Anda di halaman 1dari 11

BAB 4 KONSEP & SKENARIO

PERENCANAAN
Berdasarkan tujuan yang telah ditetapkan
4.1 Konsep Wilayah
yaitu “Kecamatan Wonogiri Mampu
Independent Core Region
Mengoptimalkan Fungsinya sebagai Pusat
Independent dalam konsep perencanaan
Kegiatan Lokal dan Berkembangnya Potensi
Kecamatan Wonogiri berarti sebuah wilayah atau kota
Lokal Kecamatan Wonogiri pada tahun 2024”.
yang mandiri. Menurut Kamus Tata Ruang yang
Maka untuk mencapai tujuan tersebut maka konsep
diterbitkan oleh Direktorat Jenderal Cipta Karya
perencanaan pengembangan wilayah Kecamatan
Departemen Pekerjaan Umum (1977), wilayah atau
Wonogiri yang diterapkan adalah
kota mandiri adalah kota yang memiliki fungsi-fungsi
perkotaan yang lengkap dan secara ekonomi mampu
Pemilihan konsep mandiri atau mandiri dalam arti dapat memenuhi kebutuhan
independent didasarkan pada fungsi kegiatan perkotaan dan pengembangannya
Kecamatan Wonogiri sebagai Pusat berdasarkan hasil kegiatan ekonominya. Konsep kota
Kegiatan Lokal bagi Kabupaten mandiri merupakan konsentrasi penduduk dan
Wonogiri, sehingga agar fungsi ini dapat kegiatan-kegiatan ekonomi dan bisnis serta sosial dan
berjalan sebagaimana mestinya maka tersediamya prasarana dan sarana perkotaan dan
Kecamatan Wonogiri perlu untuk dapat fasiltas pelayanan lainnya yang mampu melayani
memenuhi kebutuhannya sendiri berbagai kebutuhan penting pokok bagi kehidupan
terlebih dahulu. masyarakatnya.

Mandiri
Independent
yang dimaksudkan dalam konsep ini juga bukan mampu memenuhi seluruh kebutuhan

masyarakatnya. Mandiri bukan berarti self sufficient, melainkan hanya harus memenuhi kebutuhan dasar bagi
penduduknya (Raharjo Adisasmita, 2006:153). Menurut Raharjo Adidsamita dalam bukunya yang berjudul
pembangunan pedesaan dan perkotaan juga menyebutkan bahwa kota mandiri juga tetap harus menciptakan
hubungan keterpaduan dengan wilayah lain untuk saling memenuhi kebutuhannya. Raharjo memberikan contoh
pengembangan kota mandiri yang terpadu pada kawasan MEBIDANG, yaitu Medan, Binjai dan Deli Serdang,
masing-masing kota ini merupakan kota mandiri dan kemudian membentuk keterpaduan agar dapat saling
memenuhi kebutuhan penduduknya.
53 Laporan Akhir Studio Perencanaan 2A
Kasus ini juga memberikan gambaran yang sama pada
Kecamatan Wonogiri yang merupakan ibu kota Kabupaten
Wonogiri. Kabupaten Wonogiri ini mempunyai hubungan
kerjasama antar wilayah yaitu SUBOSUKOWONOSRATEN dan
Solo Raya. Artinya bahwa untuk menjadikan Kecamatan Wonogiri
sebagai kota mandiri tetap harus menciptakan keterpaduan
kepada wilayah lain. Berdasarkan ciri-ciri kota mandiri menurut
(Dirjen Cipta Karya) yaitu terdapatnya permukiman, perdagangan,
fasilitas perbelanjaan (pertokoan dsb), fasilitas kesehatan, fasilitas
pendidikan, fasilitas perhotelan, fasilitas rekreasi, industri,
perkantoran dan transportasi maka Kecamatan Wonogiri sudah
cukup mampu untuk menjadi kota mandiri.
Konsep Core Region Menurut Myrdal adalah berfungsi
sebagai magnit yang dapat memperkuat pertumbuhan ekonomi
bagi wilayah belakangnya yaitu kecamatan-kecamatan lain di
Kabupaten Wonogiri. Core Region dalam konsep disesuaikan
sebagai pusat pertumbuhan bagi Kabupaten Wonogiri.
Perencanaan Kecamatan Wonogiri juga melihat aspek fungsi
Kecamatan Wonogiri sebagai ibukota Kabupaten sekaligus sebagai
Pusat Kegiatan Lokal. Ciri Core Region adalah adanya gerakan yang
mengarah ke titik pusat (Sumaatmadja, 1988) akan mendukung
fungsi Pusat Kegiatan Lokal yang ada di Kecamatan Wonogiri.

