Disusun oleh :
Kelompok 6
TAHUN 2017/2018
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sanitasi merupakan upaya menghilangkan kontaminasi baik fisik, kimia maupun
biologis dalam pengolahan. Sanitasi meliputi banyak aspek mulai dari sanitasi pekerja,
alat pengolahan, ruangan pengolahan, bahan baku dan air untuk pengolahan. Sanitasi
tidak akan mampu menghilangkan kontaminan secara menyeluruh namun hanya mampu
meminimalisir keberadaanya karena faktor luar penyebab kontaminan terdapat diberbagai
tempat.
Kontaminasi yang berasal dari pekerja dapat melalui tangan, kaki, rambut, mulut,
kulit maupun pakaian kotor yang dipakai pekerja selama proses pengolahan bahan
pangan. Manusia yang sehat merupakan smber potensial untuk mikroba seperti
salmonella, staphylococcus aureus dan stafilokoki. Sanitasi dalam pengolahan pangan
juga ditentukan oleh tingkat kebersihan dan kesehatan pekerja yang melakukan
pengolahan. Menurut Saksono (1986) dalam Widyastuti (2016), mikroba yang sering
ditemukan pada pekerja (manusia) adalah Escherichia coli, Aerobacter, Aerogenes,
Streptococci, Enterococci, Salmonella dan kadang-kadangStaphylococcus.
Konsumen berhak memperoleh makanan yang bersih dan sehat. Zaman yang
semakin modern membuat kesadaran konsumen terhadap pangan yang sehat, bersih dan
kaya gizi semakin tinggi. Sehingga perusahaan atau industri makanan dituntut untuk
menghasilkan produk yang sesuai dengan tuntutan masyarakat. Kebersihan dan higienitas
harus menjadi prioritas suatu produsen makanan. Oleh karena itu, praktikum sanitasi
pekerja pengolahan ini sangat penting dilakukan untuk memberikan pengetahuan
bagaimana sanitasi pekerja yang baik.
B. Tujuan Praktik
a. Tujuan Umum
Adapun tujuan praktikum ini adalah untuk mempelajari cara uji dan
menguji pertumbuhan mikroba sanitasi pekerja pada tangan dan rambut pekerja
pengolahan pangan.
b. Tujuan khusus
- Menguji sanitasi pekerja
- Menyimpulkan nilai uji sanitasi berdasarkan standar
BAB II
METODOLOGI
b. Bahan-bahan
- Alcohol
- Air
- Plate Count Agar (PCA)
- Potato Dextrose Agar (PDA)
- Nutrient Agar (NA)
- Rambut
- Sabun cuci tangan
- Handsanitizer
c. Prosedur Kerja
1. Uji kebersihan tangan
a) Disiapkan media cawan petri yang masing-masing 1 buah untuk setiap
media Plate Count Agar (PCA).
b) Ditempelkan tiga jari tangan kanan pada agar cawan selama 10 detik dan
ditutup kembali.
c) Diinkubasi secara terbalik pada suhu 37ºC selama 48 jam
d) Diamati pertumbuhan mikroba pada Plate Count Agar (PCA)
untuk koliform yang berwarna hijau metalik (koliform fekal) atau
berwarna merah muda dengan titik hitam ditengahnya (koliform non
fekal).
e) Dilakukan dengan 4 cara yaitu dengan tangan tanpa dicuci, tangan dicuci
dengan air dalam ember dan tangan dicuci dengan air mengalir.
d. Hasil praktikum
1. Uji Kebersihan Tangan
Jenis Perlakuaan
Tanpa membilas Membilas dengan air
Kelompok 1 90
Kelompok 2 24
Kelompok 3 69
Kelompok 4 67
Jenis Perlakuaan
Menggunakan sabun cuci Menggunakan hand
tangan sanitizer
Kelompok 5 384
Kelompok 6 102
Kelompok 7 75
Kelompok 8 160
Jenis Perlakuaan
Keramas di hari yang Belum keramas sejak 5
sama saat praktikum hari terakhir
Kelompok 8 200
Kelompok 10 110
Kelompok 11 (A) 558
Kelompok 11 (B) 642
e. Pembahasan
Keterangan :
+ = Sangat sedikit
++ = Sedikit
+++ = Banyak
++++ = Sangat banyak
= Tidak ada
Perlakuan terhadap rambut yang tidak dicuci jumlah mikroba yang terbanyak
ditunjukkan pada dokter yaitu yang belum keramas sejak 5 hari yang lalu, hal ini
dianggap sudah sesuai dengan teori, terjadi ada pencucian tangan dibuang ke septic tank.
BAB III
PENUTUP
a. Simpulan
Kesimpulan dari praktikum uji higiene sanitasi penjamah makanan ini adalah
tangan dan rambut merupakan sumber kontaminasi mikroba yang dapat mencemari
makanan. Terlebih penjamah makan tidak menggunakan alat pelindung diri yang
lengkap.
b. Saran
Kekurangan pada kegiatan praktikum kali ini dapat disebabkan karena kesalahan
saat menghitung jumlah mikroba (tidak teliti saat menghitung), pengambilan sampel
yang tidak menggunakan pinset, teknik praktikum yang kurang aseptis sehingga banyak
terjadi kontaminasi dari luar, penggunaan peralatan yang kurang bersih dan steril.
Maka penulis menyarankan pada saat melakukan pengujian diharapkan menggunakan
alat pelindung diri agar mengurangi kontaminasi yang lebih banyak. Dan diharapkan
penguji lebih teliti dan berhati – hati dalam perhitungan jumlah mikroba.