Anda di halaman 1dari 25

INDIKATOR KLINIK

POLI REHABILITASI MEDIK TAHUN 2008

I. PENDAHULUAN
Pelayanan rehabilitasi medik tidak hanya berkaitan dengan penyakit, tetapi
disalibilitas yang umumnya terjadi menyertai impairment. Keadaan ini
membutuhkan pendekatan khusus dalam menanganinya, sehingga berbagai
masalah kompleks yang dihadapi pasien dapat teratasi secara menyeluruh.
Pendekatan tim menjadi solusi mampu memberikan pelayanan komprehensif dan
menyeluruh, yang diharapkan dapat memenuhi tujuan akhir dalam pelayanan ini,
yakni kepuasan pasien dan keluarganya.
Program peningkatan mutu layanan menjadi hal penting yang perlu segera
diwujudkan, baik peningkatan kualitas sumber daya manusia hingga peningkatan
profesionalisme dalam pelayanan.
Banyak sekali metode untuk mencapai peningkatan mutu, salah satunya
dengan metode indikator klinik. Sesuai namanya, indikator klinik disusun untuk
mengukur penatalaksanaan klinik dan hasil pengobatan dari suatu tindakan klinik
tertentu, termasuk pengobatan yang biasa diberikan pada penyakit dan komplikasi
yang terjadi. Tujuan umum indikator klinik adalah memberikan kontribusi obyekftif
terhadap akreditasi rumah sakit dalam aspek klinisnya dan guna pengembangan
ilmu pengetahuan rehabilitasi medik.
Standar yang digunakan disini adalah untuk menilai kualitas kinerja melalui
input dan proses dari pelayanan pasien.
Indikator klinik adalah suatu ukuran yang obyektif tentang proses dan hasil
pengobatan pasien. Secara kualitatif. Indikator klinik bukan merupakan standar
ukuran yang pasti /baku, tetapi merupakan alat ukur yang dirancang melalui
pengumpulan dan menganalisis data yang dapat dijadikan melalui pengumpulan
dan menganalisis data yang dapat dijadikan patokan agar kita waspada terhadap
permasalahan dan peluang dalam usaha peningkatan pelayanan. Oleh karena itu
indikator klinik merupakan alat ukur untuk menilai apakah pelayanan terhadap
pasien telah sesuai standar atau tidak.
I. TUJUAN INDIKATOR KLINIK
1. Mengetahui gambaran pelayanan Rehabilitasi Medik secara khusus dan
gambaran pelayanan rumah sakit secara umum.
2. Meningkatkan keterlibatan semua anggota tim dalam kegiatan peningkatan
mutu dan evaluasi pelayanan.
3. Sebagai bahan penelitian terhadap proses penatalaksanaan dan hasil
pengobatan pasien serta berguna untuk program peningkatan mutu dan
evaluasi.
4. Sebagai alat yang sangat berguna untuk menunjukkan permasalahan
potensial dan atau kemungkinan / peluang untuk peningkatan mutu
pelayanan.
Dalam penyusunan indikator rehabilitas medik ini ditampilkan ukuran
mencerminkan persyaratan dari input, proses dan output penatalaksanaan
pengobatan pasien rehabilitasi medik yang menunjukkan gambaran terhadap
efisiensi, efektifitas dan hasil cakupan suatu pelayanan rehabilitasi medik.
Efisiensi diartikan sebagai rasio antara keluaran dan masukkan (scott dan
shortell, 1983), kemampuan memanfaatkan sumber daya (SDM, operasional
dan keuangan) secara maksimal untuk menghasilkan keluaran (Wreig, 1996).
Efektivitas adalah suatu tingkat / derajat dimana tujuan atau hasil yang
diharapkan tercapai dengan memanfaatkan sumber daya yang tersedia.
Cakupan adalah gambaran pencapaian hasil pelaksanaan dari suatu target
kegiatan yang ditentukan pada periode waktu tertentu.
II. INDIKATOR KLINIK

A. EFISIENSI
1. Ratio terapi menggunakan alat dengan latihan
Jumlah terapi menggunakan alat/jangka waktu tertentu
Jumlah terapi latihan/jangka waktu tertentu

Dari data di atas menunjukkan bahwa jumlah terapi menggunakan alat rata – rata
lebih banyak daripada terapi latihan. Hal ini diperkirakan karena :
- Sebagian masyarakat merasa lebih nyaman bila memakai alat
- Jumlah pasien rawat inap yang di konsulkan ke rehab medik sedikit
2. Ratio Pemakaian Alat

