Anda di halaman 1dari 78

BAB V

ACUAN PERANCANGAN

A. Konsep Perancangan Makro


1. Penentuan lokasi

Gambar 5.1 Kabupaten Wakatobi


Sumber : Google Map, 2016

Penggunaan teori lokasi Miles (1999) dan Fandy Tjiptono (2007)


digunakan sebagai dasar menentukan lokasi perencanaan. Adapun teori lokasi
yang akan digunakan adalah sebagai berikut:
Tabel 5.1 Teori Lokasi

Teori Lokasi Fandy


Teori Lokasi Miles Kriteria Terpilih
Tjiptono
Zoning (peruntukan Peraturan pemerintah
lahan)
Fisik (physical Akses
features)
1.Peraturan pemerintah,
Utilitas Visibilitas
zoning
Transportasi Lalu lintas
2.Akses, transportasi
Parkir Ekspansi
3.Utilitas
Dampak lingkungan Tempat parkir
Pelayanan publik Lingkungan
Penerimaan/respon Persaingan
masyarakat

V-1
Bedasarkan teori lokasi yang telah dipaparkan sebelumnya, maka dalam
penentuan lokasi perencanaan Pusat Pelatihan Penyelaman di Wakatobi
dengan Konsep Water Efficiency harus memenuhi kriteria sebagai berikut:

a. Peraturan pemerintah dan zoning.


Lokasi yang direncanakan harus sesuai dengan peruntukan lahan dalam
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Wakatobi Tahun 2012-2032
yaitu kawasan yang diperuntukan untuk rencana kawasan pariwisata.
Saat ini kunjungan wisatawan ke Wakatobi hanya terpusat di Pulau
Kaledupa saja. Hal ini terkait dengan keberadaan Pulau Hoga yang cukup
terkenal karena menjadi tempat penelitian dan wisata bawah laut.
Lokasi yang ditentukan merupakan lokasi baru yaitu lokasi yang dapat
dijadikan destinasi kunjungan baru oleh para wisatawan yang berkunjung
di Wakatobi selain Pulau Kaledupa.
b. Akses dan transportasi.
Lokasi harus dapat dicapai dengan mudah dan cepat oleh para wisatawan
dari berbagai tempat. Khususnya dengan transportasi udara karena
transportasi udara merupakan transportasi yang umum digunakan saat ini
oleh orang untuk bepergian di dalam negeri maupun ke luar negeri.
c. Utilitas kota.
Lokasi ditunjang dengan kelengkapan infrastruktur dan utilitas kota
seperti jaringan air bersih (PDAM), listrik (PLN), jaringan
telekomunikasi, sehingga diharapkan dapat meningkatkan kegiatan
operasional bangunan.
Tabel 5.2 Penentuan Lokasi

Lokasi
N Pulau Wangi- Pulau
Pulau Kaledupa Pulau Tomia
o Kriteria wangi Binongko

1. Peraturan pemerintah dan zoning


 Kawasan pariwisata  Kawasan  Kawasan  Kawasan  Kawasan
pariwisata pariwisata pariwisata pariwisata
Patuno Hoga Tolandano Palahidu
 Kawasan  Kawasan  Kawasan
pariwisata pariwisata pariwisata

V-2
Matahora Peropa Huntete

2. Akses dan transportasi


 Bandar udara  Bandar Udara  Bandar
Matahora - Udara -
Maranggo
3. Utilitas kota
 Listrik  Pelayanan 24  Pelayanan 12  Pelayanan  Pelayanan
jam jam 12 jam 12 jam
 Air Bersih  Ketersediaan 55  Ketersediaan  Ketersediaa  Ketersediaa
liter/detik 20 liter/detik n 10 n 10
liter/detik liter/detik
 Jaringan  Pelayanan  Pelayanan  Pelayanan  Pelayanan
Telekomunikasi merata Tidak Merata Tidak Tidak
Merata Merata

Berdasarkan kriteria lokasi yang ditampilakan pada tabel diatas, maka


lokasi yang sesuai untuk perencanan Pusat Pelatihan Penyelaman di Wakatobi
dengan Konsep Water Efficiency yaitu berada pada rencana kawasan
pariwisata di Pulau Wangi-Wangi.

Gambar 5.2 Lokasi Terpilih Pulau Wangi-wangi


Sumber : Peta Tata Guna Lahan Kab. Wakatobi, 2016

V-3
2. Pemilihan Site/Tapak
Tabel 5.3 Penentuan Site/tapak

Teori Lokasi
Teori Lokasi Miles Kriteria Terpilih
Fandy Tjiptono
Zoning (peruntukan Peraturan
lahan) pemerintah
1. Peraturan pemerintah, zoning
Fisik (physical Akses
2. Fisik, ekspansi, Parkir
features) 3. Akses, transportasi, visibiltas,
Utilitas Visibilitas Lalu lintas
Transportasi Lalu lintas 4. Utilitas
Parkir Ekspansi 5. Lingkungan, Dampak
Dampak lingkungan Tempat parkir lingkungan Penerimaan/respon
Pelayanan publik Lingkungan
masyarakat
Penerimaan/respon Persaingan
masyarakat

Penggunaan teori lokasi lokasi Miles (1999) dan Fandy Tjiptono (2007)
digunakan sebagai dasar pemilihan site/tapak, selain itu penggunaan teori ini
juga disesuaikan dengan fungsi bangunan dan konsep yang akan diterapkan
pada bangunan pusat pelatihan penyelaman . Beberapa kriteria pemilihan site
perencanaan Pusat Pelatihan Penyelaman di Wakatobi dengan Konsep Water
Efficiency adalah sebagai berikut :
a. Lahan berada kawasan pariwisata.
b. Luasan tapak cukup untuk menampung aktivitas dan kegiatan yang
direncanakan.
c. Tersedia jaringan jalan untuk memudahkan pencapaian ke tapak.
d. Ketersediaan air bersih yang cukup untuk menunjang kebutuhan air
bersih pada bangunan.
e. Berada dekat dengan laut untuk kemudahan pengadaan air laut.
f. Tapak berada dekat dengan tempat penginapan/perhotelan.
Berdasarkan kriteria pemilihan site tersebut dan dengan pertimbangan
bahwa Perencanaan Pusat Pelatihan Penyelaman di Wakatobi dengan Konsep
Water Efficiency harus berada pada peruntukan lahan kawasan parawisata.
Adapun alternatif site yang dipilih yaitu :

V-4
a. Alternatif Tapak 1

Gambar 5.3 Alternatif Tapak 1


Sumber : Google Map, 2016

Alternatif tapak satu berada pada kawasan pariwisata Matahora


tepatnya di Kecamatan Wangi-wangi selatan. Pada tapak satu, kriteria
yang terpenuhi untuk dijadikan sebagai site/tapak perencanaan Pusat
Pelatihan Penyelaman di Wakatobi dengan Konsep Water Efficiency
adalah sebagai berikut :
1) Sesuai dengan peruntukan lahan yang ditentukan yaitu kawasan yang
di peruntukan untuk kawasan pariwisata. Tepatnya berada pada
kawasan pariwisata Matahora
2) Site memiliki Luas tanah sekitar ± 3.4 hektar dengan bentuk dan
orientasi yang cukup baik.
3) Letaknya strategis dan memiliki aksesibilitas yang cukup baik
karena dilewati langsung oleh Jalan Raya Poros Longa.
4) Lokasi tapak yang berada dekat dengan laut/pantai
5) Ketersediaan air bersih pada kawasan yaitu 55 liter/detik.
6) Faktor kawasan yang kurang mendukung, dikarenakan tidak adanya
bangunan hotel/penginapan.

V-5
b. Alternatif Tapak 2

Gambar 5.4 Alternatif Tapak 2


Sumber : Google Map, 2016

Alternatif tapak dua berada pada kawasan pariwisata Patuno tepatnya


di Kecamatan Wangi-wangi. Pada tapak dua, kriteria yang terpenuhi
untuk dijadikan sebagai site/tapak perencanaan Pusat Pelatihan
Penyelaman di Wakatobi dengan Konsep Water Efficiency adalah
sebagai berikut :
1) Sesuai dengan peruntukan lahan yang ditentukan yaitu kawasan yang
di peruntukan untuk kawasan pariwisata. Tepatnya berada pada
kawasan pariwisata Patuno.
2) Site memiliki Luas tanah sekitar ± 3.5 hektar dengan bentuk dan
orientasi yang cukup baik.
3) Letaknya strategis dan memiliki aksesibilitas yang cukup baik
karena dilewati langsung oleh Jalan Raya Patuno.
4) Lokasi tapak yang berada dekat dengan laut/pantai
5) Ketersediaan air bersih pada kawasan yaitu 55 liter/detik.
6) Faktor kawasan yang mendukung, yaitu dekat dengan resort patuno,
loka perekayasaan teknologi kelautan, dan sea world.

V-6
Gambar 5.5 Perbandingan Tapak
Sumber : Google Earth, 2016
Berdasarkan penjabaran mengenai kriteria pemilihan tapak maka tapak
yang akan digunakan untuk perencanaan Pusat Pelatihan Penyelaman di
Wakatobi dengan Konsep Water Efficiency adalah tapak dengan alternatif ke
dua yaitu pada Jalan Raya Patuno yang berada dekat dengan kawasan Resort
Patuno.

3. Konsep Pengolahan Site/Tapak


a. Eksisting Tapak
Lokasi tapak berada di Jl. Raya Patuno, Desa Longa, Kec. Wangi-
wangi dengan rincian sebagai berikut:
1) Peruntukan lahan : kawasan pariwisata
2) Luas lahan : ± 3.5 hektar
3) Koefisien dasar bangunan : 60:40
4) Garis sempadan bangunan : 10 meter
5) Garis sempadan laut : 100 meter dari garis pantai
6) Lebar jalan : 6 meter
7) Klasifikasi jalan : Kolektor primer (K4)

V-7
8) Kondisi tanah : tanah keras (koral)

Gambar 5.6 Eksisting Tapak


Sumber : Google Earth, 2016

Gambar 5.7 Batas-batas Tapak


V-8
Sumber : Dokumentasi Pribadi, 2016
a. Orientasi matahari dan angin

Gambar 5.8 Orientasi Matahari dan Angin


Sumber : Analisis Penulis, 2016

V-9
Adapun kondisi orientasi matahari dan arah angin pada tapak adalah
sebagai berikut:
1) Intesitas matahari sepanjang hari sangat tinggi pada tapak, hal ini
dapat mengkibatkan temperatur yang tinggi sehingga berpengaruh
pada ketidaknyaman pengguna.
2) Angin pada tapak sangat tinggi dari arah selatan tapak dikarenakan
sebelah selatan adalah lahan kosong dimana tidak ada penghalang
terhadap sirkulasi angin.
3) Angin pada arah utara sangat tinggi dikarenakan angin ini bersumber
dari arah laut dan membawa polusi kendaraan karena tapak sebelah
utara berbatasan dengan jalan Raya Patuno.
Berdasarkan kondisi orientasi matahari dan arah angin pada tapak
maka tanggapan yang akan diterapkan pada perencanaan Pusat Pelatihan
Penyelaman di Wakatobi dengan konsep Water efficiency adalah sebagai
berikut:
1) Orientasi bangunan diatur kearah timur laut-barat daya untuk
mengurangi cahaya yang masuk dari arah timur-barat.
Pengoptimalan penggunaan sun shading pada area ruangan yang
terkena cahaya matahari langsung untuk meminimalisir panas dari
cahaya matahari.
2) Memanfaatkan panas matahari sebagai energi tambahan sebagai
konsumsi listrik dengan menggunakan panel surya.
3) Pemanfaatan cahaya alami semaksimal mungkin pada area kolam
simulasi laut untuk memberikan kesan alam seperti di pantai dengan
penggunaan atap transparan.
4) Pengunaan kolam air pada tapak dan bangunan sebagai tempat untuk
menampung air hujan yang dapat mendinginkan suhu pada area
tapak dan di dalam bangunan.
5) Desain bukaan untuk mengatur sirkulasi angin yang masuk ke dalam
bangunan dan penggunaan pohon sebagai filter alami terhadap angin
yang membawa polusi kendaraan.

