Anda di halaman 1dari 19

LAPORAN FORMULA MAKANAN

FUNCTIONAL FOOD
PENDERITA DIABETES MELLITUS
“JAGAIMO NIGIRIZUSHI TUNA”

Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Pengembangan Formula Makanan
Dosen Pengampu : Dyah Nur Subandriani, SKM, M.Kes

Disusun oleh
Kelompok 13 :

1. Yudhistira Banu Darmawan P1337431217012


2. Erris Setiyo Kurniasari P1337431217015
3. Rael Ricky Indriyanto P1337431217030

PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN GIZI DAN DIETETIK


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN SEMARANG
2020
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Diabetes Melitus (DM) merupakan salah satu penyakit degenerative yang pada
saat ini mengalami peningkatan pada setiap tahunnya dan tak terkecuali di Indonesia.
Menurut Internasional of Diabetic Federation (IDF, 2015) tingkat prevalensi global
penderita Diabetes Melitus pada tahun 2014 sebesar 8,3 % dari keselruhan penduduk di
dunia dan mengalami peningkatan pada tahun 2-14 menjadi 387 juta kasus. Indonesia
merupakan Negara yang menempati urutan ke 7 dengan penderita DM sebesar 8,5 juta
penderita setelah China, India, Amerika Serikat, Brazil, Rusia, Mexico. Angka kejadian
DM menurut data Riskesdas (2013) terjadi peningkatan dari 1,1 % di tahun 2007
meningkat menjadi 2,1 % di tahun 2013 dari keseluruhan penduduk sebanyak 250 juta
jiwa.
Dalam perkembangan ekonomi, makanan merupakan faktor penting dalam
memenuhi kebutuhan hidup sehari – hari. Di Negara maju pemilihan makanan biasanya
tidak hanya berdasarkan kandungan gizi dan kelezatannya saja, selain bertujuan untuk
memenuhi kebutuhan dasar tubuh juga dapat memenuhi fungsi gizi. Functional Food
merupakan gaya hidup masyarakat saat ini, selain gizi makanna yang diperoleh juga
bahan senyawa aktif yang secara tidak langsung ikut terkonsumsi. Semaki majunya
teknologi, orang lebih memilih mengonsumsi makanan yang sehat dan higienis. Beberapa
definisi tentang Functional Food adalah olahan pangan dalam bentuk apapun apabila
disajikan dalam posisi yang tepat dan mampu memberikan manfaat kesehatan disebut
sebagai Functional Food (Goldberg, 1994: Riemersma, 1996; Hollingsworth, 1999;
Iowa, 2000; Weststrate et al., 2002; Spence, 2006; Betoret, et al., 2011)

