Anda di halaman 1dari 6

KLASIFIKASI ZONA DAN SUB ZONA KAWASAN PERKOTAAN DAN PERDESAAN DI KABUPATEN BARITO KUALA

Arahan Peruntukan
Pola Ruang RTRW Kab.
Kawasan Kode Kode Kecamatan & Kawasan Definisi Kode Arahan Peruntukan Kawasan Perkotaan & BWP (RDTR) Definisi
Barito Kuala
Perdesaan
No Zona No Sub Zona
Orde I Orde II Orde III Orde III
Skala 1:100.000, Skala 1:50.000, Skala 1:25.000, Skala 1:5.000,
KL1 Hutan Bakau 1 KL1 Hutan Bakau 1 KL-1 Hutan Bakau
KL2 Hutan Galam 2 KL2 Hutan Galam 2 KL-2 Hutan Galam
KSA Kawasan Suaka Alam 3 KSA Kawasan Suaka Alam 3 KSA Kawasan Suaka Alam

SM Suaka Margasatwa 4 SM Suaka Margasatwa 4 SM Suaka Margasatwa

TWA Taman Wisata Alam 5 TWA Taman Wisata Alam 5 TWA Taman Wisata Alam

zona perlindungan yang tidak dapat dikonversi untuk kegiatan budidaya, karena
Zona Perlindungan Setempat 6 PS1 Fungsi Ekologis bersefat presevasi dan konservasi, atau ruang hijau pasif, dapat berupa dataran
(PS) adalah area yang banjir yang dimamankan, hutan kota, dan lainnya
dilindungi terhadap
sebagian atau bagian dari zona perlindungan setempat yang dapat difungsikan
pemanfaatan budidaya nya
PS1 Sempadan Sungai 7 PS2 Fungsi Sosial secara terbatas untuk Lansekap Ruang Terbuka Hijau Publik, preservasi budaya
Perlindungan untuk mempertahankan dan
6 PS lokal (permukiman perairan) dan lainnya
Setempat meningkatkan kapasitas
fungsi ekologi dan habitat
sebagian atau bagian dari zona perlindungan setempat yang dapat difungsikan
yang dilindunginya, bersifat
8 PS3 Fungsi Ekonomi secara terbatas dan bersyarat, dapat berupa untuk Transportasi air, Industri
terbatas bersyarat dan
Pergudangan, Komersial Berbasis Sungai (Economy Activity Base on River)
memiliki ketentuan sempadan
9 PS6 Sempadan Pantai Fungsi Ekologis Sempadan Pantai Konservasi Alam dan Rawan Bencana
PS2 Sempadan Pantai
10 PS7 Sempadan Pantai Fungsi Sosial Ekonomi Sempadan Pantai Pemanfaatan Terbatas & Bersyarat
dilakukan melalui kegiatan perlindungan dan pelestarian rawa, pengawetan air di
Rawa Preservasi
daerah rawa, pengelolaan kualitas air dan pengendalian pencemaran rawa.
11 RW1 daerah rawa yang di upayakan untuk memelihara kelestarian keanekaragaman
RW Rawa 7 DR Daerah Rawa jenis tumbuhan dan satwa serta ekosistemnya pada wilayah konservasi, yang
Rawa Konservasi
mengandung arti beberapa kegiatan diperkenankan asal tidak merugikan
lingkungan
rawa yang fungsinya secara teknis dapat dikembangkan menjadi daerah
Kawasan 12 RW2 Rawa Konversi (Pemanfaatan)
KL reklamasi rawa
Lindung
Sub Zona Alur-Pelayaran (PP1) bagian dari perairan yang ditetapkan dan
13 PP 1 Alur Navigasi dimanfaatkan untuk kepentingan pelayaran dan kenavigasian (pengembangan
transportasi air), untuk sarana kapal dan perahu

