Abstrak
Dalam perspektif realis, kerja sama internasional pada industri pesawat terbang
merupakan pilihan yang paling rasional karena banyak keuntungan yang bisa didapatkan
oleh Indonesia dan sejalan dengan kepentingan nasional yang sedang diperjuangkan.
Dengan kerja sama ini, Indonesia akan memperoleh pengurangan biaya penelitian dan
pengembangan (R&D) yang sangat mahal serta memungkinkan terjadinya transfer
teknologi kepada Indonesia, khususnya PT Dirgantara Indonesia. Pilihan kerja sama ini
juga akan mendorong kemajuan pada industri pertahanan, khususnya dalam pembuatan
pesawat tempur, di samping akan mendukung upaya pemerintah dalam menggalakkan
kemandirian bagi industri pertahanan, khususnya industri pesawat terbang nasional.
Kata kunci: kerja sama internasional, pesawat tempur KFX/IFX, teknologi, industri
pertahanan, industri pesawat terbang, Indonesia, Korea Selatan
Abstract
bekerja sama dalam membuat pesawat pesimis, yang menurut Hans Morgenthau
tempur. Begitu pula Indonesia yang disebut sebagai animus dominandi, yakni
memerlukan Korea Selatan untuk manusia selalu haus akan kekuasaan,
meningkatkan kapabilitas industri penuh persaingan, serta ingin
pertahanannya agar bisa mandiri dan mendominasi dan mengambil
menumbuhkan deterrence effect yang keuntungan dari yang lain. Dalam
kuat serta standing force, khususnya di konteks entitas sebuah negara pada
kawasan. Di sinilah letak esensi kerja konstelasi global, terjadi fenomena
sama joint development yang dilakukan power politics dengan munculnya arena
oleh Indonesia dan Korea Selatan yang persaingan sengit antarnegara yang
diharapkan akan menguntungkan kedua selalu ingin mendominasi pada situasi
belah pihak. anarki internasional yang dihiasi banyak
konflik untuk mempertahankan
Perspektif Realis: Dari Realisme kepentingan nasionalnya masing-masing.
Klasik Sampai Neorealisme Kepentingan nasional yang
Realisme adalah salah satu diperjuangkan memang sangat esensial
perspektif yang populer dalam ilmu bagi keberlangsungan hidup suatu negara
Hubungan Internasional. Robert Jackson yang merupakan salah satu dasar
dan Georg Sørensen (2010: 88) normatif perspektif realis ini, di samping
menyatakan bahwa ide dan asumsi dasar keamanan nasional.
kaum realis adalah: 1) Pandangan Niccolo Marchiavelli sebagai
pesimis atas sifat manusia; 2) Keyakinan pemikir realisme klasik menyatakan
bahwa hubungan internasional pada bahwa negara harus mampu menjadi
dasarnya konfliktual dan bahwa konflik singa (lion) dan rubah (fox) dalam
internasional pada akhirnya diselesaikan menjalankan kebijakan luar negerinya.
melalui perang; 3) Menjunjung tinggi Kepentingan nasional menjadi wasit
nilai-nilai keamanan nasional dan terakhir bagi implementasi dari
kelangsungan hidup negara; 4. kebijakan tersebut. Singa merupakan
Skeptisisme dasar bahwa terdapat perlambang kekuasaan yang harus dapat
kemajuan dalam politik internasional direfleksikan bahwa sebuah negara yang
seperti yang terjadi dalam kehidupan kuat akan mampu mengejar kepentingan
politik domestik. nasionalnya dengan sungguh-sungguh
Kaum realis memang senantiasa sehingga apapun rintangan yang
memandang sifat dasar manusia secara dihadapi tidak bisa menghentikan
International & Diplomacy Vol. 2, No. 2 (Januari-Juni 2017) 327
Bilqis Fitria Salsabiela
tindakan yang diambil dan negara-negara (unitary actor) yang melakukan pilihan
lain tidak akan memiliki hasrat untuk rasional (rational choice) untuk
menguasai negara itu dikarenakan oleh membuat keputusan terbaik berdasarkan
kekuatan dan kekuasaannya yang lebih cost and benefit dari berbagai pilihan
besar. Negara juga harus seperti rubah. yang ada, khususnya dalam menghadapi
Rubah merupakan perlambang penipuan security dilemma. Hobbes menyatakan
yang dikorelasikan bahwa negara itu bahwa pembentukan suatu negara bukan
haruslah cerdas, tangkas, dan agak berasal dari tingkat intelegensia
sedikit tricky untuk bisa meloloskan (otaknya), melainkan dari adanya
kepentingan nasionalnya dengan dorongan keinginan (emosi) dari pria
mempertimbangkan berbagai keung- dan wanita yang berada dalam keadaan
gulan yang dimiliki. Pandangan state of nature, suatu kondisi alami di
Marchiavelli ini terkesan mengabaikan mana manusia merasakan adanya
sisi keadilan dan moralitas sehingga segenap ancaman dari luar, seperti
seringkali dicap amoral, namun tak bisa ancaman dari tetangga yang ingin
disangkal bahwa hegemoni akan membunuh. Akibatnya, terjadi situasi
dominasi adalah sebuah realitas dalam “fight all against all” yang membuat pria
pandangan realis. dan wanita harus berkolaborasi untuk
Thomas Hobbes, sebagai filsuf membentuk suatu negara. Negara
politik dan hukum yang menganut mempunyai kekuasaan dan mampu
perspektif realis, pada abad XVII melindungi warga negaranya sehingga
mengemukakan bahwa secara alamiah, pria dan wanita tersebut dapat
manusia itu jahat (man is evil) sehingga terlindungi.