Functioal Food dapat dimanfaatkan bagi penderta Diabetes Melitus, selain untuk
memenuhi kebutuhan fisik, senyawa aktif yang terdapat dalam makanan Functional Food
dapat mengurangi dampak dari Diabetes Melitus. Salah satu contoh bahan makanan yang
dapat dimanfaatkan sebagai Functional Food untuk penderita Diabetes Melitus adalah
kentang. Kentang merupakan salah satu bahan makanan yang memiliki indeks glikemik
rendah dan berfungsi untuk mengurangi produksi insulin, meningkatkan rasa kenyang,
meningkatkan kontrol glukosa darah, mengurangi kadar lemak darah dan meningkatkan
fermentasi kolon.
B. Pemilihan Bahan
Masyarakat Indonesia umumnya mengolah kentang dengan cara digoreng,
dipanggang, direbus atau di kukus. Kentang biasanya diolah menjadi kroket kentang, sup
kentang, perkedel kentang atau sebagai pendamping siomay. Padahal kentang
kukus/rebus dapat diolah sebagai alternative makanan bagi penderita diabetes, karena
kentang rebus/kukus memiliki indeks glikemik yang cukup rendah, sehingga mampu
mengurangi resiko hiperglikemia pada penderita diabetes.
C. Pemilihan Produk
Gaya hidup masyarakat yang mulai berubah dan semakin banyaknya trend makanan,
seperti sushi menjadi salah satu makanan yang digemari pada era sekarang ini.
Sayangnya, produk sushi yang menggunakan nasi memiliki indeks glikemik cukup tinggi
untuk penderita DM.
Namun, untuk memenuhi keinginan penderita diabetes akan konsumsi sushi yang
tetapi tidak meningkatkan glukosa darah, mengingat sushi juga dapat dijadikan one dish
meal yang dapat mengandung cukup zat gizi maka kami mencoba untuk membuat inovasi
dengan membuat sushi yang isiannya diganti dengan kentang kukus sebagai alternatif
bagi penderita diabetes.
D. Rumusan Masalah
1. Bagaimana cara pembuatan jagaimo nigirizushi tuna?
2. Berapakah nilai gizi yang terkandung dalam jagaimo nigirizushi tuna ?
E. Tujuan
1. Tujuan umum
Mahasiswa mampu memberikan asuhan gizi yang tepat pada pasien diabetes
melitus
2. Tujuan khusus
- Memahami konsep medis diabetes melitus
- Memahami konsep asuhan gizi diabetes mellitus
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Telaah Pustaka
1. Diabetes Melitus
Diabetes Mellitus adalah penyakit kronik yang terjadi diakibatkan kegagalan
pankreas memproduksi insulin yang mencukupi atau tubuh tidak dapat menggunakan
secara efektif insulin yang diproduksi. Hiperglikemia, atau peningkatan gula darah
adalah efek utama pada DM tidak terkontrol dan pada jangka waktu lama bisa
mengakibatkan kerusakan serius pada syaraf dan pembuluh darah. Diabetes Mellitus
mempunyai sindroma klinik yang ditandai adanya poliuria, polidipsia dan polifagia
disertai peningkatan kadar glukosa darah atau hiperglikemia (kadar glukosa puasa ≥
126 mg/dl atau postprandial ≥ 200 mg/dl atau glukosa sewaktu ≥ 200 mg/dl)5.
Diabetes Mellitus disebut dengan the silent killer karena penyakit ini dapat
mengenai semua organ tubuh dan menimbulkan berbagai macam keluhan. Penyakit
yang akan ditimbulkan antara lain gangguan penglihatan mata, katarak, penyakit
jantung, sakit ginjal, impotensi seksual, luka sulit sembuh dan membusuk/gangren,
infeksi paru-paru, gangguan pembuluh darah, stroke dan sebagainya. Tidak jarang,
penderita DM yang sudah parah menjalani amputasi anggota tubuh karena terjadi
pembusukan. Kejadian DM Tipe 2 pada wanita lebih tinggi daripada laki-laki. Wanita
lebih berisiko mengidap diabetes karena secara fisik wanita memiliki peluang
peningkatan indeks masa tubuh yang lebih besar. Untuk menurunkan kejadian dan
keparahan dari Diabetes Melitus maka dilakukan pencegahan seperti modifikasi gaya
hidup dan pengobatan seperti obat oral hiperglikemik dan insulin.