b. Arah Pandang (View)

V-10
Gambar 5.9 View Tapak
Sumber : Analisis Penulis, 2017
Adapun kondisi arah pandang (view) pada daerah sekitar tapak
adalah sebagai berikut :

V-11
1) View ke arah utara berhadapan dengan jalan raya dan terdapat
pemandangan ke arah laut/pantai.
2) View ke arah selatan kurang potensial karena berhadapan dengan
lahan kosong.
3) View ke arah barat kurang potensial karena berhadapan dengan lahan
kosong.
4) View ke arah timur kurang potensial karena berhadapan dengan lahan
kosong.
Berdasarkan kondisi arah pandang (view) pada tapak maka
tanggapan yang akan diterapkan pada perencanaan Pusat Pelatihan
Penyelaman di Wakatobi dengan konsep Water efficiency adalah sebagai
berikut:
1) View keluar tapak
a) View pemandangan kearah laut/pantai akan digukanan sebagai
view utama karena View laut/pantai akan memberikan kesan
alam pada pengguna.
b) Orientasi bangunan kolam simulasi laut akan diarahkan
menghadap laut/pantai untuk memberikan kesan alam pantai
pada area tersebut.
c) Perletakan entrance dengan mempertimbangkan view kejalan
untuk memudahkan pengunjung masuk kedalam tapak
2) View kedalam tapak
a) Penonjolan bangunan kolam simulasi laut sebagai point of
interest kearah jalan agar pengunjung dapat melihat dan tertarik
untuk mengunjugi bangunan Pusat Pelatihan Penyelaman.
b) Penggunaan vegetasi rimbun pada area jalan untuk menjaga
privasi pengguna bangunan.

c. Kebisingan dan polusi

V-12
Gambar 5.10 Kebisingan dan Polusi
Sumber : Analisis Penulis, 2017

V-13
Adapun kondisi kebisingan dan polusi pada daerah sekitar tapak
adalah sebagai berikut :
1) Kebisingan yang terdapat disekitar tapak disebabkan oleh beberapa
faktor seperti kendaraan, baik mobil ataupun motor.
2) Sumber polusi tertinggi berasal dari Jalan Raya Patuno dimana
polusi ini bersumber dari asap kendaraan mobil ataupun motor.
3) Angin dari arah laut yang membawa polusi kendaraan dan debu yang
berasal dari arah Jalan Raya Patuno ke dalam tapak.
Berdasarkan kondisi kebisingan dan polusi pada tapak maka
tanggapan yang akan diterapkan pada perencanaan Pusat Pelatihan
Penyelaman di Wakatobi dengan konsep Water efficiency adalah sebagai
berikut:

1) Pencegahan kebisingan
a) Mengatur jarak bangunan dengan Jalan Raya Patuno sebagai
sumber kebisingan tertinggi.
b) Jenis kegiatan yang membutuhkan tingkat kebisingan tertentu,
dipisahkan menurut tingkat kebisingan polusi dan kegiatan.
c) Ruang kelas pelatihan selam akan diatur menjauh dari sumber
kebisingan agar pengguna dapat nyaman belajar di dalam ruang
kelas.
d) Menggunakan pohon bertajuk besar untuk menguragi tingkat
kebisingan yang bersumber dari Jalan Raya Patuno.
2) Pencegahan polusi
a) Menggunakan pohon bertajuk besar untuk menfilter polusi udara
yang masuk ke dalam tapak.
b) Menempatkan vegetasi di area dekat Jalan Raya untuk menfilter
polusi yang bersumber dari Jalan Raya
c) Mempertahankan vegetasi yang sudah ada di dalam tapak untuk
dimanfaatkan sebagai filter terhadap polusi.
d)

V-14
d. Pencapaian dan sirkulasi ke tapak

Gambar 5.11 Pencapaian Ke Tapak


Sumber : Analisis Penulis, 2016
V-15
Gambar 5.12 Sirkulasi Ke Tapak

V-16
Sumber : Analisis Penulis, 2017
Adapun kondisi pencapaian dan sirkulasi ke tapak adalah sebagai
berikut :
1) Pencapaian ke tapak
a) Dari kendari ke Wakatobi dapat ditempuh perjalanan selama 45
menit dengan menggunkan pesawat terbang.
b) Dari bandar udara Matahora ke tapak berjarak 6,6 km dan dapat
ditempuh perjalanan selama 9 menit.
c) Dari Pelabuhan ke tapak berjarak 18 km dan dapat ditempuh
perjalanan selama 29 menit.
d) Dari pusat kota Kec. Wangi-wangi ke tapak berjarak 15 km dan
dapat di tempuh perjalan selama 24 menit.
e) Dari pusat kota Kec. Wangi-wangi selatan ke tapak berjarak 24
km dan dapat di tempuh perjalan selama 41 menit.
2) Sirkulasi ke tapak
a) Akses ke tapak dapat dilalui melaui Jalan Raya Patuno.
b) Jalan Raya Patuno merupakan jalan dengan intensitas kendaraan
yang cukup sedang.
c) Jalan Raya Patuno merupakan jalan jalur dua arah.
Berdasarkan kondisi pencapaian dan sirkulasi ke tapak maka
tanggapan yang akan diterapkan pada perencanaan Pusat Pelatihan
Penyelaman di Wakatobi dengan konsep Water efficiency adalah sebagai
berikut:
1) Penempatan main entrance pada tapak di letakan pada bagian kiri
tapak agar memudahkan kendaraan masuk ke dalam tapak
2) Penempatan side entrance pada tapak di letakan pada bagian kanan
tapak agar memudahkan kendaraan keluar dari dalam tapak.
3) Jalur kendaraan service di tempatkan berbeda dengan jalur
kendaraan pengunjung untuk memudahkan sirkulasi dari kendaraan
service.
4) Sirkulasi pada tapak dibagi menjadi :

a) Sirkulasi kendaraan
Jalur sirkulasi kendaraan akan didesain agar dapat menampung
dua mobil dengan lebar jalur 10-15 m.

V-17
Gambar 5.13 Sirkulasi Kendaraan
Sumber : Google Image, 2016

b) Sirkulasi pejalan kaki


Jalur pejalan kaki akan didesain akar dapat di lewati oleh dua
orang dengan lebar jalur 2 m. Disepanjang jalur pejalan kaki
akan terdapat pohon peneduh untuk memberikan kenyaman
bagi pejalan kaki dari panas sinar matahari.

Gambar 5.14 Sirkulasi Pejalan Kaki


Sumber : Google Image, 2016

c) Sirkulasi penyandang cacat


Untuk penyandang cacat diberikan jalur pemandu dengan simbol dan
arah serta menyediakan ramp untuk mengatasi perbedaan tinggi
jalan.

e. Jaringan Utilitas Gambar 5.15 Sirkulasi Penyandang Cacat


Sumber : Google Image, 2016

V-18
Gambar 5.16 Tanggapan Jaringan Utilitas
Sumber : Analisis Penulis, 2017

Jaringan utilitas yang sudah tersedia di sekitar tapak akan digunakan


pada bangunan untuk menunjang segala aktivitas yang terjadi dalam

V-19
tapak maupun bangunan yang akan direncanakan. Adapun kondisi utilitas
yang telah ada pada kawasan tapak adalah sebagai berikut :
1) Jaringan listrik dari PLN yang telah melayani seluruh wilayah pulau
Wangi-wangi selama 24 jam.
2) Jaringan air bersih dari PDAM yang telah melayani seluruh wilayah
Kec. Wangi-wangi dengan kapasitas air bersih sebesar 55 liter/detik.
3) Jaringan telekomunikasi yang telah melayani seluruh wilayah pulau
Wangi-wangi dengan dua jaringan tersedia yaitu Indosat dan
Telkomsel.
Berdasarkan kondisi utilitas yang telah ada pada kawasan tapak
maka tanggapan yang akan diterapkan pada perencanaan Pusat Pelatihan
Penyelaman di Wakatobi dengan konsep Water efficiency adalah sebagai
berikut:
1) Sumber listrik utama berasal dari PLN dan jika terjadi masalah maka
disediakan genset dan panel surya sebagai pengganti sementara.
2) Pada tapak telah dilalui jaringan air bersih dari PDAM yang siap
dialirkan pada bangunan untuk membantu penyediaan air bersih
yang akan disediakan melalui sumber air bersih utama yaitu melalui
pengolahan air laut menjadi air bersih
3) Jaringan telekomunikasi pada kawasan akan menjadi jaringan
telekomunikasi utama yang akan menghubungkan pengguna
bangunan dan mempublikasikan bangunan Pusat Pelatihan
Penyelaman yang ada di Wakatobi.
4) Pembuatan jaringan drainase pada tapak, di mana air yang dialirkan
pada drainase tersebut tidak akan dibuang ke sungai atau laut tetapi
akan diolah agar dapat digunakan kembali dan sebagian akan
diresapkan ke dalam tanah untuk untuk tetap menjaga kestabilan
muka air tanah.

f. Konsep Zoning/Pendaerahan

V-20
Gambar 5.17 Penzoningan Tapak
Sumber : Analisis Penulis, 2017

V-21
Adapun kondisi penzoningan yang ada pada tapak adalah sebagai
berikut :
1) Penzoningan tapak memperhatikan tapak yang berbentuk persegi
empat dan penempatan entrance pada depan tapak.
2) Penzoningan pada tapak didasarkan pada pengelompokan kegiatan
yang mempunyai sifat, hubungan dan fungsi ruang yang kurang
lebih sama dan merupakan urutan kegiatan yang terjadi dalam tapak.
3) Konsep penzoningan pada kawasan akan disesuaikan dengan konsep
yang diangkat yaitu Water Efficiency.
Berdasarkan kondisi utilitas yang telah ada pada kawasan tapak
maka tanggapan yang akan diterapkan pada perencanaan Pusat Pelatihan
Penyelaman di Wakatobi dengan konsep Water efficiency adalah sebagai
berikut:
1) Zona bangunan akan dibuat bermassa dan di letakan menyebar untuk
memperluas area tangkapan air hujan.
2) Zona Publik
Zona publik yang terdiri dari area parkir, main dan site enterance,
serta area public space, yaitu dari arah Jalan Raya Patuno. Zona ini
dapat digunakan secara umum.
3) Zona Semi Publik
Zona semi publik merupakan terusan dari zona semi publik yang
terdiri dari Lobby, Ticket area, area pameran, bioskop, retail
penjualan dan retail penyewaan alat selam.
4) Zona Privat
Zona privat yang terdiri dari zona pelatihan teori maupun praktek,
ruang manager dan pengelola, dimana membutuhkan wilayah
khusus, dan tidak berhubungan langsung dengan publik .
5) Zona Service
Zona servis terdiri dari kelompok kegiatan Mekanikal, Elektrikal dan
utilitas bangunan.

