Anda di halaman 1dari 15

UJI-UJI INSEKTISIDA

Tim Balai Litbang P2B2 Banjarnegara

I. BIOASSAY
A. Pendahuluan
1. Pengertian :
Bio-assay adalah metoda yang digunakan untuk mengetahui kekuatan/daya
bunuh insektisida yang digunakan serta efek residual insektisida yang digunakan
untuk pengendalian vektor secara kimiawi, baik untuk pemberantasan nyamuk
dewasa maupun jentik.1 Dengan kata lain bioassay dilakukan untuk mengetahui
efektif atau tidaknya insektisida yang digunakan terhadap vektor dalam program
pemberantasan vektor.
2. Prinsip :
Memaparkan nyamuk yang kondisi fisik sama (seragam) terhadap paparan dari
residu/deposit insektisida.
3. Tujuan
Tujuan dilakukan Bio-assay yaitu :1,2
Menurut WHO (a dan b saja), menurut Ditjen P2M dan PLP a,b dan c.
a. Untuk menilai dan mengetahui daya tahan dan efektivitas racun serangga di
lapangan pada bermacam-macam keadaan lingkungan.
b. Untuk menilai mutu dan operasi/tindakan pemberantasan vektor.
c. Untuk menilai ada tidaknya racun serangga.

B. Macam Bioassay Yang Biasa Digunakan Program Pada Pemberantasan Vektor


(Nyamuk) .
Terdapat beberapa macam bioassay yang biasa digunakan pada pengendalian
vektor:1- 3
1. Bioassay kontak
Prinsip :
Memaparkan nyamuk yang kondisi fisik sama (seragam) pada tempat tertentu
dalam jangka waktu tertentu (minimum 30 menit), lalu menghitung kematiannya
setelah observasi (holding) 24 jam.
Yang termasuk kontak : Bioassay IRS (Indoor Residual Spraying), Bioassay IBN
(Impregnated Bed Net)/ITN (Insecticide Treatened Net)
Persiapan :
a. Menentukan lokasi yang akan dilakukan uji Bioassay

b. Menghubungi pejabat/masyarakat di tempat-tempat yang akan dilakukan


bioassay

c. Mempersiapkan bahan dan peralatan yang diperlukan untuk uji Bioassay

d. Menentukan petugas yang akan melakukan uji Bioassay

Alat dan bahan :


a. Nyamuk uji h. Kardus berpelepah pisang
b. Kerucut plastic i. Untuk menyimpan nyamuk
c. Gelas plastic j. Handuk
d. Kapas k. Sling higrometer
e. Kasa l. Termometer
f. Karet gelang m. Aspirator bengkok
g. Larutan gula n. Senter

Langkah Kerja
a. Menyiapkan nyamuk uji diharapkan nyamuk vektor dan berasal dari hasil
peliharaan/penangkapan sekitar lokasi dapat blood feed semua (standar
program) atau unfeed semua (standar WHO)
b. Menuju ke lokasi, perkenalan, menyampaikan maksud dan tujuan kepada
petugas baik di DKK, Puskesmas (yang sebelumnya telah dihubungi) maupun
perangkat desa/tokoh masyarakat
c. Mendatangi rumah yang telah disemprot (menggunakan penduduk/tenaga
yang menangani penyemprotan sebagai penunjuk jalan). Biasanya untuk
rumah yang disemprot ditempelkan stiker yang menunjukkan rumah tersebut
telah disemprot pada tanggal tertentu, dengan insektisida tertentu dan terdapat
nama kepala tim penyemprot. Catat alamat/lokasi, nama Kepala Keluarga dari
rumah yang di bioassay, tanggal penyemprotan, jenis insektisida yang
digunakan. Ukur pula suhu dan kelembaban pada lokasi dilaksanakannya
bioassay.
d. Menempelkan kerucut pada dinding yang telah disemprot, terdapat minimal
tiga rumah yang diuji dengan dinding yang berbeda-beda yang terdapat di
lokasi tersebut (misalnya : tembok, kayu, bambu atau tembok bercat, tembok
berplamir, kayu) pada tiap rumah terdapat tiga kerucut yang ditempelkan di
tempat dan ruangan yang berbeda. Kerucut ditempelkan dengan menggunakan
selotip.
e. Masukkan ke dalam masing-masing kerucut 25-25 ekor nyamuk uji
f. Amati kematiannya dalam 30 menit dan 1 jam setelah nyamuk dimasukkan
g. Untuk kontrol tempelkan kerucut pada dinding yang tidak berinsektisida
h. Setelah 1 jam nyamuk diambil dan dipindahkan ke gelas plastik untuk
disimpan di kotak nyamuk, diberi air gula dan diholding selama 24 jam
i. Selama penyimpanan dijaga kelembabannya dengan diberi handuk basah,
dicatat suhu dan kelembabannya
j. Setelah 24 jam catat jumlah kematian dan isikan pada form
k. Insektisida dikatakan efektif apabila jumlah kematian setelah holding 24 jam
>70%
l. Apabila jumlah kematian pada kontrol antara 5 % - 20 % persen kematian
dikoreksi dengan formula Abbott’s