2. Functional Food
Definisi Functional Food berbeda – beda di setiap komunitas bahkan setiap
Negara juga mendefinikan berbeda – beda sehingga menimbulkan kebingungan di
kalangan para ahli dan non-ahli (Martirosyan & Singh, 2015). European Commision
(EU) mendefinisikan pangan fungsional sebagai makanan yang bermanfaat dan
mempengaruhi satu atau lebih fungsi dalam tubuh di luar efek nutrisi yang dapat
meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan dan/atau pengurangan risiko penyakit
yang dikonsumsi sebagai bagian dari pola makanan normal yang berbentuk bukan pil,
kapsul atau segala bentuk suplemen makanan (European Commision, 2010). Amerika
tidak mendefinisikan secara formal tentang pangan fungsional. Jepang
mendefinisikan pangan fungsional sebagai produk makanan yang diperkaya dengan
konstituen khusus yang memiliki efek fisiologis menguntungkan (Martirosyan &
Singh, 2015). Pangan fungsional didefinisikan sebagai pangan yang memberikan
manfaat kesehatan di luar zatzat gizi dasar (The International Food Information
Council, 1998).
Definisi pangan fungsional di Indonesia pernah didefinisikan oleh Badan
Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), sebagaimana tertuang dalam Peraturan
Kepala BPOM Nomor HK 00.05.52.0685, yaitu pangan olahan yang mengandung
satu atau lebih komponen fungsional yang berdasarkan kajian ilmiah mempunyai
fungsi fisiologis tertentu, terbukti tidak membahayakan dan bermanfaat bagi
kesehatan. Namun, peraturan BPOM Nomor HK 00.05.52.0685 ini sudah dinyatakan
dicabut, sehingga tidak ada definisi yang formal dan disepakati di Indonesia.

3. Indeks Glikemik
Indeks glikemik pangan adalah tingkatan pangan menurut efeknya terhadap kadar
gula darah. Sebagai perbandingan IG glukosa murni adalah 100. Makanan dengan IG
rendah dapat membantu seseorang untuk mengendalikan rasa lapar, nafsu makan, dan
kadar gula darah. Pada penderita DM dengan mengetahui IG pangan, maka penderita
dapat memilih jenis makanan yang tidak menaikkan kadar gula darah secara
signifikan sehingga kadar gula darah dapat dikontrol pada tingkat yang aman
(Rimbawan, 2004).
Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kadar IG pada pangan antara lain : cara
pengolahan (tingkat gelatinisasi pati dan ukuran partikel) pebandingan amilosa
dengan amilopektin, tingkat keasaman dan daya osmotik, kadar serat, kadar lemak
dan protein, serta kadar zat anti gizi. Bahan pangan yang mengandung amilosa tinggi
memiliki aktivitas hipoglikemik yang lebih tinggi dibanding bahan pangan yang
mengandung amilopektin yang tinggi. Karena, waktu untuk memecahnya lama maka
kadar glukosa yang masuk dalam darah juga berjalan lambat.
4. Sushi
Sushi adalah makanan Jepang yang cukup digemari di Indonesia, terdiri
dari nasi yang dibentuk bersama lauk (neta) berupa makanan
laut, daging, sayuran mentah atau sudah dimasak. Salah satu masalah yang bisa
ditimbulkan oleh sushi adalah porsinya.Isabel Maples, ahli gizi dan juru bicara
Academy of Nutrition and Dietetics, mengatakan, meskipun terlihat kecil dan sedikit,
nyatanya sushi memiliki kalori besar. Satu gulungan sushi--yang dipotong menjadi
enam hingga delapan bagian--menanggung 550 kalori (Widyaningrum, 2019).
Bahan-bahan yang terdapat di dalam sushi Anda menjadi faktor penentu apakah
itu cukup sehat atau tidak. Ikan biasanya rendah kalori, tinggi protein, dan
mengandung nutrisi seperti omega-3. Ditambah dengan sayuran segar seperti timun
dan avokad yang kaya akan lemak sehat, membuat sushi semakin sehat.