memiliki keinginan besar untuk Secara rasional bisa dijabarkan,
mendominasi atau menjadi dominan jika satu orang memerlukan istirahat
terhadap manusia lain, memiliki sifat sehingga tidak bisa berjaga-jaga selama
egois, dan dalam kaitannya dengan 24 jam dalam menahan serangan musuh,
negara, situasi ini turut menciptakan maka negara bisa memberikan pilihan.
hubungan antarnegara yang mengarah Jika si pria tidur, maka si wanita akan
pada konflik internasional dan berjaga-jaga dan begitu pula sebaliknya.
diselesaikan melalui jalan perang sebagai Ini menunjukkan bahwa keamanan
kunci terakhir. individu dan domestik yang disertai
Negara menjadi aktor utama pembentukan negara itu menyertai
(primary actor) dan juga aktor tunggal kondisi ketidakamanan internasional
328 International & Diplomacy Vol. 2, No. 2 (Januari-Juni 2017)
Kerja Sama Pengembangan Pesawat Tempur KFX/IFX antara Indonesia dan Korea Selatan
yang berakar pada sistem yang anarki. kelangsungan hidupnya dan menjamin
Anarki berlaku karena dalam hubungan keamanan di dalam situasi anarki
internasional tidak ada otoritas internasional yang dihiasi oleh banyak
kedaulatan yang bisa memaksakan konflik. Dengan demikian, kaum realis
aturan hukum dan menjamin “yang berpendapat bahwa perang sama sekali
bersalah” dihukum (Steans dan Pettiford, tidak bisa dicegah (Steans dan Pettiford,
2009: 46). Negara-negara tidak akan 2009: 47). Mereka percaya bahwa
menyerahkan kedaulatan mereka pada konflik itu tak terelakkan sehingga
sebuah badan internasional (Steans dan kemungkinan terbaik untuk mencegah
Pettiford, 2009: 47). perang adalah dengan “menjadi kuat”
Sementara dalam pandangan untuk menghadapi kemungkinan adanya
neorealis, kaum realis tidak pernah agresi asing (Steans dan Pettiford, 2009:
melupakan pentingnya negara sebagai 49).
aktor utama dalam politik dunia (Steans Prinsip si vis pacem para bellum,
dan Pettiford, 2009: 72). Mereka percaya yakni untuk memelihara kondisi damai,
bahwa negara-negara hanya bergabung negara harus membangun kemampuan
ke dalam institusi-insitusi internasional pertahanan yang kuat dan berdaya
dan terlibat ke dalam kesepakatan- tangkal tinggi. Berdasarkan perspektif
kesepakatan kerja sama ketika hal ini, pertahanan menjadi suatu hal yang
tersebut cocok bagi negara tersebut bersifat fundamental bagi sebuah negara
sehingga kesepakatan seperti karena sistem internasional senantiasa
kesepakatan aliansi atau kerja sama bisa dalam keadaan anarkis (Burchill dan
dilanggar atau diingkari, jika dan ketika Linklater, 2009: 90-121). Bilamana
kesepakatan tersebut bertentangan negara tidak memiliki kapabilitas militer
dengan kepentingan nasional (Steans dan yang cukup kuat, kerja sama
Pettiford, 2009: 46). internasional menurut pandangan realis
merupakan sebuah pilihan yang rasional
Pandangan Realis terhadap Kerja karena negara membutuhkan mitra kerja
Sama Industri Pesawat Tempur sama untuk menghadapi dominasi
Dari serangkaian pandangan negara-negara berkekuatan besar.
tersebut, realisme memberi konklusi Kemitraan tersebut harus sejalan dengan
bahwa sebuah negara harus kepentingan nasional yang diperjuang-
memperjuangkan setiap kepentingan kan oleh negara.