mortality control % - mortality test % x 100


mortality control % - 100

Pelaksanaan Bioassay kelambu


Persiapan :
a. Menentukan lokasi yang akan dilakukan uji Bioassay
b. Menghubungi pejabat/masyarakat di tempat-tempat yang akan dilakukan
bioassay
c. Mempersiapkan bahan dan peralatan yang diperlukan untuk uji Bioassay
d. Menentukan petugas yang akan melakukan uji Bioassay

Alat dan Bahan


a. Nyamuk uji d. kardus berpelepah pisang
b. erucut plastik e. ntuk menyimpan nyamuk
c. Gelas plastik f. handuk

Langkah kerja :
a. Menyiapkan nyamuk uji diharapkan nyamuk vektor dan berasal dari hasil
peliharaan/penangkapan sekitar lokasi yang akan dilakukan uji dapat
mengikuti pedoman P2M dan PLP Depkes RI yaitu nyamuk blood feed
(kenyang darah) semua atau mengikuti standar WHO nyamuk unfeed (tidak
kenyang darah) semua.

b. Menempelkan kerucut pada kelambu, terdapat minimal tiga kelambu yang


diuji, pada tiap kelambu terdapat tiga sisi yang ditempel kerucut. Kerucut
ditempelkan bolak-balik dengan posisi kelambu ditengahnya, dapat
menggunakan hechmachine untuk menempelkannya.

c. Masukkan ke dalam masing-masing kerucut 20-25 ekor nyamuk uji

d. Amati kematiannya dalam 3 menit setelah nyamuk dimasukkan

e. Untuk kontrol tempelkan kerucut pada potongan kelambu yang tidak


berinsektisida

f. Setelah 3 menit nyamuk diambil dan dipindahkan ke gelas plastik untuk


disimpan di kotak nyamuk, diberi air gula dan diholding selama 24 jam

g. Selama penyimpanan dijaga kelembabannya dengan diberi handuk basah,


dicatat suhu dan kelembabannya

h. Setelah 24 jam catat jumlah kematian dan isikan pada form bioassay kelambu,
insektisida pada kelambu dikatakan efektif apabila jumlah kematian setelah
holding 24 jam >80 %

i. Apabila jumlah kematian pada kontrol antara 5 % - 20 % persen kematian


dikoreksi dengan formula Abbott’s :

mortality control % - mortality test % x 100


mortality control % - 100

2. Bioassay untuk tekanan uap (efek penguapan/bau yang deras)


Prinsip :
Perlakuan terhadap nyamuk-nyamuk yang disimpan pada kurungan dalam suatu
ruangan yang telah disemprot dalam jangka waktu tertentu, misal antar 4-8 jam
(disarankan 6 jam), atau 12 jam pada jarak yang berbeda-beda dari sumber yang
disemprot/permukaan dinding yang disemprot. Kemudian nyamuk-nyamuk yang
masih hidup dipindahkan diholding selama 24 jam.
Yang termasuk fumigasi : efek penguapan dari IRS
Pelaksanaan Bioassay untuk tekanan uap :
Persiapan :
a. Menentukan lokasi yang akan dilakukan uji Bioassay
b. Menghubungi pejabat/masyarakat di tempat-tempat yang akan dilakukan
bioassay
c. Mempersiapkan bahan dan peralatan yang diperlukan untuk uji Bioassay
d. Menentukan petugas yang akan melakukan uji Bioassay
Alat dan Bahan :
a. Nyamuk uji e. kardus berpelepah pisang
b. Kurungan kecil yang rangkanya untuk menyimpan nyamuk
terbuat dari kawat, dikelilingi f. handuk
oleh kain kasa yang merupakan g. sling higrometer
dinding dari kurungan tersebut h. termometer
(seperti yang digunakan pada i. aspirator bengkok
bioassay fogging) j. senter
c. Gelas plastik k. kasa
d. Kapas l. karet gelang
m. larutan gula

