FIRNA DEWI
PO. 76.3.03.13.1.003
BAB I
PENDAHULAN
A. Latar Belakang
Status masyarakat dipengaruhi oleh beberapa faktor,
salah satunya adalah faktor lingkungan. Lingkungan yang
kurang memenuhi syarat sanitasi dapat mengundang
berbagai macam penyakit menular.
Lalat merupakan spesies binatang yang menjijikkan dan
berperan dalam masalah kesehatan masyarakat. Ancaman
lalat mulai diperhitungkan terutama setelah timbulnya
masalah sampah yang merupakan dampak negative dari
pertambahan penduduk.
Penularan penyakit terjadi secara mekanis, dimana bulu
badannya, kaki serta bagian tubuh yang lain dari lalat
merupakan tempat menempelnya mikroorganisme
penyakit yang dapat berasal dari sampah, kotoran
manusia, dan binatang.
Berdasarkan kepmenkes 1204/Menkes/SK/X/2004
tentang persyaratan kesehatan lingkungan kerja mengatur
bahwa bila kepadatan lalat di sekitar tempat sampah
(perindukan) melebihi 2 (dua) ekor per block grill maka
dilakukan pengendalian lalat secara fisik, biologik, dan
kimia. (Kepmenkes, 2004). Sehingga angka laju
pertambahan lalat dapat diminimalisir.
Populasi lalat kantin yang banyak akan menyebabkan
gangguan kepada manusia dan dapat menjadi vektor
pembawa penyakit kepada manusia seperti penyakit yang
disebabkan oleh bakteri atau virus. Menurut Rudianto
(2002), penyakit yang dapat ditularkan oleh lalat antara
lain Desentri, Diare, Typhoid, dan Cholera.
Dari uraian peneliti sebelumnya, maka peneliti tertarik
untuk mengetahui Survey Tingkat Kepadatan Lalat
Pada Kantin Sehat Kampus Poltekkes Kemenkes
Mamuju
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas,
maka peneliti ingin mengetahui
bagaimana survey tingkat kepadatan
lalat pada kantin Sehat kampus
Poltekkes Kemenkes Mamuju?
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Adapun tujuan umum penelitian ini untuk
mengetahui tingkat kepadatan lalat pada
kantin sehat kampus poltekkes mamuju.
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui tingkat kepadatan lalat
berdasarkan kelembaban
b. Untuk mengetahui tingkat kepadatan lalat
berdasarkan suhu
c. Untuk mengetahui tingkat kepadatan lalat
berdasarkan waktu yakni : pagi (07.00
10.00), siang (11.00 14.00), sore (15.00
18.00)
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Peneliti
Memberikan wawasan pengalaman yang sangat berharga dan
menambah wawasan mengenai pengendlian vektor, serta
sebagai media untuk mengaplikasikan ilmu yang telah didapat
dari proses pembelajaran dikampus.
2. Bagi institusi
Penelitian ini menjadi tambahan informasi mengenai
pengendalian vektor lalat, sebagai bahan literatur dan bacaan
bagi mahasiswa lain yang ingin melakukan penelitian semacam
ini.
3. Bagi instansi terkait dan pemerintah
Penelitian ini dapat menjadi masukan dan referensi bagi instansi
terkait sebagai metode yang mudah diaplikasikan daam
masyarakat untuk menggalakan usaha program pemberantasan
vektor, khususnya lalat.
4. Bagi masyrakat
Hasil penelitian ini dapat diaplikasikan oleh masyarakat untuk
mengurangi kepadatan lalat dan kemungkinan masyarakat
berjangkiyt penyakit.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
F. Instrumen Penelitian
Alat : Alat tulis, Alat penghitung (hand
counter), Fly Grill, Stopwatc,palu,
Bahan : Lalat, kayu, paku, cat warna putih.
Prosedur Kerja
Prosedur untuk mengukur kepadatan lalat adalah sebagai berikut :
Mempersiapkan peralatan yang digunakan
Menentukan titik lokasi pengukuran kepadatan lalat
Melakukan pengukuran kepadatan lalat dengan cara :
Meletakkan seluruh fly grill pada titik yang telah ditentukan.
Mengukur suhu dan kelembaban sekitar
Menghitung kepadatan lalat di titik tersebut dengan durasi setiap 30 detik
ada beberapa lalat hinggap dan mencatatnya pada tabel format pengukuran.
Mengulangi pengukuran kepadatan lalat pada titik yang sama sebanyak 10
kali.
Menghitung rata-rata kepadatan lalat setiap titik dari 5 penghitung tertinggi
kemudian dibagi 5.