nasional untuk memelihara
International & Diplomacy Vol. 2, No. 2 (Januari-Juni 2017) 329
Bilqis Fitria Salsabiela
militernya. Hal ini dilakukan agar rasa senantiasa dalam keadaan yang damai
aman bagi negaranya terjamin. dan tentram serta menganut nilai-nilai
Pada prinsipnya, setiap negara perpetual peace (Steans dan Pettiford,
mengkalkulasikan kekuatan lawan 2009: 97), Indonesia juga harus bersiap-
berada di bawah, misalnya jika kekuatan siap perang jika menginginkan
India 10, kekuatan China harus 11 atau kedamaian terus ditegakkan di bumi
12 karena kalau sampai terjadi perang, pertiwi ini. Di sini, pertahanan negara
China bisa memenangkan perang. Begitu menjadi sangat esensial.
pula dalam sudut pandang India. India Menurut definisi Undang-undang
mengkalkulasikan kekuatan China dan Nomor 3 Tahun 2002 tentang Sistem
berharap bisa mengimbanginya atau Pertahanan Negara, sistem pertahanan
bahkan melebihinya. Situasi ini negara adalah sistem pertahanan yang
menimbulkan dilema keamanan (security bersifat semesta yang melibatkan seluruh
dilemma) yang membentuk spiral warga negara, wilayah, dan sumber daya
dynamics karena lambat laun tidak ada nasional lainnya serta dipersiapkan
upaya untuk meredamnya sehingga akan secara dini oleh pemerintah dan
muncul yang disebut sebagai perlombaan diselenggarakan secara total, terpadu,
senjata (arms race). Negara seperti terarah, dan berlanjut untuk menegakkan
China dan India berusaha untuk survive kedaulatan wilayah dan keselamatan
dengan melakukan struggle for power. segenap bangsa dari segala ancaman.
Dilema keamanan seperti ini bisa Salah satu komponen sumber daya
membuat China dan India terjebak dalam nasional adalah industri pertahanan yang
aksi-reaksi secara terus-menerus didorong oleh pemerintah untuk
sehingga menimbulkan kemungkinan mencapai kemandirian dalam rangka
terjadinya salah paham. Apabila masing- menunjang pertahanan negara.
masing negara tidak memiliki sikap
keterbukaan dan mempunyai tingkat Esensi Kerja Sama Joint Development
kecurigaan yang tinggi, probabilitas bagi Pesawat Tempur KFX/IFX
kedua negara untuk berperang juga akan Program kerja sama joint
tinggi. development pesawat tempur KFX/IFX
Realitas dalam struktur dicetuskan oleh Komite Kebijakan
internasional yang kurang stabil Industri Pertahanan (KKIP) sebagai
memiliki implikasi yang signifikan bagi salah satu dari 7 (tujuh) program
negara kita. Kendati Indonesia prioritas nasional selain kapal selam,
International & Diplomacy Vol. 2, No. 2 (Januari-Juni 2017) 333
Bilqis Fitria Salsabiela
Produk pesawat tempur ini akan dijual menghasilkan transfer teknologi untuk
dengan harga yang rasional sebesar US$ meningkatkan kemampuan PTDI dalam
70-90 juta sehingga akan menarik membuat pesawat, khususnya pesawat
banyak peminat untuk membelinya. tempur.
Produksi pesawat tempur juga akan Dalam bingkai kerja sama joint
memberikan leverage bagi ekonomi development ini, Indonesia harus mampu
indonesia dan multiplier effect, seperti mengejar ketertinggalannya dengan
adanya peningkatan kapabilitas industri Korea Selatan melalui tingkat kesiapan
pertahanan dan industrial readiness bagi teknologi (technology readiness level)
PTDI serta peningkatan sumber daya agar sanggup menyamakan kedudukan
manusia dari penguasaan teknologi yang dengan Korea Selatan serta
sedang dikembangkan tersebut. meningkatkan kapabilitas dan kesiapan
Indonesia akan mendapatkan banyak industrinya (industrial readiness)
pengetahuan mengenai teknologi baru. melalui serangkaian strategic investment
Selain itu, ada pasar yang menggiurkan, untuk kematangan pelaksanaan pada
apalagi ditunjang dengan harga yang tahap selanjutnya (Production Phase).