Langkah Kerja
a. Menyiapkan nyamuk uji diharapkan nyamuk vektor dan berasal dari hasil
peliharaan/penangkapan sekitar lokasi yang akan dilakukan uji dapat
mengikuti pedoman P2M dan PLP Depkes RI yaitu nyamuk blood feed
(kenyang darah) semua atau mengikuti standar WHO nyamuk unfeed (tidak
kenyang darah) semua.
b. Masukkan 20-25 ekor nyamuk betina dari jenis tertentu ke dalam kurungan
kecil, nyamuk dipilih yang sehat.
c. Gantungkan kurungan-kurungan nyamuk tersebut dengan jarak kira-kira 50
cm dari dinding ruangan yang telah disemprot tersebut dengan tinggi yang
berbeda-beda, yang tertinggi kira-kira digantung 30 cm di bawah langit-langit
ruangan, kemudian di pertengahan dan di bagian agak bawah lagi.
d. Lamanya periode perlakuan adalah minimum 4 jam dan maksimum 12 jam.
Waktu disarankan 6 jam (standard)
e. Nyamuk-nyamuk yang mati pada periode perlakuan dihitung
f. Kemudian nyamuk yang mati pada periode perlakuan dihitung
g. Kemudian nyamuk dipindahkan ke gelas plastik/kertas dan diholding selama
24 jam
h. Amati persentase kematian setelah holding 24 jam
i. Catat temperatur dan kelembaban

3. Bioassay untuk efek partikel (dengan efek butir-butir racun serangga)


Prinsip :
perlakuan terhadap nyamuk-nyamuk sejenis yang disimpan pada kurungan kecil
terhadap efek dari butiran racun serangga yang disemprotkan/fogging/ULV
selama jangka waktu tertentu (biasanya 1 jam) pada waktu penyemprotan sedang
berlangsung atau beberapa waktu setelah penyemprotan/foging. Kemudian
nyamuk diholding selama 24 jam dan dihitung persentase kematiannya.
Persiapan :
a. Menentukan lokasi yang akan dilakukan uji Bioassay
b. Menghubungi pejabat/masyarakat di tempat-tempat yang akan dilakukan
bioassay
c. Mempersiapkan bahan dan peralatan yang diperlukan untuk uji Bioassay
d. Menentukan petugas yang akan melakukan uji Bioassay
Alat dan Bahan
a. Nyamuk uji yaitu jenis Aedes aegypti yang diambil dari hasil biakan
laboratorium sebanyak 200 ekor
b. Kerangka kubus terbuat dari besi berukuran 12 x 12 x 12 cm3 sebanyak 12
buah, (Menurut literature ukuran bervariasi, yang umum digunakan seperti
gambar dibawah ini) :
c. Kasa plastik yang telah didesain sesuai bentuk jaring-jaring kubus sebanyak
12 buah

d. Karet gelang

e. Benang kasur

f. Kotak kardus untuk penempatan nyamuk saat holding yang diberi pelepah
batang pisang dan selimut basah untuk menjaga kelembabannya

g. Aspirator

h. Senter

Pelaksanaan :
Pelaksanaan uji dilakukan bersamaan dengan pelaksanaan Fogging. Urutan
Bioassay sebagai berikut :
a. Memasukkan kerangka besi ke dalam kasa hingga kasa membungkus /
menyelimuti kerangka tersebut.
b. Memasukkan nyamuk uji ke dalam kerangka ber-kasa tersebut, masing-
masing kerangka diisi 20 ekor nyamuk (standar program), dengan pembagian
sebagai berikut : ada tiga lokasi pengujian, di setiap lokasi pengujian
diletakkan tiga kerangka dimana dua buah diletakkan di dalam rumah dan satu
buah di luar rumah, tiga buah kerangka untuk kontrol. Kerangka kontrol
diletakkan di lokasi yang tidak dilakukan pengasapan/fogging
c. Mengikat ujung kasa dengan karet gelang, lalu menggantungnya dengan
benang kasur.
d. Menggantung kerangka-kerangka yang telah berisi nyamuk tersebut di tiga
lokasi yang telah ditentukan dalam wilayah fogging, sebelum fogging
dilaksanakan.
e. Menghitung jumlah nyamuk uji yang hidup / mati, dan mencatatnya, satu jam
sesudah fogging dilakukan, dan 24 jam sesudahnya.
f. Foging dikatakan efektif apabila jumlah kematian setelah holding 24 jam
>70%
g. Apabila jumlah kematian pada kontrol antara 5 % - 20 % persen kematian
dikoreksi dengan formula Abbott’s :

mortality control % - mortality test % x 100


mortality control % - 100

4. Bioassay menggunakan larva nyamuk untuk kegiatan larvasida


Prinsip :
Memasukkan jentik species tertentu yang berasal dari koloni laboratorium selama
jangka waktu tertentu ke dalam suatu tempat(habitat nyamuk) yang telah diberi
larvasida.

