low Voltage Main Distribution
Panel, artinya panel LVMDP ini bekerja pada tegangan rendah
dan berfungsi sebagai pembagi utama pembagian daya instalasi di
seluruh gedung dan sekitar.
 Fungsi LVMNP
a. Sebagai panel pembagi utama / distribution main, ke
seluruh instalasi gedung dan area sekitar.
b. Pada LVMDP pada Politeknik Negeri Malang terdapat
ACB dan MCCB berfungsi untuk pengaman beban lebih.

2.2.4.11 ACB
ACB adalah singkatan dari Air Circuit Breaker, dari namanya
ACB dapat diartikan sebagai suatu Alat yang berfungsi sebagai
pemutus rangkaian dan memanfaatkan Udara untuk meredam
timbulnya busur api saat ACB dinyalakan.
Seperti halnya MCB dan MCCB, ACB juga tak hanya
berfungsi sebagai pemutus dan penghubung rangkaian listrik, selain
itu ACB juga memiliki kemampuan memutus secara otomatis saat
dibebani dengan arus yang melebih kapasitas maksimal ACB
tersebut.
Selain itu ACB juga memiliki beberapa fungsi lainnya, yaitu:
dapat dilengkapi dengan UVT (Under Voltage Trip) yang berfungsi
untuk memberikan perlindungan pada saat tidak ada tegangan listrik
maka ACB tidak dapat dioperasikan.
ACB juga dapat dilengkapi dengan CC (Closing Coil), yang
berfungsi untuk menyalakan ACB secara otomatis. ACB memiliki
kemampuan hantar Arus maksimal yang jauh lebih besar jika
dibandingkan dengan MCB dan MCCB, Kemampuan ACB ada yang
mencapai lebih dari 6000A. ACB juga dilengkapi dengan selektor
pilihan batas Arus maksimal ACB, dengan selektor ini dapat diatur
berapa persentase batasan Arus maksimal untuk ACB terputus (Trip).
ACB hanya tersedia dalam 2 pilihan jumlah kutub (Pole),
yakni ACB 3P, dan ACB 4P. ACB dapat digunakan untuk berbagai
jenis Tegangan Listrik, dari mulai LV (Low Voltage) sampai HV
(High Voltage). ACB dapat dipasangkan dengan berbagai aksesoris
tambahan lainnya, seperti UVT (Under Voltage Trip), Switch,
Auxiliary Contact, SHT, CC, dan lainnya, dan juga dapat difungsikan
dengan sistem "Automatic Close / Open".
ACB hanya digunakan untuk keperluan sistem kelistrikan
industri yang memiliki daya cukup besar dan biasanya digunakan
untuk listrik 3 fasa, yang memerlukan kapasitas pemutus (Breaking
Capacity) yang lebih besar.

2.2.4.12 MCCB
MCCB adalah singkatan dari Moulded Case Circuit Breaker,
dari namanya dapat diartikan bahwa MCCB adalah suatu alat
pemutus rangkaian yang berbentuk kotak/persegi.
Seperti halnya MCB, MCCB juga tak hanya berfungsi sebagai
pemutus dan penghubung rangkaian listrik, selain itu MCCB juga
memiliki kemampuan memutus secara otomatis saat dibebani dengan
arus yang melebih kapasitas maksimal MCCB tersebut.
MCCB memiliki kemampuan hantar Arus maksimal yang jauh
lebih besar jika dibandingkan dengan MCB, Kemampuan MCCB ada
yang mencapai 1000A.
Beberapa model MCCB memiliki kelebihan, yakni dilengkapi
dengan selektor pilihan batas Arus maksimal MCCB, dengan selektor
ini dapat diatur berapa persentase batasan Arus maksimal untuk
MCCB terputus. MCCB terdapat dalam beberapa pilihan jumlah
kutub (Pole), ada MCCB 2P, MCCB 3P, MCCB 4P, meski tersedia
MCCB 1P, namun jarang digunakan. MCCB dapat digunakan untuk
berbagai jenis Tegangan Listrik, dari mulai LV (Low Voltage)
sampai MV (Medium Voltage). Beberapa jenis MCCB dapat
dipasangkan aksesoris tambahan lainnya, seperti UVT (Under
Voltage Trip), Switch, Auxiliary Contact.
Sebagian besar MCCB digunakan untuk keperluan sistem
kelistrikan industri yang memiliki daya cukup besar dan biasanya
digunakan untuk listrik 3 fasa, yang memerlukan kapasitas pemutus
(Breaking Capacity) yang lebih besar.