Sub Zona Non Alur Konservasi Perairan (PP2) bagian dari perairan yang
ditetapkan sebagai kawasan preservasi konservasi dan tidak dapat dimanfaatkan
14 PP 2 Konservasi Perairan
untuk budidaya dan atau tidak dapat dikonversi, bersifat ekologis melindungi
materi air dan keragaman hayati dan biota air yang ada
Zona Pemanfaatan Perairan
(PP) adalah perairan darat,
Sub Zona Non Alur - Suplesi-Drainase (PP3) perairan yang ditetapkan untuk fungsi
dapat berupa sungai, saluran,
mengalirkan air dari tempat asalnya (bendung/ waduk/ dam/ air pasang, dan
kolam, danau, rawa dan
lainnya) ke lokasi/ area yang dituju lahan pertanian, kolam, muara sungai, hilir
lainnya baik alamiah ataupun
Pemanfaatan sungai, dan lainnya, dapat berupa jaringan irigasi, dan untuk fungsi membawa/
buatan (ciptaan) yang dapat 15 PP 3 Suplesi Drainase (Saluran Drainase, Kolam Pasut, dll)
Perairan Darat/ membuang air permukaan ke hilir untuk mengurangi resiko genangan dan
PP Sungai 8 PP dimanfaatkan untuk fungsi
Perairan Pedalaman mempercepat surutnya air pada dataran banjir. Semua perairan berfungsi ini
drainase, suplesi, alur navigasi
(Sungai) kecuali dia ditetapkan dengan fungsi lain, maka akan memiliki multi/ banyak
pelayaran, preservasi-
fungsi termasuk fungsi suplesi drainase
konservasi, konversi budidaya
perikanan, dan kegiatan
prasarana dan bangunan Sub Zona Non Alur - Prasarana dan Bangunan (PP5) bagian dari perairan yang
secara terbatas dan bersyarat dapat dimanfaatkan secara terbatas dan bersyarat untuk kepentingan
16 PP 4 Non Alur - Prasarana dan Bangunan transportasi air dan kenavigasian, serta kegiatan-kegiatan yang berbasis dan atau
bergantung pada perairan, seperti Industri Pergudangan, Komersial Berbasis
Sungai (Economy Activity Base on River)
KLASIFIKASI ZONA DAN SUB ZONA KAWASAN PERKOTAAN DAN PERDESAAN DI KABUPATEN BARITO KUALA
Arahan Peruntukan
Pola Ruang RTRW Kab.
Kawasan Kode Kode Kecamatan & Kawasan Definisi Kode Arahan Peruntukan Kawasan Perkotaan & BWP (RDTR) Definisi
Barito Kuala
Perdesaan
No Zona No Sub Zona
Orde I Orde II Orde III Orde III
Skala 1:100.000, Skala 1:50.000, Skala 1:25.000, Skala 1:5.000,
Sub Zona Non Alur - Perikanan, Budidaya Pertanian Peternakan (PP4) bagian dari
perairan yang dapat dimanfaatkan secara terbatas untuk kegiatan perikanan
17 PP 5 Non Alur - Pertanian, Perikanan, Peternakan
tangkap dan kegiatan perikanan budidaya, kegiatan pertanian dan kegiatan
peternakan.
Hutan Produksi
HPK Hutan Produksi Konversi 9 HPK 18 HPK Hutan Produksi Konversi
Konversi
19 BP1 Sentra / Pusat Pembenihan
Kawasan Budidaya Kawasan Budidaya 20 BP2 Reservat (Konservasi)
BP 10 BP
Perikanan Perikanan 21 BP3 Sentra Produksi/ Pembesaran Intensifikasi
22 BP4 Sentra Produksi/ Pembesaran Ekstensifikasi
Sub zona Industri besar (padat modal, teknologi tinggi, dengan jumlah buruh
yang banyak, berorientasi nasional dan ekspor) dan pengolahan sumberdaya
Zona Industri Pergudangan alam , mineral dan tambang (IG 1) adalah kegiatan ekonomi yang mengolah
23 IG 1 Industri Besar & Pengolahan SDA (Mineral Tambang)
(IG) adalah area yang bahan mentah, bahan baku, barang setengah jadi, dan/atau barang jadi menjadi
diperuntukan kegiatan barang dengan nilai yang lebih tinggi untuk penggunaannya, termasuk kegiatan
ekonomi yang mengolah rancang bangun dan perekayasa industri
bahan mentah, bahan baku,
barang setengah jadi, Sub zona Industri Pertanian, Perikanan, Peternakanadalah pengolahan hasil
dan/atau barang jadi menjadi produksi pertanian, hasil perikanan tangkap dan buidaya dan hasil pembesaran
barang dengan nilai yang lebih 24 IG 2 peternakan (IG 2) adalah kegiatan ekonomi yang mengolah bahan mentah, bahan
Industri Pertanian, Perikanan, Peternakan
tinggi untuk penggunaannya, baku, barang setengah jadi, dan/atau barang jadi menjadi barang dengan nilai
Industri dan termasuk kegiatan rancang yang lebih tinggi untuk penggunaannya, termasuk kegiatan rancang bangun dan
I Kawasan Industri 11 I perekayasa industri
Pergudangan bangun dan perekayasaan dan
pembangunan perindustrian,
skala kecil, menengah, dan Sub zona Industri kecil dan rumah tangga (IG 3) adalah kegiatan ekonomi miko,
besar, pengolahan dan kecil (modal terbatas, kapasitas produksi terbatas, secara sederhana, manual
sumberdaya alam, mineral belum menggunakan teknologi tinggi) yang mengolah bahan mentah, bahan baku,
25 IG 3 Industri Kecil dan Rumah Tangga
tambang, hasil pertanian, barang setengah jadi, dan/atau barang jadi menjadi barang dengan nilai yang
perikanan dan peternakan, lebih tinggi untuk penggunaannya, termasuk kegiatan rancang bangun dan
serta kegiatan pergudangan perekayasa industri.
(penyimpangan, penimbunan
barang) terbuka dan tertutup Sub zona pergudangan (IG 4) adalah kegiatan penyimpanan, penimbunan dan
26 IG 4 Pergudangan penumpukan hasil produksi dan atau barang-barang industri / pabrik yang akan
didistribusikan, baik bersifat gudang terbuka maupun tertutup

