TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Umum
1. Pengertian Pusat Perbelanjaan
a. Pengertian dari pusat perbelanjaan adalah kompleks toko ritel dan fasilitas
yang direncanakan sebagai kelompok terpadu untuk memberikan
kenyamanan berbelanja yang maksimal kepada pelanggan dan penataan
barang dagangan yang terekspo sesecara maksimal.
b. Menurut International Council of Shopping center (ICSC) tahun 2013,
Pusat perbelanjaan sendiri memiliki arti sekelompok pengusaha eceran
(retailer) dan kegiatan komersil lainnya yang direncanakan, dikembangkan,
dimiliki, dan dioperasikan dalam satu unit bisnis, pada umumnya
menyediakan tempat parker.
c. Menurut situs online Kamus Besar Bahasa Indonesia tahun 2012, pusat
perbelanjaan adalah tempat yang diperuntukkan bagi pertokoan yang
mudah dikunjungi pembeli berbagai lapisan masyarakat.
d. Berdasarkan Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 112 Tahun
2007 Tentang Penataan Dan Pembinaan Pasar Tradisional Pusat
Perbelanjaan Dan Toko Modern menyebutkan bahwa pusat perbelanjaan
adalah suatu area tertentu yang terdiri dari satu atau beberapa bangunan
yang didirikan secaravertikal dari satu atau beberapa bangunan yang
didirikan secaravertikal maupun horizontal, yang dijual atau disewakan
kepada pelaku usaha atau dikelola sendiri untuk melakukan kegiatan
perdagangan barang.
e. Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan pusat perbelanjaan
adalah suatu kompleks bangunan komersil yang dirancang dan
direncanakan beserta retail-retail dan fasilitas pendukungnya untuk
6
memberikan kenyamanan dalam aktifitas perdagangan yang diwadahinya.
Aktifita sperdagangan dalam pusat perbelanjaan modern ini tidak disertai
tawar menawar barang seperti halnya pasar tradisional. Pusat perbelanjaan
modern merupakan pusat perbelanjaan dengan system pelayanan mandiri
atau dilayani pramuniada, menjual berbagai jenis barang secara eceran.
Pusat perbelanjaan modern biasanya terdiri dari tenant-tenant yang
disewakan kepada pelaku usaha serta terdapat anchor tenant yang berupa
departement store atau supermarket.
2. Container ( peti kemas )
Petikemas (container) adalah satu kemasan yang dirancang secara khusus
dengan ukuran tertentu, dapat dipakai berulang kali, dipergunakan untuk
menyimpan dan sekaligus mengangkut muatan yang ada di dalamnya. Filosofi
di balik petikemas ini adalah adanya kemasan yang terstandar yang dapat
dipindah-pindahkan ke berbagai moda transportasi laut dan darat dengan mudah
seperti kapal laut, kereta api, truk atau angkutan lainnya sehingga transportasi
ini efisien, cepat, aman dan kalau mungkin diangkut dari pintu ke pintu (door to
door).
Menurut International Standard Organization (ISO) memberikan
ketentuan – ketentuan standard container (Freight Container) Sebagai berikut :
a. Berbentuk tetap dan kuat untuk dapat dipakai berkali – kali.
b. Dibuat khusus untuk mengangkut barang melalui berbagai cara moda
transfortasi dan tidak hanya untuk sekali pengiriman (one way transfort).
c. Dilengkapi dengan perlengkapan operasionalnya untuk segera dipakai
terutama untuk memindahkan dari moda transfort yang satu ke moda
transpor yang lain.
d. Container dibuat sedemikian rupa sehingga mudah diisi dan dikosongkan
e. Mempunyai isi bagian dalam 1 M’ (35,8 cu.ft)
International Standard Organization (ISO) juga menentukan ukuran luar
dari container dan berat keseluruhannya. Agar pengoperasin container dapat
7
berjalan dengan baik maka International Standard Organization (ISO) telah
menetapkan ukuran – ukran peti kemas sebagai berikut :
a . Container 20’ Dry Freight (20 Feet)
Ukuran Luar : 20’ (P) X 8’ (L) X 8’6” (T)
: 6.058 X 2.438 X 2.591 M
Ukuran Dalam : 5.919 X 2.340 X 2.380 M
Kapasitas : Cubic Capacity : 33 Cbm
Pay Load : 22.1 Ton
b . Container 40’ Dry Freight (40 Feet)
Ukuran Luar : 40’ (P) X 8’ (L) X 8’6” (T)
: 12.192 X 2.438 X 2.591 M
Ukuran Dalam : 12.045 X 2.309 X 2.379 M
Kapasitas : Cubic Capacity : 67,3 Cbm
Pay Load : 27,396 Ton
c . Container 40’ High Cube Dry Freight (40 Feet HC)
Ukuran Luar : 40’ (P) X 8’ (L) X 9’6” (T)
: 12.192 X 2.438 X 2.926 M
Ukuran Dalam : 12.056 X 2.347 X 2.684 M
Kapasitas : Cubic Capacity : 76 Cbm
Pay Load : 29,6 Ton
Adapun untuk macam dan jenis container dapat disesuaikan dengan
barang - barang yang akan diangkut dengan menggunakan container Dalam hal
ini dapat kita bedakan menjadi beberapa bagian:
a. General Cargo Container
Adalah contaienr yang digunakan untuk mengangkut barang – barang
umum (General Cargo). Adapun macam – macam nya adalah sebagai
berikut :
1).General Purpose Container
8
Adalah Container yang biasa digunakan untuk mengakut muatan umum
yang memiliki pintu pada salah satu sisinya.
9
4). Ventilated Container
Adalah Container yang memiliki ventilasi agar terjadi sirkulasi udara
dalam container untuk muatan tertentu.
b. Thermal Container
Adalah container yang dilengkapi dengan alat pengatur suhu untuk
mengangkut muatan – muatan tertentu. Adapun macam – macam Thermal
Container adalah sebagai berikut :
1). Insulated Container
Adalah container yang bagian dinding dalamnmya diberi isolasi agar
udara dingin didalam container tidak merembes keluar.
10
Adalah Container yang berupa plat atau berupa lantai dasar. Adapun
macamnya dapat dibedakan menjadi 2 bagian yaitu :
1). Flat Rack Container
Adalah container yang terdiri dari plat atau lantai dasar dengan dinding
pada masing – masing ujungnya dan dibedakn menjadi 2 jenis yaitu :
- Fixed and Type : dimana dinding-dinding pada ujungnya tidak
dapat buka atau dilipat
- Collapsible Type: dimana dinding-dinding pada ujungnya
dapat dibuka dan dilipat
11
atas container dan untuk mengeluarakan muatan dari lubang bagian bawah
container.
f. Special Container
Adalah container yang dirancang khusus untuk mengangkut muatan tertentu.
misalnya muatan ternak dengan menggunakan Cattle Container atau mobil
dengan auto container.
3. City Walk
a. Definisi dan Gambaran Suasana City Walk
City walk biasanya berupa koridor ruang terbuka untuk pejalan kaki
yang menghubungkan beberapa fungsi komersial dan ritel yang ada.
Koridor ini biasanya terbuka dan relatif cukup lebar, berkisar antara 2-6
meter, tergantung konsep jenis kegiatan yang akan diciptakan.
Dalam bahasa baku urban design, city walk dikenal dengan istilah
mall atau pedestrian. Jika jalan dirancang sebagai public space dengan
memberikan porsi yang dominan bagi aktivitas pedestrian, maka perlu
pembatasan fungsi transportasi kendaraan beroda dua atau lebih.
Pengembangan ruas jalan ini dapat menggunakan pendekatan city walk.
Aktivitas di city walk biasanya lebih kearah gaya hidup yang sedang
berkembang saat itu. Tempat nongkrong di kafe dan restoran sampai toko
yang menjual pernak-pernik yang berkaitan dengan gaya hidup seperti
barang teknologi, playground, olahraga, bioskop, hingga barang kerajinan.
Persimpangan koridor city walk sering digunakan sebagai ruang
terbuka untuk panggung pertunjukan. Ruang ini juga berfungsi sebagai
penghubung atau penyatu massa bangunan yang biasanya terpecah. Fungsi
kegiatan ini sangat membantu dalam mengundang pengunjung pada waktu
tertentu dan di akhir minggu.
City walk sebenarnya bukanlah barang baru. Beberapa tempat
dimancanegara sudah sering menghadirkan konsep city walk pada sudut
12
ruang kotanya. Lahan kota yang kurang hidup dapat disulap menjadi
kawasan ritel dengan suasana khas. Di Singapura misalnya, tempat-tempat
seperti ini dapat dijumpai antara lain di Clarke Quay, Far East Square,
Orchard Road, dan Bugis Junction.
Konsep city walk di Singapura sering digunakan untuk
menghidupkan kawasan kota tua. Beberapa blok bangunan tua diperbaiki
dan dimanfaatkan sebagai area ritel yang disatukan dengan kawasan
pedestrian bebas kendaraan terpadu.
Penerapan konsep city walk juga terjadi di beberapa tempat di
Indonesia. Kota Jakarta sempat memiliki bebrapa koridor jalan dengan
suasana belanja yang khas, seperti Jalan Sabang, Pasar Baru, dan Jalan
Lintas Melawai. Kota lain pun memiliki koridor jalan ini, seperti
Yogyakarta dengan Malioboro dan Bandung dengan Braga dan Cihampelas
nya. Bedanya, jalan-jalan itu milik publik, sedangkan city walk ini berada
di lahan properti milik pengembang privat yang diperuntukkan sebagai
ruang publik. Jadi, tidak perlu heran ketika jalan-jalan tersebut akhirnya
turun pamornya karena memang tidak mendapat perhatian, baik dalam
faktor keamanan maupun pengelolaan dari pemerintah kota setempat.
Revitalisasi bagian kawasan kota tua adalah salah satu strategi
pengembangan kota yang memiliki perjalanan historis tersendiri. Konsep
city walk membantu menghadirkan ruang terbuka dan fungsi baru yang
beradaptasi dengan baik serta tetap memperhatikan situasi lingkungan
sekitarnya.
13
Ruang terbuka merupakan suatu kawasan penunjang dalam sebuah
kota. Ruang terbuka dapat dikatakan sebagai unsur ruang alam yang
dipindakan ke dalam kota atau lapangan terbuka yang dibiarkan tetap
pada keadaan aslinya. Pada sebuah ruang terbuka terjadi interaksi sosial,
yang berarti bahwa ruang terbuka adalah kebutuhan mutlak masyarakat.
Ruang terbuka publik terbentuk oleh pembatasan alam dengan
komponennya, baik elemen keras ataupun elemen lunak. Ruang terbuka
merupakan ruang yang direncanakan karena kebutuhan akan tempat-
tempat pertemuan dan aktivitas bersama di udara terbuka. Dengan
adanya pertemuan bersama dengan banyak orang, kemungkinan akan
muncul bermacam-macam kegiatan umum di ruang terbuka tersebut.
(Sumber: Eko Budiharjo & Djoko Sudjarto, 2005)
2). Pedestrian
Pedestrian berasal dari kata pedos, yang artinya kaki. Pejalan kaki
sebagai istilah aktif, adalah orang yang bergerak atau berpindah dari
suatu tempat titik tolak ke tempat tujuan tanpa menggunakan alat yang
bersifat mekanis (kecuali kursi roda).
Jalur pedestrian atau jalur pejalan kaki, adalah tempat atau jalur
khusus bagi para pejalan kaki. Pedestrian dapat berupa trotoar, alun-
alun, dan sebagainya. Pedestrian bagian dari public space dan
merupakan aspek penting sebuah urban space, baik berupa square
(lapangan open space) maupun street (jalan / koridor).
Jika jalan dirancang sebagai public space dengan memberikan
porsi yang dominan bagi aktivitas pedestrian, maka perlu pembatasan
fungsi transportasi kendaraan beroda dua atau lebih. Pengembangan
ruas jalan ini dapat menggunakan pendekatan city walk.
3). Aksesbilitas
Berdasarkan Permen PU No.30/PRT/M/2006 tentang Pedoman
Teknis Fasilitas dan Aksesbilitas pada Bangunan Gedung dan
14
Lingkungan, dinyatakan bahwa dalam merencanakan, dan
melaksanakan pembangunan bangunan gedung dan lingkungan, harus
dilengkapi dengan penyediaan fasilitas dan aksesbilitas yang
memenuhi persyaratan teknis fasilitas dan aksesbilitas yang di atur
dalam peraturan tersebut.
Perencanaan aksesbilitas harus memenuhi 4 asas utama, yaitu:
(a). Keselamatan
Setiap bangunan yang bersifat umum dalam suatu lingkungan
terbangun, harus memperhatikan keselamatan bagi semua orang.
(b). Kemudahan
Setiap orang dapat mencapai semua tempat atau bangunan yang
bersifat umum dalam suatu lingkungan.
(c). Kegunaan
Setiap orang dapat mempergunakan semua tempat atau bangunan
yang bersifat umum dalam suatu lingkungan.
(d). Kemandirian
Setiap orang harus bisa mencapai, masuk dan mempergunakan
semua tempat atau bangunan yng bersifat umum dalam suatu
lingkungan tanpa membutuhkan bantuan orang lain.
c. Studi Banding
1) CiWalk (Cihampelas Walk) Bandung
15
Gambar: Façade Cihampelas Walk, Bandung
Sumber : www.astudio.or.id
16
utamanya di tengah yang berisi anchor tenant. Kedua koridor
terbuka ini dinamai young Street dan Broadway, yang berperan
menciptakan suasana ala city walk.
Gambar Area Broadway, Area Young Street dan Koridor Ruang Terbuka di
CiWalk
Sumber : (www.astudio.com)
17
Penerapan konsep city walk di Bugis Junction dan di sekitar
kawasan Bugis Street dapat dilihat dari banyaknya pedestrian (baik
indoor maupun outdoor) dan koridor ruang terbuka yang
menghubungkan beberapa fungsi komersial dan fasilitas umum
yang ada disekitar Bugis Street.
18
Gambar 20 Perspektif Mata Burung Select Citywalk
(Sumber : Proposal for Shopping Mall Cum Multiplex at Select Citywalk)
19
Gambar Site Plan Istana Kuta Galeria
(sumber : Indonesia Design-Shopping Galery)
20
menatap ujung jalan. Area parkir mampu menampung 1500 mobil
dan 150 bus . Disebelah barat, terdapat sebuah sungai yang
dimanfaatkan dengan membuat sebuah taman dan café-café yang
berorientasi ke arah sungai
21