Damar
Damar
Oleh :
Baiq Isti Hijriani
NPM. 173112620120112
Fakultas Biologi
Program Studi Biologi Medik
Universitas Nasional Jakarta
2018
Kata Pengantar
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatNYA sehingga
makalah ini dapat tersusun hingga selesai. Tidak lupa saya juga mengucapkan
banyak terimakasih atas bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan
memberikan sumbangan baik materi maupun pikirannya.
Dan harapan saya semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca. Saran dan masukan kami harapkan untuk ke
depannya dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi makalah agar menjadi
lebih baik lagi.
Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, Kami yakin
masih banyak kekurangan dalam makalah ini, Oleh karena itu kami sangat
mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan
makalah ini.
Penyusun
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Indonesia terkenal dengan flora dan fauna nya. Flora adalah nama lain
dari tumbuhan sedangkan fauna adalah nama lain dari hewan atau binatang.
Negara Indonesia adalah salah satu Negara yang sangat kaya akan tumbuhan
dan juga hewannya. Namun di sisi lain Negara Indonesia juga terkenal sebagai
Negara yang banyak memiliki jenis hewan dan tumbuhan yang langka juga.
Kelangkaan pada hewan dan juga pada tumbuhan banyak terjadi di indonesia
karena banyak masyarakat Indonesia yang menjadi pemburu liar yang tidak
bertanggung jawab dan tidak memikirkan populasi dari hewan dan juga
tumbuhan yang diburu tersebut. Hal ini memiliki pengeruh yang sangat besar
terhadap kelangkaan yang terjadi pada hewan dan juga tumbuhan yang ada di
Indonesia.
Karena memiliki beraneka ragam jenis flora dan fauna, makan
dibutuhkan system klasifikasi untuk lebih memudahkan dalam
pengelompokkan keanekaragaman flora dan fauna tersebut sehingga
memudahkan kita dalam mengetahui dan mempelajari jenis flora dan fauna
tersebut. Sistem klasifikasi ilmiah disini merupakan cara ahli biologi
mengelompokkan dan mengkategorikan spesies dari organisme yang punah
maupun yang hidup. Klasifikasi modern berakar pada sistem Carolus Linnaeus,
yang mengelompokkan spesies menurut kesamaan sifat fisik yang dimiliki.
Klasifikasi (pengelompokan) merupakan suatu cara memilah dan
mengelompokkan makhluk hidup menjadi golongan atau unit tertentu. Urutan
klasifikasi makhluk hidup dari tingkat tertinggi ke terendah (yang sekarang
digunakan) adalah Domain (Daerah), Kingdom (Kerajaan), Phylum atau Filum
(hewan)/Divisio (tumbuhan), Classis (Kelas), Ordo (Bangsa), familia (Suku),
Genus (Marga), dan Spesies (Jenis).
Tumbuhan langka adalah tumbuhan yang memiliki populasi yang sangat
sedikit. Terjadinya tumbuhan langka ini banyak disebabkan karena adanya
pemburu liar yang dengan sengaja memburu jenis tumbuhan tumbuhan langka
itu untuk tujuan tertentu misalnya untuk dijual, karena jenisnya yang sudah
langka maka diburu untuk dijual dengan harga yang cukup mahal.
2
Salah satunya adalah damar. Tumbuhan damar termasuk dalam jenis
tumbuhan langka. Tumbuhan yang satu ini tumbuh di daerah papua.
Tumbuhan ini memiliki harga jual yang tinggi. Pohon yang mempunyai batang
setinggi 60 meter ini mampu tumbuh di beragam daerah Indonesia. Sehingga
banyak orang yang memiliki nama tersendiri dalam menyebut pohon damar ini,
seperti salo di Ternate, ki damar di Sunda, kisi di Buru dan dayungon di Samar.
Tidak hanya kayunya saja yang bermanfaat, namun getahnya juga bisa
digunakan dalam kebutuhan tertentu. Biasanya getah pohon dapat dibutuhkan
dalam bahan pembuatan kopal, yakni semacam bahan dasar cairan pelapis
kertas.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimanakah klasifikasi ilmiah dari tumbuhan damar ?