PRB1 Perkebunan Besar 27 PRB1 Perkebunan Sawit


PRB Kawasan Perkebunan 12
28 PRB2 Perkebunan Campuran
PRB2 Perkebunan Rakyat
29 PRB3 Perkebunan Buah (Jeruk, Kelapa, Lainnya)
Sub zona pendidikan (SPU1) adalah Peruntukan tanah yang merupakan bagian
dari kawasan budidaya yang dikembangkan untuk kegiatan pendidikan dasar
30 SPU 1 SPU Fasilitas Pendidikan
sampai dengan pendidikan tinggi, pendidikan formal maupun informal dan
dibangun secara horisontal maupun vertikal.

Sub zona transportasi (SPU2) adalah Peruntukan tanah yang merupakan bagian
dari kawasan budi daya yang dikembangkan untuk manampung fungsi
31 SPU 2 Prasarana Transportasi transportasi dalam upaya untuk mendukung kebijakan pengembangan sistem
transportasi yang tertuang didalam rencana tata ruang yang meliputi transportasi
Zona Sarana Pelayanan Umum darat, udara dan perairan.
(SPU) adalah area yang
Sub zona kesehatan (SPU3) adalah Peruntukan tanah yang merupakan bagian
peruntukan tanah nya
dari kawasan budidaya yang dikembangkan untuk pengembangan kegiatan
dikembangkan untuk
32 SPU 3 SPU Fasilitas Kesehatan pelayanan kesehatan dengan hierarki dan skala pelayanan yang disesuaikan
menampung fungsi kegiatan
dengan jumlah penduduk yang akan dilayani yang dikembangkan secara
yang berupa Pendidikan,
horisontal maupun vertikal.
Kesehatan, Peribadatan, Sosial
KLASIFIKASI ZONA DAN SUB ZONA KAWASAN PERKOTAAN DAN PERDESAAN DI KABUPATEN BARITO KUALA
Arahan Peruntukan
Pola Ruang RTRW Kab.
Kawasan Kode Kode Kecamatan & Kawasan Definisi Kode Arahan Peruntukan Kawasan Perkotaan & BWP (RDTR) Definisi
Barito Kuala
Perdesaan
No Zona No Sub Zona
Orde I Orde II Orde III Orde III
Skala 1:100.000, Skala 1:50.000, Skala 1:25.000, Skala 1:5.000,
Budaya, Olahraga dan Sub zona olahraga (SPU4) adalah Peruntukan tanah yang merupakan bagian dari
Sarana Pelayanan
13 SPU Rekreasi, Transportasi dengan kawasan budidaya yang dikembangkan untuk menampung sarana olah raga
Umum (SPU)
fasilitasnya yang 33 SPU 4 SPU Fasilitas Olah Raga dalam bentuk terbuka maupun tertutup sesuai dengan lingkup pelayanannya
dikembangkan dalam bentuk dengan hierarki dan skala pelayanan yang disesuaikan dengan jumlah penduduk
tunggal/ renggang, yang dilayaninya.
deret/rapat, terpadu dengan
fasilitas lainnya dengan skala Sub zona sosial Budaya (SPU5) adalah Peruntukan tanah yang merupakan bagian
pelayanan yang ditetapkan dari kawasan budidaya yang dikembangkan untuk menampung kegiatan sosial
dalam rencana kota untuk 34 SPU 5 SPU Fasilitas Sosial Budaya budaya (keagamaan, perkumpulan sosial, komunitas hobby) dengan hierarki dan
kepentingan umum dan sosial skala pelayanan yang disesuaikan dengan jumlah penduduk yang dikembangkan
secara horisontal maupun vertikal

