Anda di halaman 1dari 4

Peraturan Terkait Keselamatan Jalan

Di Indonesia, keselamatan jalan diatur dalam Peraturan Perundang-undangan di bawah


ini:

 Undang-Undang
1. UU 34 tahun 1964 tentang Dana Pertanggungan Wajib Kecelakaan Lalu
Lintas Jalan
2. UU 38 Tahun 2004 tentang Jalan,
3. UU 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan

 Peraturan Pemerintah
1. PP 15 Tahun 2005 tentang Jalan Tol, pdf, yang telah diubah dengan PP No
43 Tahun 2013 tentang Perubahan Kedua Atas PP 15 2005
2. PP 34 Tahun 2006 tentang Jalan
3. PP 32 Tahun 2011 tentang Manajemen dan Rekayasa, Analisis Dampak,
Serta Manajemen Kebutuhan Lalu Lintas
4. PP 79 Tahun 2013 tentang Jaringan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan ,
5. PP 62 Tahun 2013 tentang Investigasi Kecelakaan Lalu Lintas
6. PP 37 Tahun 2017 tentang Keselamatan LLAJ
7. Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 2012 tentang Kendaraan;
8. Peraturan Pemerintah Nomor 80 Tahun 2012 tentang Tata Cara
Pemeriksaan Di Jalan

 Instruksi Presiden
1. Instruksi Presiden Nomor 4 Tahun 2013 tentang Program Dekade Aksi
Keselamatan Jalan, dengan Lampiran Inpres
2. Rencana Umum Nasional Keselamatan Jalan (RUNK) tahun 2011,

 Peraturan Menteri Pekerjaan Umum/PUPR


1. Peraturan Menteri PU No 11/PRT/M/2010 tentang Tata Cara dan
Persyaratan Laik Fungsi Jalan,
2. Peraturan Menteri PU No 19/PRT/M/2011 tentang Persyaratan Teknis
Jalan dan Kriteria Perencanaan Teknis Jalan, pdf dengan Lampiran Permen 19,
3. Peraturan Menteri PU No 13/PRT/M/2011 tentang Tata Cara
Pemeliharaan dan Penilikan Jalan,

 Peraturan Menteri Perhubungan


1. Peraturan Menteri Perhubungan No PM 13 Tahun 2014 tentang Rambu
Lalu Lintas,
2. Peraturan Menteri Perhubungan No PM 34 Tahun 2014 tentang Marka
Jalan,
3. Peraturan Menteri Perhubungan No PM 26 Tahun 2015 tentang Standar
Keselamatan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan,
4. Peraturan Menteri Perhubungan No PM 75 tahun 2015 tentang
Penyelenggaraan Analisis Dampak Lalu Lintas,
5. Peraturan Menteri Perhubungan No PM 96 Tahun 2015 tentang Pedoman
Pelaksanaan Kegiatan Manajemen dan Rekayasa Lalu Lintas,
6. Peraturan Menteri Perhubungan No PM 120 Tahun 2015 tentang Petunjuk
Teknis Penggunaan Dana Alokasi Khusus Sub Bidang Keselamatan Transportasi
Darat dan Sub Bidang Transportasi Perkotaan,

 Peraturan Kepala Kepolisian Republik Indonesia


1. Peraturan Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia Nomor 10 tahun
2012 tentang Pengaturan Lalu Lintas Dalam Keadaan Tertentu dan Penggunaan
Jalan Selain Untuk Kegiatan Lalu Lintas
2. Peraturan Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia Nomor 15 tahun
2013 tentang Tata Cara Penanganan Kecelakaan Lalu Lintas
3. Peraturan Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia Nomor 9 tahun
2012 tentang Surat Izin Mengemudi
4. Peraturan Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia Nomor 5 tahun
2012 tentang Registrasi dan Identifikasi Kendaraan Bermotor

 Instruksi/Surat Edaran Direktur Jenderal Bina Marga


1. Instruksi Direktur Jenderal Bina Marga Nomor 02/IN/Db/2012 tentang
Panduan Teknis Rekayasa Keselamatan Jalan, Buku 1 (Biru) Rekayasa
Keselamatan Jalan,
2. Instruksi Direktur Jenderal Bina Marga Nomor 02/IN/Db/2012 tentang
Panduan Teknis Rekayasa Keselamatan Jalan, Buku 2 (Hijau) Manajemen
Hazard Sisi Jalan,
3. Instruksi Direktur Jenderal Bina Marga Nomor 02/IN/Db/2012 tentang
Panduan Teknis Rekayasa Keselamatan Jalan, Buku 3 (Merah) Keselamatan di
Lokasi Pekerjaan Jalan,