4. Konsep Perancangan Ruang Luar


Ruang luar bangunan Pusat Pelatihan Penyelaman akan diolah dengan
penambahan vegetasi alami, kolam taman, view deck, dan kelengkapan
elemen ruang luar lainnya dengan mengedapankan prinsip konsep hemat air
sehingga ruang luar pada bangunan Pusat Pelatihan Penyelaman ini akan

V-22
memberikan kesan hijau, arsi, sejuk dan nyaman serta sebagai contoh
bangunan yang menerapkan water efficiency pada ruang luarnya.
a. Penggunaan Vegetasi

Gambar 5.18 Penggunaan Vegetasi


Sumber : Analisis Penulis, 2017

Penggunaan vegetasi pada ruang luar bangunan Pusat Pelatihan


Penyelaman ini akan menerapkan beberapa vegetasi yaitu :

1) Vegetasi hemat air


Vegetasi hemat air digunakan sebagai respon terhadap upaya untuk
melakukan penghematan air untuk menyiram tanaman.
2) Vegetasi pengolah air limbah

V-23
Vegetasi pengolah air limbah sebagai respon terhadap upaya
penghematan air dengan cara menggunakan air bekas pakai
(greywater) dengan pengolahan menggunakan bantuan vegetasi air.
3) Vegetasi endemik pantai
Penggunaan vegetasi endemik pantai sebagai upaya untuk tetap
menggunakan vegetasi yang sudah ada dalam tapak dan sebagai
respon terhadap lokasi yang dekat dengan pantai.
Adapun jenis vegetasi yang akan digunakan pada ruang luar
bangunan Pusat Pelatihan Penyelaman ini yaitu :

1) Vegetasi pengarah
Jenis pohon yang akan digunakan adalah pohon kelapa (Cocos
Nucifera) tinggi ± 15 m sebagai pengarah dan jenis perdu yaitu
pandan pantai (Pandanus odorifer) sebagai tanaman pengarah dan
estetika ruang luar.

Gambar 5.19 Vegetasi Pengarah


Sumber : Google Image, 2016

2) Vegetasi peneduh

Jenis pohon yang akan digunakan yaitu pohon ketapang tinggi ± 15


m dan lebar tajuk ± 6 m (Terminalia Cattapa) dan pohon cemara
pantai (Casuarina Equisetifolia) sebagai peneduh.

V-24
Gambar 5.20 Vegetasi Peneduh
Sumber : Google Image, 2016

3) Vegetasi penghias
Jenis vegetasi yang akan digunakan yaitu tanaman hemat air seperti
lidah mertua (Sansevieria) dan pucuk merah (Syzygium oleana).

Gambar 5.21 Vegetasi Penghias


Sumber : Google Image, 2016

4) Vegetasi penutup tanah


Jenis vegetasi penutup yang akan digunakan yaitu tanaman
endemik pantai yang berfungsi sebagai penutup tanah yaitu tapak
kambing (Ipomoea pes-caprae) dan rumput gajah (Pennisetum
Purpureum).

Gambar 5.22 Vegetasi Penutup tanah


Sumber : Google Image, 2016

5) Vegetasi air
Jenis vegetasi air yang akan digunakan yaitu tanaman yang dapat
digunakan untuk mengolah air limbah atau greywater seperti kana
air (Canna Aquatic), Lotus (Nyamphaea lotus), talia (Thalia

V-25
Dealbata), Kala lili (Zantedeschia aethiopica), Apu-apu (Pistia
stratiotes, Pistia crispate).

Gambar 5.23 Vegetasi Penutup tanah


Sumber : Google Image, 2016

b. Penggunaan elemen ruang luar

Gambar 5.24 Penggunaan Elemen Ruang Luar


Sumber : Analisis Penulis, 2017

Penggunaan elemen ruang luar pada bangunan Pusat Pelatihan


Penyelaman ini akan menerapkan beberapa material sebagai berikut :
1) Material penyerap air

V-26
Material penyerap air digunakan sebagai respon terhadap upaya
untuk melakukan penghematan air dan untuk menjaga air tetap
terserap kedalam tanah sehingga tidak terjadi genangan dan untuk
menjaga ketersediaan air tanah.
2) Material hemat energi
Material hemat energi sebagai upaya untuk melakukan
penghematan penggunaan listrik dengan memanfaatkan energi
panas matahari.
Adapun elemen ruang luar yang akan digunakan pada ruang luar
bangunan Pusat Pelatihan Penyelaman ini yaitu :
1) Material jalan
Material jalan yang digunakan adalah material yang dapat
menyerapkan air hujan ke dalam tanah.
Grass block digunakan pada sirkulasi kendaraan dan parkiran
sedangkan paving block digunakan pada area jalur pejalan kaki
masuk dan keluar tapak.

Gambar 5.25 Grass Block dan Paving Block


Sumber : conblocknusantara.com, 2016

2) Material Lampu
Material lampu yang digunakan yaitu lampu yang dilengkapi dengan
teknologi solar cell untuk dapat memanfaatkan cahaya matahari
menjadi energi listrik pada lampu.
Lampu difungsikan sebagai pencahayaan ruang luar, diletakkan
sebagai pencahayaan vegetasi, kolam, area parkir, jalur kendaraan,
jalur pedestrian dan sculpture.

V-27
Gambar 5.26 Material Lampu
Sumber : Google Image, 2016

3) Material taman
a) Kolam taman berfungsi untuk menampung air hujan dan
mendinginkan suhu disekitar tapak.

Gambar 5.27 kolam taman


Sumber : Google Image, 2016

b) Viewing deck berfungsi untuk menyebrangi kolam untuk


menikmati keindahan kolam taman.

Gambar 5.28 Viewing Deck


Sumber : Google Image, 2016

c) Bangku taman didesain dengan tipe tunggal dimana bangku


taman berfungsi sebagai tempat duduk untuk bersantai

V-28
menikmati keindahan landscape pada area bangunan Pusat
Pelatihan Penyelaman.

Gambar 5.29 Bangku Taman Tipe Tunggal


Sumber : Google Image, 2016

d) Penggunaan sprinkel dimaksudkan agar penyiraman dapat


dilakukan secara terkontrol agar tidak berlebihan, misalnya
menggunakan penyiraman otomatis dengan debit yang
disesuaikan.

Gambar 5.30 Sprinkler


Sumber : Google Image, 2016

e) Penggunaan lubang biopori pada tapak dilakukan agar limpasan


air hujan dapat diserap tanah secara makasimal, hal ini
dimaksudkan agar ketersediaan air tanah tetap terjaga.

Gambar 5.31 Biopori


Sumber : Google Image, 2016

V-29
5. Konsep sistem parkir

Gambar 5.32 Sistem Parkir


Sumber : Analisis Penulis, 2017
a. Parkir Kendaraan
1) Bus pariwisata yang membawa rombongan wisatawasan untuk
mengunjungi bangunan Pusat Pelatihan Penyelaman akan disediakan
parkir Bus.
2) Mobil yang berasal dari mobil pengunjung, mobil pengelola, mobil
servis akan disediakan parkir mobil untuk pengunjung, pengelola
dan servis.
3) Motor yang berasal dari motor pengunjung, dan motor pengelola
akan disediakan parkir motor pengunjung dan pengelola.
b. Pola parkir
Pola parkir yang digunakan adalah pola parkir yang akan memisahan
antara tempat parkir pengunjung dan parkir pengelolah/servis.
c. Bentuk tempat parkir yang digunakan adalah :
1) Bentuk parkir tegak lurus (perpendicular)
Bentuk parkir ini diterapkan pada area parkir bus, dan pengelola di
sekitar bangunan sehingga lebih efisien dan efektif dalam

V-30
menampung jumlah kendaraan. Bentuk parkir ini membutuhkan
ruang yang cukup besar pada parkir bus.

Gambar 5.33 Parkir Perpendicular


Sumber :Rustam Hakim dan Hadi Utomo, 2003

2) Parkir Sudut 45°


Diterapkan pada area parkir pengunjung dan area servis
a) Jumlah parkir disesuaikan dengan kebutuhan dan berapa banyak
pengunjung yang menggunakan kendaraan baik itu roda empat
maupun roda dua, dalam penyimpanannya dikelompokan
menurut jenis roda empat dan roda dua.
b) Dalam perencanaan jumlah parkir untuk roda dua lebih banyak
dibanding dengan roda empat, hal ini karena kondisi ekonomi
masyarakat Wangi-wangi sendiri yang kebanyakan
menggunakan roda dua.

Gambar 5.34 Parkir 45º


Sumber :Rustam Hakim dan Hadi Utomo, 2003

B. Konsep Perancangan Mikro


1. Pelaku dan aktifitas kegiatan
Secara umum dapat disimpulkan bahwa pengguna utama Pusat Pelatihan
Penyelaman ini adalah sebagai berikut:
a. Para penyelam dengan berbagai tingkat keahliannya adalah orang-orang
yang telah menjadikan selam sebagai hobi dan atau pekerjaan, dan

V-31
termasuk di dalamnya orang-orang yang ingin belajar selam (penyelam
pemula).
b. Pengunjung awam adalah orang-orang yang belum mengetahui dunia
selam, atau orang yang belum tertarik menyelam karena alasan tertentu
(biasanya takut atau ragu).
c. Pengelola dan staf adalah orang yang ditunjuk untuk menjalankan
manajemen serta mengawasi kegiatan baik administrasi maupun
operasional.
Masing-masing pengguna tersebut memiliki alur aktivitas yang berbeda-
beda. Adapun alur aktivitas pelaku pada bangunan Pusat Pelatihan
Penyelaman adalah sebagai berikut:
a. Alur aktivitas penyelam atau calon penyelam

b. Alur aktivitas pengunjung


Gambar awam
5.35 Alur Datang
aktivitas peserta pelatihan
Sumber : Analisis Penulis, 2017

Galeri dan retail

Beli tiket dan cek

Fasilitas hiburan
Viewing Deck

Viewing

Keluar V-32
Foud court

Pulang
Gambar 5.36 Alur aktivitas pengunjung awam
Sumber : Analisis Penulis, 2017

c. Alur aktivitas pengelola

Datang

Absensi

Ruang kerja

Aktivitas rapat kordinasi, kerja, istirahat, dll

Absensi

Pulang
Gambar 5.37 Alur aktivitas pengelola
Sumber : Analisis Penulis, 2017

d. Alur aktivitas staff

Datang

Persiapan aktivitas Persiapan aktivitas Persiapan aktivitas

Aktivitas komersil kafetaria Aktivitas persiapan Aktivitas servis dan


dan retail sewa pameran maintenance

Pulang

V-33
Staff pameran sewa
Staff foud cart dan retail sewa
Staff servis dan maintenance

Gambar 5.38 Alur aktivitas para staff


Sumber : Analisis Penulis, 2017

2. Kebutuhan program ruang


Mengacu pada fungsinya sebagai bangunan Pusat Pelatihan Penyelaman
maka program kegiatan yang diwadahi dalam bangunan Pusat Pelatihan
Penyelaman ini dapat dikelompokkan dalam beberapa fungsi yaitu :
a. Fungsi edukatif
Fungsi ini mewadahi kebutuhan pendidikan/pelatihan untuk para
penyelam (kebutuhan kursus (teori dan praktek), dan pengenalan
pengetahuan dan teknologi baru). Untuk awam, fungsi ini memenuhi
kebutuhan promosi/pengenalan dunia selam.
b. Fungsi rekreatif
Sasaran utama fungsi ini adalah untuk memberi citra bahwa selam itu
adalah olahraga yang menyenangkan (diving is fun) sehingga tujuannya
adalah menarik peminat sebanyak dan seluas mungkin. Untuk penyelam
fungsi ini memberikan variasi kegiatan yang menarik sehingga kegiatan
selam bisa juga menarik di tempat ini (di dalam kota), tidak hanya
menarik di lokasi penyelaman.

c. Fungsi penunjang
Fungsi untuk menunjang berjalannya Pusat Pelatihan Penyelaman ini,
terbagi menjadi dua yaitu fungsi penunjang ekonomis (retail-servis,
persewaan, tempat makan) dan pengelola (kantor dan teknis)
Berdasarkan kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan seperti tersebut di atas,
maka kebutuhan ruang sebuah Pusat Pelatihan Penyelaman dapat dirumuskan
sebagai berikut :
a. Fasilitas Perkantoran
1) Ruang Pimpinan
2) Ruang Sekretaris
3) Ruang Bendahara
4) Ruang Staf
5) Ruang Rapat
6) Ruang Arsip