Sub zona peribadatan (SPU 6) adalah peruntukan tanah yang merupakan bagian
35 SPU 6 SPU Fasilitas Peribadatan dari kawasan budidaya yang dikembangkan untuk menampung ibadah dengan
herarki dan skala pelayanan yang disesuaikan dengan jumlah penduduk

Sub zona SPU Terpadu (SPU 7) adalah peruntukan tanah yang merupakan
36 SPU 7 SPU Terpadu kegiatan terpadu dapat berupa lebih dari 1 atau semua kegiatan pelayanan publik
secara bersama-sama dalam satu bentang hamparan lahan.
37 RTNH 1 Plasa dan Ruang Publik
Ruang Terbuka Non
14 RTNH 38 RTNH 2 Lapangan Olah Raga/ Upacara
Hijau
39 RTNH 3 Lapangan Parkir
Sub Zona Taman Kota/ Kawasan (RTH1) ruang terbuka hijau fungsi sosial dan
40 RTH 1 RTH Taman Kota/ Kawasan ekonomi bersifat ruang terbuka publik aktif dengan skala pelayanan kota / BWP
dan Sub BWP
Sub Zona Hutan Kota (RTH2) ruang terbuka hijau fungsi ekologi bersifat ruang
41 RTH 2 RTH Hutan Kota/ Hutan Lokal/ Hutan Desa pasif, dapat berupa / Hutan Lokal (dengan tanaman lokal, seperti Hutan Galam),
Hutan Desa yang dibudidayakan, dan lainnya

Sub Zona Jalur Hijau Jalan dan Sempadan Jembatan (RTH3) ruang sempadan jalan
dan jembatan untuk kepentingan keamanan dan keselamatan serta meningkatkan
42 RTH 3 RTH Jalur Hijau Jalan dan Sempadan Jembatan
nilai estetika, dapat berupa taman jalan, median jalan, jalur hijau pejalan kaki,
taman jembatan, dan lainnya

Sub Zona Pemakaman (RTH4) merupakan pemakaman umum, khusus dan/ atau
privat, yang dapat ditingkatkan fungsi dan nilainya sebagai bagian dari ekologi
43 RTH 4 RTH Pemakaman
kota baik area retensi dan detensi air maupun suplai oksigen, serta estetika
kawasan
Zona Ruang Terbuka Hijau Sub Zona Fungsi Tertentu (RTH5); penyanggah kawasan dengan fungsi dan
(RTH) adalah area peruntukan tertentu baik yang wajib dan telah diatur peraturan perundangan
44 RTH 5 RTH Fungsi Tertentu (Sempadan Rel, SUTT, dll)
memanjang/jalur dan atau maupun berdasarkan kebutuhan yang belum ditentkan, dapat berupa Sempadan
mengelompok, yang Rel, Sempadan SUTET, Sempadan SUTT, dan lainnya
15 RTH Ruang Terbuka Hijau penggunaannya lebih bersifat
terbuka, tempat tumbuh Sub Zona Taman Lingkungan/ Taman Bermain (RTH6) ) ruang terbuka hijau fungsi
tanaman, baik yang tumbuh 45 RTH 6 RTH Taman Lingkungan/ Taman Bermain sosial dan ekonomi bersifat ruang terbuka publik aktif dengan skala pelayanan
secara alamiah maupun yang kawasan / Sub BWP dan lingkungan
sengaja ditanam
Sub Zona Sempadan & Area Meander Sungai (RTH7) adalah Lansekap Ruang
Terbuka Hijau Publik pada sempadan sungai dan area sekitar lengkungan/
46 RTH 7 RTH Sempadan & Area Meander Sungai
kelokan sungai (karena proses meander ; pengendapan dan penggerusan) untuk
kepentingan drainase dan pengendalian daya rusak air

