Anda di halaman 1dari 27

LAPORAN KASUS

IBU HAMIL DENGAN RESIKO TINGGI

1. Masalah kesehatan
Angka Kematian Ibu (AKI), Angka Kematian Neonatus (AKN), Angka
Kematian Bayi (AKB), dan Angka Kematian Balita (AKABA) merupakan
beberapa indikator status kesehatan masyarakat. Dewasa ini AKI dan AKAB di
Indonesia masih sangat tinggi dibandingkan dengan Negara ASEAN lainnya.
Menurut data Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) 2007, AKI 228 per
100.000 kelahiran hidup, AKB 34 per 1000 kelahiran hidup, AKN 19 per 1000
kelahiran hidup, AKABA 44 per 1000 kelahiran hidup.
Penyebab langsung kematian ibu sebesar 90% terjadi pada persalinan dan
segera setelah persalinan (SKRT 2001). Penyebab langsung kematian ibu adalah
perdarahan (39%), eklamsia (20%), infeksi (7%) dan lain-lain (33%).
Pelayanan kesehatan secara tepat dan cepat, diharapkan dapat mengatasi
masalah kesehatan masyarakat. Salah satu pelayanan kesehatan tersebut adalah
Deteksi dini kehamilan dengan faktor resiko adalah kegiatan yang dilakukan
untuk menemukan ibu hamil yang mempunyai faktor resiko kebidanan.
Kehamilan resiko tinggi adalah kehamilan yang menyebabkan terjadinya bahaya
dan komplikasi yang lebih besar terhadap ibu maupun janin yang dikandungnya
selama kehamilan, persalinan ataupun nifas bila dibandingkan dengan kehamilan,
persalinan dan nifas normal. Risiko adalah suatu ukuran statistik dari peluang atau
kemungkinan untuk terjadinya suatu keadaan gawat-darurat yang tidak diinginkan
pada masa mendatang, yaitu kemungkinan terjadi komplikasi obstetrik pada saat
persalinan yang dapat menyebabkan kematian, kesakitan, kecacatan, atau ketidak
puasan pada ibu atau bayi .

Definisi yang erat hubungannya dengan risiko tinggi (high risk):


1. Wanita risiko tinggi (High Risk Women)

Adalah wanita yang dalam lingkaran hidupnya dapat terancam kesehatan dan
jiwanya oleh karena sesuatu penyakit atau oleh kehamilan, persalinan dan nifas.

1
2. Ibu risiko tinggi (High Risk Mother)

Adalah faktor ibu yang dapat mempertinggi risiko kematian neonatal atau
maternal.

3. Kehamilan risiko tinggi (High Risk Pregnancies)

Kehamilan risiko tinggi adalah keadaan yang dapat mempengaruhi optimalisasi


ibu maupun janin pada kehamilan yang dihadapi.
Risiko tinggi atau komplikasi kebidanan pada kehamilan merupakan keadaan
penyimpangan dari normal, yang secara langsung menyebabkan kesakitan dan
kematian ibu maupun bayi. Untuk menurunkan angka kematian ibu secara
bermakna maka deteksi dini dan penanganan ibu hamil berisiko atau komplikasi
kebidanan perlu lebih ditingkatkan baik fasilitas pelayanan KIA maupun di
masyarakat .

2. Identitas pasien
Nama : Ny. T Nama Suami : Zulkifli
Umur : 38 tahun Umur : 41 tahun
Jenis kelamin : Perempuan Pekerjaan : Pedagang
Agama : Islam
Alamat : Tanah garam
Tanggal kunjungan : 12 September 2017

Anamnesis:
Seorang pasien wanita umur 38 tahun datang ke Poli Ibu Puskesmas Tanah
Garam, Solok pada Tanggal 12 September 2017 jam 10.00 WIB untuk kontrol
kehamilan.

Keluhan Utama : Kontrol kehamilan


Riwayat Penyakit Sekarang :
 Kontrol kehamilan yang pertama

2
 Nyeri pinggang menjalar ke ari-ari tidak ada
 Keluar lendir campur darah dari kemaluan tidak ada
 Keluar darah yang banyak dari kemaluan tidak ada
 Keluar gumpalan seperti daging dari kemaluan tidak ada
 Keluar seperti mata ikan dari kemaluan tidak ada
 Mual muntah yang berlebihan sehingga tidak dapat melakukan aktivitas
tidak ada
 Riwayat trauma tidak ada
 Riwayat keputihan sebelumnya tidak ada
 HPHT 6-12-2016, TP : 30 -9 -2017.
Antenatal care : kontrol ke Puskesmas 3x.
Riwayat Makan Obat : Vitamin
Riwayat Penyakit Dahulu
 Tidak pernah menderita penyakit jantung, penyakit paru, penyakit ginjal,
penyakit diabetes melitus dan hipertensi.