cukup rasional. Hal yang terpenting Marchiavelli mengemukakan
adalah defense support the economy bahwa sebuah negara harus mampu
karena biaya yang dikeluarkan tidak menjadi singa dan rubah. Indonesia juga
sedikit sehingga program ini diharapkan harus pandai dalam memanfaatkan
dapat sukses dan produknya dapat dijual celah-celah yang ada dengan kekuatan
ke pasar ASEAN maupun dunia yang dimiliki, misalnya dalam
sehingga menguntungkan secara hubungannya dengan pemberi teknologi
ekonomi dan pada akhirnya bisa inti (AS) yang membutuhkan negara-
meningkatkan kesejahteraan masyarakat. negara kuat di kawasan Asia sehingga
Indonesia sebagai salah satu negara
Penutup besar di kawasan ini hendaknya
Kacamata realis yang senantiasa meningkatkan kekuatan dan bahkan
mengedepankan kepentingan nasional harus bisa menjadi center of gravity di
harus dipakai dalam bingkai kerja sama kawasan. Ini akan membuat posisi
internasional semacam ini karena kerja Indonesia semakin penting bagi AS,
sama yang intens antara PTDI dan KAI apalagi kawasan kita adalah kawasan
dalam pengembangan pesawat tempur yang biasa dilalui oleh logistik
KFX/IFX diharapkan mampu internasional. Kita bisa mengambil peran
342 International & Diplomacy Vol. 2, No. 2 (Januari-Juni 2017)
Kerja Sama Pengembangan Pesawat Tempur KFX/IFX antara Indonesia dan Korea Selatan
aman dan menjamin jika nanti Indonesia proyek ini Indonesia harus benar-benar
mendapatkan teknologi dari AS, dapat memenuhinya.
teknologi tersebut tidak akan sampai Sebuah fakta menarik mengenai
bocor kepada pihak ketiga atau pihak- Negeri Ginseng diungkapkan oleh Ann
pihak yang tidak diinginkan. Oleh karena Wan Seng (2009: 95) bahwa kebanyakan
itu, saat ini pemerintah sedang perusahaan di Korea Selatan
membangun sistem keamanan untuk menganggap para pekerjanya sebagai
teknologi tersebut secara komprehensif. satu keluarga dan kelompok yang saling
Kenneth Waltz menyatakan bekerja sama dan bantu-membantu
bahwa kerja sama itu memungkinkan dalam bekerja. Keberhasilan perusahaan
asalkan sejalan dengan kepentingan bergantung pada kerja sama kelompok
nasional yang sedang diperjuangkan dan tak ada tempat bagi kepentingan
sehingga Indonesia harus menjaga individu. Prinsip ini bisa kita
hubungan harmonisnya dengan Korea kembangkan dalam kerja sama business
Selatan dalam pengembangan pesawat to business antara PTDI dan KAI.
tempur KFX/IFX ini. Indonesia harus Partisipasi kedua negara dalam proyek
mampu mempelajari karakteristik negara pengembangan pesawat tempur itu
dan orang-orang Korea dengan seksama memang dikalkulasikan pada nilai
untuk memudahkan kerja sama ini. partisipasi tertentu berdasarkan share
Korea Selatan merupakan negara yang yang telah disepakati, namun kita dapat
sangat teliti dalam merumuskan setiap mengoptimalkan dengan prinsip menjadi
perjanjiannya dengan Indonesia, namun satu keluarga dan kelompok yang saling
pada saat pelaksanaannya, Korea Selatan bekerja sama. Hal ini bisa dilakukan
tidak akan serewel seperti pada saat apabila teknisi Indonesia yang dikirim
merumuskan kesepakatan. Selain itu, untuk bekerja di sana sudah memahami
Indonesia harus mampu mengimbangi karakteristik budaya orang Korea.
semangat kerja orang-orang Korea yang Dengan penerapan soft diplomacy seperti
sangat tinggi dengan baik. Orang-orang itu, diharapkan Korea Selatan juga akan
Korea juga sangat kompetitif dan membantu kesulitan kita saat memahami
berkomitmen tinggi pada setiap ilmu baru mengenai pembuatan pesawat
pekerjaannya, khususnya pada aspek- tempur.
aspek teknis. Mereka selalu memastikan Choi dan Lee (2000)
setiap pekerjaan terselesaikan dengan mengemukakan bahwa kesuksesan
baik dan memuaskan sehingga dalam Korea Selatan dalam melakukan transfer
344 International & Diplomacy Vol. 2, No. 2 (Januari-Juni 2017)
Kerja Sama Pengembangan Pesawat Tempur KFX/IFX antara Indonesia dan Korea Selatan
Jurnal
Choi, Younghoon dan Lee Jang-Jae.
“Success Factors for Transferring
Technology to Spin-Off
Applications: The Case of the
Technology Property Rights
Concession Program in Korea”.
The Journal of Technology
Transfer, Vol. 25, No. 1 (Juni
2000), hal. 237-246.
Vucetic, Srdjan dan Kim Richard
Nossal. “The International
Politics of the F-35 Joint Strike
Fighter”. International Journal,
Vol. 68, No. 1 (Winter 2012-
2013), hal. 3-12.