2.2.5 Generator Set


Genset atau yang merupakan singkatan dari Generator Set ini adalah
sebuah Perangkat yang mampu menghasilkan Daya Listrik. Genset ini
merupakan seperangkat atau gabungan antara Generator atau Alternator
dan Engine yang dapat digunakan sebagai Alat Pembangkit Listrik.
Pada generator set di Politeknik Negeri Malang dapat dioperasikan
secara manual (dengan operator) maupun secara otomatis. Pada
pengopreasian secara otomatis digunakan ATS(Automatic Transfer
Switch).

2.2.6 Kapasitor Bank


 Proses Keja Kapasitor
Kapasitor yang akan digunakan untuk meperbesar pf dipasang
paralel dengan rangkaian beban. Bila rangkaian itu diberi
tegangan maka elektron akan mengalir masuk ke kapasitor. Pada
saat kapasitor penuh dengan muatan elektron maka tegangan akan
berubah. Kemudian elektron akan ke luar dari kapasitor dan
mengalir ke dalam rangkaian yang memerlukannya dengan
demikian pada saaat itu kapasitor membangkitkan daya reaktif.
Bila tegangan yang berubah itu kembali normal (tetap) maka
kapasitor akan menyimpan kembali elektron. Pada saat kapasitor
mengeluarkan elektron (Ic) berarti sama juga kapasitor menyuplai
daya treaktif ke beban. Karena beban bersifat induktif (+)
sedangkan daya reaktif bersifat kapasitor (-) akibatnya daya
reaktif yang berlaku menjadi kecil.
 Pemasangan Kapasitor
Kapasitor yang akan digunakan untuk memperkecil atau
memperbaiki pf penempatannya ada dua cara :
1. Terpusat kapasitor ditempatkan pada:
a. Sisi primer dan sekunder transformator
b. Pada bus pusat pengontrol
2. Cara terbatas kapasitor ditempatkan
a. Feeder kecil
b. Pada rangkaian cabang
c. Langsung pada beban

2.2.7 Pengaman pada setiap Group Panel


 MCB
MCB adalah singkatan dari Miniature Circuit Breaker, Dari
namanya MCB (Miniature Circuit Breaker) dapat diartikan bahwa
MCB adalah suatu alat pemutus rangkaian listrik yang memiliki
ukuran atau bentuk yang kecil.
MCB tak hanya berfungsi sebagai Pemutus dan Penghubung
dalam suatu rangkaian Listrik, selain itu MCB juga dilengkapi
dengan sistem pengaman yang akan memutuskan rangkaian listrik
secara otomatis saat terjadi arus lebih (Over Current).
Arus Lebih (Over Current) dapat terjadi karena adanya
kelebihan pemakaian beban listrik, atau karena adanya hubungan
singkat (Short Circuit) pada rangkaian listrik.
Batasan Arus listrik yang dapat dibebankan pada suatu MCB,
biasanya sesuai dengan spesifikasi yang tertera pada MCB
tersebut, sebagai contoh, jika sebuah MCB tertulis 2A berarti
MCB ini akan memutus rangkaian saat arus yang dialiri melebihi
2A.
Kemampuan hantar Arus maksimal MCB tak seperti MCCB
maupun ACB yang dapat digunakan untuk Arus mencapai diatas
1000A, batasan arus maksimal yang dimiliki MCB hanya sekitar
63A, Selain itu, Batasan Arus yang tertera pada MCB tidak bisa
disetting sesuai kebutuhan seperti yang ada pada sebagian MCCB
dan ACB.
MCB memiliki berbagai pilihan jumlah kutub (Pole), antara
lain MCB 1P, MCB 2P, MCB 3P, MCB 4P, dan MCB juga dapat
digunakan untuk beberapa pilihan Tegangan listrik, seperti 220V
sampai 400V.
MCB tidak didukung Untuk penambahan Aksesoris lainnya,
seperti UVT, SHT, Switch, Relay, dan beberapa aksesoris
tambahan lainnya yang biasa digunakan pada MCCB atau ACB.
MCB umumnya digunakan untuk pengaman pada Instalasi
rumah, sebagai pengaman rangkaian kontrol, lampu-lampu dan
alat ukur pada sebuah panel MCC, dan sebagai pengaman pada
panel LCC.
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
1. Sistem jaringan tegangan 20kV dari PLN kemudian diubah menjadi 380 V
dengan menggunakan transformator.
2. Sistem proteksi pada Politeknik Negeri Malang menggunakan ACB, MCCB
dan MCB.
3. Penggunaan kapasitor bank difungsikan untuk memperbaiki faktor daya dari
sistem.
4. Pengadaan generator set untuk sumber cadangan jika sumber dari PLN
mati/padam.
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai