Anda di halaman 1dari 4

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Alam semesta yang diciptakan oleh Allah berisi berbagai macam tanda-
tanda kebesaran Allah yang berupa tumbuhan, hewan, serta kenampakan bumi
yang terhampar. Tanda-tanda kekuasan yang telah Allah perlihatkan kepada umat
manusia hanya dapat dicermati dan diperhatikan oleh orang-orang yang yakin
kepada Allah sebagaimana penjelasan Al-Qur’an tentang insan Ulul Albab dalam
surat Al-Imran ayat 190 yang berbunyi:

‫ت للللو بلىِ اللبللبباَ ب‬


‫ب‬ ‫ف النليبل بوالننبهاَ بر بلببياَ ت‬
‫ض بوالخبتلِ ب‬
‫ت بولالبلر ب‬
‫سمَّو ب‬ ‫ابنن بفيِ بخللِ ب‬.
‫ق ال ن‬
Artinya: “Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan pergantian
malam dan siang terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi orang-orang yang
berakal.”

Katsir (2003) menerangkan bahwa tanda-tanda kebesaran Allah dalam


penciptaan langit dan bumi serta pergantian siang dan malam hanya tertuju bagi
orang-orang yang berakal. Sehingga dapat dilihat bahwa insan Ulul Albab berpikir
tidak ada satu pun ciptaan Allah yang sia-sia karena sekecil apapun ciptaan Allah
maka akan mempunyai manfaat tersendiri. Begitu juga dengan mineral alam yang
berupa zeolit.
Zeolit adalah mineral kristal alumina silikat berpori terhidrat yang
mempunyai struktur kerangka tiga dimensi yang terbentuk dari struktur
tetrahedral [SiO4]4- dan [AlO4]5-. Zeolit alam biasa dimanfaatkan sebagai
adsorben. Namun zeolit alam masih bercampur dengan mineral lain seperti
feldspar, sodalit, nephelit, dan leusit (Said, dkk., 2008), sehingga penggunaannya
sebagai adsorben masih belum maksimal. Oleh karena itu untuk memaksimalkan
fungsinya sebagai adsorben, maka para peneliti membuat zeolit sintetis. Zeolit
dapat disintesis karena sifat zeolit yang unik yaitu susunan atom maupun
komposisinya dapat dimodifikasi (Said, dkk., 2008).
Komposisi utama kerangka zeolit adalah silika dan alumina yang
merupakan komponen yang paling melimpah di bumi. Oleh karena itu zeolit dapat
disintesis dari mineral alam, salah satunya yaitu lempung. Lempung merupakan

1
2

hasil dari pelapukan kimiawi yang mengandung silikat berlapis (Chitraningrum,


2008). Salah satu mineral lempung yang memiliki kandungan silika dan alumina
dalam jumlah besar adalah kaolin. Kaolin memiliki kandungan SiO2 sebesar
48,70%, Al2O3 sebesar 36,73%, dan oksida-oksida logam dalam jumlah kecil
(Alkan, dkk., 2005). Kandungan silika dan alumina yang hampir seimbang dalam
kaolin dapat disintesis menjadi zeolit NaY yang merupakan zeolit dengan rasio
Si/Al sebesar 3.
Sintesis zeolit NaY dari kaolin memiliki dua tahapan utama. Tahap
pertama yaitu pengubahan struktur kaolin menjadi metakaolin yang dikenal
dengan reaksi dehidroksilasi. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan kereaktifan
dari kaolin dalam fase metastabil, sehingga mudah dikonversi menjadi zeolit
(Alkan, dkk., (2005); Feng, dkk., (2009); Kovo, dkk., (2009). Alkan, dkk., 2005
menjelaskan bahwa perubahan kaolin menjadi metakaolin dapat dilakukan dengan
kalsinasi pada suhu 600 oC selama 2 jam. Jika suhu dinaikkan hingga lebih dari
o
1000 C, maka metakaolin akan berubah menjadi mullit melalui reaksi
mullitinisasi (Gasparini, dkk., 2013).
Tahap kedua adalah reaksi antara metakaolin dengan basa NaOH. Jihong
(2007) menyebutkan bahwa peningkatan alkalinitas akan mempercepat induksi
dan periode nukleasi serta mempercepat kristalisasi zeolit. Selain itu, peningkatan
alkalinitas juga menurunkan ukuran partikel dan mempersempit distribusi ukuran
partikel. Sintesis zeolit NaY dapat dilakukan dengan menggunakan konsentrasi
NaOH sebesar 4M seperti yang telah dilakukan oleh Htay dan Oo (2008). Selain
itu, Kovo, dkk., (2009) juga telah mensintesis zeolit NaY dengan konsentrasi
NaOH sebesar 4M.
Sintesis zeolit dapat dilakukan dengan berbagai macam metode. Salah satu
metode yang umum dilakukan adalah metode hidrotermal. Dipilihnya metode
hidrotermal dalam sintesis zeolit NaY karena metode hidrotermal relatif sederhana
tanpa menggunakan peralatan yang rumit dan mahal. Pada umumnya sintesis
zeolit dengan metode hidrotermal dilakukan dengan menggunakan reaktor atau
autoclave yang terbuat dari stainless-steel, seperti yang dilakukan oleh Kovo dan
Holmes (2010); Tavasoli, dkk., (2014); Kovo, dkk., (2009); dan Liu, dkk., (2003).
Selain itu sintesis zeolit dengan metode hidrotermal juga dapat dilakukan dengan
3

menggunakan botol yang terbuat dari bahan polyethylene sebagai pengganti dari
reaktor atau autoclave.
Keberhasilan sintesis zeolit yang dilakukan dengan metode hidrotermal
dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah satunya yaitu temperatur. Liu, dkk.,
(2003) menyebutkan bahwa temperatur hidrotermal akan mempengaruhi
kecepatan pertumbuhan dan tingkat kristalinitas. Perbandingan penggunaan
reaktor atau autoclave dengan botol PP pada saat proses kristalisasi akan
mempengaruhi kristal zeolit yang terbentuk. Raktor atau autoclave dibuat dari
pemanas berbahan stainless steel yang dilapisi dengan teflon untuk mencegah
korosi, sedangkan botol PP terbuat dari bahan polyethylene. Perbedaan bahan
penyusun tersebut yang akan mempengaruhi panas yang masuk selama proses
kristalisasi berlangsung.
Berdasarkan uraian diatas, maka dilakukanlah penelitian sintesis zeolit
NaY dari kaolin Blitar yang belum dieksplor secara maksimal dalam hal
penggunaannya sebagai sumber silika dan alumina. Sintesis zeolit tersebut
dilakukan dengan membandingkan penggunaan reaktor atau autoclave dengan
botol PP saat proses kristalisasi. Zeolit hasil sintesis selanjutnya dikarakterisasi
menggunakan XRD untuk mengetahui keberhasilan sintesis yang dilakukan.

1.2 Rumusan Masalah


Rumusan masalah dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana karakteristik kaolin dan metakaolin ?
2. Bagaimana karakteristik zeolit NaY hasil sintesis dari kaolin
dengan menggunakan reaktor atau autoclave dan botol PP ?

1.3 Tujuan
Tujuan dari penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui karakteristik kaolin dan metakaolin.
2. Untuk mengetahui karakteristik zeolit NaY hasil sintesis dari
kaolin dengan menggunakan reaktor atau autoclave dan botol PP.

1.4 Batasan Masalah


Batasan masalah dari penelitian ini adalah
1. Bahan baku kaolin di dapat dari daerah Blitar, Jawa Timur.
2. Kaolin dikarakterisasi dengan XRF untuk mengetahui komposisi
silika dan alumina dan XRD untuk mengetahui strukturnya.
4

3. Metakaolin dikarakterisasi dengan XRD untuk mengetahui


strukturnya.
4. Zeolit NaY hasil sintesis dari kaolin dengan menggunakan reaktor
atau autoclave dengan botol PP dikarakterisasi dengan XRD untuk
mengetahui keberhasilan zeolit hasil sintesis.

1.5 Manfaat
Manfaat dari penelitian ini adalah dapat mengetahui kondisi optimum
sintesis zeolit NaY dari kaolin sehingga dapat lebih memaksimalkan
penggunaannya sebagai adsorben.

Anda mungkin juga menyukai