V-34
7) Ruang Humas
8) Ruang CCTV
9) R. Istirahat
10) Dapur-pantry
11) Gudang
12) Toilet
b. Fasilitas rekreatif/komersil
1) Galeri Tetap
2) Galeri Sewa
3) Retail Sewa
4) Merchandise Shop
5) Ruang Penjualan Tiket
6) Pos Cek Tiket
7) Pusat Informasi Wisata
8) Ruang Persiapan Pameran
9) Mushalla
10) Bioskop
11) Ruang Proyektor
12) Gudang Bioskop
13) Toilet Bioskop
14) Resto/Cafe
15) Edutainment Center
16) Ruang Observasi Terowongan
c. Fasilitas pelatihan teori selam
1) Ruang Registrasi
2) Ruang Administrasi
3) Ruang Kelas
4) Ruang Klub Diving
5) Ruang Instruktur
6) Perpustakaan
7) Cafetaria
8) Dapur
9) Toilet
d. Fasilitas pelatihan kolam latihan panjang
1) Kolam Renang
2) Tribun Penonton
3) Ruang Sewa Alat
4) Gudang Alat
5) Ruang P3K
6) Caferataria
7) Dapur
8) Ruang Ganti Pria
9) Ruang Ganti Wanita
10) Ruang Jemur
e. Fasilitas pelatihan praktek kolam dalam
1) Kolam latihan

V-35
2) Ruang Sewa Alat
3) Gudang Alat
4) Ruang P3K
5) Ruang Ganti
f. Fasilitas pelatihan praktek simulasi
1) Kolam Renang
2) Coffe Shop
3) Tempat Istirahat
g. Fasilitas area teknis
1) Ruang Administrasi Pegawai
2) Ruang Pegawai Pria
3) Ruang Pegawai Wanita
4) Mushalla
5) Ruang Kontrol
6) Ruang Pompa
7) Ruang Filtrasi
8) Ruang Sand Filter
9) Ruang Ozonasi
10) Ruang Aerasi
11) Ruang Unit Reverse Osmosis
12) Reservoir Air Laut
13) Reservoir Air Tawar
14) Reservoir Atas
15) Ruang Genset
16) Ruang AHU
17) Gudang
3. Kapasitas pengelola bangunan
Tabel 5.4 Pengelola bangunan

No. Pelaku Kegiatan Jumlah Pelaku


Area Kantor
Mengkoordinir kegiatan
1 Pimpinan 1
Pelatihan Penyelaman
Mengkoordinir kegiatan
2 Sekretaris 1
Pelatihan Penyelaman
3 Bendahara Mengelola Keuangan 1
Staf
 Komersil
 Pelatihan teori Kegiatan administrasi dan
4  Kolam Panjang 25
 Kolam latihan dalam teknis
 Kolam simulasi laut
 Area teknis
5 Pegawai CCTV Memantau keamanan 4
6 Cleaning service Membersihkan kantor 4
Total 36
Area Komersil

V-36
1 Pegawai penjual tiket Menjual tiket 2
2 Pegawai pemeriksa tiket Memeriksa tiket 2
Total 4
Area Pelatihan
1 Pegawai registrasi Pendaftaran kelas 2
2 Pegawai administrasi Mewawancarai pendaftar 8
Instruktur
 Teori (4)
3  Kolam latihan panjang (2) Melatih 10
 Kolam latihan dalam (2)
 Kolam simulasi laut (2)
Pegawai sewa alat
 Kolam latihan panjang (2) Menyediakan dan
4 6
 Kolam latihan dalam (2) menyewakan alat selam
 Kolam simulasi laut (2)
Pertolongan dan
Pegawai P3K
5  Kolam latihan panjang (2) perawatan sementara 4
 Kolam simulasi laut (2) korban kecelakaan
Total 30
Area Teknis
Pegawai Administrasi Teknis
 Pengolah air laut (1)
1 Mengurus admnistrasi 3
 Pengolah air bersih (1)
 Pengolah air limbah (1)
Pegawai Pengolah air laut
 Filtrasi (1)
 Sand filter (1)
 Ozonasi (1) Mengawasi pengolahan air
2  Aerasi (1) 10
 Reservoir air laut (1) laut
 Residu (1)
 Kontrol (2)
 Pompa (2)
Pegawai pengolah air bersih
 Presure filter (1)
 Saringan Multimdia (1)
 Filter penghilang rasa (1)
 Filter catridge (1) Mengawasi pengolahan air
3 11
 Unit reveres osmosis (1) bersih
 Reservoir air bersih (1)
 Residu (1)
 Kontrol (2)
 Pompa (2)
Pegawai pengolah air limbah
 Reservoir air limbah (1)
 Filter (1) Mengawasi pengolahan air
4  Media tanaman pengolah 5
limbah
limbah (1)
 Pompa (2)
5 Pegawai ME Mengawasi kegiatan ME 2
 Genset (1)

V-37
 AHU (1)
Total 31
Total Keseluruhan 96

4. Besaran ruang
Berdasarkan proyeksi jumlah wisatawan Wakatobi, maka pusat pelatihan
penyalaman akan mewadahi kapasitas pengunjung sebagai berikut:
a. Pengunjung 190 orang/hari
1) Area rekreasi/komersil 190/5= 38 orang
2) Area pelatihan teori 190/5= 38 orang
3) Area kolam latihan panjang 190/5= 38 orang
4) Area kolam latihan dalam 190/5= 38 orang
5) Area kolam simulasi laut 190/5= 38 orang
Adapun sumber pustaka yang digunakan dalam standarisasi aktivitas
ruang tersebut adalah sebagai berikut :
a. Standar-standar yang digunakan antara lain berpedoman :
1. Ernst Neufert, Arsitek Data (NAD)
2. Time-Saver Standards for Building Types (TSS)
3. Fasilitas kolam renang standar Internasional (FINA)
4. Standar Nasional Indonesia (SNI)
5. Pengamatan dan Asumsi (A)
Berikut adalah analisa besaran ruang :
Tabel 5.5 Area Fungsi Perkantoran

No Ruang Sumber Standar Kapasitas Perhitungan Luas


1 org x 15 m2/org = 15
1 Ruang Pimpinan NAD 12 - 15 m2/orang 1 orang 15 m2
m2
1 org x 15 m2/org = 15
2 Ruang Sekretaris NAD 12 - 15 m2/orang 1 orang 15 m2
m2
Ruang 1 org x 15 m2/org = 15
3 NAD 12 - 15 m2/orang 1 orang 15 m2
Bendahara m2
12 org x 6 m2/org = 72
m2
4 Ruang Staf TSS 6 m2/orang 12 orang Sirkulasi 30% 93,6 m2
= 72 m2+(72x30/100)=
93,6 m2
31 org x 1,4 m2/org =
43 m2
5 Ruang Rapat TSS 1,4 m2/orang 31 orang Sirkulasi 20% 77,7 m2
= 43 m2+(43x2/100)=
77,7 m2
6 Ruang Arsip A 9,72 m2

V-38
5 org x 3,8 m2/org =
7 Ruang Tunggu TSS 3,8 m2/orang 3 orang 19,4 m2
19,4 m2
8 Ruang CCTV A 4 orang 77,7 m2
9 cafetaria A 18 orang 38 m2
10 Dapur-pantry A 4 orang 16,2 m2
11 Gudang A 16,2 m2
4org x 2,5m2/or g=10
m2
Toilet = 2,5
4 orang Sirkulasi 30%
m2/orang
=10 m2+(10x30/100)=
13 m2
4org x 0,9m2/org =3,6
m2
Urinoir = 0,9
12 Toilet Pria NAD 4 orang Sirkulasi 30% 24,18 m2
m2/orang
=3,6 m2+(3,6x30/100)=
4,68 m2
2org x 2,5 m2/org = 5
m2
Westafel = 2,5
2 orang Sirkulasi 30%
m2/orang
=5m2+(5 x 30/100)=
6,5 m2
4org x 2,5m2/or g=10
m2
Toilet = 2,5
4 orang Sirkulasi 30%
m2/orang
=10 m2+(10x30/100)=
13 Toilet Wanita NAD 13 m2 19,5 m2
2org x 2,5m2/or g=5 m2
Westafel = 2,5 Sirkulasi 30%
2 orang
m2/orang =5 m2+(5x30/100)= 6,5
m2
Jumlah 304,2 m2
Sirkulasi 40 % 121,6 m2
Total 425,8 m2

Tabel 5.6 Area Fungsi Rekreatif/Komersial

No Ruang Sumber Standar Kapasitas Perhitungan Luas


1 Lobby NAD 0,8 – 2 m2/orang 190 orang 190 org x 0,8 m2/org = 258,4 m2
152 m2

V-39
Sirkulasi 70%
= 152m2+
(152x70/100)= 258,4
m2
190 org x 1,4 m2/org =
266 m2
Sirkulasi 50%
2 Galeri Tetap NAD 1,4 m2/orang 190 orang 311 m2
= 266
m2+(266x70/100)= 311
m2
3 Galeri Sewa A 190 orang 207 m2
2
8 unit x 51,84 m /toko
= 414,72 m2
Sirkulasi 20%
4 Retail Sewa NAD 51,84 m2/toko 8 unit 497,6 m2
= 414,72
m2+(414,72x20/100)=
497,6 m2
1 unit x 51,84 m2/toko
= 51,84 m2
Merchandise
5 NAD 51,84 m2/toko 1 unit Sirkulasi 20% 62,2 m2
Shop
= 51,84 m2 + (51,84 x
20/100) = 62,2 m2
Ruang Penjualan
6 A 2 orang 12 m2
Tiket
7 Pos Cek Tiket A 2 orang 12 m2
Pusat Informasi
8 A 2 orang 12 m2
Wisata
Ruang Persiapan
9 A 51 m2
Pameran
38 org x 0,85 m2 =
10 Mushalla NAD 0,85 m2/orang 38 orang 32,3 m2
32,3 m2
2 unit x 43,6 m2 = 87,2
11 Toilet Lt 1 NAD 43,6 m2/unit 2 unit 2
87,2 m2
m
2 unit x 43,6 m2 = 87,2
12 Toilet Lt 2 NAD 43,6 m2/unit 2 unit 87,2 m2
m2
13 Bioskop NAD 0,5 m2/kursi 190 orang 190 org x 0,5 m2/kursi 246 m2
= 95 m2
Sirkulasi 30%
= 95 m2 + (95 x
30/100) = 123 m2
2 unit bioskop

V-40
2 unit x 123 m2= 246
m2
14 Ruang Proyektor A 2 orang 38,8 m2
15 Gudang Bioskop A 50 m2
4org x 2,5m2/or g=10
m2
Toilet = 2,5
16 Toilet Bioskop NAD 2
4 orang Sirkulasi 30% 13 m2
m /orang
=10 m2+(10x30/100)=
11 m2
38org x 1,7m2/or
g=64,6m2
Area makan = Sirkulasi 30%
2
38 orang
1,5-1,7 m /orang =64,6
m2+(64,6x30/100)= 84
m2
6 org x 1,9m2/or g =
11.4 m2
17 Resto/Cafe TSS Area Bar = 1,7- Sirkulasi 30% 102,4 m2
6 orang
1,9 m2/orang =11,4
m2+(11,4x30/100)=
14,8 m2
4 org x 0,7m2/or g =
2,8 m2
Dapur = 0,7
4 orang Sirkulasi 30%
m2/orang
=2,8 m2+(2,8x30/100)=
3,64 m2
Edutainment
18 A 38 orang 272 m2
Center
19 Gudang A 9,72 m2
Ruang Observasi
20 A 1 unit 155 m2
Terowongan
Jumlah 2298,2 m2
Sirkulasi 40% 919,3 m2
Total 3217,5 m2

Tabel 5.7 Area Pelatihan Teori

No Ruang Sumber Standar Kapasitas Perhitungan Luas


1 Ruang Registrasi A 2 orang 12 m2
2 Ruang TSS 3,7 m2/orang 8 orang 8 org x 3,7 m2/org = 38,4 m2
Administrasi 29,6 m2
Sirkulasi 30%

V-41
= 29,6 m2+(29,6
x30/100 = 38,4 m2
10 org x 1,8 m2/org =
18 m2
Sirkulasi 10%
3 Ruang Kelas NAD 1,8 m2/orang 13 orang 158,4 m2
= 18 m2+(18x10/100 =
19,8 m2
8 unit kelas
8 x 19,8 m2 = 158,4 m2
2 org x 3,7 m2/org =
7,4 m2

Ruang Klub Sirkulasi 30%


4 TSS 3,7 m2/orang 2 orang 28,86 m2
Diving = 7,4 m2+(7,4 x30/100
= 9,62 m2
3 unit klub
3 x 19,24 m2= 28,86 m2
10 org x 3,7 m2/org =
37 m2
Sirkulasi 30%
5 Ruang Instruktur TSS 3,7 m2/orang 10 orang 40,7 m2
= 37 m2+(37 x30/100 =
40,7 m2

6 org x 1,8 m2/org =


10,8 m2
Sirkulasi 20%
6 Perpustakaan TSS 1,8 m2/orang 6 orang 12,96 m2
= 10,8 m2+(10,8
x20/100 = 12,96 m2

38 org x 1,5 m2/org =


57 m2
20 % x
2
Sirkulasi 20%
7 Cafetaria TSS 1,5-1,7 m /orang 190 = 38 68,4 m2
= 57 m2+(57 x20/100 =
orang
68,4 m2

4 org x 0,7m2/or g =
2,8 m2
8 Dapur TSS 0,7 m2/orang 4 orang Sirkulasi 30% 3,64 m2
=2,8 m2+(2,8x30/100)=
3,64 m2
9 Toilet Pria NAD Toilet = 2,5 51,8 m2 51,8 m2

V-42
m2/orang
Toilet = 2,5
10 Toilet Wanita NAD 51,8 m2 51,8 m2
m2/orang
11 Gudang A 12 m2
Jumlah 332,3 m2
Sirkulasi 40% 133 m2
Total 465,3 m2

Tabel 5.8 Area Kolam Latihan Panjang

No Ruang Sumber Standar Kapasitas Perhitungan Luas


25 x 50 m = 1250 m2
Sirkulasi 20 %
1 Kolam Renang FINA 25 x 50 m 1 unit = 1250 m2+(1250 1500 m2

x20/100 = 1500 m2
190 org x 0,54 m2/org
= 102,6 m2
Sirkulasi 30%
2 Tribun Penonton SNI 0,54 m2/orang 190 orang 133,3 m2
= 102,6
m2+(102,6x30/100 =
133,3 m2
Ruang Sewa
3 A 27 m2
Alat
4 Gudang Alat A 27 m2
5 Ruang P3K A 27 m2
18 org x 1,5 m2/org =
27 m2
20 % x
Sirkulasi 20%
6 Caferataria TSS 1,5-1,7 m2/orang 190 = 38 2
32,4 m2
= 27 m +(27 x20/100 =
orang
32,4 m2

4 org x 0,7m2/or g =
2,8 m2
7 Dapur TSS 0,7 m2/orang 4 orang Sirkulasi 30% 3,64 m2
=2,8 m2+(2,8x30/100)=
3,64 m2
8 Ruang Ganti NAD Ruang Ganti = 38 orang 38 org x 1,25m2/or g = 71,75 m2
Pria 1,25 m2/orang 47,5 m2
Sirkulasi 10%
=47,5m2+(47,5x10/100
)= 52,3 m2

V-43
6 org x 2,5m2/or g = 15
m2
Kamar mandi =
6 orang Sirkulasi 30%
2,5 m2/orang
=15m2+(15x30/100)=
19,5 m2
38 org x 1,25m2/or g =
47,5 m2
Ruang Ganti =
38 orang Sirkulasi 10%
1,25 m2/orang
=47,5m2+(47,5x10/100
Ruang Ganti )= 52,3 m2
9 NAD 71,75 m2
Wanita 6 org x 2,5m2/or g = 15
m2
Kamar mandi =
6 orang Sirkulasi 30%
2,5 m2/orang
=15m2+(15x30/100)=
19,5 m2
10 Ruang Jemur A 25 m2
Jumlah 1818,8 m2
Sirkulasi 30 % 545,6 m2
Total 2364,4 m2

Tabel 5.9 Area Kolam Latihan Dalam

No Ruang Sumber Standar Kapasitas Perhitungan Luas


14,4 x 14,4 m = 207,36
m2
1 Kolam Renang A 14,4 x 14,4 m 1 unit Sirkulasi 20 % 248,8 m2
= 207,36 m2+(207,36
x20/100 = 248,8 m2
Ruang Sewa
2 A 27 m2
Alat
3 Gudang Alat A 27 m2
4 Ruang P3K A 27 m2
38 org x 1,25m2/or g =
47,5 m2
Ruang Ganti =
38 orang Sirkulasi 10%
1,25 m2/orang
=47,5m2+(47,5x10/100
Ruang Ganti )= 52,3 m2
5 NAD 77,75 m2
Pria 6 org x 2,5m2/or g = 15
m2
Kamar mandi =
6 orang Sirkulasi 30%
2,5 m2/orang
=15m2+(15x30/100)=
19,5 m2

V-44
38 org x 1,25m2/or g =
47,5 m2
Ruang Ganti =
38 orang Sirkulasi 10%
1,25 m2/orang
=47,5m2+(47,5x10/100
Ruang Ganti )= 52,3 m2
6 NAD 77,75 m2
Wanita 6 org x 2,5m2/or g = 15
m2
Kamar mandi =
6 orang Sirkulasi 30%
2,5 m2/orang
=15m2+(15x30/100)=
19,5 m2
Jumlah 428,3 m2
Sirkulasi 30% 144,7 m2
Total 573 m2

Tabel 5.10 Area Kolam Latihan Simulasi Laut

No Ruang Sumber Standar Kapasitas Perhitungan Luas


28,8 x 50,4 m =
1421,28 m2
Sirkulasi 20 %
1 Kolam Renang A 28,8 x 50,4 m 1 unit = 1421,28 1705,5 m2

m2+(1421,28 x 20/100
= 1705,5 m2
2 Coffe Shop A 38 orang 103 m2
3 Tempat Istirahat A 38 orang 103 m2
Jumlah 1911,5 m2
Sirkulasi 30% 573,4 m2
Total 2484,9 m2

Tabel 5.11 Area Pelayanan Teknis

No Ruang Sumber Standar Kapasitas Perhitungan Luas


3org x 3,7 m2/org =
11,1 m2
Ruang Administrasi
1 TSS 3,7 m2/orang 3 orang Sirkulasi 30% 14,43 m2
Pegawai
= 11,1 m2+(11,1
x30/100 = 14,43 m2
2 Ruang Pegawai Pria NAD 31 org x 1,25m2/or g = 62 m2
38,7 m2
Ruang Ganti =
31 orang Sirkulasi 10%
1,25 m2/orang
=38,5m2+(38,5x10/100
)= 42,5 m2
Kamar mandi 6 orang 6 org x 2,5m2/or g = 15

V-45
m2
Sirkulasi 30%
= 2,5 m2/orang
=15m2+(15x30/100)=
19,5 m2
31 org x 1,25m2/or g =
38,7 m2
Ruang Ganti =
31 orang Sirkulasi 10%
1,25 m2/orang
=38,5m2+(38,5x10/100
Ruang Pegawai )= 42,5 m2
3 NAD 62 m2
Wanita 6 org x 2,5m2/or g = 15
m2
Kamar mandi
6 orang Sirkulasi 30%
= 2,5 m2/orang
=15m2+(15x30/100)=
19,5 m2
31 org x 0,85 m2 =
4 Mushalla NAD 0,85 m2/orang 31 orang 26,4 m2
26,4 m2
3 unit
5 Ruang Kontrol A 51 m2/unit 1 orang 153 m2
3 x 51m2/unit = 153 m2
3 unit
6 Ruang Pompa A 51 m2/unit 1 orang 153 m2
3 x 51m2/unit = 153 m2
7 Ruang Filtrasi A 60 m2/unit 1 orang 116m2
8 Ruang Sand Filter A 60 m2/unit 1 orang 116m2
9 Ruang Ozonasi A 60 m2/unit 1 orang 116m2
10 Ruang Aerasi A 60 m2/unit 1 orang 116m2
Ruang Unit Reverse
11 A 60 m2/unit 1 orang 116m2
Osmosis
12 Reservoir Air Laut A 207,3 m2/unit 207,3 m2
13 Reservoir Air Tawar A 180 m2/unit 207,3 m2
Reservoir Air
14 A 129,6 m2/unit 129,6 m2
Limbah
Utilitas kolam
15 A 180 m2/unit 180 m2
renang
15 Ruang Genset A 51,8 m2/unit 3 orang 51,8 m2
16 Ruang AHU A 51,8 m2/unit 3 orang 51,8 m2
17 Gudang A 51,8 m2/unit 51,8 m2
Jumlah 1403,7 m2
Sirkulasi 30% 421,1 m2
Total 1824,8 m2

Tabel 5.12 Area Ruang Parkir

Mobil Pribadi
Standar : 12,5 – 14 (NAD)

V-46
Tiap mobil memuat 4-5 orang = 190/5
Maka perkiraan jumlah mobil = 38 buah

Luas area yang dibutuhkan untuk parkir mobil = 38 x 14 m2


= 532 m2
Bus rombongan
Standar : 28 m2 (NAD)
Tiap bus memuat 30 orang = 190/30
Maka diperkirakan jumlah bus = 7 buah

Luas area yang dibutuhkan untuk parkir bus = 7 x 28 m2


= 196 m2

Sepeda motor
Standar 2 m2
Tiap sepeda motor memuat 2 orang = 190/2
Maka diperkirakan jumlah sepeda motor = 95 buah
Luas area yang dibutuhkan untuk parkir sepeda motor = 95 x 2 m2
= 190 m2
Kebutuhan Parkir Pengelola
Disediakan Parkir untuk 10 mobil = 140 m2
Disediakan Parkir untuk 60 motor = 120 m2
Disediakan Parkir untuk 10 mobil servis = 140 m2
Kebutuhan Parkir Teknisi
Disediakan Parkir untuk 10 mobil = 140 m2
Disediakan Parkir untuk 36 motor = 72 m2
Jumlah keseluruhan area parkir yang dibutuhkan
Pengunjung :
532 m2 + 168 m2 + 190 m2 = 890 m2
Pengelola :
= 254 m2
140 m2 + 120 m2 + 140 m2
Teknisi :
= 212 m2
140 m2 + 72 m2

Jumlah = 1356 m2

Sirkulasi 50% = 686 m2


Total = 2042 m2

Tabel 5.13 Rekapitulasi besaran ruang

No Kelompok Ruang Besaran Ruang (m2)


1 Area Fungsi Perkantoran 425,8
2 Area Fungsi Rekreasi/komsersil 3217,5

V-47
3 Area Pelatihan Teori 465,3
4 Area Kolam Latihan Panjang 2364,4
5 Area Kolam Latihan Dalam 573
6 Area Kolam Latihan Simulasi Laut 2484,9
7 Area Pelayanan Teknis 1824,8
8 Area Ruang Parkir 2042
Total 13113,7

Tabel 5.14 Rekapitulasi besaran ruang lantai dasar

No Kelompok Ruang Besaran Ruang (m2)


1 Area Fungsi Perkantoran 425,8
Area Fungsi Rekreasi/komsersil
 Lobby
 Galeri Tetap 258,4
 Galeri Sewa 79,8
 Retail Sewa 90,4
 Merchandise Shop 497,6
2 62,2
 Ruang Penjualan Tiket
25
 Pos Cek Tiket 12
 Pusat Informasi Wisata 12
 Ruang Persiapan Pameran 51
 Mushalla 32,3
 Toilet 87,2
3 Area Utilitas Kolam Latihan Panjang 2364,4
4 Area Pelayanan Teknis 1824,8
5 Area Ruang Parkir 1758
Total 7580,9

Tabel 5.15 Rekapitulasi besaran ruang lantai 1

No Kelompok Ruang Besaran Ruang (m2)

Area Fungsi Rekreasi/komsersil


87,2
 Toilet Lt 2
246
 Bioskop
155
 Ruang Proyektor
50
 Gudang Bioskop
1 13
 Toilet Bioskop
102,4
 Resto/Cafe
272
 Edutainment Center
9,72
 Gudang

2 Area Kolam Latihan Panjang 2364,4


3 Area Pelatihan Teori 465,3
Total 3765,02

V-48
Tabel 5.16 Rekapitulasi besaran ruang lantai 2

No Kelompok Ruang Besaran Ruang (m2)


Area Kolam Latihan Simulasi Laut
1  Ruang Observasi Terowongan
155

Total 155

Tabel 5.17 Rekapitulasi besaran ruang lantai 3

No Kelompok Ruang Besaran Ruang (m2)

1 Area Kolam Latihan Dalam 573

Total 573

Tabel 5.18 Rekapitulasi besaran ruang lantai 4

No Kelompok Ruang Besaran Ruang (m2)

1 Area Kolam Latihan Simulasi Laut 2484,9

Total 2484,9

b. Penentuan Luas Lahan dan open space


Analisis penentuan luas lahan berdasarkan perbandingan Building
Coverage, luas lantai dasar dan luas open space, maka :
Total luas lahan terbangun (lantai dasar) = 7580,9 m2
Luas lahan tersedia = 3,5 Ha
Maka,
BC : OS = 40 : 60
OS = 60/40 x total luas lahan terbangun
OS = 60/40 x 7.580,9 m2
OS = 11.371 m2
Luas Site = 7.580,9 m2 + 11.371 m2
= 18.951,9 m2

L = BC + OS
35.000 = 7.580,9 + OS
OS = 35.000 – 7.580,9
OS = 27.419,1
BC : OS = 7.580,9 : 27.419
BC : OS = 20 : 80

V-49
Standar Building Coverage 40 : 60 tidak digunakan pada
perencanaan karena luas lahan yang digunakan dalam perencanaan hanya
18.951 m2 (1.8 Ha) dari total luas site 35.000 m2 ( 3,5 Ha) .
Jadi, Building Coverage yang digunakan yaitu 20 : 80 karena dari
total luas site yang ada, yaitu 35.000 m2 ( 3,5 Ha) area terbangun sebesar
7.580,9 m2 (0,75 Ha) dan ruang terbuka sebesar 27.419,1 m2 (2,7 Ha)
sehingga seluruh luas site digunakan dalam perencanaan.
5. Pengelompokan hubungan ruang
a) Ruang Fungsi Perkantoran

Gambar 5.39 Ruang Fungsi Perkantoran


Sumber :Analisis Penulis, 2017

b) Ruang Fungsi Rekreatif/Komersil

Gambar 5.40 Ruang Fungsi Rekreatif/Komersil


Sumber :Analisis Penulis, 2017

c) Ruang Pelatihan teori

V-50
d) Area kolam latihan panjang
Gambar 5.41 Ruang Pelatihan Teori
Sumber :Analisis Penulis, 2017

Gambar 5.42 Area Kolam Latihan Panjang


Sumber :Analisis Penulis, 2017
e) Area kolam latihan dalam

Gambar 5.43 Area Kolam Latihan Dalam


Sumber :Analisis Penulis, 2017
f) Area kolam latihan simulasi laut

Gambar 5.44 Ruang Kolam Latihan Simulasi Laut


Sumber :Analisis Penulis, 2017
g) Area Pelayan teknis

V-51
Gambar 5.45 Area Pelayanan Teknis
Sumber :Analisis Penulis, 2017

V-52
h) Area ruang parkir

Gambar 5.46 Area Ruang Parkir


Sumber :Analisis Penulis, 2017

6. Konsep bentuk dan tampilan bangunan


a. Bentuk dasar bangunan

Gambar 5.47 Bentuk Dasar Bangunan


Sumber :Analisis Penulis, 2017

Konsep bentuk dasar bangunan yang akan digunakan menghadirkan


bentuk yang dinamis, teratur, dan memberikan kesan unik serta menarik
bagi yang melihatnya. Pertimbangan pendekatan bentuk dasar pada
bangunan pusat pelatihan penyelaman menerapkan suatu hubungan

V-53
antara kegiatan yang di wadahi dalam bangunan. Bentukan ini tidak
hanya sebagai estetika tetapi juga sebagai respon terhadap konsep water
efficiency dan bentuk kolam peyelaman.
Adapun bentuk dasar yang akan diterapkan pada bangunan Pusat
Pelatihan Penyelaman di Wakatobi dengan Konsep Water Efficiency
adalah dengan menerapkan pendekatan analogi yang terinsprirasi dari
bentuk salah satu alat penyelaman yaitu snorkel.
Bentuk snorkel ini keseluruhannya akan dipadukan dengan bentuk
geometri yaitu persegi empat. Adapun pertimbangan penggunaan bentuk
dasar persegi adalah sebagai sebagai berikut:
1) Bentuk tapak
Bentuk tapak dalah persegi, bentuk tapak seperti ini memberikan
kemudahan dalam menentukan bentuk dasar bangunan. Akan tetapi
berdasarkan dengan bentuk tapak yang persegi, maka bentuk dasar
bangunan yang cocok adalah bentuk dasar persegi juga.
2) Efisiensi ruang
Fungsi bangunan ini adalah pusat pelatihan penyelaman dengan
berbagai fasilitas. Oleh karena itu perlu dipertimbangkan masalah
bentuk ruang di dalam bangunan agar memaksimalkan efisiensi
fungsi ruang. Bentuk ruang yang tingkat efisiensinya paling tinggi
adalah bentuk persegi. Bentuk seperti ini dapat mengurangi
kemungkinan terciptanya ruang ruang sisa yang dapat merugikan
karena tidak dapat digunakan. Bentuk dasar persegi juga merupakan
bentuk yang sesuai dengan tuntutan bentuk kolam pelatihan.
3) Water efficiency
Mempertimbangkan bentuk tapak yang persegi, maka bentuk
bangunan yang persegi pula yang dapat mengefisiensikan
penggunaan lahan. Dengan bentuk bangunan yang persegi maka
akan lebih banyak air hujan yang dapat ditampung karena luasan
atap lebih besar.
b. Tata massa bangunan

V-54
Gambar 5.48 Tata Massa Bangunan
Sumber :Analisis Penulis, 2017

Mengingat fungsinya sebagai tempat Pusat Pelatihan Penyelaman


yang memiliki beberapa fasilitas di dalamnya maka dipilih masa
bangunanan tunggal.
Adapun pertimbangan pengaturan tata massa bangunan Pusat
Pelatihan Penyelaman di Wakatobi dengan Konsep Water Efficiency
adalah sebagai berikut;
1) Pola perletakan masa disesuaikan dengan analisa pengolahan tapak.
2) Gubahan massa bangunan dirancang mengikuti pengelompokan
fungsi yang ada, yakni fungsi rekreatif-komersial, fungsi pelatihan
teori, dan fungsi pelatihan praktek kolam panjang dan kolam
simulasi laut.
3) Massa dirancang berbentuk kotak-kotak sederhana sesuai tuntutan
bentuk kolam.
c. Tampilan bangunan

V-55
Gambar 5.49 Tampilan Bangunan
Sumber :Analisis Penulis, 2017

Konsep yang akan diterapkan pada bentuk tampilan bangunan Pusat


Pelatihan Penyelaman adalah mengangkat bentuk-bentuk yang dinamis
dengan memperhatikan estetika untuk bangunan. Tampilan bangunan
akan mengacu pada bentuk alam yaitu akan mengekspresikan sifat-sifat
dari air untuk menampilkan fungsi dari bangunan pusat pelatihan
penyelaman.
Penerapan sifat air pada tampilan bangunan sebagai berikut:
1) Bentuk atap bangunan dirancang dengan prinsip-prinsip gelombang
air laut yang pergerakan naik dan turunnya air dengan arah tegak
lurus permukaan air laut yang membentuk kurva / grafik sinusoidal.

V-56
Gambar 5.50 Gelombang air
Sumber : Google Image, 2016
2) Tampilan fasad bangunan dirancang dengan konsep metafora
gelembung air. Preseden yang dirujuk adalah The Water Cube,
China. Material pada bangunan preseden adalah membran ETFE
yang dibuat rangkap pada suatu rangka baja dan di dalamnya diisi
udara bertekanan rendah sehingga membran tersebut menggembung.

Gambar 5.51 Gelembung air


Sumber : Google Image, 2016

3) Warna eksterior pada massa bangunan menggunakan warna biru


muda sehingga terlihat menyatu dengan langit dan laut serta untuk
menciptakan kesan sebagai suatu bangunan yang mewadahi kegiatan
yang berhubungan dengan laut yaitu kegiatan penyelaman.

Gambar 5.52 Biru laut


Sumber : Google Image, 2016

7. Konsep tata ruang dalam


a. Sirkulasi ruang dalam

V-57
Gambar 5.53 Sirkulasi Ruang Dalam
Sumber : Analisis Penulis, 2017
Pada bangunan Pusat Pelatihan Penyelaman, pengunjung yang
datang selain dapat menikmati fasilitas rekreatif/komersil, juga dapat
melakukan kegiatan pelatihan penyelaman. Sirkulasi yang digunakan
adalah sirkulasi yang dapat megarahkan pengunjung agar mudah
mengakses fasilitas dalam bangunan penyelaman tersebut. Jenis sirkulasi
yang digunakan adalah jenis sirkulasi linear. Terdapat 4 area dalam
pelatihan penyelaman yaitu;
a. Area Pelatihan teori
b. Area pelatihan kolam panjang
c. Area kolam latihan dalam
d. Area kolam latihan simulasi laut

b. Sistem Pencahayaan

V-58
Gambar 5.54 Pencahayaan
Sumber : Analisis Penulis, 2017
Dalam pencahayaan akan menggunakan dua macam pencahayaan
yang dapat dimanfaatkan pada perencanaan bangunan. Diantaranya
matahari sebagai sumber pencahayaan alami dan lampu sebagai sumber
pencahayaan buatan.
1) Pencahayaan buatan
a) Lampu fluorescent
Menggunakan jenis lampu fluorescent/TL untuk menghasilkan
cahaya yang merata sehingga ruang pada area ruang kelas,
ruang rapat, edutainment center dan ruang pameran ini
terkesan terang.