Core Region
Berdasarkan pengertian Core Region yang merupakan pusat pertumbuhan, maka pusat pertumbuhan
menurut Boudeville suatu wilayah yang berkembang secara pesat khususnya kegiatan ekonomi sehingga menjadi
pusat pembangunan daerah. Pusat pertumbuhan akan mendorong perkembangan wilayah sekitarnya, yang
didukung oleh faktor-faktor sumber daya manusia, sumber daya modal, sumber daya alam dan fasilitas penunjang.
Sehingga untuk menciptakan Kecamatan Wonogiri sebagai Core Region perlu adanya keterpaduan antar sektor
pembangunan baik sektor ekonomi maupun non ekonomi seperti kebijakan pemerintah.

Laporan Akhir Studio Perencanaan 2A 54


1.
3 Menciptakan Keterpaduan Antar
Berikut ini adalah strategi penerapan
Sektor Ekonomi Maupun Non Ekonomi.
konsep Independent Core Region
Menyeimbangkan peran pemerintah,
Kecamatan Wonogiri.
dunia usaha dan masyarakat. Pemerintah
harus mampu menjalankan dan menciptakan
2.
1 Membagi zona perkotaan di Kecamatan Wonogiri
kondisi politik, hukum yang kondusif bagi
sesuai dengan potensi yang ada (Pemerintahan,
unsur-unsur lain sehingga akan memudahkan
Pendidikan, permukiman campuran, Perdagangan
masuknya investasi di Kecamatan Wonogiri,
dan jasa, serta industri)
memberikan informasi sistem permodalan
Mewajibkan keterpaduan antar zona. Pembagian zona
yang jelas bagi UMKM dan mengembangkan
tersebut disesuaikan dengan potensi yang dimiliki tiap
potensi lokal yang ada. Dunia usaha harus
kelurahan yang ada di perkotaan Kecamatan Wonogiri.
mampu menciptakan lapangan kerja dan
Wilayah yang dikembangkan terbagi menjadi wilayah seperti
pendapatan bagi wilayah Kecamatan
permukiman campuran karena memang pada kondisi
Wonogiri, serta masyarakat harus mampu
eksistingnya sudah terdapat embrio permukiman,
berperan serta dalam pembangunan melalui
perdagangan, dan lain - lain. Selanjutnya adalah kawasan
interaksi dan kegiatan sosial serta ekonomi.
pendidikan yang pada wilayah tersebut sudah terdapat sarana
Keterpaduan antar sektor juga dilakukan
pendidikan. Kawasan pembagian lainnya adalah kawasan
melalui pengembangan sektor industri
pemerintahan yang pada kondisi eksistingnya merupakan
sebagai leading sector yang mampu
pusat pemerintahan, kawasan industri yaitu kawasan yang
mendorong tumbuhnya aktivitas ekonomi
terdapat potensi industri UMKM, dan kawasan perdagangan
lain, pengembangan potensi lokal pariwisata
dan jasa yang terdapat pada kawasan khusus sebagai pusat
Waduk Gajah Mungkur, pengembangan
kegiatan di Kecamatan Wonogiri.
sektor usaha mikro kecil menengah (UMKM)
3.
2 Menciptakan Kecamatan Wonogiri Sebagai Pusat
melalui peningkatan produktivitas pekerja,
distribusi Barang dan Jasa Bagi Kecamatan Wonogiri
branding dan diversifikasi produk sehingga
Secara Keseluruhan dan Bagi Wilayah Belakangnya.
terciptanya iklim usaha yang sehat dan
Untuk memperkuat adanya pertumbuhan ekonomi di
produktif serta mampu menjadikan wilayah
wilayah Kabupaten Wonogiri umumnya dan di Kecamatan
Kecamatan Wonogiri sebagai pusat penyedia
Wonogiri khususnya, maka perlu dilakukan peran kecamatan
lapangan pekerjaan bagi penduduk
Wonogiri sebagai ibu kota Kabupaten untuk dapat
Kecamatan Wonogiri dan kecamatan lain
menyediakan pusat pelayanan jasa dan distribusi barang hasil
disekitarnya.
produksi wilayah dibelakangnya. Kecamatan Wonogiri harus
mampu menjadi pusat perniagaan (CBD) dengan menciptakan
suatu kawasan khusus perniagaan dan jasa yang mampu
melayani hingga skala kabupaten. Strategi ini juga sesuai jika
dikaji berdasarkan fungsi Kecamatan Wonogiri sebagai Pusat
Kegiatan Lokal di bidang perdagangan dan jasa. Jasa – jasa
yang akan disediakan di Kecamatan Wonogiri antara lain jasa
transportasi, pariwisata, dan kesehatan serta pemerintahan.