 Peraturan/Keputusan/Surat Edaran Direktur Jenderal Perhubungan


Darat
1. Peraturan Direktur Jenderal Perhubungan Darat
Nomor SK.7234/AJ.401/DRJD/2013 tentang Petunjuk Teknis Perlengkapan
Jalan,
2. Peraturan Direktur Jenderal Perhubungan Darat Nomor
SK.1304/AJ.403/DJPD/2014 tentang Zona Selamat Sekolah (ZoSS),

 Peraturan Daerah
1. Peraturan Daerah Kabupaten Kutai Kartanegara Nomor 12 tahun 2015
tentang Penataan Penyelenggaraan Transportasi,
2. Peraturan Daerah Kabupaten Rejang Lebong Nomor 17 tahun 2007
tentang Penyelenggaraan Lalu Lintas Jalan di Wilayah Kabupaten Rejang Lebong
3. Peraturan Daerah Kota Balikpapan Nomor 33 tahun 2000 tentang
Pengaturan Lalu Lintas
4. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Timur Nomor 4 tahun 2012 tentang
Pengendalian Kelebihan Muatan Angkutan Barang
PENTINGNYA SOSIALISASI KESELAMATAN BERLALU LINTAS

Mengapa safety riding sangat penting diperhatikan dalam berkendara karena banyak kecelakaan
lalu lintas di jalan yang disebabkan oleh pengendara, seperti data kecelakaan
kendaraan bermotor yang terjadi di jalan raya dari kepolisian khususnya Polda Metro Jaya
menyatakan sekitar 80-85% dari kecelakaan terjadi karena kelalaian dari para pengendara. Hal
itu terjadi karena ketidakdisiplinan dalam berkendara, bahkan berakibat juga merugikan orang
lain sehingga menimbulkan korban jiwa antar penguna jalan. Sepertinya pemerintah, polisi, LSM
maupun media massa telah gencar dalam mengkampanyekan tentang safety riding namun masih
sangat banyak ditemukan pengendara mobil maupun motor yang tidak disiplin di jalan raya.
Oleh karena itu, lebih baik kampanye/pendidikan safety riding ini harus fokus dalam
mengenalkannya kepada generasi muda sejak usia dini.

Mengapa perlu adanya edukasi tentang safety riding atau keselamatan berkendara sejak usia
dini? bukankah anak-anak belum termasuk usia untuk mengendarai kendaraan di jalan? Ya, akan
tetapi merekalah nanti kedepannya yang akan menjadi pengguna jalan dan perlu adanya
pengenalan terhadap keselamatan berkendara dan etika di jalan raya sejak mereka belum
berkendara. Pada usia dini ini pula pembentukan karakter seseorang untuk berdisiplin akan lebih
mudah dilakukan daripada ketika seseorang sudah beranjak dewasa dan pengetahuan itu akan
lebih mudah membekas pada diri mereka. Dengan hal ini pula diharapkan generasi muda dapat
menjadi Agent of Change dalam bertransportasi di masa depan, jika sejak dini telah diberikan
edukasi bagaimana bertransportasi yang baik dan benar.

Pengenalan safety riding ini bisa diterapkan oleh pemerintah dengan membuat suatu kurikulum
di sekolah, mulai dari tingkat sekolah dasar sampai pada tingkat atas. Pemerintah dalam hal ini
harus berperan aktif untuk membekali generasi muda tentang pentingnya keselamatan
berkendara karena pendidikan tentang safety riding ini bukan hanya sebagai pendidikan tentang
teknik berkendara tetapi lebih kepada Life Skill Education yang akan berguna di kehidupan
generasi muda sehari-hari karena pendidikan formal tentang safety riding, generasi muda tidak
hanya dibekali tips dan resiko apa saja ketika berkendara tetapi juga tentang etika dan perilaku
yang seharusnya di terapkan ketika berkendara. Dulu sempat ada wacana dari pemerintah tentang
akan diterapkannya kurikulum safety riding ini di sekolah-sekolah namun sampai sekarang hal
tersebut belum di wujudkan. Tentunya kita berharap kurikulum tersebut akan segera terealisasi
karena merupakan suatu hal positif bagi dunia pendidikan.
Selain dari pemerintah, tentunya peran aktif orang tua sangat di perlukan dalam mendidik anak-
anaknya tentang keselamatan berkendara. Orang tua bisa melakukannya dengan memberikan
contoh ketika mereka berkendara bersama anak, mulai dari hal kecil seperti, menggunakan helm
ketika berkendara motor, menggunakan safety belt ketika mengendarai mobil dan mematuhi
rambu-rambu lalu lintas. Hal ini tentunya akan tertanam dalam memori anak untuk mematuhi
rambu lalu lintas dan akan terbawa ketika sang anak beranjak dewasa nantinya.

Anda mungkin juga menyukai