Jumlah pemakaian alat tertentu dalam 1 bulan


Jumlah Kapasitas pemakaian alat tersebut dalam 1 bulan

a. SWD (SHORT WAVE DIATHERMY)


b. IR (INFRA RED)

c. US (ULTRA SOUND)
d. CT (CERVICAL TRACTION)
e. LT (LUMBAL TRACTION)
f. ES (ELECTRICAL STIMULATION)
g. TENS (TRANSCUTANEOUS ELECTRICAL NERVE STIMULATION) & IF
(INTERFENTIAL)
Dilihat dari data di atas menunjukkan bahwa pemakaian Infra Red menduduki
urutan teratas sementara untuk Traksi Elektrik menduduki urutan terendah
dikarenakan jumlah kasus yang memerlukan alat tersebut jumlahnya sedikit.

3. Ratio terapi latihan rawat inap

Jumlah terapi latihan dalam 1 bulan


Jumlah kapasitas terapi latihan dalam 1 bulan
4. Ratio tenaga Rehabilitasi Medik dengan beban kerja
A. Dokter Rehabilitasi Medik
a. Rawat Jalan

Jumlah dokter Rehabilitasi Medik


Jumlah Konsulen pasien rawat jalan ke dokter Rehabilitasi medik

TAHUN 2008 Ratio Jumlah pasien rawat jalan

Pebruari 2008 1 = 333 1344

Maret 2008 1 = 268 1260

April 2008 1 = 368 1488

Mei 2008 1 = 303 1238

Juni 2008 1 = 259 1139

Juli 2008 1 = 339 1320

Agustus 2008 1 = 301 1063

September 2008 1 = 351 1244

Oktober 2008 1 = 304 1058

November 2008 1 = 311 1208

Desember 2008 1 = 309 1234

Dilihat dari data di atas, mulai bulan Pebruari – Desember 2008 beban kerja dokter
spesialis rehab medik di poli rawat jalan cukup konstan dan masih mencukupi ( 1 :
15,59 ).
b.Rawat Inap

Jumlah dokter Rehabilitasi Medik


Jumlah Kunjungan dokter Rehabilitasi Medik ke pasien Rawat Inap

TAHUN 2008 Ratio Jumlah pasien rawat inap

Pebruari 2008 1 = 65 231


Maret 2008 1 = 111 356

April 2008 1 = 97 329

Mei 2008 1 = 53 182

Juni 2008 1 = 52 170

Juli 2008 1 = 80 267

Agustus 2008 1 = 98 320

September 2008 1 = 85 284

Oktober 2008 1 = 63 206

November 2008 1 = 34 124

Desember 2008 1 = 49 162

Dilihat dari data di atas, beban kerja dokter spesialis rehab medik cukup sedikit,
dikarenakan jumlah konsulan dari rawat inap jumlahnya sedikit ( 1 : 2,92 ).
B. FISIOTERAPI
a. Rawat Jalan

Jumlah Fisioterapi di pelayanan Rawat jalan


Jumlah pasien rawat jalan di pelayanan Rehabilitasi Medik

TAHUN 2008 Ratio Jumlah pasien rawat jalan

Pebruari 2008 3 = 1344 1344

Maret 2008 3 = 1260 1260

April 2008 3 = 1488 1488

Mei 2008 3 = 1238 1238

Juni 2008 3 = 1139 1139

Juli 2008 3 = 1320 1320

Agustus 2008 3 = 1063 1063

September 2008 3 = 1244 1244

Oktober 2008 3 = 1058 1058

November 2008 3 = 1208 1208


Desember 2008 3 = 1234 1234

Dilihat dari data di atas menunjukkan beban kerja fisioterapi di rawat jalan cukup
tinggi dengan ratio 1 : 20,51. Untuk mengatasi hal tersebut maka fisioterapi yang
bertugas di rawat inap membantu pelayanan dirawat jalan bila telah menyelesaikan
tugas di rawat inap ( ratio rawat inap 1 : 4.7 ).