55 Laporan Akhir Studio Perencanaan 2A


4.
4 Meningkatkan Penyediaan Sarana Prasarana
Pelayanan dan Pengelolaan Pembangunan
Wilayah dan Kota.
Meningkatkan sarana prasarana pendukung
fungsi mandiri dalam Konsep Independent Core
Region melalui peningkatan penyedian sarana dasar
pelayanan kota agar dapat mendukung peningkatan
produktivitas, terciptanya lingkungan kehidupan
Kecamatan Wonogiri yang layak huni, nyaman, serta
aman secara politik, ekonomi, sosial budaya.
Menyediakan segala kebutuhan sarana prasarana
serta pelayanan yang dapat dijangkau oleh seluruh
masyarakat. Pengelolaan pembangunan yang ada
harus mampu mewujudkan pembangunan yang
berkelanjutan secara ekonomi, sosial dan lingkungan
berbasis pada potensi yang dimiliki, serta
pembangunan yang memperhatikan fungsi, peran
dan hirarki kota yang ada di Kecamatan Wonogiri
sesuai dengan potensi dan kedudukannya.

Adapun bentuk pelayanan wilayah dapat berupa


pelayanan dari sektor pariwisata. Dengan menyediakan
sarana dan prasarana yang memadai seperti jasa
transportasi, akomodasi, perhotelan dan kuliner dapat
mengoptimalkan fungsi dari atraksi wisata sebagai daya
tarik di Kecamatan Wonogiri.
4.2 Konsep Kota
Kecamatan Wonogiri merupakan ibukota
kabupaten yang memiliki bentuk kota linier. Bentuk kota
linier ini menyebabkan pertumbuhan kegiatan penduduk
berada di sepanjang jalan utamanya. Terdapat 6
kelurahan yang akan dikembangkan menjadi wilayah Sumber : E.W. Burgess (Yunus, 1999)
perkotaan. Wilayah tersebut tentunya memiliki Gambar 4.1
Model Struktur Kota Sektoral
karakteristik masing-masing seperti pusat pemerintahan,
pusat pelayanan, pusat perdagangan jasa dan industri Berdasarkan pada kondisi tersebut maka
dan sebagainya.
konsep kota yang cocok untuk dikembangkan di
Rencana CBD adalah Kelurahan Giritirto wilayah perkotaan Kecamatan Wonogiri
yang kemudian menyebar ke wilayah menggunakan struktur ruang kota model sektoral.
perkotaan lainnya
Laporan Akhir Studio Perencanaan 2A 56
4. Model struktur sektoral ini menekankan pada
hubungan tiap sektor dan hubungan tiap wilayah
perkotaan. Dengan mempertimbangkan hubungan