2. Bagaimanakah deskripsi dari tumbuhan damar ?
3. Apa sajakah manfaat dari tumbuhan damar ?
4. Bagaimanakah cara pelestarian tumbuhan damar ?
C. Tujuan
1. Dapat mengetahui klasifikasi ilmiah dari tumbuhan damar
2. Dapat mengetahui deskripsi dari tumbuhan damar
3. Dapat mengetahui manfaat dari tumbuhan damar
4. Dapat mengetahui cara pelestarian tumbuhan damar
3
BAB II
PEMBAHASAN
1. Klasifikasi Ilmiah
- Kingdom : Plantae
- Divisi : Pinophyta
- Kelas : Pinopsida
- Ordo : Pinales
- Famili : Araucariaceae
- Genus : Agathis
- Spesies : Agathis dammara
Sejauh ini A. dammara dianggap sinonim dari A. celebica, dan dipisahkan dari
A. alba (sinonim A. borneensis). Di masa lalu, jenis-jenis ini saling tercampur atau
dianggap sebagai sinonim. Akan tetapi ada pula pakar yang menganggap taksa-taksa
itu sebagai variasi di bawah spesies.
Nama damar digunakan pula untuk menyebut resin yang dihasilkan oleh jenis-
jenis Shorea, Hopea, dan beberapa spesies dipterokarpa lainnya. Sementara, resin
pohon damar disebut kopal.
Nama kayu damar digunakan dalam perdagangan untuk menyebut kayu yang
dihasilkan oleh jenis-jenis Araucaria. Sementara kayu pohon damar diperdagangkan
sebagai kayu agatis.
4
2. Nama Lokal
Umum/Dagang : Damar.
Sumatera : Damar minyak (Melayu), Bebulu (Bangka).
Jawa : Ki damar (Sunda), Damar (Jawa).
Sulawesi : Pohon damar (Manado), Kayu damara (Makasar).
Maluku : Kamar (Ambon), Hate salo bobudo (Ternate).
3. Deskripsi Tanaman
Damar adalah salah satu hasil hutan non kayu yang sudah lama dikenal, yaitu
suatu getah yang merupakan senyawa polisakarida yang dihasilkan oleh jenis-
jenis pohon hutan tertentu. Sampai saat ini damar cukup banyak digunakan orang
antara lain untuk bahan vernis, bahan penolong dalam pembuatan perahu dan
yang terpenting adalah sebagai pembungkus kabel laut/ tanah. Selain diambil
kayunya sebagai bahan bangunan, damar juga diambil getahnya untuk dijadikan
sebagai bahan dasar membuat cairan pelapis kertas dan juga lak pernis. Damar
dihasilkan oleh jenis-jenis pohon dari genus: Hopea, Balonocarpus, Vatica,
Canoriurn, dan Agathis.
Daerah penyebaran alaminya meliputi Papua New Guinea, New Britain,
Indonesia (Maluku, Sulawesi, Kalimantan, Sumatera, Irian Jaya), Philipina,
Malaya. Jenis ini umumnya tumbuh pada dataran tinggi (300 – 1.200 m dpl)
dengan kelembaban (3.000 – 4.000 mm/tahun). Temperatur rata-rata tahunan 25
– 300 C. Pada dataran rendah, jenis ini ditemukan pada tanah berbatu seperti pasir
podzolik (pada hutan kerangas), ultrabasa, tanah kapur, dan batuan endapan.
Anakan jenis ini memerlukan naungan dan memperlihatkan pertumbuhan yang
lambat selama tahun pertama. Setelah bebas dari kompetisi dengan semak
belukar, pertumbuhannya menjadi cepat, seperti terlihat pada sebagian besar
hutan hujan primer. Sistem perakaran sensitif terhadap kekurangan oksigen dan
pohon tidak tahan genangan air. Jenis ini ditanam sebagai hutan tanaman,
penanaman sulaman dan reboisasi di berbagai wilayah sebaran alaminya. Di luar
sebaran alaminya, telah di tanam di Jawa. Agathis memerlukan drainase yang baik
dan tumbuh pada kondisi tanah dengan pH 6,0 – 6,5 serta tahan terhadap tanah
berat (heavy soil) dan keasaman.
