Anda di halaman 1dari 22

PROPOSAL TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK (TAK)

STIMULASI PERSEPSI SENSORI (HALUSINASI)

A. Latar Belakang
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mendefinisikan kesehatan sebagai
keadaan sehat fisik, mental, sosial, bukan semata-mata keadaan tanpa penyakit atau
kelemahan. Orang yang memiliki kesejahteraan emosional, fisik, dan sosial dapat
memenuhi tanggung jawab kehidupan, berfungsi dengan efektif dalam kehidupan
sehari-hari, dan puas dengan hubungan interpersonal dan diri mereka sendiri.
Kesehatan jiwa merupakan suatu kondisi sehat emosional, psikologis, dan
sosial yang terkihat dari hubungan interpersonal yang memuaskan, perilaku, dan
koping yang efektif, konsep diri positif, dan kestabilan emosional. Kesehatan jiwa
dipengaruhi oleh banyak faktor. Faktor tersebut antara lain otonomi dan kemandirian,
memaksimalkan potensi diri, menoleransi ketidakpastian hidup, harga diri, menguasai
lingkungan, orientasi realitas dan manajemen stress.
American Psychiatric Association (1994) mendefinisikan gangguan jiwa
sebagai suatu sindrom atau pola psikologis atau perilaku yang penting secara klinis
yang terjadi pada seseorang dan dikaitkan dengan adanya distres atau disabilitas
disertai peningkatan resiko kematian, nyeri, disabilitas, atau sangat kehilangan
kebebasan. Gangguan jiwa menyebabkan penderitanya tidak sanggup menilai dengan
baik kenyataan, tidak dapat lagi menguasai dirinya untuk mencegah mengganggu
orang lain atau merusak/menyakiti dirinya sendiri (Baihaqi,dkk, 2005).
Setiap tahun, jumlah penderita gangguan jiwa di Indonesia terus meningkat,
baik gangguan jiwa berat maupun ringan. Berdasarkan data hasil Riskesdas tahun
2007, persentase gangguan jiwa mencapai 11,6 persen dari sekitar 19 juta penduduk
yang berusia di atas 15 tahun. Namun masih sedikit yang memiliki perhatian terhadap
kesehatan jiwa di Indonesia. Program promosi kesehatan jiwa di masyarakat pun
masih belum banyak, sehingga diperlukan mental health nurses(perawat jiwa) di
masyarakat yang melakukan promosi kesehatan, terutama kesehatan jiwa.
Peran perawat sebagai pemberi asuhan keperawatan yang komprehensif
meliputi kesehatan jiwa dan fisik sangat diperlukan untuk mencegah meningkatnya
angka gangguan jiwa. Perawatan klien gangguan jiwa di rumah sakit membutuhkan
dukungan dari banyak aspek sehingga kesejahteraan klien dapat tercapai. Salah satu
tujuan perawatan klien dengan gangguan jiwa di rumah sakit adalah dengan melatih
klien untuk mandiri dan mampu berinteraksi dengan orang lain. Ketika klien mampu
berinteraksi diharapkan klien dapat kembali berfungsi di masyarakat dan mampu
melakukan perannya di masyarakat. Bentuk pelatihan berinteraksi dan bekerjasama
dengan orang lain adalah dengan melakukan terapi aktivitas kelompok.
Terapi Aktivitas Kelompol (TAK): sosialisasi TAK adalah upaya
memfasilitasi kemampuan sosialisasi sejumlah klien dengan masalah hubungan sosial.
Salah satu gangguan hubungan sosial pada pasien gangguan jiwa adalah gangguan
persepsi sensori: Halusinasi merupakan salah satu masalah keperawatan yang dapat
ditemukan pada pasien gangguan jiwa. Halusinasi adalah salah satu gejala gangguan
jiwa di mana pasien mengalami perubahan sensori persepsi; merasakan sensasi palsu
berupa suara, penglihatan, pengecapan perabaan atau penghiduan. Pasien merasakan
stimulus yang sebetulnya tidak ada. Dampak dari halusinasi yang diderita klien
diantaranya dapat menyebabkan klien tidak mempunyai teman dan asyik dengan
fikirannya sendiri. Salah satu penanganannya yaitu dengan melakukan Terapi
Aktivitas Kelompok yang bertujuan untuk mengidentifikasi halusinasi dan
mengontrol halusinasi yang dialaminya.
Dari beberapa kasus gangguan jiwa yang ada di RSJ Provinsi Lampung
khususnya Ruang Kutilang sebagian besar pasien menderita halusinasi. Oleh karena
itu, perlu diadakan Terapi Aktivitas Kelompok tentang halusinasi.