Justifikasi pemilihan model sektoral tiap sektor maka akan mendukung terciptanya
antara lain sebagai berikut : efisiensi di wilayah perkotaan tersebut, seperti
adanya fungsi utama di setiap kelurahan di
1. Perkembangan kota dengan model sektoral
perkotaan yang saling mendukung. Sebagai contoh
berawal dari pusat kegiatan atau CBD yang
diwujudkan adanya kemudahan aksesibilitas baik
menyebar ke wilayah lain. Dalam hal ini
dari jalan dan moda transportasi, sehingga
direncanakan bahwa CBD adalah Kelurahan
mendukung pergerakan penduduk dan barang
Giritirto yang kemudian menyebar ke wilayah
antar tiap wilayah perkotaan.
perkotaan lainnya. Sehingga pusat kota tidak
5. Model sektoral dibagi menjadi beberapa zona.
terkonsentrasi pada satu kelurahan.
Salah satu kelebihan dari model ini adalah adanya
2. Perkembangan model sektoral ini
pembagian zona di perkotaan seperti zona
mempertimbangkan topografi. Topografi
perdagangan dan jasa, pemerintahan, pendidikan,
sangat mempengaruhi bentuk dan struktur kota
permukiman, dan industri.
karena hal ini terkait dengan penataan ruang-
6. Bentuk kota dengan model sektoral ini dipengaruhi
ruang perkotaan sebagai pusat kegiatan.
oleh jalur transportasi. Hal ini dikarenakan
Topografi di wilayah perkotaan yang terdapat di
kegiatan-kegiatan baru akan muncul di sepanjang
Kecamatan Wonogiri tergolong landai sehingga
jalan utama sehingga dengan diterapkan model
dengan model ini akan mendukung percepatan
struktur kota ini dapat menciptakan kemudahan
pertumbuhan kota dan menciptakan
akses dan memfasilitasi kegiatan ekonomi. Selain
aksesibilitas penduduk untuk menjangkau
itu, dengan konsep struktur kota model sektoral ini
fasilitas di wilayah perkotaan.
jalur transportasi berperan penting untuk
3. Perkembangan model sektoral ini dipengaruhi
mendorong perkembangan wilayah di sekitarnya
oleh jenis aktifitas penduduk. Aktivitas
yang mengakomodasi penduduk dan barang, serta
penduduk di wilayah perkotaan Kecamatan
adnaya transportasi ramah lingkungan.
Wonogiri adalah bekerja di sektor perdagangan
7. Struktur kota dengan model sektoral dapat
dan jasa baik secara formal maupun informal.
menciptakan sub-sub pusat kegiatan dengan
Karena sektor perdagangan dan jasa memiliki
kapasitas dan ketersediaan fasilitas di tiap
kontribusi yang cukup besar bagi pendapatan
kelurahan sesuai dengan fungsi utamanya.
daerah maupun penduduk setempat maka
Sehingga pusat pelayanan tidak tergantung pada
dengan diterapkan model ini dapat mendukung
satu kelurahan namun berada di seluruh wilayah.
pendistribusian barang, pengangkutan yang
berdampak pada terjadinya perputaran uang di
wilayah perkotaan tersebut.

57 Laporan Akhir Studio Perencanaan 2A


4.3 Skenario dan strategi
Skenario yang dibuat berdasarkan konsep yang direncanakan dimana dapat
menyelesaikan permasalahan-permasalahan yang ada di Kecamatan Wonogiri. Pembuatan
skenario juga mempertimbangkan driving factors yang ada, baik dalam status Quo dan optimis.

ASPEK SKENARIO (driving factors)