Riwayat Penyakit Keluarga


 Tidak ada anggota keluarga yang menderita penyakit keturunan, penyakit
menular dan penyakit kejiwaan.
Riwayat Menstruasi:
 menarche: 14 tahun, siklus teratur 1 x 28 hari, lamanya 5-7 hari,
banyaknya 2-3 x ganti duk/hari, nyeri haid (-).
Riwayat perkawinan :
 1 x tahun 1997
Riwayat kehamilan / abortus / persalinan /hidup: 7/ 2/ 4/4
1. Tahun 1997/ abortus
2. Tahun 2003/perempuan/3700 gr/ cukup bulan/ VE/bidan/ hidup.
3. Tahun 2007/ laki-laki/ 3700 gr/cukup bulan/PN/ bidan/hidup.
4. Tahun 2010/abortus
5. Tahun 2013/ laki-laki/3500 gr/cukup bulan/PN/bidan/hidup
6. Tahun 2015/perempuan/3400 gr/cukup bulan/PN/bidan/hidup
7. Kehamilan sekarang 2017
3
Riwayat Imunisasi : tidak diketahui
Riwayat kontrasepsi : Pil KB
Riwayat kebiasaan : tidak ada riwayat merokok, minum alkohol, dan
narkoba.
Riwayat Psikososial :
Pendidikan terakhir ibu : SMP
Pendidikan terakhir suami : SMA
Pekerjaan ibu : Pedagang
Pekerjaan suami : Pedagang
Penghasilan rata-rata total ibu dan suami perbulan ±4000.000,- dirasa cukup
Pasien merasa tidak ada masalah yang menghambat dalam melakukan kunjungan
perawatan kehamilan dan kesehatan
Pasien tidak ada riwayat pindah tempat tinggal dalam 12 bulan terakhir
Pasien merasa aman tinggal ditempat tinggal sekarang
Pasien dan anggota keluarga lain tidak ada yang tidur dalam kelaparan
dalam 2 bulan terakhir pasien tidak pernah menggunakan tembakau atau
olahannya, obat terlarang, dan alkohol.
jika pasien bisa mengubah jadwal kehamilan. Yang akan dilakukan pasien adalah:
tidak ingin mengubahnya

4
Riwayat Kehamilan resiko tinggi

Riwayat Nutrisi
-porsi makan pagi ibu ( jam 07.00) biasanya : lontong gulai dengan tambahan
protein hewani.
-porsi makan siang ibu ( jam 13.00 ) biasanya : Nasi dengan dengan sepotong
protein hewani dan 2 protein nabati kadang dengan sayur dan buah.
-makanan selingan antara waktu makan, seperti kue, kadang buah-buahan.
-pasien minum susu untuk ibu hamil
5
- tidak ada penambahan porsi makan pasien selama hamil
-pasien menggunakan garam beryodium (reffina) untuk masakan dirumah
- ibu mengakui mendapatkan makanan yang ia inginkan selama hamil
- ibu menyatakan mendapatkan cukup makanan selama hamil.

Riwayat Lingkungan tempat tinggal :


- Lingkungan tempat tinggal diakui pasien cukup bersih
-pembuangan sampah di tong sampah depan rumah
-sumber air bersih, warna jernih
-selokan di sekitar rumah lancar, tidak tersumbat
-genangan air disekitar rumah tidak pernah

Riwayat aktivitas :
-istirahat dirasa cukup
-pasien merasa kecapean selama bekerja
-Riwayat bepergian jauh keluar kota tidak ada
-Riwayat bepergian dengan pesawat udara selama kehamilan tidak ada

Riwayat kebersihan diri dan koitus


-pasien mandi 2 kali sehari di kamar mandi dalam rumah
-Gosok gigi selama hamil 2 kali sehari pagi (sesudah sarapan) dan malam
(sebelum tidur)
-kontrol gigi selama hamil ke dokter gigi tidak ada
-Ibu merasa cocok dan nyaman dengan pemakaian sehari-hari
-pemakaian bra dirasa tepat
-pemakaian stocking ketat selama hamil tidak ada
-BAB frekuensi 1x sehari dikamar mandi, lancar
-BAK frekuensi 2-3x sehari di kamar mandi, lancar
-frekuensi koitus selama hamil berkurang
- masalah dalam hubungan dengan suami karena penurunan frekuensi koitus
selama hamil tidak ada.

6
Riwayat Kebiasaan
- Riwayat merokok selama hamil tidak ada
- Suami pasien merokok didalam rumah
- Riwayat konsumsi alkohol selama hamil tidak ada
- Riwayat konsumsi kopi selama hamil tidak ada
- Riwayat penggunaan obat-obat terlarang selama hamil tidak ada

Riwayat keluhan medis


- Riwayat kaki bengkak, tensi tinggi, dan mata kabur selama kehamilan tidak ada
- Riwayat mual muntah selama kehamilan tidak ada
- Riwayat Konstipasi, nyeri berkemih, nyeri punggung, varises, hemorroid,
ngidam aneh-aneh, air liur berlebih, nyeri kepala dan keputihan selama kehamilan
tidak ada.
- Riwayat nyeri ulu hati selama kehamilan tidak ada
- Riwayat kelelahan selama kehamilan tidak ada

Pemeriksaan Fisik :
Keadaan umum : Sedang
Kesadaran : Compos Mentis Cooperatif
Tekanan Darah : 110/70 mmHg
Nadi : 80x/menit
Nafas : 20x/menit
Suhu : 36,5 0C
BB : 70 kg
TB : 154 cm
LLA : 33 cm
Status Generalisata
Mata : Konjungtiva tidak anemis, Sklera tidak ikterik
Leher : JVP 5 – 2 cmH2O, kelenjer tiroid tidak membesar
Thorax : Jantung dan Paru dalam batas normal
Abdomen : Status Obstetri
Genitalia : Status Obstetri

7
Ekstreinitas : edema -/- , reflek fisiologis +/+ , reflek patologis -/-
Status obstetri
Muka : cloasma gravidarum (+)
Mammae : membesar, areola dan papila hiperpigmentasi, kolustrum (+)
Abdomen
Inspeksi : perut tampak membuncit sesuai usia kehamilan, linea mediana
hiperpigmentasi, striae gravidarum (+), sikatrik (-)
Palpasi :
- L I : FUT teraba dipertengahan antara proc. Xypoideus dan pusat.
- L II : bagian terbesar janin teraba disebelah kanan, bagian terkecil janin teraba
disebalah kanan, bagian terkecil janin teraba disebelah kiri.
- L III : Teraba massa bulat, keras, dan melintang
- L IV : Konvergen
- Perkusi : timpani
- Auskultasi : bising usus (+) normal
Genitalia : Inspeksi v/u tenang.
Inspekulo : tidak dilakukan