Sub Zona Lapangan Olah Raga (RTH8) Lansekap Ruang Terbuka Hijau Publik
47 RTH 8 RTH Lapangan Olah Raga dengan fungsi dominan kegiatan olah raga dan komposisi RTNH lebih banyak dari
pada ruang terbuka hijau lainnya, yaiu maksimum 50%.
KLASIFIKASI ZONA DAN SUB ZONA KAWASAN PERKOTAAN DAN PERDESAAN DI KABUPATEN BARITO KUALA
Arahan Peruntukan
Pola Ruang RTRW Kab.
Kawasan Kode Kode Kecamatan & Kawasan Definisi Kode Arahan Peruntukan Kawasan Perkotaan & BWP (RDTR) Definisi
Barito Kuala
Perdesaan
No Zona No Sub Zona
Orde I Orde II Orde III Orde III
Skala 1:100.000, Skala 1:50.000, Skala 1:25.000, Skala 1:5.000,
Sub Zona Fungsi Campuran Terpadu (RTH9) adalah area yang peruntukan
tanahnya untuk ruang terbuka campuran dengan fungsi ekologis sosial dan
ekonomi, baik bersifat aktif maupun pasif, dapat berupa Taman Bermain, Hutan,
RTH Terpadu (SPU, Taman, Lapangan, Bermain, Hutan, Budidaya
48 RTH 9 Budidaya Tanaman Produktif, juga dapat dimanfaatkan secara terbatas bersyarat
Tanaman Produktif)
untuk sarana pelayanan umum (SPU), Lapangan, kegiatan parwisata alam dan
pariwisata buatan, pendidikan alam dan pusat penelitian dan pengembangan
alam.
Sub zona Perdagangan dan Jasa Regional Kota (K-1) adalah peruntukan ruang
yang merupakan bagian dari kawasan budi daya difungsikan untuk
pengembangan kelompok kegiatan perdagangan dan/atau jasa, tempat bekerja,
49 K 1 Perdagangan Jasa Skala Regional Kota BWP tempat berusaha, tempat hiburan dan rekreasi dengan skala pelayanan regional
antar wilayah, antar provinsi dan kota dan/ atau dengan luas lebih dari 10.000 m
Zona Perdagangan dan Jasa yang dikembangkan dalam bentuk tunggal secara horizontal maupun vertikal
(K) adalah Peruntukkan tanah (tinggi bangunan maksimum 30 lantai)
yang merupakan bagian dari Sub zona Perdagangan dan Jasa Kota Kawasan (K-2) adalah peruntukan ruang
kawasan budidaya yang merupakan bagian dari kawasan budi daya difungsikan untuk
difungsikan untuk pengembangan kelompok kegiatan perdagangan dan/atau jasa, tempat bekerja,
Perdagangan dan
16 K pengembangan kegiatan 50 K 2 Perdagangan Jasa Skala Kawasan Sub BWP tempat berusaha, tempat hiburan, dan rekreasi dengan skala pelayanan wilayah
Jasa
transaksi/ jual beli barang dan kota/kec/BWP dan/ atau dengan luas 5.000 m -10.000m & tinggi bangunan
jasa yang bersifat komersial, maks.10 lantai, dapat berupa bangunan tunggal dengan atap menyambung untuk
fasilitas umum, tempat 2 (dua) unit toko/tempat usaha
bekerja, tempat berusaha,
tempat hiburan dan rekreasi Sub zona Perdagangan dan Jasa Kawasan Lingkungan (K-3) adalah peruntukan
ruang yang merupakan bagian dari kawasan budi daya difungsikan untuk
pengembangan kelompok kegiatan perdagangan dan/atau jasa, tempat bekerja,
51 K 3 Perdagangan Jasa Skala Sub BWP Lingkungan
tempat berusaha, tempat hiburan dan rekreasi dengan skala pelayanan bagian
Kawasan wilayah kelurahan/Sub BWP dengan luas maks. 5.000 m & tinggi bangunan
KB maksimal 5 lantai yang dikembangkan dalam bentuk deret
Budidaya
Sub zona perkantoran
pemerintah (KT1) adalah
Peruntukan tanah yang
merupakan bagian dari
Sub zona perkantoran pemerintah (KT1) adalah Peruntukan tanah yang
kawasan budi daya