Status Quo Optimis
 Dalam RTRW Kecamatan  Fungsi Kecamatan Wonogiri sebagai
Wonogiri sudah ditetapkan pusat kegiatan lokal dalam RTRW
sebagai Pusat Kegiatan Lokal dapat terwujud sesuai dengan
 kurangnya transparansi informasi ketentuan dalam RTRW secara
oleh pemerintah dalam bentuk optimal
peminjaman modal bagi UMKM  Pemerintah terbuka atau transparan
 Pemerintah belum fokus terhadap terhadap informasi mengenai
investasi di Kecamatan Wonogiri permodalan bagi UMKM
 Pemerintah sudah ada upaya  Pemerintah fokus terhadap investasi
melakukan keterpaduan pada dan pengembangan potensi lokal
sektor ekonomi melalui adanya Kecamatan Wonogiri
koridor kerjasama regional  Meningkatkan Kerjasama ekonomi
pawonsari dan regional pawonsari dan
Subosukowonosraten. Subosukowonosraten yang semakin
Politik
 Pemerintah masih belum saling terkait dan menguntungkan.
melengkapi sarana yang  Pemerintah sudah melengkapi sarana
mendukung fungsi Kecamatan yang mendukung fungsi Kecamatan
Wonogiri sebagai PKL Wonogiri sebagai PKL
 Pemerintah belum memberikan  Pemerintah membuat standarisasi
stadarisasi pada produk industri pada produk industri dan UMKM
dan UMKM sehingga belum sehingga memiliki daya saing
memiliki daya saing  Adanya tindakan pengawasan dan
 Kurangnya kontrol pemerintah pemberian sanksi yang jelas oleh
terhadap penyalahgunaan fasilitas pemerintah mengenai
perkotaan penyalahgunaan fasilitas perkotaan.
 Pemerintah belum mempunyai  Adanya kebijakan pemerintah untuk
kebijakan untuk mengatur mengatur permukiman perkotaan
permukiman perkotaan .
 Keterbatasan modal usaha bagi  Tersedianya modal usaha bagi
UMKM UMKM
 Minimnya dana investasi dari  Banyak investor yang tertarik untuk
investor menanamkan modal di Kecamatan
 Kurangnya pengembangan Wonogiri.
potensi lokal  Potensi lokal semakin terkelola
Ekonomi
 Tidak adanya keterkaitan antar dengan baik sehingga meningkatkan
UMKM sehingga tidak terciptanya perekonomian wilayah
efisiensi.dan peningkatan ekonomi  adanya keterkaiatan antar UMKM
lokal yang efisien dan persaingan yang
 Ketersediaan sarana perdagangan menciptakan inovasi
di perkotaan masih terbatas  Sarana perdagangan di perkotaan

Laporan Akhir Studio Perencanaan 2A 58


ASPEK SKENARIO (driving factors)
Status Quo Optimis
 Kawasan perkotaan belum dapat yang sudah lengkap
menjadi pusat distribusi hasil  Kawasan perkotaan dapat menjadi
produk pengembangan potensi pusat distribusi hasil produk
lokal pengembangan potensi lokal
 Perusahaan besar belum menjadi  perusahaan besar menjadi leading
leading sector sector di Kecamatan Wonogiri

 Produktivitas pekerja dan hasil  Adanya pelatihan-pelatihan untuk


produksi yang masih rendah karena meningkatkan produktivitas pekerja
Sosial keahlian yang rendah  Kualitas SDM yang tinggi
 Kualitas SDM yang masih rendah

 penduduk memiliki keterampilan


 Inovasi yang masih belum optimal
dan pengetahuan yang baik
karena minimnya keterampilan dan
sehingga mampu mengembangkan
pengetahuan yang dimiliki oleh
inovasi, seperti penggunaan
penduduk.
Teknologi peralatan-peralatan modern
 Persaingan usaha tidak
 persaingan usaha menciptakan
menciptakan inovasi
inovasi
 Keterbatasan penguasaan
 penguasaan teknologi yang tinggi
teknologi dalam industri
pada industri besar

Setelah dibuat driving factors, maka dilakukan pembuatan skenario berdasarkan kondisi
optimis karena kondisi ini diharapkan akan terjadi pada tahun 2024 sesuai dengan tujuan konsep
yang direncanakan. Skenario yang dibuat akan menghasilkan strategi-strategi yang sesuai
dengan elemen-elemen konsep yang ada dan dapat menyelesaikan permasalahan baik sektor
ekonomi, sektor fisik, kebijakan pemerintah, dan sektor lainnya.