II. UJI KERENTANAN VEKTOR (SUSCEPTIBILITY TEST)

A. Pengertian :
Succeptibility test adalah metoda yang digunakan untuk mengetahui kerentanan
nyamuk vektor terhadap racun serangga yang akan atau sedang digunakan untuk
pemberantasan vektor.
B. Tujuan :
1. Untuk mengetahui data dasar dan kerentanan vektor terhadap racun serangga yang
sedang atau akan digunakan dalam program pemberantasan vektor.
2. Untuk mengetahui perubahan – perubahan tingkat kerentanan vektor setelah
penyemprotan dilaksanakan.
C. Alat dan Bahan (WHO Susceptibility test kit) :
1. Kertas berminyak / Risella oil-impregnated, yang akan digunakan untuk
pembanding (kontrol)
2. Kertas berinsektisida (insecticide impregnated paper) dengan berbagai
konsentrasi.
3. Kertas putih biasa.
4. 8 buah tabung percobaan dengan tanda merah (exposure tube) terbuat dari plastik.
5. 10 buah tabung penyimpanan nyamuk, dengan tanda hijau (holding tube) untuk
menyimpan nyamuk sebelum dan sesudah pengujian. Masing-masing tabung
disertai dengan “slide” plastik yang dapat digeser-geser pada waktu memindahkan
nyamuk.
6. 20 cincin yang terbuat dari tembaga (copper), & 20 cincin terbuat dari perak
(silver).
7. Aspirator, untuk menangkap dan memindahkan nyamuk.
8. Sling hygrometer dan thermometer maksimum / minimum.
9. Pengukur waktu (timer).
10. Kotak penyimpanan tabung percobaan , yang nyamuk untuk disimpan selama 24
jam.
11. Handuk basah kecil / pelepah daun pisang.
12. Larutan air gula dan kapas.
13. Sejumlah spesies nyamuk yang akan diuji coba, kira-kira 75 – 100 ekor setiap
percobaan (setiap ulangan).
D. Cara Pelaksanaan :

1. Persiapan

a. Menentukan lokasi yang akan dilakukan uji kerentanan.

b. Menghubungi pejabat / masyarakat di lokasi yang akan dilaksanakan uji.

c. Mempersiapkan bahan dan peralatan untuk uji.

d. Menentukan petugas yang akan melakukan uji.

2. Pelaksanaan

a. Menggunakan nyamuk yang ditangkap dengan umpan orang di dalam maupun


di luar rumah (selama 6 jam penangkapan pada puncak keaktifan nyamuk /
vektor menggigit). Demikian pula hasil penangkapan di lokasi sekitar kandang
hewan atau nyamuk hasil pengembang biakan dari lokasi yang bersangkutan.

b. Sediakan 4 – 5 tabung yang berwarna bintik merah (standar WHO). Pada tiap-
tiap tabung dimasukkan impregnated paper (kertas insektisida) sesuai dengan
insektisida yang diperlukan atau yang akan digunakan.

c. Selanjutnya ke dalam tabung uji dimasukkan 20 - 25 ekor nyamuk Anopheles


vektor atau tersangka vektor dengan kondisi yang sama penuh darah
(kenyang)

d. Lama kontak dengan insektisida tersebut 1 jam


e. Untuk kontrol digunakan 1 atau 2 tabung uji berwarna bintik hijau,
dimasukkan kertas yang tidak mengandung insektisida (Risella oil paper). Ke
dalam tabung kontrol kemudian di masukkan 20 – 25 ekor nyamuk Anopheles
pada setiap tabung. Selama uji (pemaparan) dicatat temperatur dan
kelembaban nisbinya, masing-masing dengan temperatur max/min dan sling
hygrometer.

f. nyamuk kontrol dikontakkan dengan Risella oil paper 1 jam.

