Anda di halaman 1dari 2

BAB III

KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS PENELITIAN

3.1 Kerangka konseptual

Etiologi: kontak Luka bakar derajat IIA


dengan sumber panas ( ditatandai dengan nyeri, terbentuk bula
dan dasar luka merah)

Perawatan luka dengan kompres


cairan betaine polihexanide 0,1%
Proses penyembuhan luka
dengan berbagai tingkat
kelembaban

Inflamasi Betain 0,1% sebagai surfaktan


Neutrofil untuk fagositosis yang menghancurkan bakteri ,
bakteri polihexanide 0,1% sebagai
antimikroba, dan moist dapat
menyebabkan infasi neutrofil
lebih dini
Proliferasi

Makrofag mestimulasi
pelepasan growth factor

Penurunan jumlah
neutrofil
Angiogenesis fibroblas

Kolagen

Keterangan ;
Remodelling
yang diteliti
Pembentukan scar
Tidak diteliti

Penyembuhan luka Stimulasi

53
Fase awal dari penyembuhan luka adalah fase inflamasi yang diawali dengan

respon vaskuler dan seluler yang terjadi akibat perlukaan termal. Pada awal

fase ini, kerusakan pembuluh darah akan menyebabkan keluarnya platelet

yang berfungsi homeostasis dan vasokonstriksi kapiler. Periode ini

berlangsung 5 10 menit, dan kemudian akan terjadi vasodilatasi kapiler .

Beberapa setelah itu akan terjadi migrasi sel leukosit (terutama neutrofil) ke

akstra vaskuler. Fungsi neutrofil adalah menfagositosis bakteri dan zat asing,

peran neutrofil hanya berlangsung selama 3 hari dan kemudian akan

digantikan oleh makrofag yang berperan besar dalam sintesis kolagen,

pembentukan fibroblast, memproduksi growth factor dan pembentukan

kapiler baru (angiogenesis) dan kemudian akan berlanjut ke fase remodeling

dan penyembuhan luka.

Fungsi dari perawatan luka bakar derajat IIA dengan betain polihexanide

0,1% adalah untuk membunuh bakteri dan memberikan kelembaban pada

luka, dimana dalam keadaan luka lembab akan mempertahankan aktifitas

neutrofil dan makrofag agar berfungsi secara optimal.

3.2 Hipotesis penelitian

Penurunan jumlah neutrofil dipengaruhi oleh berbagai tingkat kelembaban

yang dikompres dengan cairan betaine polihexanide 0,1% pada luka bakar

derajat IIA pada tikus wistar putih (Rattus novergicus)

54

Anda mungkin juga menyukai