17 KT Perkantoran 52 KT1 Perkantoran Pemerintah merupakan bagian dari kawasan budi daya difungsikan untuk pengembangan
difungsikan untuk
kegiatan perkantoran pemerintahan dan pelayanan publik/ masyarakat
pengembangan kegiatan
perkantoran. pelayanan
publik/ masyarakat, dan
PRK Kawasan Permukiman
pelayanan jasa.
Sub zona Perumahan Kepadatan Sangat Tinggi (R-1) adalah peruntukan ruang
yang merupakan bagian dari kawasan budi daya difungsikan untuk tempat tinggal
atau hunian dengan perbandingan yang besar antara jumlah bangunan rumah
53 R 1 Perumahan Kepadatan Sangat Tinggi dengan luas lahan, dan kepadatan bangunan rumah tinggal sangat tinggi yaitu
lebih dari > 60unit/ hektar, atau luas lantai hunian <36 m/ unit, dapat berupa
kawasan perumahan dengan bangunan rumah tinggal jenis tunggal/ deret/ kopel,
hunian vertikal (keatas), sistem blok campuran
Sub zona Perumahan Kepadatan Tinggi (R-2) adalah adalah peruntukan ruang
yang merupakan bagian dari kawasan budi daya difungsikan untuk tempat tinggal
atau hunian dengan perbandingan yang cukup besar antara jumlah bangunan
rumah dengan luas lahan, dan kepadatan bangunan rumah tinggal tinggi yaitu
Permukiman 54 R 2 Perumahan Kepadatan Tinggi
18 R lebih dari > 40unit/ hektar, atau luas lantai hunian < 45 m/ unit, dapat berupa
Perkotaan
kawasan perumahan dengan bangunan rumah tinggal jenis tunggal/ deret/ kopel,
hunian vertikal (keatas), di dominasi rumah tipe kecil dengan luas kavling tanah
150 m/ unit.
KLASIFIKASI ZONA DAN SUB ZONA KAWASAN PERKOTAAN DAN PERDESAAN DI KABUPATEN BARITO KUALA
Arahan Peruntukan
Pola Ruang RTRW Kab.
Kawasan Kode Kode Kecamatan & Kawasan Definisi Kode Arahan Peruntukan Kawasan Perkotaan & BWP (RDTR) Definisi
Barito Kuala
Perdesaan
No Zona No Sub Zona
Orde I Orde II Orde III Orde III
Skala 1:100.000, Skala 1:50.000, Skala 1:25.000, Skala 1:5.000,
Sub zona Perumahan Kepadatan Sedang (R-3) adalah peruntukan ruang yang
merupakan bagian dari kawasan budi daya difungsikan untuk tempat tinggal atau
hunian dengan perbandingan yang hampir seimbang antara jumlah bangunan
rumah dengan luas lahan, dan kepadatan bangunan rumah tinggal sedang yaitu
55 R 3 Perumahan Kepadatan Sedang
kurang dari < 40unit/ hektar (30-40 unit), atau luas lantai hunian lebih besar > 45
m/ unit, dapat berupa kawasan perumahan dengan bangunan rumah tinggal
jenis tunggal/ deret/ kopel, hunian vertikal (keatas), di dominasi rumah tipe
Zona Perumahan (R) adalah
sedang dengan luas kavling tanah 150-300 m/ unit.
Peruntukkan tanah yang yang
terdiri dari kelompok rumah Sub zona Perumahan Kepadatan Rendah (R-4) adalah peruntukan ruang yang
tinggal dan/ atau hunian yang merupakan bagian dari kawasan budi daya difungsikan untuk tempat tinggal atau
mewadahi kehidupan dan hunian dengan perbandingan yang lebih kecil antara jumlah bangunan rumah
penghidupan masyarakat dengan luas lahan, dan kepadatan bangunan rumah tinggal rendah yaitu kurang
yang dilengkapi dengan 56 R 4 Perumahan Kepadatan Rendah
dari < 30 unit/ hektar, atau luas lantai hunian lebih besar > 80 m/ unit, dapat
fasilitasnya berupa kawasan perumahan, permukiman, perkampungan dengan bangunan
rumah tinggal jenis tunggal/ deret , di dominasi rumah tipe besar dengan luas
kavling tanah 300-500 m/ unit