b.Rawat Inap

Jumlah Fisioterapo di pelayanan Rawat Inap


Jumlah pasien Rehabilitasi Medik di bagian Rawat Inap

TAHUN 2008 Ratio Jumlah pasien rawat Inap

Pebruari 2008 2 = 231 231

Maret 2008 2 = 356 356

April 2008 2 = 329 329

Mei 2008 2 = 182 182

Juni 2008 2 = 170 170

Juli 2008 2 = 267 267

Agustus 2008 2 = 320 320

September 2008 2 = 284 284

Oktober 2008 2 = 206 206

November 2008 2 = 124 124

Desember 2008 2 = 162 162

B. EFEKTIFITAS
1. Angka Kesalahan Tindakan Rehab Medik

Jumlah yang mengalami suatu keadaan yang buruk akibat suatu tindakan/ jangka
waktu tertentu
Jumlah seluruh kunjungan pasien Rehabilitasu Medik/ Jangka waktu tertentu
Jumlah Pasien yang mengalami suatu
Jumlah ke-adaan yang buruk akibat suatu
Hari Kerja tindakan/ jangka waktu tertentu
Tahun 2008
Rawat Jumlah seluruh kunjungan pasien
Salah Rehabilitasi Medik/ jangka waktu
tertentu
Pebruari 2008 20 -

Maret 2008 18 -

April 2008 22 -

Mei 2008 20 -

Juni 2008 21 -

Juli 2008 22 -

Agustus 2008 19 -

September 2008 20 -

Oktober 2008 20 -

November 2008 19 -

Desember 2008 20 -

Total 240 -

Pada tahun 2008 tidak terjadi kesalahan tindakan

2. RESPONS TIME
Angka Kecepatan menjawab konsul
Jumlah Pasien Dengan Jawaban Konsul  24Jam
Jumlah Pasien Rawat Map Yang Dikonsulkan /Jangka Waktu Tertentu
C. CAKUPAN
1. RAWAT JALAN
1.1. Angka pasien datang sendiri

Jumlah pasien baru datang sendiri/tahun


 100%
Jumlah pasien rawat jalan RM/tahun

TAHUN 2008 Prosentase

35
x100%  2,6%
Pebruari 1344
36
x100%  2,86%
Maret 1260
46
x100%  3,09%
April 1488
42
x100%  3,39%
Mei 1238
35
x100%  3,07%
Juni 1139
48
x100%  3,64%
Juli 1320
44
x100%  4,14%
Agustus 1063
38
x100%  3,05%
September 1244
42
x100%  3,97%
Oktober 1058
44
x100%  3,64%
Nopember 1208
36
x100%  2,92%
Desember 1234
446
x100%  3,28%
TOTAL 13596

1.2. Angka rujukan rawat jalan dalam rumah sakit

Jumlah kunjungan rawat jalan yang dirujuk dari dalam rumah sakit/tahun
 100%
Jumlah semua rujukan rawat jalan ke RM/tahun

TAHUN 2008 Prosentase

1127
x100%  99,7%
Pebruari 1130
1083
x100%  100%
Maret 1083
1248
x100%  100%
April 1248
1081
x100%  99,9%
Mei 1082
967
x100%  100%
Juni 967
1072
x100%  100%
Juli 1072
816
x100%  100%
Agustus 816
964
x100%  99,9%
September 965
849
x100%  99,6%
Oktober 852
984
x100%  99,9%
Nopember 985
991
x100%  99,9%
Desember 992
11182
x100%  99,9%
TOTAL 11192

1.3. Angka rujukan rawat jalan dari luar rumah sakit

Jumlah kunjungan rawat jalan yang dirujuk dari luar rumah sakit/tahu n
 100%
Jumlah semua rujukan rawat jalan ke RM/tahun

TAHUN 2008 Prosentase

3
x100%  0,3%
Pebruari 1130

x100%  0%
Maret 1083

x100%  0%
April 1248
1
x100%  0,1%
Mei 1082

x100%  0%
Juni 967

x100%  0%
Juli 1072

x100%  0%
Agustus 816
1
x100%  0,1%
September 965
3
x100%  0,4%
Oktober 852
1
x100%  0,1%
Nopember 985
1
x100%  0,1%
Desember 992
10
x100%  0,1%
TOTAL 11192

2. RAWAT INAP
2.1. Angka rujukan dari rawat intensif

Jumlah semua rujukan dari rawat intensif


 100%
Jumlah semua rujukan rawat inap ke Rehabilita si Medik / th

TAHUN Ratio

2008 66
 0,025
2631

2009 259
 0,083
3105

2010

2011

2012

2013

2.2. Perawatan Non Intensif


2.3. Angka Rujukan dai Perawatan Neurologi
Jumlah semua Rujukan dari perawatan neurologi /th
 100%
Jumlah semua Rujukan Inap Ke rehabilitasi Medik/th

