Anda di halaman 1dari 2

1

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Hipertensi dalam kehamilan merupakan 5-15% penyulit kehamilan dan
merupakan salah satu dari tiga penyebab tertinggi mortalitas dan morbiditas ibu
bersalin,1,2,3.
Salah satu bagian dari hipertensi dalam kehamilan yang sering terjadi adalah
preeklampsia. Preeklampsia merupakan kesatuan penyakit yang langsung
disebabkan oleh kehamilan, dengan penyebab yang masih belum jelas. Setelah
perdarahan dan infeksi, preeklamsi merupakan penyebab kematian maternal dan
perinatal yang utama dalam kebidanan2,3,6.
Di Seluruh dunia preeklamsia menyebabkan 50.000 - 76.000 kematian
maternal dan 900.000 kematian perinatal setiap tahunnya. Hal ini terjadi pada 3-
5% dari kehamilan dan merupakan penyebab kematian ibu, terutama di Negara-
negara berkembang. Angka kejadian di Indonesia bervariasi di beberapa rumah
sakit di Indonesia yaitu diantaranya 5-9% dan meningkat sebesar 40% selama
beberapa tahun terakhir ini di seluruh dunia. Di Indonesia masih merupakan
penyebab kematian nomer dua tertinggi setelah perdarahan.3,4,5
Preeklampsia adalah sindrom spesifik kehamilan berupa berkurangnya
perfusi organ akibat vasospasme dan aktivasi endotel. Penyakit ini merupakan
penyakit dengan tanda-tanda hipertensi, edema dan proteinuria yang timbul akibat
kehamilan yang biasanya terjadi pada triwulan ketiga kehamilan tetapi dapat
timbul juga sebelum triwulan ketiga seperti pada pasien mola hidatidosa.3,5,6,7,
Preeklampsia dikelompokkan menjadi preeklampsia berat dan ringan.
Preeklampsia ringan dipandang tidak memiliki resiko bagi ibu dan janin, tetapi
tidaklah lepas dari kemungkinan terjadinya berbagai masalah akibat dari
preeklampsia itu sendiri. Preeklampsia berat membawa resiko bagi ibu janin yang
lebih besar yang membutuhkan penanganan medicinal bahkan sampai pada
pertimbangan untuk terminasi kehamilan.2,4,5
2

Preeklampsia adalah timbulnya hipertensi disertai proteinuria akibat


kehamilan, setelah umur kehamilan 20 minggu atau segera setelah persalinan.
Gejala ini dapat timbul sebelum 20 minggu bila terjadi penyakit trofoblastik.
Teori yang dewasa ini banyak dikemukakan sebagai penyebab preeclampsia
adalah iskemia plasenta. Akan tetapi dengan teori ini tidak dapat diterangkan
semua hal yang bertalian dengan penyakit itu. Penyebab terjadinya preeklampsia
tidak hanya disebabkan oleh satu faktor saja, melainkan banyak faktor yang
menyebabkan terjadinya preeklampsia dan eklampsia (multiple causation).
Diabetes melitus, mola hidatidosa, kehamilan ganda, hidrops fetalis, umur lebih
dari 35 tahun dan obesitas merupakan faktor predisposisi untuk terjadinya
preeclampsia.1,4,5
Wanita dengan kehamilan ganda bila dibandingkan dengan kehamilan
tunggal, maka memperlihatkan insiden hipertensi gestasional (13 % : 6 %) dan
preeklampsia (13 % : 5 %) yang secara bermakna lebih tinggi. Selain itu, wanita
dengan kehamilan kembar memperlihatkan prognosis neonatus yang lebih buruk
daripada wanita dengan kehamilan tunggal.,5,9

Anda mungkin juga menyukai