TINJAUAN PUSTAKA
II.1. Teori Umum
II.1.2 Pengertian Tablet
Tablet adalah sediaan padat, kompak, dibuat secara kempa cetak dalam bentuk
tabung pipih atau serkuler, kedua permukaannya rata atau cembung, mengandung satu
jenis obat atau lebih denganatau tanpa zat tambahan, dimana zat tambahan yang
digunakan dapat berfungsi sebagai bahan pengisi, zat pengikat, zat pelincir, zat
pengembang, zat pembasah atau zat lainnya yang cocok (Fatmawaty, 2012).
Waktu hancur sediaan tablet sangat berpengaruh dalam biofarmasi dari obat.
Supaya komponen obat sepenuhnya tersedia untuk diabsopsi dalam saluran cerna, maka
tablet harus hancur dan melepaskannya ke dalam cairan tubuh untuk dilarutkan (Ansel,
1989). Waktu hancur dipengaruh oleh penghancur (jenis dan jumlahnya) dan banyaknya
pengikat. Selain itu, tablet juga harus memiliki kekerasan yang cukup dan keregasan
yang sesuai dengan persyaratan yang ad, karena semakin kecil presentase kehilangan
bobot dari suatu tablet maka semakin baik efek terapi yang diberikan oleh sedian obat
tersebut terhadap tubuh. Dengan kata lain kekerasan, keregasan, dan waktu hancur
dapat mempengaruhi kecepatan absorpsi obat dalam tubuh
Tablet terdapat berbagai ragam bentuk ukuran, bobot, kekersan,ketebalan, sifat
disolusi dan desintegrasi dalam aspek laintergantung pada pengguanaan yang
dimaksudkan dan metode pembuatanya. Tablet biasanya berbentuk bundar dengan
permukaan datar, atau konveks. Tablet dapat dihasilkan dalam berbagai bentuk dengan
membuat pons dengan lubang kempa cetakan yang didesain secara khusus (siregar,
2010)
II.1.2 Keuntungan Sediaan Tablet (Lachman, 2008)
1. Tablet dapat bekerja pada rute oral yang paling banyak dipilih;
2. Tablet memberikan ketepatan yang tinggi dalam dosis;
3. Tablet dapat mengandung dosis zat aktif dengan volume yang kecil sehingga
memudahkan proses pembuatan, pengemasan, pengangkutan, dan
penyimpanan;
4. Bebas dari air, sehingga potensi adanya hidrolisis dapat dicegah/diperkecil;
5. Volume sediaan cukup kecil dan wujudnya padat (merupakan bentuk sediaan oral
yang paling ringan dan paling kompak), memudahkan pengemasan,
penyimpanan, dan pengangkutan;
6. Tablet merupakan bentuk sediaan yang utuh (mengandung dosis zat aktif yang
tepat/teliti) dan menawarkan kemampuan terbaik dari semua bentuk sediaan oral
untuk ketepatan ukuran serta variabilitas kandungan yang paling rendah;
7. Dapat mengandung zat aktif dalam jumlah besar dengan volume yang kecil;
8. Tablet merupakan sediaan yang kering sehingga zat aktif lebih stabil;
9. Tablet sangat cocok untuk zat aktif yang sulit larut dalam air.
10. Zat aktif yang rasanya tidak enak akan berkurang rasanya dalam tablet;
11. Pemberian tanda pengenal produk pada tablet paling mudah dan murah; tidak
memerlukan langkah pekerjaan tambahan bila menggunakan permukaan
pencetak yang bermonogram atau berhiasan timbul;
12. Pelepasan zat aktif dapat diatur (tablet lepas tunda, lepas lambat, lepas
terkendali);
13. Tablet dapat disalut untuk melindungi zat aktif, menutupi rasa dan bau yang tidak
enak, dan untuk terapi lokal (salut enterik);
14. Dapat diproduksi besar-besaran, sederhana, cepat, sehingga biaya produksinya
lebih rendah;
15. Pemakaian oleh penderita lebih mudah;
16. Tablet merupakan bentuk sediaan oral yang memiliki sifat pencampuran kimia,
mekanik, dan stabilitas mikrobiologi yang paling baik.
1. Ada orang tertentu yang tidak dapat menelan tablet (dalam keadaan tidak
sadar/pingsan);
2. Formulasi tablet cukup rumit;
3. Beberapa zat aktif sulit dikempa menjadi kompak padat, karena sifat amorfnya,
flokulasi, atau rendahnya berat jenis;
4. Zat aktif yang sulit terbasahi (hidrofob), lambat melarut, dosisnya cukup besar atau
tinggi, absorbsi optimumnya tinggi melalui saluran cerna, atau kombinasi dari sifat
tersebut, akan sulit untuk diformulasi (harus diformulasi sedemikian rupa);
5. Zat aktif yang rasanya pahit, tidak enak, atau bau yang tidak disenangi, atau zat
aktif yang peka terhadap oksigen, atmosfer, dan kelembaban udara, memerlukan
enkapsulasi sebelum dikempa. Dalam hal ini sediaan kapsul menjadi lebih baik
daripada tablet.
1. Harus mengandung zat aktif dan non aktif yang memenuhi persyaratan
2. Harus mengandung zat aktif yang homogeny dan stabil.
3. Keadaan fisil harus cukup kuat terhadap gangguan fisik/mekanik.
4. Keseragaman bobot dan penampilan harus memenuhi persyaratan.
5. Waktu hancur dan laju disolusi harus memenuhi persyaratan.
6. Harus stabil terhadap udara dan suhu lingkungan.
7. Bebas dari kerusakan fisik.
8. Stabilitas kimiawi dan fisik cukup lama selama penyimpanan
9. Zat aktif harus dilepaskan secara homogeny dalam waktu tertentu.
10. Tablet memenuhi persyaratan farmakope yang berlaku.
11. Bobot minimal tablet 50 mg, bobot maksimal tablet 800 mg.
Dapus
Syamsuni.2007.Ilmu Resep.EGC.Jakarta.
Lachman L., Herbert, A. L. & Joseph, L. K., 2008. Teori dan Praktek Industri Farmasi
Edisi III: Jakarta. Penerbit Universitas Indonesia.