Pemeriksaan Laboratorium
Hb : 12 gr/dl
Protein Urin : Negatif
Residu Urin : Negatif
HIV : NR

Diagnosis
 G7P4A2H4 gravid 35 - 36minggu. janin hidup tunggal intrauterin presentasi
kepala
 Ibu dengan resiko tinggi (menurut skor poedji rochjati )
skor awal ibu hamil skor 2
usia terlalu tua >35 th skor 4
jumlah anak banyak 4/ lebih skor 4

8
pernah gagal hamil (abortus) skor 4
pernah melahirkan denga vakum skor 4.
Total skor 18 (kehamilan resiko sangat tinggi)

Rencana
 Rujuk pasien untuk melahirkan ke dokter di rumah sakit karena
menurut skor Poedji Rochjati pasien termasuk kedalam kriteria
kehamilan resiko sangat tinggi.

Penatalaksanaan :
Promotif:
-Hal-hal yang perlu dipromosikan pada ibu hamil adalah sebagai berikut : .
1. Menu Ibu Hamil
Dianjurkan makan makanan yang bergizi seimbang. Sebagai pengawasan,
kecukupan gizi ibu dan pertumbuhan kandungannya dapat diukur berdasarkan
kenaikan berat badannya, kenaikan berat badan rata-rata antara 6,5 – 16 kg,
kenaikan berat badan yang berlebihan atau bila berat badan ibu turun ± 5 kg
kehamilan TM III, haruslah menjadi perhatian.

9
Perubahan yang perlu dipahami ibu hamil :
Tahap I (2 minggu setelah konsumsi)
Gizi yang diperlukan seperti biasa harus terpenuhi, tapi belum membutuhkan
penambahan.
Tahap II (minggu ke 2 – minggu ke 8)
Sudah dibutuhkan nutrisi karena pada tahap ini sudah terbentuk jaringan-jaringan
dan organ- organ tubuh janin.
Tahap III (minggu ke 8 – lahir)
Untuk persiapan persalinan, laktasi dan kesempurnaan janin.

2. Istirahat
Istirahat bagi ibu hamil untuk meringankan urat syaraf atau mengurangi aktivitas
otot.

10
Kegunaan istirahat adalah :
1. Untuk melepaskan lelah
2. Memberikan kesempatan pada tubuh untuk membentuk kegiatan baru
3. Menambah kesegaran untuk melakukan pekerjaan

Wanita hamil butuh istirahat yang cukup, wanita hamil dianjurkan untuk tidur
siang karena udara panas mudah membuat merasa lebih baikan bila cukup banyak
istirahat.
Releksasi tubuh yang sempurna mengatasi ketegangan fisik dan psikis selama
hamil terutama pada saat melahirkan. Releksasi sangat berguna juga bagi
kesehatan ibu dan janin yang dikandungnya. Agar ibu hamil dapat melakukan
istirahat yang benar, maka ia perlu mengetahui bagaimana cara penyegaran tubuh
dan sehat yaitu : pertama angkat tangan, kemudian turunkan, sekali lagi angkat
kemudian tarik nafas dan hembuskan, lakukan dengan santai.

Cara tidur yang nyaman :

Pertama-tama ibu hamil duduk perlahan, topanglah tubuh dengan tangan kanan.
Kemudian sedikit miringkan badan ke kanan, tangan kiri menyilang ikut
menopang tubuh ibu perlahan-lahan, kemudian ibu hamil bisa tidur dengan
telentang. Begitu juga saat bangun, terlebih dahulu miringkan tubuh ke kanan,
topanglah tubuh dengan tangan kanan. Bangunlah perlahan-lahan dan kemudian
ibu hamil bisa duduk kembali. Kalau perut ibu semakin besar akan sulit untuk
tidur dengan posisi telentang maupun sebaliknya. Untuk itu ibu merasa tidur
dengan posisi miring ke kiri. .

3. Kebutuhan pakaian
Ibu hamil sebaiknya mengenakan pakaian yang memenuhi kriteria sebagai
berikut:
1) Nyaman : pakaian sebaiknya tidak ada penekanan-penekanan pada bagian
tertentu sehingga ibu tidak dapat bebas bergerak
2) Longgar : bukan berarti pakai baju yang terlalu besar, tapi yang dapat bergerak

11
bebas
3) Tidak tebal : pakaian tebal akan menimbulkan rasa panas dikeluarnya keringat
sehingga tidak bebas bergerak
4) Menarik : enak dipandang mata
5) Menyerap keringat : karena pada ibu hamil banyak keringat, maka dianjurkan
memakai pakaian yang menyerap keringat. Disini ditekankan pada bahan
dasarnya.

4. Imunisasi
Pada masa kehamilan ibu hamil diharuskan melakukan imunisasi tetanus toksoid
(TT). Gunanya pada antenatal dapat menurunkan kemungkinan kematian bayi
karena tetanus. Ia juga dapat mencegah kematian ibu yang disebabkan oleh
tetanus.
Menurut WHO seorang ibu tidak pernah diberikan imunisasi tetanus, sedikitnya
2x injeksi selama kehamilan ( I pada saat kunjungan antenatal I dan II pada 2
minggu kemudian ) Jadwal pemberian suntikan tetanus adalah :
1. TT 1 selama kunjungan antenatal I
2. TT 2 → 4 minggu setelah TT 1
3. TT 3 → 6 minggu setelah TT 2
4. TT 4 → 1 tahun setelah TT 3
5. TT 5 → 1 tahun setelah TT 4
Karena imunisasi ini sangat penting, maka setiap ibu hamil hendaknya
mengetahui dan mendapat informasi yang benar tentang imunisasi TT. Petugas
kesehatan harus berusaha program ini terlaksana maksimal dan cepat.