Strategi
pengembangan
pariwisata di
Kecamatan Wonogiri
dengan cara
perbaikan sarana
dan prasarana di
Pariwisata WGM,
peningkatan
jumlah
sumberdaya atau
tenaga kerja di Objek
Wisata WGM
pemeliharaan
sarana dan
prasarana di Waduk
Gajahmungkur
59 Laporan Akhir Studio Perencanaan 2A
a. Skenario dan strategi
Skenario yang dibuat ini berdasarkan dari elemen konsep dimana elemen konsep ini sudah dapat menyelesaikan beberapa permasalahan yang ada di
Kecamatan Wonogiri. Sehingga skenario ini merupakan skenario positif yang akan terjadi di tahun 2024. Setelah skenario dibuat maka dalam pelaksanaannya
dibuatlah strategi-startegi.
Tabel
Tabel skenari dan strategi
No. Permasalahan Elemen Konsep Skenario Strategi
1 Kepadatan perkotaan eksisting Pembagian zona perkotaan Pemerintah memiliki 1. Menambah kawasan perencanaan perkotaan dari 4
menyebabkan keterbatasan ruang di Kecamatan Wonogiri kebijakan untuk kelurahan menjadi 6 kelurahan (Kelurahan Bulusulur,
untuk pemenuhan permukiman sesuai dengan potensi menyediakan kawasan Giriwono, Wonokarto, Giripurwo, Giritirto, dan
perkotaaan yang ada (Pemerintahan, permukiman untuk Kelurahan Wonoboyo)
Pendidikan, permukiman menampung kelebihan 2. Menambah kawasan permukiman Baru di Kelurahan
campuran, Perdagangan aktivitas perkotaan, Bulusulur dan Kelurahan Giriwono serta sarana
dan jasa, serta industri) ditambah dengan adanya prasarana pelengkap.
investasi yang masuk 3. Pembangunan kawasan industri dan mikro
membuat rencana menengah di Bulusulur.
pembagian zona di 4. Pembangunan kawasan pemerintahan di Giripurwo
Kecamatan Wonogiri dapat
terwujud
2.  Ketersediaan sarana perdagangan Menciptakan Kecamatan Pemerintah menyediakan 1. Membangun pusat perdagangan baru di kawasan
di perkotaan masih terbatas Wonogiri Sebagai Pusat sarana perdagangan di perkotaan
Laporan Akhir Studio Perencanaan 2A

 Kawasan perkotaan belum dapat Distribusi Barang Dan Jasa perkotaan dan 2. Melengkapi sarana perdagangan di perkotaan
menjadi pusat distribusi hasil Bagi Kecamatan Wonogiri mengoptimalkan fungsi Kecamatan Wonogiri
produk pengembangan potensi Secara Keseluruhan Dan distribusi perkotaan serta 3. pembuatan parkir komunal bagi pendukung fungsi
lokal Bagi Wilayah Belakangnya pengelolaan sektor perdagangan.
 Sektor perdagangan informal informal yang didukung
belum dapat dikelola dengan baik dengan investasi yang ada
menyebabkan
berkembangnya
perekonomian di
Kecamatan Wonogiri serta
berjalannya fungsi PKL di
Kecamatan Wonogiri
3.  kurangnya transparansi informasi Menciptakan Keterpaduan  Pemerintah mulai fokus 1. Pembuatan kebijakan mengenai kemudahan
oleh pemerintah dalam bentuk Antar Sektor Ekonomi untuk mendatangkan perijinan investasi, program dan anggaran khusus
Maupun Non Ekonomi untuk menarik investor dan pengembangan industri
60
61 Laporan Akhir Studio Perencanaan 2A