Pohon damar (Agathis dammara (Lamb.) Rich.) adalah sejenis pohon anggota
tumbuhan runjung (Gymnospermae) yang merupakan tumbuhan asli Indonesia.
5
Damar menyebar di Maluku, Sulawesi, hingga ke Filipina (Palawan dan Samar).
Di Jawa, tumbuhan ini dibudidayakan untuk diambil getah atau hars-nya. Getah
damar ini diolah untuk dijadikan kopal (bahan dasar cairan pelapis kertas).
4. Manfaat
Damar atau resin bagi sebagian orang adalah salah satu zat asing yang
mungkin pemakaiannya tidak bisa disadari secara langsung. Pada dasarnya ada
dua jenis resin yang dihasilkan dari pohon damar, yaitu jenis resin yang padat dan
6
cair. Resin padat sebenarnya berasal dari resin cair yang telah menguap. Resin
padat tidak memiliki aroma yang khas seperti jenis resin cair.
Damar teristimewa ditanam untuk diambil resinnya, yang diolah menjadi kopal.
Resin ini adalah getah yang keluar tatkala kulit (pepagan) atau kayu damar dilukai.
Getah akan mengalir keluar dan membeku setelah kena udara beberapa waktu
lamanya. Lama-kelamaan getah ini akan mengeras dan dapat dipanen; yang
dikenal sebagai kopal sadapan. Getah juga diperoleh dari deposit damar yang
terbentuk dari luka-luka alami, di atas atau di bawah tanah; jenis yang ini disebut
kopal galian.
7
d. Menjadi Bahan Obat-obatan
Damar atau resin yang didapatkan dari getah yang sudah mengeras
juga dikembangkan menjadi obat untuk penyakit gangguan memori. Amerika
menjadi salah satu peneliti yang mengambil subjek pengobatan dengan damar.
Getah damar memiliki salah satu jenis enzim yang bisa menjadi perantara
untuk memperbaiki memori dan meningkatkan rasa nyaman untuk penderita
penyakit gangguan memori.
5. Pelestarian Damar
Pelestarian tumbuhan secara garis besar dapat dilakukan dengan dua cara,
yaitu :
a. Pelestarian In Situ adalah pelestarian yang dilakukan pada tempat asli
tumbuhan tersebut berada. Contoh pelestarian in situ adalah hutan lindung,
dan taman nasional. Hutan lindung merupakan kawasan yang melindungi
tumbuhan. Adapun taman nasional merupakan kawasan yang
melindungi hewan dan tumbuhan.
b. Pelestarian Ex Situ adalah pelestarian yang dilakukan di luar tempat tinggal
aslinya. Hal itu dilakukan karena tumbuhan kehilangan tempat
tinggal aslinya. Selain itu, pelestarian ex situ dilakukan sebagai upaya
rehabilitasi, perawatan hewan maupun tumbuhan langka.
Selain pelestarian in situ dan ex situ, kitapun dapat menjaga kelestarian dengan
usaha-usaha sebagai berikut :
Tidak menebang pohon sembarangan.
Melakukan tebang pilih artinya menebang dengan memilih ukuran dan
usia tumbuhan.
Penanaman kembali tanaman yang telah dimanfaatkan atau
peremajaan tanaman.
Pemeliharaan tanaman dengan benar.
9
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Sistem klasifikasi memudahkan kita dalam mengenali dan mempelajari
suatu jenis tumbuhan. Salah satunya yaitu tumbuhan damar. Damar
merupakan tumbuhan hasil non kayu yang daerah penyebarannya meliputi
daerah Maluku, Sulawesi, Kalimantan, Sumatera, Irian Jaya yang berada di
Indonesia. Jenis ini umumnya tumbuh pada dataran tinggi. Damar digunakan
sebagai bahan vernis, bahan penolong dalam pembuatan perahu dan sebagai
pembungkus kabel laut/ tanah. Damar juga diambil getahnya untuk dijadikan
sebagai bahan dasar membuat cairan pelapis kertas dan juga lak pernis.
B. Saran
Sebaiknya kita menjaga keseimbangan flora dan fauna yang ada,
sehingga keberadaan flora dan fauna tersebut masih dapat dilindungi dan tidak
mengalami kelangkaan bahkan kepunahan.
10
Daftar Pustaka
11