5. Senam hamil
Tujuan senam hamil adalah :
Memberikan dorongan serta melatih jasmani dan rohani ibu secara bertahap agar
ibu dapat menghadapi persalinan dengan tenang, sehingga proses persalinan dapat
berjalan lancar dan mudah
1. Membimbing wanita menuju suatu persalinan yang fisiologis
2. Melonggarkan persendian yang berhubungan dengan proses persalinan
3. Cara memperoleh kontraksi dan relokasi yang sempurna
12
4. Menguasai teknik-teknik pernapasan dalam persalinan
5. Dapat mengatur diri pada ketenangan

Manfaat senam hamil secara teratur :


1. Memperbaiki sirkulasi darah
2. Mengurangi pembengkakan
3. Memperbaiki keseimbangan otot
4. Mengurangi kram / kejang pada kaki
5. Menguatkan otot-otot perut
6. Mempercepat proses penyembuhan setelah melahirkan

Syarat-syarat mengikuti senam hamil :


1. Pemeriksaan kesehatan dan kehamilan oleh dokter / bidan
2. Lakukan latihan setelah kehamilan 22 minggu
3. Lakukan latihan secara teratur dan disiplin

6. Kelas Ibu Hamil


Definisi Kelas Ibu Hamil
Kegiatan Kelas Ibu Hamil merupakan sarana untuk belajar kelompok tentang
kesehatan bagi ibu hamil, dalam bentuk tatap muka yang bertujuan meningkatkan
pengetahuan dan ketrampilan ibu-ibu mengenai kehamilan, persalinan, perawatan
nifas dan perawatan bayi baru lahir, melalui praktik dengan menggunakan buku
KIA (Kesehatan Ibu anak)
Kelas ibu hamil adalah kelompok belajar ibu-ibu hamil dengan umur kehamilan
antara 20 minggu s/d 32 minggu dengan jumlah peserta maksimal 10 orang. Di
kelas ini ibu hamil akan belajar bersama, diskusi dan tukar pengalaman tentang
kesehatan ibu dan anak secara menyeluruh dan sistematis serta dapat dilaksanakan
secara terjadwal dan berkesinambungan (Depkes RI, 2009).

13
Manfaat Kelas Ibu Hamil
1. Supaya ibu mengerti tentang kelas ibu hamil
2. Supaya ibu bisa mengaplikasikannya ke dalam kehidupannya
sehari-hari
3. Menambah wawasan keluarga tentang kelas ibu hamil

Pertemuan Kelas Ibu Hamil di lakukan selama 3 pertemuan


1.Pertemuan kelas ibu hamil pertama
1) Informasi kelas ibu hamil
2) Perubahan tubuh selama kehamilan
3) Perawatan kehamilan

Tujuan
1. Memahami apa yang disebut kelas ibu hamil
2. Memahami bahwa kehadiran tepat waktu dan berpartisipasi aktif penting
untuk keberhasilan kelas ibu hamil
3. Memahami bahwa kelas ibu penting untuk meningkatkan pengetahuan ibu
tentang kehamilan, persalinan dan perawatan anak
4. Memahami bagaimana terjadiya kehamilan
5. Memahami adanya perubahan tubuh ibu selama kehamilan
6. Memahami bagaimana mengatasi berbagai keluhan saat hamil
7. Memahami apa saja yang harus dilakukan oleh ibu selama kehamilan
8. Memahami pentingnya makanan sehat dan pencegahan anemia saat
kehamilan
9. Memahami bahwa kesiapan psikologis diperlukan dalam menghadapi
kehamilan
10. Memahami bagaimana hubungan suami istri semasa kehamilan
11. Mengetahui obat-obatan yang boleh dan tidak boleh dikonsumsi oleh ibu
semasa kehamilan
12. Mengetahui tanda-tanda bahaya pada kehamilan

14
13. Memahami perlunya perencanaan persalinan sejak awal agar dapat
memperlancar proses persalinan, hal ini adalah Program Perencanaan
Persalinan dan Pencegahan Komplikasi (P4K) dengan stiker:
 Tanggal taksiran persalinan
 Ibu dan suami menanyakan ke bidan/dokter kapan perkiraan tanggal
persalinan.
 Tempat dan penolong persalinan
 Sejak awal, ibu hamil dan suami menentukan persalinan ini ditolong bidan atau
dokter
 (Rencanakan bersalin di Polindes, Puskesmas, Rumah bersalin, Rumah sakit,
Rumah bidan atau dirumah).
 Tabulin (biaya persalinan)
 Suami / keluarga perlu menabung untuk biaya persalinan.
 Transportasi
 Suami dan masyarakat menyiapkan kendaraan jiwa sewaktu-waktu ibu dan
bayi perlu segera dirujuk ke rumah sakit.
 Calon donor darah
 Siapkan calon donor darah jika sewaktu-waktu diperlukan ibu.
 Menyiapkan kebutuhan persalinan

2.Pertemuan Kelas Ibu Hamil Yang Ke Dua


1. Persalinan
2. Perawatan nifas

Tujuan
1. Mengetahui apa saja tanda-tanda bahwa pesalinan telah dimulai.
2. Mengetahui apa yang di sebut dengan tanda-tanda bahaya pada persalinan.
3. Memahami poses persalinan yang dapat dialami oleh ibu dan mengapa
proses persalinan tersebut dipilih.
4. Memahami apa yang harus dilakukan ibu agar dapat menyusui bayinya
secara penuh.
15
5. Memahami apa yang harus dilakukan ibu pada masa nifas agar dapat
menjaga kesehatnnya.
6. Mengetahui tanda-tanda bahaya dan penyakit pada masa nifas.
7. Memahami manfaat vitamin A dosis tinggi bagi ibu dan bayinya
8. Memahami bahwa setelah bersalin ibu perlu ikut program KB
9. Mengetahui dan memahami alat kontrasepsi dan cara kerjanya.

