Hipertensi dalam kehamilan merupakan 5-15% penyulit kehamilan dan merupakan salah satu dari tiga penyebab tertinggi mortalitas dan morbiditas ibu bersalin,1,2,3. Salah satu bagian dari hipertensi dalam kehamilan yang sering terjadi adalah preeklampsia. Preeklampsia merupakan kesatuan penyakit yang langsung disebabkan oleh kehamilan, dengan penyebab yang masih belum jelas. Setelah perdarahan dan infeksi, preeklamsi merupakan penyebab kematian maternal dan perinatal yang utama dalam kebidanan2,3,6. Di Seluruh dunia preeklamsia menyebabkan 50.000 - 76.000 kematian maternal dan 900.000 kematian perinatal setiap tahunnya. Hal ini terjadi pada 3- 5% dari kehamilan dan merupakan penyebab kematian ibu, terutama di Negara- negara berkembang. Angka kejadian di Indonesia bervariasi di beberapa rumah sakit di Indonesia yaitu diantaranya 5-9% dan meningkat sebesar 40% selama beberapa tahun terakhir ini di seluruh dunia. Di Indonesia masih merupakan penyebab kematian nomer dua tertinggi setelah perdarahan.3,4,5 Preeklampsia adalah sindrom spesifik kehamilan berupa berkurangnya perfusi organ akibat vasospasme dan aktivasi endotel. Penyakit ini merupakan penyakit dengan tanda-tanda hipertensi, edema dan proteinuria yang timbul akibat kehamilan yang biasanya terjadi pada triwulan ketiga kehamilan tetapi dapat timbul juga sebelum triwulan ketiga seperti pada pasien mola hidatidosa.3,5,6,7, Preeklampsia dikelompokkan menjadi preeklampsia berat dan ringan. Preeklampsia ringan dipandang tidak memiliki resiko bagi ibu dan janin, tetapi tidaklah lepas dari kemungkinan terjadinya berbagai masalah akibat dari preeklampsia itu sendiri. Preeklampsia berat membawa resiko bagi ibu janin yang lebih besar yang membutuhkan penanganan medicinal bahkan sampai pada pertimbangan untuk terminasi kehamilan.2,4,5 2
Preeklampsia adalah timbulnya hipertensi disertai proteinuria akibat
kehamilan, setelah umur kehamilan 20 minggu atau segera setelah persalinan. Gejala ini dapat timbul sebelum 20 minggu bila terjadi penyakit trofoblastik. Teori yang dewasa ini banyak dikemukakan sebagai penyebab preeclampsia adalah iskemia plasenta. Akan tetapi dengan teori ini tidak dapat diterangkan semua hal yang bertalian dengan penyakit itu. Penyebab terjadinya preeklampsia tidak hanya disebabkan oleh satu faktor saja, melainkan banyak faktor yang menyebabkan terjadinya preeklampsia dan eklampsia (multiple causation). Diabetes melitus, mola hidatidosa, kehamilan ganda, hidrops fetalis, umur lebih dari 35 tahun dan obesitas merupakan faktor predisposisi untuk terjadinya preeclampsia.1,4,5 Wanita dengan kehamilan ganda bila dibandingkan dengan kehamilan tunggal, maka memperlihatkan insiden hipertensi gestasional (13 % : 6 %) dan preeklampsia (13 % : 5 %) yang secara bermakna lebih tinggi. Selain itu, wanita dengan kehamilan kembar memperlihatkan prognosis neonatus yang lebih buruk daripada wanita dengan kehamilan tunggal.,5,9