BAB 4
METODOLOGI PENELITIAN
pasca tes dengan kelompok eksperimen dan kontrol. Pada rancangan ini baik
50%, 60%, 70% dan 80%. Kelompok kontrol diberikan perlakuan dengan
kontrol karena NS umum digunakan sebagai terapi perawatan luka dan bersifat
Kriteria inklusi :
a. Galur Wistar
c. Umur 2,5-3 bulan (usia pertumbuhan) karena proliferasi sel pada usia
f. Kondisi sehat, yang ditandai dengan tidak ada kerontokan bulu, tidak ada
peradangan dan atau pus pada mata, telinga, badan, dan ekor.
g. Tikus aktif
j. Tikus diletakkan pada kandang yang sama yaitu dengan dilapisi sekam dan
diganti tiap 3 hari sekali agar tetap kering, tidak lembab, dan satu kandang
Kriteria eksklusi :
jumlah sampel yang menggunakan hewan coba (tikus putih) sebagai sampel
(Hidayat, 2009) :
(t 1) (r-1) 15
(5-1) (r-1) 15
4 (r-1) 15
(r-1) 15/4
(r-1) 4
r 5
Jadi dalam penelitian ini didapatkan jumlah sampel pada tiap kelompok
yaitu 25 ekor.
adalah:
jagung, katul, pollard, rapessed, copra meal, biji batu, vitamin dan
menghindari nyeri.
e. Ukuran kandang 900 cm2 dilapisi sekam yang diganti 3 hari sekali agar
coba.
52
Oktober 2014.
Polyhexanide
1. Alat dan Bahan
a. Sarung tangan steril
b. Spuit 5 cc
c. Cairan betaine polyhexanide
d. Kassa steril
e. Alat ukur kelembaban Moisture Meter MD010
f. Pinset anatomis
2. Prosedur
Adapun prosedur eksplorasi tingkat kelembaban balutan luka dengan
sedangkan kadar air berdasarkan berat kering dapat lebih dari 100
setiap 100 gr bahan disebut kadar air berat basah. Kadar air basis
Wm
% kadar air basis basah (m) = x100%
Wm Wd
Keterangan:
Wm
1) 50 % = x100%
Wm Wd
Wm
2) 60 % = x100%
Wm Wd
Wm
3) 70 % = x100%
Wm Wd
Wm
4) 80 % = x100%
Wm Wd
b. Cuci tangan
c. Gunakan sarung tangan steril
54
2. Prosedur
Metode sterilisasi alat rawat luka menggunakan autoclaf elektrik (UV)
prinsip steril.
4.5.3. Teknik Pembuatan Luka Bakar Derajat II A
1. Alat dan Bahan
a. Sarung tangan steril
b. Sarung tangan disposable
c. Jas laboratorium
d. Kom steril
e. Korentang
f. Bengkok
g. Gunting kassa
h. Gunting plester
i. Normal salin 0,9%
j. Pinset anatomis
55
k. Heater
l. Air bersih
m. Spuit
n. Bahan anastesi
o. Kassa gulung yang sudah dipotong
p. Stereofom berukuran 2x2 cm2 (Patmawati, 2010).
2. Prosedur
Menurut Laksono (2009), tindakan yang harus dilakukan untuk
atas.
b. Area dibersihkan sesuai luas luka, dalam penelitian ini luas luka
d. Bak steril dibuka, cuci tangan dan pakai sarung tangan steril.
kering.
f. Area yang akan dibuat luka dianestesi lokal dengan lidokain 0,2
cc dalam 2 cc aquades.
e. Kasa steril
f. Bengkok 1 buah.
h. Plester.
2. Prosedur
2.1 Prosedur Perawatan Luka Menggunakan Normal Salin 0,9%
Adapun prosedur perawatan luka bakar derajat II yang dilakukan
a. Cuci tangan.
dirawat.
57
pelaksanaan tindakan.
e. Buka balutan.
dibasahi NS 0,9%.
j. Bereskan peralatan.
l. Cuci tangan.
Polyhexanide
Adapun prosedur perawatan luka bakar derajat II yang dilakukan
a. Cuci tangan.
dirawat.
pelaksanaan tindakan.
58
e. Buka balutan.
50%.
60%.
70%.
80%.
j. Bereskan peralatan.
l. Cuci tangan.
59
Variabel
Definisi Operasional Hasil Ukur Skala Ukur
Penelitian
Lepuhan yang terjadi akibat termal yang cm2 Rasio
selama 30 detik.
lalu diplester.
Perawatan Luka Perawatan luka satu kali sehari pada % Rasio
Perawatan luka Perawatan luka Perawatan luka Perawatan luka Perawatan luka
tertutup dengan tertutup dengan tertutup dengan tertutup dengan tertutup dengan
cairan normal cairan betaine cairan betaine cairan betaine cairan betaine
salin 0.9% dan polyhexanide dan polyhexanide polyhexanide dan polyhexanide
dressing luka dressing luka dan dressing luka dressing luka dan dressing luka
dengan cairan betaine cairan betaine cairan betaine cairan betaine
kompres normal polyhexanide polyhexanide polyhexanide polyhexanide
Penilaian kepadatan kolagen diukur pada hari ke-10 setelah perawatan luka
salin 0.9% dengan dengan dengan dengan
kelembaban 50% kelembaban 60% kelembaban 70% kelembaban 80%
Hasil Kepadatan Kolagen Analisa data dengan One Way Anova
Penyajian Data
Kesimpulan
Gambar 4.1 : Alur Penelitian
2. Pengumpulan Data
a. Teknik Pengumpulan Data
Penelitian ini menggunakan teknik observasi eksperimen yang
penelitian selama 14 hari. Setelah itu pada hari ke 10 tikus dimatikan dan
jaringan kulit melalui beberapa tahap yaitu fiksasi, embedding, slicing dan
jaringan kulit pada paraffin blok. Selanjutnya pada tahap slicing, blok yang
dan dicuci dengan air mengalir selama 15 menit. Selanutnya object glass
tanda plus (+) dianggap sebagai titik tunjuk dan hanya dihitung apabila
bagian kanan atas ini mengenai serabut kolagen seperti dapat dilihat pada
gambar 4.2. Tanda plus dimodifikasi menjadi kotak kecil, namun prinsip
et al., (2012).
(A) (B)
(C) (D)
Keterangan :
C : pojok kiri pada kotak tidak mengenai serabut kolagen akan tetapi didapatkan
D : pojok kiri pada kotak yang mengenai fibroblast atau netrofil atau makrofag dan
penelitian yang paling berbeda signifikan maka dilakukan analisa Post Hoc
Ver17.
1. Uji Normalitas dan Homogenitas
Uji normalitas menggunakan statistik uji Kolmogrov-Smimov dengan
= 0,05. Jika data menunjukkan p value > 0,05, maka data terdistribusi
cairan betaine polyhexanide dan kelompok kontrol normal salin 0,9% memiliki
variansi data yang sama atau homogen. Hipotesis ditegakkan dengan H0 dan
pada semua kelompok perlakuan memiliki variansi yang tidak sama atau
tidak homogen.
68
kontrol normal salin 0,9%. Hipotesis ditegakkan dengan H 0 dan H1. H0 ditolak
comparison) untuk data yang berskala rasio dalam penelitian ini yaitu data
Nilai signifikansi antar kelompok dilihat dari tabel Multiple Comparison dan
nilai signifikansi < 0,05 adalah kelompok yang memiliki perbedaan paling
signifikan.