3.Pertemuan Kelas Ibu Hamil III


1. Perawatan Bayi
2. Mitos
3. Penyakit Menular
4. Akte kelahiran
Tujuan
1. Mengetahui tanda-tanda bayi lahir sehat dan tanda bayi sakit berat.
2. Memahami apa yang harus dilakukan pada bayi baru lahir.
3. Memahami manfaat pemberian vitamin K1 pada bayi baru lahir.
4. Memahami apa saja tanda bahaya bayi baru lahir.
5. Memahami manfaat pengamatan perkembangan bayi/ anak.
6. Memahami manfaat imunisasi dan mengetahui jadwal pemberian
imunisasi yang benar.
7. Memahami apa yang disebut dengan mitos dan bagaimana
mengatasinya.
8. Memahami apa yang disebut dengan IMS
9. Memahami apa itu HIV dan AIDS dan tahu bagaimana
menghindarinya.
10. Memahami apa yang harus dilakukan jika ibu hamil terinfeksi HIV.
11. Memahami apa yang disebut penyakit malaria dan tahu bagaimana
menghindarinya.
12. Memahami pentingnya untuk segera mengurus akte kelahiran bagi
bayi yang baru lahir.

16
7. Persiapan Laktasi
Buah dada merupakan sumber air susu ibu yang akan menjadi makanan utama
bagi bayi, karena itu jauh sebelumnya harus sudah dirawat. Bra yang dipakai
harus sesuai dengan pembesaran buah dada, yang sifatnya adalah menyokong
buah dada dari bawah suspension, bukan menekan dari depan. Dua bulan terakhir
dilakukan masase, kolostrum dikeluarkan untuk mencegah penyumbatan.
Perawatan payudara sebelum lahir bertujuan memelihara higiene payudara,
melenturkan/ menguatkan puting susu, dan mengeluarkan puting susu yang datar
atau masuk kedalam.

Teknik perawatan payudara Pranatal


1. Kompres puting susu dan area sekitarnya dengan menempelkan kapas/ lap
yang dibasahi minyak.
2. Bersihkan puting susu dan area sekitarnya dengan handuk kering yang
bersih.
3. Pegang kedua puting susu lalu tarik keluar bersama dan diputar kedalam 20
kali, keluar 20 kali.
4. Pangkal payudara dipegang kedua tangan lalu payudara diurut dari pangkal
menuju puting susu sebanyak 30 kali.
5. Kemudian pijat daerah areola sehingga keluar cairan 1-2 tetes untuk
memastikan saluran susu tidak tersumbat
6. Pakailah bra yang menopang payudara. (Manuaba, 2010)

8. Kunjungan Antenatal

Kebijakan program Depkes menganjurkan ibu hamil melaksanakan kunjungan


ANC minimal sebanyak 4 kali, yaitu sebagai berikut :

a. Kunjungan 1 / K1 ( Trimester 1)

K1 / kunjungan baru ibu hamil yaitu kunjungan ibu hamil yang pertama kali
pada masa kehamilan. Pemeriksaan pertama kali yang ideal adalah sedini
mungkin ketika haidnya terlambat sekurang-kurangnya satu bulan. K1 dibedakan
menjadi 2 yaitu K1 murni (kunjungan pertama kali dilakukan pada waktu

17
trimester satu kehamilan ) dan K1 akses ( kunjungan pertama kali diluar trimester
satu selama masa kehamilan, dilakukan di trimester II maupun di trimester III).

Adapun tujuan pemeriksaan pertama pada perawatan antenatal adalah


sebagai berikut:

1) Mendiagnosis dan menghitung umur kehamilan.

2) Mengenali dan menangani penyulit-penyulit yang mungkin dijumpai dalam


kehamilan, persalinan dan nifas.

3) Mengenali dan mengobati penyakit-penyakit yang mungkin diderita sedini


mungkin.

4) Menurunkan angka morbiditas dan mortalitas ibu dan anak.

5) Memberikan nasehat-nasehat tentang cara hidup sehari-hari dan keluarga


berencana, kehamilan, persalinan, nifas dan laktasi.

Pada kunjungan pertama adalah kesempatan untuk mengenali faktor risiko ibu
dan janin. Ibu diberitahu tentang kehamilannya, perencanaan tempat persalinan,
juga perawatan bayi dan menyusui. Informasi yang diberikan sebagai berikut :

1) Kegiatan fisik dapat dilakukan dalam batas normal.

2) Kebersihan pribadi khususnya daerah genitalia harus lebih dijaga karena


selama kehamilan terjadi peningkatan sekret vagina.

3) Pemilihan makan sebaiknya yang bergizi dan serat tinggi.

4) Pemakaian obat harus dikonsultasikan dahulu dengan tenaga kesehatan.

5) Wanita perokok atau peminum harus menghentikan kebiasaannya.

Cakupan K1 dibawah 70% (dibanding jumlah sasaran ibu hamil dalam kurun
waktu satu tahun) menunjukkan keterjangkauan pelayanan antenatal yang
rendah, yang mungkin disebabkan oleh pola pelayanan yang belum cukup
aktif. Rendahnya K1 menunjukan bahwa akses petugas kepada ibu masih perlu
ditingkatkan.