5. Pemilihan Bahan
Bahan yang kami gunakan untuk membuat “Jagaimo Nigirizushi Tuna” antara
lain kentang, ikan tuna, wortel, buncis, telur ayam, mayonnaise.
a. Kentang
Manfaat makanan GI rendah dalam mengurangi permintaan insulin,
meningkatkan rasa kenyang, meningkatkan kontrol glukosa darah
dengan penderita diabetes, mengurangi kadar lemak darah dan
meningkatkan fermentasi kolon telah didokumentasikan dengan baik.
Pemrosesan makanan memainkan peran penting dalam pengendalian GI
produk kentang. GI produk kentang dapat dikurangi dengan
mengoptimalkan kondisi pengolahan makanan. Sebagai contoh,
mengambil dan memanaskan atau mengonsumsi kentang olahan dalam
kondisi dingin dapat mengurangi respons glikemik. Kondisi yang
diketahui dapat menurunkan daya cerna pati kentang dan respons GI
selanjutnya adalah yang mengurangi kerusakan granula dan gelatinisasi,
meningkatkan pembentukan lipid-amilosa dan meningkatkan gradasi
retro pati selama pendinginan dan penyimpanan. Gaya hidup manusia
dan aktivitas sehari-hari berpengaruh pada diabetes tipe 2. (Nayak,
Berrios and Tang, 2014).
b. Ikan Tuna
Ikan tuna adalah jenis ikan dengan kandungan protein yang tinggi dan
lemak yang rendah. Ikan tuna mengandung protein antara 22,6 – 26,2 g/100 g
daging. Kadar protein per 100 gram ikan tuna dan telur masing-masing 22 g
dan 13 g. Konsumsi ikan 30 gram sehari dapat mereduksi risiko kematian
akibat penyakit jantung hingga 50 persen.

Ikan Tuna sangat bergizi dan merupakan sumber protein, niacin, selenium,
triptofan yang banyak. Ikan Tuna juga kaya akan fosfor, kalium, lemak asam
omega-3, magnesium, tiamin, vitamin B6.
c. Wortel
Wortel adalah tumbuhan biennial (siklus hidup 12 - 24 bulan) yang
menyimpan karbohidrat dalam jumlah besar untuk tumbuhan tersebut
berbunga pada tahun kedua. Batang bunga tumbuh setinggi sekitar 1 m,
dengan bunga berwarna putih, dan rasa yang manis langu. Bagian yang dapat
dimakan dari wortel adalah bagian umbi atau akarnya.

Wortel mengandung vitamin A yang baik untuk kesehatan mata.


Mengkonsumsi wortel baik untuk penglihatan pada mata, terutama bisa
meningkatkan pandangan jarak jauh. Selain vitamin A, wortel juga
mengandung vitamin B1, B2, B3, B6, B9, dan C, kalsium, zat besi,
magnesium, fosfor, kalium, dan sodium.
d. Buncis
Di dalam buncis terkandung zat yang dinamakan B-sitosterol dan
Stigmasterol. Zat B-sitosterol dan Stigmasterol mampu merangsang pankreas
untuk meningkatkan produksi insulinnya. Selain itu,menurut penelitian
Andayani (2003) dalam 100 gram ekstrak buncis mengandung:
 Karbohidrat 7,81 persen
 Lemak 0,28 persen
 Protein 1,77 persen
 Serat kasar 2,07 persen
 Kadar abu 0,32 persen
Buncis juga merupakan bahan makanan dengan kadar kromium tinggi
yaitu 36 mikrogram dalam 100 gram bahan yang menjadi solusi untuk
memenuhi kecukupan akan kromium sebanyak 23 mikrogram/hari. Berikut
daftar kadar kromium beberapa bahan makanan per 100 gram.
Bahan Kromium (µg)
Tepung kedelai 6,1