peminjaman modal bagi UMKM investasi, melakukan UMKM


 Pemerintah belum fokus terhadap transparansi sistem 2. Peningkatan mutu dari kualitas SDM yang ada di
investasi di Kecamatan Wonogiri permodalan, membuat Kecamatan agar menjadi tenaga kerja terdidik
 Pemerintah sudah ada upaya standarisasi produk dengan memberikan pelatihan – pelatihan khusus.
melakukan keterpaduan pada industri dan UMKM, yang 3. Penggunaan teknologi baru yang lebih canggih
sektor ekonomi melalui adanya disertai dengan 4. Pelatihan keterampilan bagi setiap pegawai baru
koridor kerjasama regional penyediaan kelengkapan 5. Penguatan ekonomi lokal wilayah sebagai daya tarik
pawonsari dan fasilitas perkotaan, dan merupakan jaminan bagi investor.
Subosukowonosraten. pembuatan kebijakan dan 6. perbaikan sarana prasarana pendukung wilayah
 Pemerintah sanksi yang jelas 7. peningkatan kemudahan perijinan bagi investor dan
masih belum melengkapi sarana mengenai masalah disertai dengan adanya pengawasan dampak
yang mendukung fungsi penyalahgunaan fasilitas lingkungan adanya investasi yang ada.
Kecamatan Wonogiri sebagai PKL perkotaan. 8. pembuatan kebijakan mengenai adanya sistem
 Pemerintah belum memberikan  pengembangan potensi transfer ilmu bagi tiap investor
stadarisasi pada produk industri lokal yang didukung oleh 9. Pemberian akses yang mudah dan pelayanan yang
dan UMKM sehingga belum adanya industri yang baik bagi industri UMKM yang akan melakukan
memiliki daya saing menjadi leading sector peminjaman modal.
 Keterbatasan modal usaha bagi sehingga menciptakan
UMKM perkembangan sektor
 Minimnya dana investasi dari lainnya serta adanya
investor produktivitas pekerja
 Kurangnya pengembangan potensi yang tinggi dan
lokal penguasaan teknologi
 Tidak adanya keterkaitan antar yang menghasilkan
UMKM sehingga tidak terciptanya inovasi dan produk yang
efisiensi.dan peningkatan ekonomi berdaya saing sehingga
lokal meningkatkan
 Perusahaan besar belum menjadi perekonomian
leading sector Kecamatan Wonogiri.
 Produktivitas pekerja dan hasil  Kerjasama
produksi yang masih rendah karena Subosukowonosraten
keahlian yang rendah yang mampu
memberikan efek positif
 Kualitas SDM yang masih rendah bagi pertumbuhan
 Inovasi yang masih belum optimal perekonomian
karena minimnya keterampilan dan Kecamatan Wonogiri
pengetahuan yang dimiliki oleh
penduduk.
 Persaingan usaha tidak
menciptakan inovasi
 Keterbatasan penguasaan
teknologi dalam industri
4.  Kurangnya kontrol dan sanksi dari Meningkatkan Penyediaan Pemerintah memiliki 1. Pembuatan kebijakan mengenai sanksi bagi
pemerintah terhadap Sarana Prasarana kebijakan mengenai sanksi penyalahgunaan fasilitas di perkotaan
penyalahgunaan fasilitas perkotaan Pelayanan dan bagi pelaku 2. Penyediaan terminal bus sebagai titik
 Kurangnya daya tarik atraksi wisata Pengelolaan penyalahgunaan fasilitas pemberhentian untuk mengakomodasi angkutan
Waduk Gajah Mungkur Pembangunan Wilayah dan perkotaan, serta mengenai umum agar tidak terjadi ketidakteraturan
 Tidak adanya sarana terminal yang Kota. pengadaan sarana angkutan ketika berhenti.
Laporan Akhir Studio Perencanaan 2A

mengakomodasi bus di Kecamatan prasarana transportasi dan 3. Pengadaaan atraksi – atraksi baru yang
Wonogiri sarana prasarana merupakan ciri khas Kecamatan Wonogiri sebagai
 Jalan lingkungan yang rusak pendukung pariwisata daya tarik bagi wisatawan
Waduk gajah Mungkur 4. Perbaikan sarana dan prasarana di Pariwisata
sehingga pelaksanaan WGM
fungsi perkotaan berjalan 5. Peningkatan jumlah sumberdaya atau tenaga
optimal dan meningkatkan kerja di Objek Wisata WGM
atraksi Waduk Gajah 6. Pemeliharaan sarana dan prasarana di WGM
Mungkur. 7. Pembangunan hotel berbintang tiga untuk
memfasilitasi kegiatan baik pemerintahan maupun
wisata
8. Peningkatan kualitas hotel yang sudah ada
9. Perbaikan jalan lingkungan.
10. Pembuatan taman kota
11. Pengadaan sistem IPAL
62

Anda mungkin juga menyukai