18
b. Kunjungan 2 ( Trimester II)

Pada periode ini pemeriksaan dilakukan minimal 1 kali. manifestasi klinik


kasus kegawatdaruratan obstetrik yang berbeda-beda dalam rentang yang cukup
luas, maka perlu dilakukan kunjungan ANC yang teratur. Pada trimester II, ibu
hamil diajurkan periksa kehamilan 1 bulan sekali sampai umur kehamilan 28
minggu.

Adapun tujuan pemeriksaan kehamilan di trimester II

ialah sebagai berikut:

1) Pengenalan komplikasi akibat kehamilan dan pengobatannya.

2) Penapisan pre-eklamsi gemelli, infeksi alat reproduksi dan saluran


perkemihan.

3) Mengulang perencanaan persalinan.

c. Kunjungan 3 dan 4 (Trimester III)

Pada periode ini pemeriksaan dilakukan setiap 2 minggu jika klien tidak
mengalami keluhan yang membahayakan dirinya dan atau kandungannya
sehingga membutuhkan tindakan segera. Rancangan pemeriksaan meliputi
anamnesa terhadap keadaan normal dan keluhan ibu hamil trimester III,
pemeriksaan fisik (umum, khusus, dan tambahan pada bulan ke-9 dilakukan
pemeriksaan setiap minggu). Kelahiran dapat terjadi setiap waktu oleh karena itu
perlu diberikan petunjuk kapan harus datang ke rumah sakit. jadwal kunjungan
ulang selama hamil trimester III adalah setiap dua minggu dan sesudah 36
minggu setiap satu minggu.

menuturkan tujuan kunjungan pemeriksaan kehamilan trimester III yaitu :

1) Sama seperti kunjungan 2

2) Mengenali adanya kelainan letak.

19
3) Memantapkan rencana persalinan.

4) Mengenali tanda-tanda persalinan.

Standar Pelayanan Antenatal Care

Dalam melaksanakan pelayanan Antenatal Care, ada sepuluh standar


pelayanan yang harus dilakukan oleh bidan atau tenaga kesehatan yang
dikenal dengan 10 T. Pelayanan atau asuhan standar minimal 10 T adalah
sebagai berikut:

1. Timbang berat badan dan ukur tinggi badan

2. Pemeriksaan tekanan darah

3. Nilai status gizi (ukur lingkar lengan atas)

4. Pemeriksaan puncak rahim (tinggi fundus uteri)

5. Tentukan presentasi janin dan denyut jantung janin (DJJ)

6. Skrining status imunisasi Tetanus dan berikan imunisasi Tetanus


Toksoid (TT) bila diperlukan.

7. Pemberian Tablet zat besi rutin setiap hari minimal 90 tablet

8. Test laboratorium (rutin dan khusus)

9. Tatalaksana kasus

10. Temu wicara (konseling)

termasuk Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi (P4K)


serta KB paska persalinan

20
9. Mengenali Tanda – tanda dini bahaya / komplikasi pada kehamilan muda
Perdarahan Pervaginam
A. Abortus yaitu kegagalan kehamilan sebelum usia kehamialan 22 ninggu

Jenis abortus :

1) Abortus spontan
Abortus imminens ,Tanda / gejala : perdarahan sedikit, nyeri abdomen
Penanganan : tirah baring, jangan melakukan aktifitas fisik berlebihan, hubungan
sex dihentikan sementara, jika perdarahan berhenti lakukan ANC, jika perdarahan
berlangsung nilai kondisi janin / USG
Abortus insipiens
Tanda / gejala : perdarahan banyak, nyeri karena kontraksi uterus kuat, ada
pembukaan, besarnya uterus sesuai dengan usia kehamilan.
Penanganan : kuretase

2) Abortus incomplete
Tanda / gejala : perdarahan banyak, ada pembukaan, ada teraba sisa jaringan,
uterus berkontraksi
Penanganan : kuretase

21
3) Abortus complete
Tanda / gejala : uterus lebih kecil dari usia kehamilan, perdarahan sedikit tapi
nyeri perut bagian bawah, telah terjadi pengeluaran hasil konsepsi, perdarahan
akan berhenti 10 hari bila berlanjut menjadi endometritis
Penanganan : tidak perlu evaluasi lagi, observasi untuk melihat adanya
perdarahan, pastikan untuk tetap memantau kondisi ibu.
4) Abortus provokatus
Abortus medisinalis : melihat adanya komplikasi pada ibu
Abortus kriminalis : disengaja dengan alat dan obat
5) Abortus septik : adanya komplikasi pada ibu
6) Missed abortion
Apabila janin muda yang telah mati tertahan di dalam rahim selama 2 bulan atau
lebih.
Tanda : rahim semakin mengecil, buah dada mengecil kembali, amenorrhoe
berlangsung terus
Penanganan : di Rumah Sakit

B. Kehamilan Mola
Patologi : sebagian dari vili berubah menjadi gelembung-gelembung berisi cairan
jernih
Tanda dan gejala :
1) Perdarahan sedang banyak
2) Serviks terbuka
3) Uterus lunak dan lebih besar dari usia kehamilan
4) Hyperemesis lebih lama
5) Kram perut bagian bawah
6) Tidak ada tanda-tanda adanya janin
7) Keluar jaringan seperti anggur
Penanganan :Segera dikeluarkan karena berbahaya.