Buncis 36
Tomat 20
Margarin 2
Keju 1,8

e. Telur Ayam
Telur merupakan bahan yang juga dapat menambah nilai gizi cake.
Kuning telur berfungsi sebagai penstabil alami, pewarna, penambah
kelembutan, kehalusan, dan rasa gurih. Dala kuning telur terdapat lecithin
yang berfungsi sebagai emulsifier. Sedangkan putih telur berfungsi sebagai
pengembang dan pengikat.
Telur merupakan makanan sumber protein hewani yang murah dan mudah
untuk didapatkan oleh masyarakat Indonesia. Telur memiliki kandungan gizi
yang lengkap mulai dari protein, lemak, vitamin, dan mineral. Dalam 100
gram terlur mengandung energi 155 kkal, protein 12,6 gram, lemak 10,6 gram
dan KH 1,1 gram
f. Mayonaise
Mayones atau mayonais adalah salah satu jenis saus yang dibuat dari
bahan utama minyak nabati, telur ayam dan cuka. Mayones umumnya
digunakan sebagai perasa pada makanan seperti selada atau sandwich.
Mayones ada yang hanya menggunakan kuning telur saja atau menggunakan
sari buah lemon atau mustard sebagai perasa. Dalam 15 gram mayonnaise
terdapat energi sebesar 103 kkal, protein 0 g, lemak 11,67 g, dan karbohidrat
sebesar 0,04 g.
g. Bawang Putih
Bawang putih adalah jenis tanaman berbentuk umbi. Bawang putih
merupakan jenis bawang-bawangan yang berwarna putih atau kuning.
Bawang putih dilapisi dengan kulit yang keras. Berbeda dengan jenis bawang
lainnya, bawang putih tidak berbentuk seperti buku. Bawang putih berbentuk
umbi yang utuh. Bawang putih mempunyai karakteristik khas yakni beraroma
tajam dan memiliki rasa pedas. Bawang putih cukup mudah ditemui di negara
tropis seperti Indonesia dan negara-negara di Asia. Hal ini dikarenakan
bawang putih telah menjadi bahan bumbu utama untuk masakan Asia dan
mudah tumbuh di negara tropis. Bawang putih mempunyai banyak manfaat,
bahkan daunnya juga menjadi bahan utama dalam bumbu masakan.

BAB III
METODE
A. Alat dan Bahan
Alat :
 Dandang  Peniris
 Teflon  Pisau
 Sutil kayu  2 mangkuk stainless steel
 Cling wrap  Talenan
 Makisu  Baskom
 Panci  Piring saji snack warna biru

Bahan :
 500 gr kentang, kukus lalu lumatkan
 200 gr tuna, kukus/rebus kemudian dicincang
 75 gr wortel, iris panjang
 25 gr buncis, iris sama panjang dengan wortel
 180 gr telur, 1nya buat campuran. 2 lagi dibikin dadar
 5 gr mayonaise
 Secukupnya bawang putih, lada bubuk, garam dan minyak wijen

B. Cara Pembuatan
1. Bersihkan dan cuci kentang, lalu kukus kentang.
2. Campur kentang halus yang sudah dikukus, bawang putih, garam, lada bubuk dan
minyak wijen aduk rata. sisihkan.
3. Kocok telur ayam menjadi scramble egg.
4. Dadar telur buat 1 lembar (2 telur ayam menjadi 1 telur dadar) atau sesuai kebutuhan.
5. Bersihkan, cuci dan iris wortel dan buncis secara memanjang atau korek api, lalu
blanching wotel dan buncis.
6. Tata kentang halus berbumbu tadi diatas telur dadar lalu beri tuna cincang, scramble
egg, wortel dan buncis, gulung agak padatkan menggunakan cling wrap. Sematkan
masing-masing ujung bawah atas.
7. Kukus selama 15 menit atau sampai matang. Buka bungkusan dengan hati – hati lalu
rapikan dengan makisu, lalu potong – potong dan sajikan dipiring saji.

C. Formulasi
Dari hasil resep diatas, kami mencoba membuat formulasi
Berat bahan (gram) pada
Bahan makanan Formula acuan (gram)
formula yang dipakai
Beras putih 20 -
Beras merah 40 -
Telur ayam 50 180
Kentang - 500
Ikan kakap 40 -
Tuna - 200
Wortel 20 75
Timun 20 -
Buncis - 25
Kacang polong 7 -
Nori 3 -
Minyak wijen 3 3
Mayonaise 5 5

D. Bagan Alur Proses


Pembuatan sushi “Jagaimo Nigirizushi Tuna”

Bersihkan dan cuci kentang, lalu kukus kentang.

Campur kentang halus yang sudah dikukus, bawang putih, garam, lada
bubuk dan minyak wijen aduk rata. sisihkan.

