PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
ini dapat juga menyebar ke bagian tubuh lain, seperti meningen, ginjal, tulang
Pada tahun 1952, diperkenalkan obat anti tuberkulosis dan angka kasus TB
antara 1953 dan 1985. Saat ini di duga bahwa pada awal abad ke-21, TB paru
justru sebaliknya dan jumlah kasusnya meningkat (Smeltzer & Bare, 2002,
p.584).
berada pada usia produktif yaitu 20-49 tahun. Karena penduduk yang padat
dan tinggi prevalensi, maka lebih dari 65% dari kasus-kasus TB paru yang
baru dan kematian yang muncul terjadi di Asia (Sudoyo, Setyohadi, Alwi, &
1
2
p.86).
kesehatan pasien. Pasien dengan TB paru sering menjadi sangat lemah karena
penurunan berat badan, dan malnutrisi umum terjadi pada pasien dengan TB
paru. Keinginan pasien untuk makan terganggu oleh keletihan akibat batuk
berat, pembentukan sputum, nyeri dada, dan status kelemahan secara umum
diantaranya yaitu tidak ada nafsu makan, kesemutan dan rasa terbakar di kaki,
warna kemerahan pada air seni, gatal dan kemerahan pada kulit, tuli, ganguan
suatu penyakit pada masa maturasi fisik dan psikososial dapat mengganggu
kualitas hidup seseorang, pada individu tersebut dapat terlihat gejala secara
yang diterima dan kematian. Perawatan yang lama dan sering di rumah sakit,
tindakan pengobatan yang menimbulkan rasa sakit dan pikiran tentang masa
depan yang tidak jelas, kondisi ini memiliki implikasi yang serius bagi
maupun bersama-sama belum diketahui secara pasti. Hal inilah yang membuat
mereka dalam kehidupan ditinjau dari kontek budaya dan sistem nilai di mana
merawat diri, mobiliti, makan, berpakaian dan aktivitas rumah tangga. Jika
berlangsung dalam waktu yang lama, hal ini dapat menurunkan kualitas hidup
hanya terfokus pada kehidupan dan kesehatan pasien saja, tetapi perawat juga
Penelitian yang dilakukan oleh Guo, Carla, dan Marlo (2009, p.7)
penyakit TB paru memiliki dampak negatif pada diri pasien yang mencakup
status kesehatan pasien TB paru dalam aspek fisik, psikologis, sosial, dan
disebabkan oleh gejala fisik dan kerusakan fisiologis sisa dari penyakit
dan/atau pengobatan.
Dari data yang peneliti dapatkan pada studi awal di Balai Kesehatan
Paru Masyarakat (BKPM), terdapat 121 penderita TB paru dari bulan Januari
yang terus menerus, mudah lelah dan adanya penurunan nafsu makan. Pasien
juga merasa adanya perubahan perilaku pada keluarga dan pasien merasa
5
mulai kehilangan perhatian dari keluarga serta sudah jarang bergaul dengan
masyarakat.
B. Rumusan Masalah
Paru Yang Menjalani Terapi Obat Anti Tuberkulosis Di Balai Kesehatan Paru
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan umum
kualitas hidup pasien tuberkulosis paru yang menjalani terapi obat anti
tuberkulosis.
2. Tujuan khusus
Tahun 2012.
6
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi peneliti
tentang kualitas hidup pasien tuberkulosis paru yang menjalani terapi obat
anti tuberkulosis.
Penelitian ini sebagai dasar untuk penelitian lanjutan yang lebih spesifik
5. Bagi perawat