C. Kehamilan Ektopik
kehamilan dimana sel telur yang dibuahi berimplantasi dan tumbuh diluar
endometrium kavum uteri
22
Gejala : amenorhoe, nyeri perut, perdarahan pervaginam sedikit, syok karena
hypovolemia, nyeru palpasi dan nyeri pada toucher, tumor dalam rongga panggul,
gangguan kencing, Hb menurun.
2. Hyperemesis Gravidarum
mual dan muntah yang berlebihan pada ibu hamil
a. Ringan
Tanda / gejala :
1) Mual muntah terus menerus
2) Penderita lemah, tidak mau makan, BB menurun, tekanan darak menurun
3) Nadi cepat ≥100x/menit
4) Nafas agak cepat
5) Nyeri epigastrium, bibir dan lidah kering
6) Turgor kulit menurun
Penanganan : rawat jalan dengan diet sering ngemil, minum vitamin B6, tinggi
karbohidrat rendah lemak.
b. Sedang
Tanda / gejala :
1) Mual muntah yang hebat
2) Lemah, apatis, turgor kulit mulai jelek
3) Lidah kering dan kotor, nafas bau aseton
4) Nadi kecil dan cepat, suhu naik, tekanan darah & BB menurun
5) Dehidrasi, ikterus ringan, mata cekung.
c. Berat
Tanda / gejala :
1) KU jelek
2) Kesadaran menurun
3) Nadi kecil, halus dan cepat
4) Dehidrasi berat, ikterus
5) Suhu badan meningkat, TD & BB turun
3. Nyeri Perut Bagian Bawah
Nyeri perut pada kehamilan 22 minggu atau kurang
Diagnosis nyeri perut bagian bawah :

23
1. Kista ovarium
Gejala dan tanda : nyeri perut, tumor adreksa pada PD, rasa tumor di perut bawah,
perdarahan vaginal ringan
2. Apendisitis : radang umbai cacing usus buntu
Gejala : nyeri perut bawah, demam, nyeri lepas
3. Sistitis : disuria, sering berkemih, nyeri perut
d. Pielonefritis : infeksi akut saluran kemih dengan gejala disuria, demam tinggi,
sering berkemih, nyeri perut
4. Peritronitis : radang selaput perut dalam rongga panggul, dengan gejala demam,
nyeri perut bawah, bising usus negatif
5. Kehamilan ektopik : tandanya nyeri perut, ada perdarahan sedikit, serviks
tertutup, uterus sedikit besar dan lunak

24
10. Mengenali Tanda – tanda dini bahaya / komplikasi ibu dan janin pada
kehamilan lanjut
1. Perdarahan Pervaginam
Disebut juga PerdarahanAntepartum, yaitu perdarahan yang terjadi setelah
kehamilan 28 minggu (TM III), biasanya lebih banyak dan lebih berbahaya dari
perdarahan kehamilan sebelum 20 minggu.
Pada TM III perdarahan disebabkan oleh :
a. Placenta Previa
b. Solusio Placenta
2. Sakit Kepala yang hebat, Penglihatan Kabur, Bengkak pada Wajah & Tangan
1) Hypertensi
Tanda :
a. Tekanan Darah 140/90 mmHg
b. Sistolik meningkat 30 mmHg dan Diastolik meningkat 15 mmHg

2) Preeklamsia
Penyakit kehamilan yang disebabkan oleh kehamilan itu sendiri
Klasifikasi :
a. Preeklamsia ringan
Tanda : TD 140/90 mmHg, oedema kaki, jari tangan & muka/kenaikan BB1 Kg
atau lebih perminggu, protein urin +1 atau +2 pada urin kateter
b. Preeklamsia berat
Tanda : TD 160/110 mmHg atau lebih, protein urin 5 gr atau lebih perliter,
oliguria, yaitu jumlah urin kurang dari 500 cc/24 jam
Keluhan subjektif :
Nyeri epigastrium, gangguan penglihatan, nyeri kepala, oedema paru dan sianosis,
gangguan kesadaran

25
4. Preventif

- Pasien memiliki Riwayat Abortus maka untuk kehamilan saat ini pasien
dan keluarga harus mengenali tanda-tanda bahaya dalam kehamilan dan
menindaklanjutinya di fasilitas kesehatan seperti Rumah sakit.

- Pasien memiliki riwayat partus dengan bantuan vakum ekstraksi maka


sejak Trimester ke II dan III diperlukan tambahan asupan makanan ,
kontrol posyandu/PUSKESMAS/ Rumah sakit untuk membicarakan
proses persalinan dan penyulit dalam persalinan

- Minta ibu atau keluarga mencari calon pendonor darah jika dibutuhkan
saat persalinan.

- Setelah mengalami persalinan , dengan usia yang lebih dari >35 tahun dan
anak yang cukup maka cegah kehamilan berikutnya dengan mengikuti
program keluarga berencana.

5. Kuratif

1. Pemberian Asam folat 1x 1 tab

Untuk ibu hamil dan usia subur 400 mikrogram/hari

2. Vitamin B6 2x 1 tab

3. Calsium lactate tab 500mg , 1x1 tab

6.Prognosis

- Quo ad vitam : bonam

- Quo ad sanationam : bonam

- Quo ad fungsionam : bonam

26
DAFTAR PUSTAKA

Departemen Kesehatan, 2009. Buku Kesehatan Ibu dan Anak. Jakarta :


Depkes dan JICA.
Depkes RI, Direktorat Jendral Bina Kesehatan Masyarakat, 2009.
Pegangan Fasilitator Kelas Ibu Hamil. Jakarta : Departemen
Kesehatan RI.
Kemenkes, Direktorat Jendral Bina Kesehatan Masyarakat, 2010.
Pedoman Pelayanan Antenatal Terpadu. Jakarta : Kemenkes.
Manuaba, Ida Bagus Gede, 2010. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandung dan
Keluarga Berencana Untuk Pendidikan Bidan. Jakarta: EGC
Prawirohardjo, Sarwono, 2006. Ilmu Kebidanan. Jakarta; YBP-SP.