Menghitung kepadatan lalat dengan rumus:
KP = jumlah lalat yang hinggap pada 5 titik pengukuran tertinggi
5
Hasil kepadatan lalat berdasarkan pengukuran dibandingkan kemudian
dikategorikan berdasarkan indeks kepadatan lalat.
Mengulangi langkah (a) sampai (f) untuk waktu yang berbeda, kemudian
membandingkan rata-rata kepadatan lalat pada masing-masing fly grill yang
berbeda.
G. Analisis Data
Tehnik analisis data dilakukan secara deskriptif
yaitu hasil pengamatan yang didapatkan dengan
menggunakan instrumen penelitian kuesioner
dituangkan kedalam uraian yang kemudian di
analisis.
H. Analisa Data
Analisa data dilakukan dengan cara manual dan
dilakukan perhitungan dengan microsoft Exel
jumlah data yang diperoleh dari pengukuran
tingkat kepadatan lalat dan disajikan dalam
bentuk tabel dan dianalisis.
BAB IV
KERANGKA KONSEP, DEFENISI OPERASIONAL
DAN KRITERIA OBJEKSTIF
Intensitas
Suhu Lalat
Waktu
Keterangan :
= Variabel Bebas
= Variabel Terikat
2. Variabel Penelitian
Variabel Terikat adalah yang dipengaruhi
oleh Variabel bebas yaitu Densitas Lalat.
Variabel Bebas yaitu tingkat Kelembaban,
Suhu, dan Waktu yang di lihat dalam
survey ini.
B. Defenisi Operasional dan Kriteria
N Objektif
Defenisi Operasional Kriteria Objektif
o
1 intensitas lalat adalah jumlah lalat yang didapatkan a. Rendah : 0-2
disetiap pengukuran b. Sedang : 3-5
c. Padat : 6-20
2 Kelembaban adalah udara atau gas yang berada a. Lalat Aktif jika kelembaban 60%
pada suatu lokasi yang diukur dengan b. Lalat tidak aktif jika kelembaban < dari 60%
menggunakan alat Higrometer
3 Suhu adalah keadaan panas dan dinginnya lokasi a. Lalat aktif pada suhu
yang diukur dari survey kepadatan lalat 210C
b. Lalat tidak aktif pada suhu
45 750C
4 Waktu adalah besaran yang menunjukkan lamanya a. Lalat aktif pada waktu
suatu peristiwa berlangsung. Waktu termasuk 08.00 18.00
besaran scalar. b. Tidak aktif jika diatas pukul 18.00
Satuan waktu antara lain sekon atau detik dalam
standar Internasional yang disingkat SI, menit, jam
dan hari. Alat untuk mengukur waktu biasanya
arloji, stopwatch dan ticker time.
BAB V
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum lokasi Penelitian
1. Sejarah Poiteknik Kesehatan Kemenkes Mamuju
Dengan adanya beberapa perubahan struktur pemerintahan
antara lain pemekaran wilayah atau pembentukan provinsi baru,
maka muncullah ide dan inisiatif untuk pembentuk politeknik
kesehatan yang merupakan salah satu program dinas kesehehatan
provinsi Sulawesi Barat untuk memenuhi tuntutan, permintaan dan
merupakan kebutuhan masyarakat yang lebih mengedepankan
pendidikan kesehatan.
Politeknik Kesehatan Kemenkes Mamuju didirikan di Mamuju
berdasarkan peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor
1998/MENKES/PER/IX/2011 tanggal 27 september 2011 tentang
peubahan atas peraturan Menteri Kesehatan nomor
890/MENKES/PER/VII/2007 tentang organisasi dan tata kerja Politeknik
Kesehatan Kemenkes Mamuju terdiri dari 4 (empat) jurusan yakni :
2. Jurusan Kebidanan
3. Jurusan Keperawatan
4. Jurusan Gizi
5. Jurusan Kesehatan Lingkungan
B. Hasil Penelitian
Berdasarkan hasil Penelitian yang dilaksanakan di Kantin kampus
Poltekkes Kemenkes Mamuju dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 5.1
Distribusi Berdasarkan Hasil Pengukuran Kepadatan Lalat di pagi
hari pada Kantin Sehat Kampus Poltekkes Kemenkes Mamuju
Tahun 2016
Total
Wakt Rata-rata
N Kelemba Suh Kepada
u Pengukur
o ban u tan
Pagi an Lalat
Lalat
07:00
28,80
1 68% - 47 6,2
C
08:00
08:00
29,70
2 68% - 113 12,6
C
09-00
09:00
29,40
3 70% - 84 10
C
10:00
Total 244 28.8
15:00
16:00
16:00
17:00
17:00
3 70% 30,00C - 58 8
18:00
Total 211 26,6