RS Efarina Etaham 00 1/3 Berastagi Ditetapkan STANDAR Tanggal Terbit Direktur, PROSEDUR 01 Juni 2016 OPERASIONAL (SPO) dr. Herman Ramli Suatu proses mendapatkan persetujuan/penolakan pasien atas tindakan anestesi atau sedasi yang akan dijalani, setelah Pengertian memberikan penjelasan yang dimengerti sepenuhnya oleh pasien. 1. Untuk tertib laksana anestesi dan sedasi. 2. Memberikan pasien hak untuk memahami tindakan anestesi atau sedasi yang akan dijalani beserta kemungkinan komplikasi dan tata laksananya. 3. Memberikan pasien kesadaran bahwa semua yang berlaku di atas dirinya bukan semata-mata tanggung jawab petugas Tujuan kesehatan melainkan juga merupakan tanggung jawab pribadi sendiri, sehingga memungkinkan pasien mengambil keputusan untuk menerima atau menolak tindakan. 4. Mencegah kejadian yang tidak diinginkan yang berasal dari ketidak adekuatan komunikasi antara dokter dengan pasien. 5. Mencegah tuntutan hukum jika terjadi komplikasi tindakan medis 1. Undang-Undang Praktek Kedokteran no. 29 pasal 45 ayat (3) tahun 2008 tentang panduan pemberian informasi dalam rangka persetujuan tindakan kedokteran 2. Permenkes No: 269/MENKES/PER/III/2008 tentang Kebijakan Rekam Medis 3. Permenkes No: 290/Menkes/PER/III/2008 tentang Persetujuan Tindakan Kedokteran atau dokter Anestesi yang kompeten 1. Dokter Spesialis memperkenalkan diri kepada pasien atau keluarga terdekat. 2. Dokter Spesialis memberikan penjelasan bisa secara lisan atau tertulis dengan memberikan kesempatan yang cukup Prosedur untuk tanya jawab. Bentuk tertulis dapat dijadikan bukti bahwa informasi tersebut telah diberikan. 3. Penjelasan dilakukan menggunakan bahasa yang dipahami oleh pasien, sesuai tingkat pendidikan serta ras/ PERSETUJUAN/PENOLAKAN TINDAKAN KEDOKTERAN
No Dokumen No Revisi Halaman
RS Efarina Etaham 00 2/3 Berastagi etnisitasnya. Bilamana perlu dapat digunakan alat peraga/ gambar untuk memudahkan penjelasan 4. Informasi yang diberikan setidak-tidaknya meliputi diagnosis dan tata cara tindakan medis, tujuan tindakan medis yang dilakukan, alternatif tindakan lain dan resikonya, resiko dan komplikasi yang mungkin terjadi 5. Selama prosedur penjelasan, pasien mempunyai hak untuk bertanya. 6. Setelah penjelasan diberikan, pasien diminta mengulang apa yang telah dimengerti. Jika ada bagian penting yang tidak dimengerti oleh pasien atau disalah mengertikan, dokter harus mengulangi lagi penjelasannya hingga pasien mengerti. 7. Setelah menerima penjelasan dan mengerti, pasien berhak menyetujui atau menolak tindakan kedokteran yang akan dilakukan. 8. Persetujuan tindakan medik tertulis diberikan oleh pasien sendiri bila dia kompeten (dewasa, sadar dan sehat mental) , atau oleh keluarga terdekat atau walinya dalam hal dia (pasien) tidak kompeten. 9. Persetujuan tindakan medik tidak diperlukan apabila pasien tidak kompeten dan tidak ada keluarga yang mendampingi, sedangkan tindakan medik sangat diperlukan oleh karena pasien dalam keadaan gawat darurat 10. Urutan prioritas pemberi persetujuan yang umum adalah pasien sendiri, suami atau istrinya, anaknya yang sudah dewasa, orang tuanya, dan saudara kandungnya. Sedangkan keluarga lain, teman, kenalan lain dapat memberikan persetujuan dalam hal orang – orang yang disebut sebelumnya tidak ada. 11. Jika pasien menyetujui dilakukan tindakan kedokteran yang disebut, maka pasien akan menandatangani lembar Persetujuan Tindakan Kedokteran dan diberitahukan kapan akan dilakukan Tindakan Kedokteran tersebut. 12. Jika pasien tidak menyetujui tindakan medis yang akan dijalani,maka pasien akan menandatangani lembar Penolakan Tindakan Kedokteran PERSETUJUAN/PENOLAKAN TINDAKAN KEDOKTERAN
No Dokumen No Revisi Halaman
RS Efarina Etaham 00 3/3 Berastagi 1. ICU Unit Terkait 2. IGD 3. Ruang Perawatan