27

Anda mungkin juga menyukai

  • BAB I Tipoid.
    BAB I Tipoid.
    Dokumen23 halaman
    BAB I Tipoid.
    Anonymous Qjtx1oMjB
    Belum ada peringkat
  • Bab IV Diskusi
    Bab IV Diskusi
    Dokumen1 halaman
    Bab IV Diskusi
    Anonymous Qjtx1oMjB
    Belum ada peringkat
  • Fraktur Healing
    Fraktur Healing
    Dokumen44 halaman
    Fraktur Healing
    Anonymous Qjtx1oMjB
    Belum ada peringkat
  • Efusi Pleura Fix
    Efusi Pleura Fix
    Dokumen18 halaman
    Efusi Pleura Fix
    Anonymous Qjtx1oMjB
    Belum ada peringkat
  • Bab 1
    Bab 1
    Dokumen35 halaman
    Bab 1
    Anonymous Qjtx1oMjB
    Belum ada peringkat
  • Efusi Pleura
    Efusi Pleura
    Dokumen17 halaman
    Efusi Pleura
    Anonymous Qjtx1oMjB
    Belum ada peringkat
  • Demensia 1
    Demensia 1
    Dokumen13 halaman
    Demensia 1
    kharisoke
    Belum ada peringkat
  • Bab IV Diskusi
    Bab IV Diskusi
    Dokumen1 halaman
    Bab IV Diskusi
    Anonymous Qjtx1oMjB
    Belum ada peringkat
  • Gejala Positif Dan Negatif
    Gejala Positif Dan Negatif
    Dokumen6 halaman
    Gejala Positif Dan Negatif
    M S Eby
    Belum ada peringkat
  • Fraktur Healing 2
    Fraktur Healing 2
    Dokumen29 halaman
    Fraktur Healing 2
    Anonymous Qjtx1oMjB
    Belum ada peringkat
  • Pptjurnal
    Pptjurnal
    Dokumen8 halaman
    Pptjurnal
    Anonymous Qjtx1oMjB
    Belum ada peringkat
  • Terjemahan Jurnal
    Terjemahan Jurnal
    Dokumen2 halaman
    Terjemahan Jurnal
    Anonymous Qjtx1oMjB
    Belum ada peringkat
  • Case Thalasemia
    Case Thalasemia
    Dokumen28 halaman
    Case Thalasemia
    bayuaul
    Belum ada peringkat
  • Case Thalasemia
    Case Thalasemia
    Dokumen28 halaman
    Case Thalasemia
    bayuaul
    Belum ada peringkat
  • Referat Parotitis
    Referat Parotitis
    Dokumen14 halaman
    Referat Parotitis
    Anonymous Qjtx1oMjB
    Belum ada peringkat
  • Cover Parotitis
    Cover Parotitis
    Dokumen1 halaman
    Cover Parotitis
    Anonymous Qjtx1oMjB
    Belum ada peringkat
  • Kata Pengantar Parotitis
    Kata Pengantar Parotitis
    Dokumen2 halaman
    Kata Pengantar Parotitis
    Anonymous Qjtx1oMjB
    Belum ada peringkat
  • Referat Parotitis
    Referat Parotitis
    Dokumen14 halaman
    Referat Parotitis
    Anonymous Qjtx1oMjB
    Belum ada peringkat
  • Laporan Pendahuluan Ket New
    Laporan Pendahuluan Ket New
    Dokumen26 halaman
    Laporan Pendahuluan Ket New
    Bubub Fullkasus
    Belum ada peringkat
  • Kata Pengantar
    Kata Pengantar
    Dokumen1 halaman
    Kata Pengantar
    Anonymous Qjtx1oMjB
    Belum ada peringkat
  • Kata Pengantar
    Kata Pengantar
    Dokumen1 halaman
    Kata Pengantar
    Ariph Budiboy
    Belum ada peringkat
  • Kata Pengantar
    Kata Pengantar
    Dokumen1 halaman
    Kata Pengantar
    Anonymous Qjtx1oMjB
    Belum ada peringkat
  • Sindrom Obesitas Hipoventilasi Lean
    Sindrom Obesitas Hipoventilasi Lean
    Dokumen3 halaman
    Sindrom Obesitas Hipoventilasi Lean
    Anonymous Qjtx1oMjB
    Belum ada peringkat
  • Pre Valensi
    Pre Valensi
    Dokumen2 halaman
    Pre Valensi
    Anonymous Qjtx1oMjB
    Belum ada peringkat
  • Pemeriksaan Laboraturium Syafrul Aceh
    Pemeriksaan Laboraturium Syafrul Aceh
    Dokumen6 halaman
    Pemeriksaan Laboraturium Syafrul Aceh
    Anonymous Qjtx1oMjB
    Belum ada peringkat
  • TB Paru
    TB Paru
    Dokumen20 halaman
    TB Paru
    Anonymous Qjtx1oMjB
    Belum ada peringkat
  • Pre Valensi
    Pre Valensi
    Dokumen2 halaman
    Pre Valensi
    Anonymous Qjtx1oMjB
    Belum ada peringkat
  • Kata Pengantar
    Kata Pengantar
    Dokumen1 halaman
    Kata Pengantar
    Anonymous Qjtx1oMjB
    Belum ada peringkat
  • Askep KET
    Askep KET
    Dokumen33 halaman
    Askep KET
    Anonymous Qjtx1oMjB
    Belum ada peringkat