Sub zona Perumahan Kepadatan Sangat Rendah (R-5) adalah peruntukan ruang
yang merupakan bagian dari kawasan budi daya difungsikan untuk tempat tinggal
atau hunian dengan perbandingan yang sangat kecil antara jumlah bangunan
rumah dengan luas lahan, dan kepadatan bangunan rumah tinggal sangat rendah
57 R 5 Perumahan Kepadatan Sangat Rendah
yaitu kurang dari < 20 unit/ hektar, atau luas lantai hunian lebih besar > 80 m/
Permukiman
19 R unit, dapat berupa kawasan perumahan, permukiman, perkampungan dengan
Perdesaan
bangunan rumah tinggal jenis tunggal/ deret , di dominasi rumah tipe besar
dengan luas kavling tanah lebih besar dari > 500 m/ unit.

Sub zona Rumah Perairan dan Tepi Sungai (R-6) adalah Kawasan permukiman
dengan bangunan rumah tradisional yang mengapung di atas air dan / atau
sebagian bangunannya tertambat di tepi sungai dengan tiang / kaki bangungan ke
palung sungai dan kedarat, yang terhubungkan dengan akses darat berupa gang/
titian. Bangunan rumah tradisional semi permanen dari bahan/ material kayu
58 R 6 Perumahan Perairan/ Tepi Sungai
dengan konstruksi panggung dan sebagian bangunannya berada ditepi/ badan
sungai, sebagian dari kawasan permukiman ini awal mulanya berupa daratan tepi
yang terjadi penggerusan, erosi, abrasi karena daya rusak air. Permukiman
perarain dihuni oleh masyarakat asli secara turun temurun, baik yang beraktivitas
di perairan dan/ atau bergantung pada perairan.

Sub Zona Perumahan dan Perdagangan Jasa (C1) peruntukan lahan campuran
Zona Campuran (C) adalah
berupa perumahan atau perdagangan yang direncanakan untuk pelayanan
area yang diperuntukan untuk
59 C 1 Perumahan dan Perdagangan Jasa komersial skala sub bwp dan skala lingkungan dan atau yang direncakan untuk
fungsi campuran, baik
skala regional dan kota dengan memaksimalkan akses angkutan umum dan sering
perumaham dengan
ditambahkan kegiatan lain untuk mendorong penggunaan moda angkutan umum.
perdagangan jasa/ komersial,
pemanfaatan perkantoran
bisnis, dan industri Sub Zona Perdagangan Jasa dan Perkantoran (C2) peruntukan lahan campuran
pergudangan dengan berupa perdagangan jasa dan perkantoran yang direncanakan untuk
Kawasan Peruntukan
20 C komersial dengan skala 60 C 2 Perdagangan Jasa dan Perkantoran memaksimalkan akses angkutan umum dan sering ditambahkan kegiatan lain
Campuran
pelayanan sesuai rencana untuk mendorong penggunaan moda angkutan umum, dapat berupa
kota, dapat berupa dukungan pengembangan kawasan perdagangan regional dan kawasan superblok.
terhadap pengembangan
kawasan untuk transit Sub Zona Komersial dan Pergudangan (C3) peruntukan lahan campuran berupa
oriented development (TOD), perdagangan jasa dan pergudangan yang direncanakan untuk memaksimalkan
atau kawasan pusat binis nilai lokasi pada arae strategis dan koridor arteri untuk mendukung kegiatan
61 C 3 Komersial dan Pergudangan
berkepadan tinggi dan industri yang ada disekitarnya dan kawasan belakangnya. Untuk mendorong
superblok. tumbuhnya pengembangan properti komesial dan pergudangan dengan kualitas
pelayanan regional.
KLASIFIKASI ZONA DAN SUB ZONA KAWASAN PERKOTAAN DAN PERDESAAN DI KABUPATEN BARITO KUALA
Arahan Peruntukan
Pola Ruang RTRW Kab.
Kawasan Kode Kode Kecamatan & Kawasan Definisi Kode Arahan Peruntukan Kawasan Perkotaan & BWP (RDTR) Definisi
Barito Kuala
Perdesaan
No Zona No Sub Zona
Orde I Orde II Orde III Orde III
Skala 1:100.000, Skala 1:50.000, Skala 1:25.000, Skala 1:5.000,
Sub Zona Pariwisata Alam (PW1) adalah area yang peruntukan tanahnya
Zona Pariwisata (PW) adalah merupakan pariwisata alam, dapat berupa pengembangan ekowisata,
peruntukan ruang yang pemanfataan sebagian dari kawasan lindung, kawasan konservasi dan preservasi,
62 PW1 Pariwisata Alam
merupakan bagian dari kawasan lindung setempat, dan lainnya yang obyek nya berupa fisik lingkungan
kawasan budi daya yang dan panorama alam dengan tidak merubah bentuk aslinya, dilengkapi fasilitas
21 PW Pariwisata
dikembangkan untuk pendukung secara terbatas dan bersyarat.
mengembangkan kegiatan
pariwisata baik alam, buatan, Sub Zona Pariwisata Buatan (PW2) adalah area yang peruntukan tanahnya untuk
maupun budaya 63 PW2 Pariwisata Buatan (Atraksi, Budaya, Lainnya) kegiatam wisata dan rekreasi yang diciptakan dan dikelola baik oleh pemerintah,
masyarakat dan swasta, baik berupa atraksi, wisata budaya dan lainnya.