b) Lampu Luxspace

V-59
Pada lobby dan museum jenis lampu yang digunakan dapat
memakai lampu jenis Philips Luxspace yang hemat energi
sehingga dapat menghemat energi sebesar 30 %.
c) Lampu Sereno
Pada koridor dan ruang pengelola serta ruang kerja staf
yang membutuhkan cahaya lebih dalam melakukan kerjanya
sangat baik menggunakan lampu philips yang diberi nama
Sereno TL5, dimana memiliki tingkat efisiensi energi yang
tinggi lebih dari 75 % power saving.
d) Lampu Occuswitch
Pada ruang kontrol dan ruang mekanikal electrical sangat
baik menggunakan sumber penerangan jenis occuswitch yang
merupakan penerangan darurat yang otomatis mendeteksi
daerah-daerah yang kekurangan cahaya.
2) Pencahayaan buatan
Pencahayaan alami sangat dimaksimalkan pada ruang-ruang
tertentu untuk mendukung aktivitas yang terjadi di dalamnya.
Namun pada ruang inti seperti pada bioskop tidak mendapatkan
bukaan yang memungkinkan pencahayaan alami masuk ke dalam
ruangan karena dapat menyebabkan gangguan.
Akan tetapi pada ruang-ruang lainnya yang memungkinkan
masuknya cahaya alami dapat diberlakukan melalui bukaan jendela
dan atau penggunaan bahan transparan pada atap dan dinding
khususnya pada area kolam latihan panjang dan kolam latihan
simulasi laut. Untuk menghindari efek negatif sinar matahari
tersebut, dapat diatasi dengan cara :
a) Penggunaan overstage dan sunscreen untuk menghindari
penyinaran matahari yang berlebih dan efek silau.
b) Penggunaan tanaman sebagai filter panas dan cahaya
matahari.
8. Konsep sistem struktur

V-60
Gambar 5.55 Sistem Struktur
Sumber : Analisis Penulis, 2017
Analisis sistem struktur pada perencanaan Pusat Pelatihan Penyelaman di
Wakatobi adalah sebagai berikut :
1) Modul

Gambar 5.56 Modul


Sumber : Analisis Penulis, 2017
Modul yang digunakan pada perencanaan ini adalah modul yang
berbentuk grid, penentuan modul ini didasarkan pada pertimbangan
bentuk dasar bangunan dan sirkulasi dalam bangunan.

2) Upper Struktur

V-61
Gambar 5.57 Space frame
Sumber : Wilson Makgret, 2004 : 6
Bentuk bangunan utama persegi tidak hanya sebagai estetika tetapi
juga sebagai respon terhadap konsep Water Efficiency agar area
tangkapan air hujan bangunan lebih besar. Sehingga menggunakan sistem
struktur rangka ruang (space frame) dengan sistem mero dan
menggunakan material penutup membran ETFE. Material ini digunakan
selain menciptakan kesan juga karena material ini mampu digunakan
untuk finishing dinding yang menyerupai gelembung.
3) Super Struktur
Super struktur yang digunakan berupa struktur balok dan kolom
serta menggunakan dinding bata ringan. Struktur yang dibentuk dengan
cara meletakkan elemen kaku horisontal di atas elemen kaku vertikal.

Gambar 5.58 Super Struktur


Sumber : Schodek 1999, dalam Dian Ariestadi

Elemen horisontal (balok) memikul beban yang bekerja secara


transversal dari panjangnya dan menyalurkan beban tersebut ke elemen
vertikal (kolom) yang menumpunya. Kolom dibebani secara aksial oleh
balok, dan akan menyalurkan beban tersebut ke tanah.
4) Sub Struktur
Jenis sub struktur yang digunakan dalam perencanan Pusat
Pelatihan Penyelaman di Wakatobi dengan Konsep Water Efficiency ini
termasuk dalam kategori pondasi dangkal yaitu menggunakan struktur
pondasi telapak (strap footing).
Jenis pondasi ini biasa digunakan pada lapisan tanah yang relatif
padat dengan daya dukung tanah yang cukup besar. Kedua kaki pondasi
dihubungkan dengan balok yang kuat sehingga dapat membentuk suatu
kesatuan konstruksi pondasi gabungan, dengan demikian desakan yang
terjadi di bawah kedua kaki pondasi akan terbagi rata.

V-62
Gambar 5.59 Pondasi Telapak Jenis Strap Footing
Sumber : Gunawan Rudy, 1983

5) Struktur Kolam

Gambar 5.60 Struktur Kolam Renang


Sumber : Analisis Penulis, 2017
a) Struktur Kolam Renang
Struktur kolam renang dibuat dari rangka besi yang kemudian
dicor dengan beton. Dalam pengecoran bisa menggunakan
beton ready mix sehingga mutu beton dan kekuatannya terjamin.
Pada sisi – sisi kolam bagian luar berupa balok–balok yang
menahan dinding beton kolam agar tidak rubuh. sedangkan pada
bagian dasar kolam berupa balok – balok yang saling silang seperti
pondasi sarang laba–laba dan ditumpu dengan pile cap dan mini pile.

V-63
Gambar 5.61 Pondasi Kolam Renang
Sumber : Natalie Fajar 2015
b) Struktur Kolam Simulasi Laut
Kolam dirancang dengan diangkat ke atas untuk menyalurkan
beban lewat pondasi (bukan lewat plat lantai) agar mencegah
keretakan saat pergeseran tanah dan mencegah pecahnya ubin
pelapis kolam saat beban yang ditanggung dinding kolam berubah
(isi/kosong).

Gambar 5.62 Perbedaan Ketahanan Kolam


Sumber : Mia Jessica 2007
Pondasi memakai tipe point bearing (mencapai tanah keras) untuk
mencegah terjadinya efek tanah berpasir yang mengalami leukofaksi
(tanah membubur secara seketika dan seketika pula mengeras
kembali) pada saat gempa.
Struktur kolam laut memakai struktur rangka batang dimana
ruang-ruang di samping dapat digunakan sebagai jalur inspeksi dan
instalasi pemipaan. Material yang digunakan ialah beton bertulang
dengan semen khusus yang tahan terhadap air laut.

V-64
Gambar 5.63 Struktur Rangka Batang
Sumber : Mia Jessica 2007
Berdasarkan studi preseden, penenggunaan struktur dan
penempatan utilitas ini seperti yang diterapkan pada Ring of Fire
Aquarium Osaka:

Gambar 5.64 Contoh Denah (Ring of Fire Aquarium Osaka)


Sumber : Mia Jessica 2007
Keterangan :
3-15 akuarium (giant tank)
19 life support-filter dan mesin-mesin lain
A-E fungsi penerima.

V-65
Gambar 5.65 Contoh Potongan (Ring of Fire Aquarium Osaka)
Sumber : Mia Jessica 2007
Penempatan ruang utilitas pada bangunan ini diletakkan pada
bagian bawah kolam, dan besarnya hampir sebesar luas akuarium.
c) Terowongan Observasi
Struktur terowongan dibuat terpisah dari bangunan. Hal ini untuk
menghindari kerusakan pada terowongan yang tidak berdampak pada
bangunan.

Gambar 5.66 Jenis-jenis tunnel Acrylic


Sumber : Acrylic tunnel profiles
Untuk struktur pemikul digunakan beton bertulang, dan sebagai
terowongan setengah lingkaran digunakan material dari bahan acrylic
dengan ketebalan 60 cm sampai 80 cm.
Berdasarkan studi preseden, penenggunaan terowongan obervasi
ini seperti yang diterapkan pada y-40 deep joy.

V-66
9. Konsep utilitas dan perlengkapan bangunan
a) Sistem jaringan air laut

Gambar 5.67 Jaringan Air LAut


Sumber : Analisis Penulis, 2017
Adapun instalasi pengolahan air laut adalah sebagai berikut:
1) Overflow
Zat-zat busuk atau racun yang larut dalam air dialirkan melalui pipa
‘overflow’ diteruskan ke filter/penyaringan atau dibuang. Selain itu
dapat ditambahkan pipa lain yang lebih tinggi dari pipa ini, untuk
menjaga bila terjadi banjir. Tangki dilengkapi dengan pipa
pembuangan di dasarnya, ditambah penyaringan.
2) Pemipaan
Terbuat dari bahan nonkorosif (misal PVC). Untuk sirkulasi
keseluruhan dipakai pompa, bukan sistem gravitasi karena ada
pertimbangan ekonomis dalam pembuatan struktur bangunan. Pipa
pengisi diletakkan pada dasar wadah agar cepat melenyapkan
organisme yang mati atau kotoran.

3) Filter/penyaring
Pada sistem tertutup dipakai penyaring pasir dan koral untuk
menyaring kotoran dan benda-benda yang tidak diinginkan.

V-67
Kemudian dimasukkan dalam bagian ionisasi dan ozonisasi untuk
membunuh penyakit dan parasit tetapi tidak membunuh plankton
yang dibutuhkan oleh biota laut. Idealnya, output dari sistem filter
ini harus cukup menjamin kebutuhan perputaran air setiap satu atau
dua jam.
4) Aerasi / pengudaraan
Untuk menjaga kadar oksigen, dilakukan proses ini, bersamaan
dengan masuknya air dari filter ke bak penampungan. Air tidak boleh
berhenti berputar, harus dapat menyerap Oksigen dalam jumlah besar
dan harus bebas dari minyak dan karbondioksida. Sebuah pompa
dibutuhkan dalam proses aerasi ini. Dapat berupa pompa membran
atau lebih baik pompa piston.
5) Pengaturan suhu
o
Temperatur ikan biota air laut: +/-27 C. Air pada umunya
dipanaskan oleh tabung kaca yang mengandung elemen pemanas
listrik. Disamping peraturan daya listrik sebanyak 100 watt per 100
liter air, disarankan penggunaan thermostat dalam sistem pemanas.
Untuk penyimpanan air laut dari pengolahan air laut, Air laut
tersebut akan disimpan dalam reservoir air laut dan kemudian
didistribusikan ke kolam laut dalam dan kolam simulasi laut.
Berikut perhitungan kebetuhan air laut bangunan Pusat Pelatihan
Penyelaman:
 Kolam latihan dalam:
P = 14,4 m
L = 14,4 m
T = 6m
Kebutuhan air laut kolam latihan dalam
K1 = P x L x T
K1 = 14,4 x 14,4 x 6
K1 = 1.244,16 m3
= 1.244.160 liter
 Kolam latihan simulasi laut:
P = 50 m
L = 25 m
T = 20 m
Kebutuhan air laut kolam latihan simulasi laut

V-68
K2 =PxLxT
K2 = 50 x 25 x 20
K2 = 25.000 m3
= 25.000.000 liter
 Total Kebutuhan air laut :
KT = K1 + K2
KT = 1.244.160 + 25.000.000
KT = 26.244.160 liter

b) Sistem jaringan air bersih

Gambar 5.68 Jaringan Air Bersih


Sumber : Analisis Penulis, 2017
Pengadaan air bersih pada fasilitas ini berasal dari pemanfaatan air
laut. Air laut digunakan karena letak fasilitas yang dekat dengan sumber
air laut dan juga sebagai alternatif sumber air selain air tanah.
Dalam sistem pengolahan ini menggunakan sistem desalinasi
osmosis balik (reverse osmosis). Teknologi osmosis balik dipilih menjadi
teknologi dalam pengolahan air laut pada projek Pusat Pelatihan
Penyelaman karena teknologi ini dinilai paling efisien daripada teknologi
desalinasi lainnya. Selain konsumsi energi yang kecil, teknologi ini
memiliki metode pengoperasian yang mudah dan dapat dilakukan pada
suhu kamar serta mudah jika akan memperbesar kapasitas.

