Tugas 2018 Makalah Farmakologi
Tugas 2018 Makalah Farmakologi
OBAT LEPRA
Ilham Wijaya Y. (201502043)
Ulfi Irma Syahri (201502053)
Program Studi S1 Keperawatan Stikes St Fatimah Mamuju
PENDAHULUAN
Penyakit lepra atau kusta telah turun menurun, dari kutukan atau dari dosa
menyerang manusia sepanjang sejarah. (Depkes RI 2015).
Banyak para ahli percaya bahwa tulisan Kemoterapi kusta dimulai tahun
pertama tentang kusta muncul dalam 1949 dengan DDS sebagai obat tunggal
sebuah dokumen Papirus Mesir ditulis (monoterapi DDS). DDS harus diminum
sekitar tahun 1550 SM. Sekitar tahun 600 selama 3 – 5 tahun untuk PB dan 5 – 10
SM ditemukan sebuah tulisan berbahasa tahun untuk MB, bahkan seumur hidup.
India menggambarkan penyakit yang Kekurangan monoterapi DDS adalah
menyerupai kusta. Di Eropa, kusta pertama terjadinya resistensi, timbulnya kuman
kali muncul dalam catatan Yunani kuno persistens serta terjadinya pasien defaulter.
setelah tentara Alexander Agung kembali Pada tahun 1964, dtemukan resistensi
dari India. Kemudian di Roma pada 62 SM terhadap DDS. Oleh sebab itu, pada tahun
bertepatan dengan kembalinya pasukan 1982, WHO merekomendasikan
Pompei dari Asia kecil (Depkes RI, 2015). pengobatan kusta dengan Multy Drug
Pada tahun 1873, Dr Gerhard Therapy (MDT) untuk tipe PB maupun MB
Armauer Henrik Hansen adalah orang (Depkes RI, 2012).
pertama yang mengidentifikasi kuman yang Makalah ini membahas tentang
menyebabkan penyakit kusta di bawah konsep dasar penyakit lepra atau kusta atau
mikroskop. Penemuan Mycobacterium Morbus Hansen, dan tinjauan
leprae membuktikan bahwa kusta farmakologinya.
disebabkan oleh kuman, dan demikian tidak
menurut WHO adalah sebagai berikut Deformitas Proses Terjadi pada tahap
terjadi lebih lanjut
(Depkes RI, 2012):
cepat
Tabel 1. Tanda Utama Kusta pada Tipe
PB dan MB Ciri-ciri - Madarosis, hidung
Tanda utama PB MB khas pelana, wajah
Bercak kusta Jumlah 1 Jumlah > singa,
–5 5 ginekomastia
Penebalan saraf tepi Hanya 1 Lebih dari (pada laki-laki)
disertai gangguan saraf 1 saraf Sumber: Depkes RI (2012), Hal. 73
fungsi (mati rasa dan 4. Diagnosis
atau kelemahan otot,
Untuk menegakkan diagnosis
di daerah yang
penyakit kusta perlu dicari tanda-tanda
dipersarafi saraf yang
bersangkutan) utama (cardinal signs), yaitu (Depkes RI,
Kerokan jaringan kulit BTA BTA 2012):
negatif positif
a. Kelainan (lesi) kulit yang mati rasa.
Sumber: Depkes RI (2012), Hal: 73
Kelainan kulit/lesi dapat berbentuk
bercak putih (hipopigmentasi) atau
Bila salah satu dari tanda utama
kemerahan (eritema) yang mati rasa.
MB ditemukan, maka pasien
b. Penebalan saraf tepi yang disertai
diklasifikasikan sebagai kusta MB. Tanda
dengan gangguan fungsi saraf.
lain yang dapat dipertimbangkan dalam
Gangguan fungsi saraf ini merupakan
penentuan klasifikasi penyakit kusta
akibat dari peradangan saraf tepi
adalah sebagai berikut:
(neuritis perifer) kronis. Gangguan
fungsi saraf bisa berupa:
Tabel 2. Tanda Lain untuk Klasifikasi Kusta
DAFTAR PUSTAKA
Depkes RI, (2012). Pedoman nasional program pengendalian penyakit Kusta. Jakarta:
Kementrian Kesehatan RI. Diakses dari: https://www.medbox.org/pedoman-nasional-program-
pengendalian-kusta/download.pdf (Tanggal 10-06-2018 [19.30 WITA]).
__________, (2015). Infodatin Kusta – Pusat data dan informasi Kementrian Kesehatan
Republik Indonesia. Jakarta; Kemenkes RI. Diakses dari:
http://www.depkes.go.id/download.php?file=download/pusdatin/infodatin/infodatin_kusta.pdf
(Tanggal 11-06-2018 [22.30 WITA]).
Kusumastanto, V.A. & Esti, P.K., (2015). Sindrom Dapson pada Pasien Morbus Hansen –
Laporan kasus, Cermin dunia kedokteran – CDK-235, 42(2), 123-126. Diakses dari:
http://www.kalbemed.com/Portals/6/12_225%Sindrom%Dapson%20pada%20Pasien%20Morbu
s%20Hansen.pdf (Tanggal 21-06-2018 [07.30 WITA]).
Nugroho, et al, (2015). Standar pengendalian TB, hepatitis, skabies, lepra, dan penyakit
menular lainnya. Jakarta: Dirjen Pemasyarakatan – Kementrian Hukum dan HAM RI. Diakses
dari: http://www.pemasyarakatan.com/wp-content/uploads/2016/05/STANDAR-
Stikes St. Fatimah Mamuju 2017/2018 |Farmakologi Keperawatan 12
PENGENDALIAN-TB-HEPATITIS-SKABIES-LEPRA-DAN-PENYAKIT-MENULAR-LAINNYA.pdf
(Tanggal 10-06-2018 [19.20 WITA]).
Sidik, A. (Juni, 19, 2018). Dapson (DDS) – kegunaan, dosis, efek samping. Mediskus. Diakses
dari: https://mediskus.com/dapson. (Tanggal 21-06-2018 [08.00]).
_________ (Juni, 19 2018). Rifamfisin – kegunaan, dosis, efek samping. Mediskus. Diakses
dari: https://mediskus.com/rifampin. (Tanggal 21-06-2018 [09.00]).
Soal:
1. MDT (Multy drug therapy) adalah kombinasi dua atau lebih obat antikusta salah satunya
rifampisin sebagai antikusta yang bersifat bakterisidal kuat sedangkan obat anti kusta lain
bersifat bakteriostatik, yang terdiri atas, kecuali:
a. Rifampisin, klofazimin, dapson
b. Rifampisin, klofasimin, diaminodiophenyl sulphone
c. rifampisin, klofazimin, lampren
d. Rifampisin, Lampren, diamino diophenyl sulphone
e. Rifampisin, DDS, lampren