TAHUN Ratio

2008 1671
 0,635
2631

2009 2237
 0,720
3105

2010

2011

2012

2013

2.4. Angka Rujukan dari perawatan bedah

Jumlah semua rujukan dari perawatan bedah / th


 100%
Jumlah semua rujukan rawat Inap ke rehabilitasi Medik / th

TAHUN Ratio

2008 269
 0,102
2631

2009 140
 0,045
3105

2010

2011

2012

2013

2.5. Angka Rujukan dari Perawatan Bedah Orthopedi


Jumlah semua rujukan dari perawatan orthopedi /th
 100%
Jumlah semua rujukan rawat Inap ke rehabilitasi Medik / th
TAHUN Ratio

2008 -

2009 294
 0,094
3105

2010

2011

2012

2013

2.6. Angka Rujukan dari perawatan penyakit dalam


Jumlah semua rujukan dari perawatan penyakit dalam /th
Jumlah semua rujukan rawat Inap ke rehabilitasi Medik / th

Definisi Operasional :
Penyakit dalam termasuk : Paru, Jatung, Geriatri, endokrinologi Rheumatik.

TAHUN Ratio

2008 47
 0,017
2631

2009 49
 0,015
3105

2010

2011

2012

2013
2.7. Angka Rujukan dari perawatan pediatri
Jumlah semua rujukan dari perawatan pediatri /th
 100%
Jumlah semua rujukan rawat Inap ke rehabilitasi Medik / th

TAHUN Ratio

2008 5
 0,001
2631

2009 11
 0,003
3105

2010

2011

2012

2013
2.8. Angka Rujukan dari perawatan penyakit lainnya
Jumlah semua rujukan dari perawatan penyakit lainnya /th
 100%
Jumlah semua rujukan rawat Inap ke rehabilitasi Medik / th

TAHUN Ratio

2008 573
 0,217
2631

2009 124
 0,039
3105

2010

2011

2012

2013
Beda Penya
H
Tahun IC IC Neuro Bed h Pedi Pa Dal Jant kita Tot
C
2008 U CU logi ah Ortop atri ru am ung lainny al
U
edi a
Pebru 13 2 - 159 13 - - - 9 1 34 23
ari 1

Maret 11 - - 267 10 - - - 6 2 60 35
6

April 13 - - 188 29 - 2 2 2 - 93 32
9

Mei - 3 - 80 23 - - 1 - - 75 18
2

Juni 3 - - 140 19 - - 1 1 3 3 17
0

Juli 2 - - 181 49 - 3 - 4 1 27 26
7

Agustu 4 - - 233 40 - - - - - 43 32
s 0

Septe 5 - - 191 23 - - - - - 65 28
mber 4

Oktob - 2 - 71 34 - - - 1 - 98 20
er 6

Novem 8 - - 70 13 - - 2 9 - 22 12
ber 4

Desem - - - 91 16 - - 1 1 - 53 16
ber 2

Total 59 7 - 1671 269 - 5 7 33 7 473 26


31
IV. KESIMPULAN
Dari evaluasi pelayanan Poli Rehabilitasi Medik selama periode Pebruari –
desember 2008, dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut :
a.Jenis tindakan fisioterapi yang banyak dilakukan adalah pemakaian modalitas
terapi terutama pemakaian SWD, dikarenakan jumlah SWD hanya 1. Sedang
pemakaian Infra Red meskipun menduduki urutan teratas jumlahnya 2 sehingga
masih mencukupi untuk pelayanan.
Saran : Perlu penambahan SWD
b.Jumlah terapi menggunakan alat rata – rata lebih banyak daripada terapi latihan.
Hal ini diperkirakan karena :
- Sebagian masyarakat lebih senang diterapi menggunakan alat
- Sedikitnya pasien rawat inap yang di konsulkan ke poli rehab medik
Saran :
- Edukasi pada pasien akan manfaat latihan sesuai dengan jenis penyakit
- Koordinasi dengan bagian lain yang terkait dengan Poli Rehab Medik
c.Ratio fisioterapi dengan beban kerja cukup tinggi khususnya di poli rawat jalan
Saran : Perlu penambahan tenaga fisioterapi
d.Tidak terjadi kesalahan tindakan
Saran : Perlu dipertahankan
e.Angka kecepatan menjawab konsul kurang dari 24 jam sudah cukup baik. Hal
seperti ini perlu dipertahankan dan ditingkatkan terus.

Tulungagung, Januari 2009


Kepala Poli Rehabilitasi Medik

Dr. Bambang Suhadi,SpRM


Spesialis Rehabilitasi Medik

Anda mungkin juga menyukai