V-69
Prinsip dasar osmosis adalah, apabila terdapat larutan dengan
konsentrasi rendah (air tawar) dan konsentrasi tinggi (air asin) dipisahkan
oleh membran semi permeable, maka larutan dengan konsentrasi yang
rendah akan terdifusi melalui membran sampai ke dalam larutan
konsentrasi tinggi sampai terjadi kesetimbangan konsentrasi. Jika pada
suatu sistem osmosis diberikan tekanan yang lebih besar dari tekanan
osmosisnya, maka aliran akan berbalik yakni dari air asin ke air tawar
melalui membran semi permeable, sedangkan garamnya tetap tertinggal
di dalam larutan garamnya menjadi larutan yang lebih pekat.
Sebelum masuk ke dalam penyaringan dengan sistem reverse
osmosis, air laut terlebih dahulu masuk ke dalam tahap prefilter. Tahap
prefilter ini berfungsi untuk memfilter air dari endapan material padat,
warna, dan bau pada air. Untuk penyimpanan air bersih dari pengolahan
air laut, air bersih tersebut akan disimpan dalam reservoir air bersih dan
kemudian didistribusikan ke bangunan dan kolam latihan panjang.
Proses pengolahan air laut menggunakan teknologi reverse osmosis
yang akan diterapkan pada Pusat Pelatihan Penyelaman adalah sebagai
berikut :

Gambar 5.69 Skema Sistem Pengolahan Air Laut


Sumber : Natalie Fajar 2015

Berikut perhitungan kebetuhan air bersih pada bangunan Pusat


Pelatihan Penyelaman:

V-70
1) Perhitungan kebutuhan air bersih bangunan
P = pengguna (273 org)
A = air bersih 10 liter/org/hari (Ditjen Cipta Karya 2000)
Kebutuhan air dalam 1 hari:
PxA
K=
24
273 x 10 2730
K= = =113,75
24 24
= 113,75 liter/hari
2) Perhitungan kebutuhan air kolam renang panjang
K =PxLxT
= 50 x 25 x 2
= 2500 m3
= 2.500.000 liter
3) Perhitungan kebutuhan air cadangan dari PDAM
P = pengguna (273 org)
A = air bersih 10 liter/org/hari (Ditjen Cipta Karya 2000)
T1 = waktu terpadat dari jam (6.00-7.30)
T2 = waktu terpadat dari jam (17.00-18.30)
Kebutuhan air dalam 1 jam:
PxA
K=
24
273 x 10 2,730
K= = =113,75
24 24
K = 113,75 liter/hari
Kebutuhan air terpadat:
KT = 1,5 (3 x K)
= 1,5 (3 x 113,75)
= 511,87 liter/hari
Jadi total Kebutuhan air dalam sehari adalah:
KTKA = K (24 + KT)
= 113,73(24 + 511,87)
= 60944 liter/hari
4) Perhitungan kebutuhan statis dan pemadam kebakaran 20%
K3 = 20% x K
= 20% x 113,75
= 22,75 liter
5) Perhitungan Kebutuhan air akibat kebocoran 20%
K = 20% x K1
= 20% x 113,75
= 22,75 liter
6) Total Kebutuhan air bersih bangunan

V-71
KT = K1 + K2 + K3 + K4 + K5
= 113,75 + 2.500.000 + 60944 + 22,75 + 22,75
= 2.561.103 liter
= 2561,103 m3
Berdasarkan studi preseden, aplikasi teknologi reverse osmosis ini
pernah dilakukan di Desa Sungai Lumpur, Kecamatan Cengal,
Kabupaten Oki, Provinsi Sumatra Selatan. Pada aplikasi tersebut
teknologi reverse osmosis mampu mengolah air hingga 10.000 liter per
hari. Seluruh rangkaian alat jika disusun memerlukan ruangan sebesar ±
60 m2.

Gambar 5.70 Teknologi reverse osmosis


Sumber : Dokumen Idaman Said, Nusa. 2003

c) Sistem Pengolahan air limbah

Gambar 5.71 Skema Pengolahan Air Limbah


Sumber : Analisis Penulis, 2017
1) Greywater

V-72
Greywater akan diolah untuk digunakan kembali dengan
pengolahan limbah cair yaitu Ecotech Garden (EGA) atau taman
sanita. Ecotech Garden (EGA) adalah salah satu teknologi alternatif
pengolahan air selokan dengan menggunakan tanaman hias air. N &
P cemar; BOD, COD, Detergent, Bakteri patogen, serta
menghilangkan bau dan menjernihkan air.
Pada umumnya kisaran air limbah ditentukan berkisar 60-70 %
(Metcalf & Eddy, 1991) dari banyaknya air bersih yang dibutuhkan.
Berikut perhitungan kebetuhan air limbah (greywater) pada
bangunan Pusat Pelatihan Penyelaman:
Qr = 60% x Q air bersih
= 60% x 2561,103
= 1537 m3

2) Blackwater
Disposal padat yang berasal dari WC di salurkan ke septictank
melalui pipa yang tertanam di dalam tanah dan berakhir pada area
peresapan.
d) Utilitas kolam laut

Gambar 5.72 Skema Pembersihan Kolam Laut


Sumber : Analisis Penulis, 2017

V-73
Sistem pembersihan air pada kolam laut menggunakan prinsip
pengolahan air pada akuarium air laut. Pada prinsipnya air akan
bersirkulasi dan mengalami penjernihan dari zat buangan dan makhluk
hidup dalam kolam, sekitar 20% air akan berputar setiap harinya.
Adapun skema pembersihan air pada kolam air laut adalah sebagai
berikut:
1) 20 % air dari kolam laut akan di jernihkan.
2) Air laut dimasukan dalam filter untuk menyaring kotoran dan benda-
benda yang tidak diinginkan.
3) kemudian air yang sudah jernih tetapi masih mengandung bakteri
penyakit dimasukan ke dalam contact tank untuk dicampur dengan
ozon (ozonisasi).
4) Untuk menjaga kadar oksigen, dilakukan proses aerasi, bersamaan
dengan masuknya air dari filter ke bak penampungan.
5) Selanjutnya air yang telah melaui proses aerasi akan di pompa
menuju kolam air laut kembali.
6) Dalam prosesnya, air laut yang telah mengalami proses pembersihan
4-5 kali akan dibuang kembali kelaut dan digantikan dengan air laut
yang baru yang telah menjalani proses penjernihan.
e) Utilitas kolam renang

Gambar 5.73 Skema Pembersihan Kolam renang


Sumber : Analisis Penulis, 2017

V-74
Adapun skema pembersihan air pada kolam renang adalah sebagai
berikut:
7) 20 % air dari kolam renang akan dijernihkan.
8) Air dimasukan dalam bak penampung.
9) kemudian air dimasukan ke dalam bak sand filter .
10) Selanjutnya air yang telah melaui proses sand filter akan di pompa
menuju kolam tanaman untuk dijernikan secara alami.
11) Selanjutnya air yang telah melaui proses penjernihan akan di pompa
menuju kolam tanaman dan sebagian digunakan untuk menyiram
tanaman.
12) Dalam prosesnya, air kolam renang yang telah mengalami proses
pembersihan 4-5 kali akan dibuang kolam taman dan digantikan
dengan air yang baru yang telah menjalani proses penjernihan.
f) Perlengkapan air efisiensi tinggi
Penghematan air pada bangunan dapat dilakukan dengan
memasang fitur air efisiensi tinggi pada bangunan.

Tabel 5.13 Fitur Air Efisiensi Tinggi


Kapasitas Keluaran
Alat Keluaran Air
Air

WC Flush Valve < 6 liter/flush

WC Flush Tank < 6 liter/flush

Urinal Flush
< 4 liter/flush
Valve/Peturasan

Keran Westafel/lavatory < 8 liter/flush

V-75
Keran Tembok < 8 liter/flush

Shower < 9 liter/flush

(Sumber: GBC Indonesia)


g) Sistem penghawaan bangunan
1) Penghawaan alami
 Mengoptimalisasi bukaan dengan jendela dan ventilasi
 Penempatan vegetasi pada area bukaan sebagai penyaring udara
yang hendak masuk ke dalam ruangan.
2) Penghawaan buatan
 Menggunakan air conditioner (AC) yang didistribusikan pada
tiap ruang yang membutuhkan.
h) CCTV dan Sistem Keamanan
CCTV ini dapat bekerja 24 jam sesuai dengan kebutuhan. Setiap
gambar dapat ditayang-ulang pada posisi waktu yanng diinginkan oleh
operator. Karena bersifat rahasia, maka peletakan kamera dan tempat
tempat monitor diatur oleh bagian sekuriti.

Dalam sistem ini, peralatan yang diperlukan:


1) Kamera, Gambar 5. 74 Sistem penyusun CCTV
2) Monitor/televisi, Sumber : Taufan, 2016
3) Kabel koaxial
4) Timeplaps video recotder, dan
5) Ruangan sekuriti; ruangan yang dipasangi monitor-monitor dan
dilengkapi fasilitas AC, toilet serta Penerangan Tersendiri
i) Sistem Pencegahan Kebakaran Bangunan

V-76
Pencegahan bahaya kebakaran pada Pusat Pelatihan Penyelaman di
Wakatobi ini di atasi dengan:
1) Pencegahan pasif:
a) Penempatan tangga darurat
2) Pencegahan aktif:
b) Alat deteksi asap (smoke detector)
c) Sprinkler
d) Fire hydrant system
3) Penggunaan material yang tahan api
j) Sistem Komunikasi pada Bangunan
Sistem telekomunikasi yang di gunakan adalah:
1) Menggunakan fasilitas telepon, di perlukan sistem panel-panel
terminal telepon melalui PABX (Private Automatic Branch
Exchange)/ penggunaan terminal utama menuju titik-titik yang di
perlukan. Penggunaan fasilitas telepon yang di dukung dengan kabel
internet dan WIFI untuk mengakses internet.
2) Sistem telepon umum bagi pengunjung.
k) Sistem Akustik pada Ruang Theater
Sistem akustik pada ruang theater menggunakan bahan penyerap
bunyi. Pada dinding menggunakan lapisan dengan bahan berpori yang
dapat menyerap bunyi, seperti: akustik panel, soft board, glass wol, serta-
serta kayu, ubin selulosa, dan karpet.

Gambar 5.75 Glass wol


Sumber : fisika bangunan, 2016

l) Sistem Transportasi
Sistem transportasi yang di gunakan di dalam bangunan
menggunakan sistem transportasi vertikal Lift dan Tangga.
m) Sistem Sampah pada Bangunan
Sampah yang berupa bahan padat dikumpulkan, kemudian dibuang
menuju bak sampah. Sampah yang dikumpulkan pada bak sampah dan
ditempatkan pada titik tertentu diangkat oleh cleaning service ke bak

V-77
penampungan sementara yang selanjutnya akan diangkut oleh mobil
sampah untuk dibuang pada tempat pembuangan akhir.
n) Sistem Elektrikal
Sumber listrik yang di gunakan adalah PLN dengan cadangan
energi dari genset, dan Solar Cell. Pendistribusian menggunakan pipa
yang di bedakan dengan pipa air.
Sistem kerja jaringan adalah:
1) Sambungan energi listrik dari PLN masuk ke ruang elektrikal yang
di dalamnya terdapat travo yang berfungsi menurunkan tegangan
yang tinggi ke tegangan konsumen (220/380 volt), listrik dari travo
di alirkan ke panel listrik.
2) Setelah melewati meteran KWH dan sistem ATS (Automatic
Transfer Switch), yang mentransformasikan aliran listrik dari genseet
secara otomatis pabila terjadi pemadaman dari listrik panel
didistribusikan pada setiap lantai bangunan.
3) Kemudian dari panel-panel distribusi dihubungkan dengan meteran
KWH.
4) Pemasangan kabel utama berada diatas plafond sedangkan kabel
cabang ditanam pada tembok.
o) Sistem Penangkal Petir
Sistem penangkal petir di gunakan pada bangunan guna
melindungi dari bahaya ledakan dan kebakaran yang di timbulkan oleh
sambaran petir. Pada bangunan ini menggunakan sistem penangkal petir
sistem tongkat Franklin (Franklin Rod).

V-78

Anda mungkin juga menyukai