Kocok telur ayam menjadi scramble egg.


Dadar telur ayam buat 1 lembar (2 telur ayam menjadi 1 dadar
telur ayam) atau sesuai kebutuhan.

Bersihkan, cuci dan iris wortel dan buncis secara memanjang atau korek api,
lalu blanching wotel dan buncis.

Tata kentang halus berbumbu tadi diatas telur dadar lalu beri tuna cincang, scramble egg,
wortel dan buncis, gulung agak padatkan menggunakan cling wrap. Sematkan masing-masing
ujung bawah atas.

Kukus selama 15 menit atau sampai matang. Buka bungkusan dengan hati – hati lalu rapikan
dengan makisu, lalu potong – potong dan sajikan dipiring saji.

E. Kandungan Gizi
Nama Pasien : Tn.Aryo
Umur : 35th
Jenis Kelamin : Laki – laki
BB = 77 kg Lingkar perut = 112 cm (Gemuk) (Normal laki – laki <90 cm)
TB = 172 cm
BBI = (172 – 100)
= 72 kg
IMT = BB/(TB)2
= 77/(1,72)2
= 26 kg/m2 (Obesitas 1 menurut Asia Pasifik)
Data Biokimia = GDS : 480 mg/dl (Tinggi) (Normal 70 – 120 mg/dl)
= Tekanan Darah : 160/110 mmHg (Hipertensi) (Normal 120/90 mmHg

Kandungan Gizi Sebelum Modifikasi


No Bahan Berat Energi Protein Lemak Karbohidrat Sera Kromiu
IG
. Makanan (g) (kkal) (g) (g) (g) t (g) m (µg)
Beras
1. 40 143,2 3 1 30,1 2,2
merah
Beras
2. 20 72,2 1,3 0,1 15,9 0,2 58
putih
Telur
3. 50 77,6 6,3 5,3 0,6
ayam
4. Ikan kakap 40 33,6 7,3 0,3 0
5. Wortel 20 5,2 0,2 1 0,7 49
6. Timun 20 2,6 0,1 0,6 0,2
Kacang
7. 7 5,7 0,5 0,9 0,3 48
polong
Minyak
8. 3 26,5 3
wijen
9. Mayonaise 5 24,1 2,6 0,3
10. Nori 3 2,1 1 0,1 1,6 0,2
Total 392,7 19,7 12,6 50,7 3,7 155
Kandungan dalam 1 porsi 65,45 3,28 2,1 8,91 0,7 25,8
Kandungan Gizi Sesudah Modifikasi
Vit. Vit. Vit.
Bahan Berat Energi Protein Lemak Karbohidrat Serat Na Fe Zinc
No. IG B1 B2 C
Makanan (g) (kkal) (g) (g) (g) (g)
(mg) (mg) (mg) (mg) (mg) (mg)
1 Kentang 500 309.5 10.5 1 67.5 2.5 62 0.5 0.5 105 35 3.5 1.5
2 Tuna 200 216 46.76 1.9                  
3 Wortel 75 22.4 0.8 0.5 5.9 0.8 49     13.5 52.5 0.8 0.2
4 Buncis 25 8.5 0.5   1.8 0.3     0.1 2.8 2   0.1
255.
5 Telur ayam 150 481.3 22.3 19.4 1.3     0.2 0.7   5.4 1.8
6
Minyak
6 3 26.5   3             0.1    
wijen

7 Mayonaise 5 37.2 0.1 4.1 0.1           24    


1,043. 11 121. 369.
Total 81.0 29.9 76.6 3.6 0.7 1.3 9.7 3.6
6 1.0 3 2
22. 24.2 73.8
Kndungan dalam 1 porsi 208.72 16.192 5.98 15.32 0.72 0.14 0.26 1.94 0.72
2 6 4
BAB IV
HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN

A. HasilPengamatan
Dari hasil praktikum yang telah dilakukan didapatkan hasil pengamtan yaitu
1. Parameter fisik :
a. Lama pembuatan : 1 jam
b. Hasil permukaan sushi : lembut, padat
c. Tingkat kematangan : matang
2. Uji Organoleptik :
Sebelum dikukus Sesudah dikukus
a. Warna : kuning a. Warna : kuning
b. Rasa : khas rasa kentang b. Rasa : khas rasa kentang
dan ikan dan ikan
c. Aroma : aroma ikan c. Aroma : aroma ikan
d. Tekstur : padat d. Tekstur : lembut, padat
B. Pembahasan
Jagaimo nigirizushi tuna adalah salah satu makanan yang berasal dari Jepang, di
Jepang sendiri sushi terbuat dari nasi yang digulung dengan rumput laut kering, kemudian
didalamnya terdapat protein hewani dan sayur-sayuran. Namun, karenan asin memiliki
indeks glikemik yang cukup tinggi bagi penderita Diabetes Mellitus, maka nasi kami
ganti dengan kentang yang dikukus/rebus. Begitu pula dengan rumput laut kering yang
memiliki kadar natrium tinggi, kami ganti dengan telur, karena kadar Na yang tinggi
dapat menyebabkan hipertensi bagi penderita diabetes.
Cara pembuatan jagaimo nigirizushi tuna ini hampir mirip dengan pembuatan
sushi biasa, dimana kentang yang sudah dikukus/rebus, diratakan pada telur dadar
kemudian diberi isian tuna cincang dan sayuran berupa wortel dan buncis.
Jagaimo nigirizushi tuna memiliki kandungan serat dan cukup tinggi dalam satu
porsinya. Sedangkan nilai indeks glikemiknya sebesar 25,8
BAB IV
PENUTUP
A. Simpulan
Sushi merupakan salah satu makanan khas Jepang yang cukup digemari oleh
masyarakat Indonesia, namun karena sushi yang terbuat dari nasi dapat meningkatkan
indeks glikemik penderita diabetes maka nasi diganti dengan kentang rebus/kukus yang
memiliki indeks glikemik lebih rendah. Kandungan serat pada jagaimo nigirizushi tuna
cukup tinggi, sehingga dapat mengendalikan glukosa darah pada penderita diabetes.

B. Saran
- Pada saat mendadar telur jangan terlalu tipis, karena akan mudah sobek pada saat
menggulung sushi
- Gunakan bahan-bahan yang masih segar
- Protein terlalu besar, seharusnya kira2 6- 8 gr

-
DAFTAR PUSTAKA

Andayani, Y. (2003) ‘Mekanisme Aktivitas Antihiperglikemik Ekstrak Buncis pada Tikus


Diabetes dan Identifikasi Komponen Aktif’, Institut Pertanian Bogor.

Nayak, B., Berrios, J. D. J. and Tang, J. (2014) ‘Impact of food processing on the glycemic index
( GI ) of potato products’, (February). doi: 10.1016/j.foodres.2013.12.020.

Sutanti, S. and Mutiara, E. (2017) ‘Industri Rumah Tangga Stick Wortel di Deli Serdang’,
Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat.

Widyaningrum, G. L. (2019) ‘Menjadi Salah Satu Makanan Favorit, Apakah Sushi Baik untuk
Kesehatan?’, National Geographic Indonesia. Available at:
https://nationalgeographic.grid.id/read/131627772/menjadi-salah-satu-makanan-favorit-apakah-
sushi-baik-untuk-kesehatan?page=all.

Bustan & M. Nadjib. (2015). Manajemen Pengendalian Penyakit Tidak Menular. Jakarta: Rineka
Cipta.

Cahyadi,W. 2006. Bahan Tambahan Pangan. Jakarta: Bumi Aksara.

Pawiroharsono S. 2007. Artikel. Prospek dan Manfaat Isoflavon untuk Kesehatan. Direktorat
Teknologi Bioindustri, Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi.
Lampiran

Anda mungkin juga menyukai