g. Setelah nyamuk uji dan nyamuk kontrol dikontakkan selama 1 jam, maka
nyamuk tersebut dipindahkan ke dalam kertas karton (cangkir kertas) dan
dibiarkan disimpan selama 24 jam.

h. Selama penyimpanan dicatat temperatur max/min dan kelembaban nisbi


udaranya di tempat uji.

i. Agar selama penyimpanan nyamuk-nyamuk itu tidak mati/kekeringan, maka


perlu diberikan handuk basah atau pelepah pisang dan diberi makan air gula
selama pengamatan 24 jam.

j. Setelah 24 jam pengamatan nyamuk diperiksa dan dihitung beberapa ekor


yang mati dan beberapa ekor yang masih hidup.

k. Hasil uji kerentanan dan pengamatan dicatat dalam Form Ent. 6


E. Cara Interpretasi Data

1. Setelah 24 jam nyamuk yang disimpan di tabung-tabung penyimpanan diperiksa dan


diamati:
a. Suhu minimum dan maksimum selama 24 jam pengamatan.
b. Kematian nyamuk pembanding yang akan disimpan di tabung-tabung kontrol.
c. Kemudian periksa dan dihitung jumlah nyamuk mati dari tabung-tabung uji.
2. Dalam pengujian ini apabila kematian nyamuk dari kelompok pembanding (kontrol) 5 –
20 %, maka untuk faktor koreksi harus digunakan rumus ABBOT’S sebagai berikut :

S 'ABBOT = % Kematian nyamuk uji- % kematian nyamuk control x 100


100 - % kematian nyamuk control

3. Bila kematian nyamuk pembanding (kontrol) lebih besar dari 20 % maka pengujian
tersebut dinyatakan gagal, hasilnya tidak dapat dipakai dan harus diulang kembali.
4. Perhitungan persentase kematian dimasukkan dalam formulir Ent. 6.
5. Kriteria :
a. 99 – 100 % Kematian : Susceptible

b. 80 – 98 % Kematian : Diperlukan verifikasi / Toleran

c. < 80 % Kematian : Resisten

(Herath, 1997)
Form. Ent. 6
UJI KERENTANAN NYAMUK DEWASA
RACUN SERANGGA .................................... JENIS NYAMUK ......................................
PENGUJI .......................................................... LOKASI .....................................................
KABUPATEN : ...............................
DESA : ...............................
RIWAYAT PENGGUNAAN RACUN SERANGGA (TERMASUK OLEH PERTANIAN &
PEST CONTROL)
KEADAAN PERUT NYAMUK : KOSONG / ISI DARAH / AiR GULA / JANTAN*
ASAL NYAMUK : MENETASKAN/KANDANG/TEMPAT
HINGGAPIMENGGIGIT*
LOKASI ASAL NYAMUK : SUDAH I BELUM DISEMPROT / DILUAR
RUMAH*
MACAM UJI : PERTAMA KALI / ULANGAN I ULANGAN
LENGKAP*

TANGGAL PENANGKAPAN :...................... WAKTU KONTAK : ...........................

PERTAMA ULANGAN KE ULANGAN KE ULANGAN KE


DATA 1 2 3
PENGUJIAN

TANGGAL
UJI

SUHU UDARA
WAKTU
KONTAK
KEL
EMBABAN
UDARA
SUHU PADA
24 JAM
PENG
AMATAN

KONSENTRA JML. % JML. % JML. % JML. %


SI MAT MAT MAT MAT MAT MAT MAT MAT
RACUN I I I I I I I I
SERANGGA
KETERANGAN : - Coret yang tidak perlu
- Gunakan Rumus Abbot's bila kematian kontrol antara 5 - 20%,
(Abbot's = (F) bila Iebih dari 20%,uji ini harus diulang lagi.

S 'ABBOT = % Kematian nyamuk uji- % kematian nyamuk control x 100


100 - % kematian nyamuk control

DAFTAR PUSTAKA

1. Ditjen PPM dan PLP. Petunjuk Melakukan Macam-Macam Uji Entomologi Yang
Diperlukan Untuk Menunjang Operasional Program Pemberantasan Penyakit Ditularkan
Serangga. Cetakan Kedua, September 1994
2. WHO. Manual on Practical Entomology in Malaria Part II. Geneva. 1975
3. Barodji,dkk. Uji Coba Efikasi Insektisida Permanet yang Diaplikasikan pada Kelambu
terhadap Nyamuk Vektor Penyakit Malaria An. aconitus Donitz, Cermin Dunia
Kedokteran No. 131, 2001

Anda mungkin juga menyukai