Sub Zona Pertahanan Keamanan (KH1) area yang peruntukannya ditetapkan


64 KH 1 Pertahanan Keamanan untuk kepentingan pertahanan dan keamanan, dapat berupa area daratan dan
area perairan, baik untuk keamanan negara maupun keamanan sipil dan sosial.

Sub Zona Energi dan Utilitas (KH2) area yang peruntukannya ditetapkan untuk
65 KH 2 Energi dan Utilitas kepentingan pengembangan energi dan utilitas, pembangkit energi, pengendali
dan pengelolaan telekomunikasi, dan ketenagalistrikan.
Zona Kawasan Khusus adalah Sub Zona Pengelolaan Sampah (KH3) area yang ditetapkan untuk pengelolaan dan
area yang peruntukan penanganan sampah baik di hulu maupun di hilir nya, dapat berupa Tempat
tanahnya dimanfaatkan untuk 66 KH 3 TPA/ TPST3R
Pemrosesan Akhir Sampah (TPA), dan Tempat Pemrosesan Sampah Sementara
kepentingan khusus dilindungi Terpadu (TPST 3R).
dan bersifat obyek vital, seperi
Sub Zona Pengelolaan Limbah (KH4), area yang ditetapkan untuk pengelolaan dan
22 KH Kawasan Khusus pertahanan keamanan, energi
penanganan air limbah baik domestik maupun limbah indutri baik di hulu maupun
dan utilitas, pengelolaan 67 KH 4 IPAL
di hilir nya, dapat berupa Instalasi Pengolah Lumpur Tinja (IPLT), dan Instalasi
sampah dan limbah,
Pengolah Air Limbah (IPAL) Terpusat maupun Komunal.
sempadan instalasi,
penyanggah kawasan, dan Sub Zona Penyanggah dan Sempadan Instalasi (KH5) area yang berfungsi sebagai
cagar budaya penyanggah instalasi khusus untuk kepentingan keamanan, keselamatan,
68 KH 5 Panyanggah / Sempadan Instalasi
kesehatan dan estetika yang berupa jarak bebas untuk pemanfaatan terbatas
bersyarat yang diatur berdasarkan ketentuan.

Sub Zona Cagar Budaya (KH6) peruntukan ruang yang merupakan bagian dari
kawasan lindung yang memiliki ciri khas tertentu baik didarat maupun perairan
69 KH 6 Cagar Budaya
yang mempunyai fungsi pokok sbg kawasan pengawetan keragaman jenis
tumbuhan, satwa & ekosistemnya beserta nilai budaya dan sejarah bangsa
Sub Zona Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (PT1) adalah area yang
70 PT 1 Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (LP2B) peruntukan tanahnya untuk lahan pertanian tanaman pangan berkelanjutan
Zona Pertanian (PT) adalah sesuai dan dilindungi peraturan perundangan
Kawasan Pertanian area yang peruntukan
PLB
Lahan Basah ruangnya dikembangkan Sub Zona Cadangan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (PT2) adalah area
Cadangan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (Cadangan
untuk menampung kegiatan 71 PT 2 yang peruntukan tanahnya untuk cadangan lahan pertanian tanaman pangan
LP2B)
yang berhubungan dengan berkelanjutan sesuai dan dilindungi peraturan perundangan
pengusahaan mengusahakan Sub Zona Pertanian Campuran (PT3) adalah area yang peruntukan tanahnya
23 PT Pertanian
tanaman tertentu (pangan, untuk lahan pertanian tanaman campuran, dapat berupa tanaman pangan,
72 PT 3 Pertanian Campuran (Pangan, Palawija dan Hortikultura)
palawija, horikultura), palawija , hortikultura dikembangkan melalui rekayasa tanah pertanian dan
pemberian makanan, sistem tata air.
Kawasan Pertanian
PLK pengkandangan, dan
Lahan Kering Sub Zona Pertanian Terpadu (PT4) adalah area yang peruntukan tanahnya untuk
pemeliharaan hewan untuk lahan pertanian tanaman campuran, dapat berupa tanaman pangan, palawija ,
pribadi atau tujuan komersial 73 PT 4 Pertanian Terpadu (Perikanan, dan Peternakan)
hortikultura dan kegiatan perikanan serta peternakan secara bersama-sama,
dikembangkan melalui rekayasa tanah pertanian dan sistem tata air

Anda mungkin juga menyukai