B. Landasan Teori
Terapi Aktivitas Kelompok (TAK) stimulasi persepsi adalah terapi yang
menggunakan aktivitas yang menggunakan aktivitas mempersepsikan berbagai
stimulasi yang terkait dengan pengalaman dengan kehidupan untuk didiskusikan
dalam kelompok. Hasil diskusi kelompok dapat berupa kesepakatan persepsi atau
alternatif penyelesaian masalah.

Dalam terapi aktivitas kelompok stimulasi persepsi halusinasi dibagi dalam 5 sesi,
yaitu:
1. Sesi I : Klien mengenal halusinasi
2. Sesi II : Mengontrol halusinasi dengan cara menghardik
3. Sesi III : Mengontrol halusinasi dengan cara patuh minum obat
4. Sesi IV : Mengontrol halusinasi dengan cara bercakap-cakap dengan orang lain
5. Sesi V : Mengontrol halusinasi dengan cara melakukan aktivitas terjadwal
C. Tujuan
1. Tujuan umum
1.1 Klien dapat meningkatkan kemampuan diri dalam mengontrol halusinasi
dalam kelompok secara bertahap.
2. Tujuan khusus
2.1 Klien dapat mengenal halusinasi.
2.2 Klien dapat mengontrol halusinasi dengan cara menghardik.
2.3 Klien dapat mengontrol halusinasi dengan cara patuh minum obat.
2.4 Klien dapat mengontrol halusinasi dengan cara bercakap-cakap dengan orang
lain.
2.5 Klien dapat mengontrol halusinasi dengan cara melakukan aktivitas terjadwal.
D. Sesi yang digunakan
1. Sesi I : Klien mengenal halusinasi
2. Sesi II : Mengontrol halusinasi dengan cara menghardik
3. Sesi III : Mengontrol halusinasi dengan cara patuh minum obat
4. Sesi IV : Mengontrol halusinasi dengan cara bercakap-cakap dengan orang lain
5. Sesi V : Mengontrol halusinasi dengan cara melakukan aktivitas terjadwal
E. Klien
1. Kriteria klien
1.1 Klien gangguan orientasi realita yang mulai terkontrol.
1.2 Klien yang mengalami perubahan persepsi.
2. Proses seleksi
2.1 Mengobservasi klien yang masuk kriteria.
2.2 Mengidentifikasi klien yang masuk kriteria.
2.3 Mengumpulkan klien yang masuk kriteria.
2.4 Membuat kontrak dengan klien yang setuju ikut TAK, meliputi: menjelaskan
tujuan TAK pada klien, rencana kegiatan kelompok dan aturan main dalam
kelompok
F. Kriteria Hasil
1. Evaluasi Struktur
1.1 Kondisi lingkungan tenang, dilakukan ditempat tertutup dan memungkinkan
klien untuk berkonsentrasi terhadap kegiatan
1.2 Posisi tempat dilantai menggunakan tikar
1.3 Peserta sepakat untuk mengikuti kegiatan
1.4 Alat yang digunakan dalam kondisi baik
1.5 Leader, Co-leader, Fasilitator, observer berperan sebagaimana mestinya.
2. Evaluasi Proses
2.1 Leader dapat mengkoordinasi seluruh kegiatan dari awal hingga akhir.
2.2 Leader mampu memimpin acara.
2.3 Co-leader membantu mengkoordinasi seluruh kegiatan.
2.4 Fasilitator mampu memotivasi peserta dalam kegiatan.
2.5 Fasilitator membantu leader melaksanakan kegiatan dan bertanggung jawab
dalam antisipasi masalah.
2.6 Observer sebagai pengamat melaporkan hasil pengamatan kepada kelompok
yang berfungsi sebagai evaluator kelompok
2.7 Peserta mengikuti kegiatan yang dilakukan dari awal hingga akhir
3. Evaluasi Hasil
Diharapkan 75% dari kelompok mampu:
3.1 Menjelaskan apa yang sudah digambarkan dan apa yang dilihat
3.2 Menyampaikan halusinasi yang dirasakan dengan jelas

G. Antisipasi Masalah
1. Penanganan terhadap klien yang tidak aktif dalam aktivitas
1.1 Memanggil klien
1.2 Memberi kesempatan pada klien untuk menjawab sapaan perawat atau klien
lain
2. Bila klien meninggalkan kegiatan tanpa izin
2.1 Panggil nama klien
2.2 Tanyakan alasan klien meninggalkan kegiatan
3. Bila klien lain ingin ikut
3.1 Berikan penjelasan bahwa kegiatan ini ditujukan kepada klien yang telah
dipilih
3.2 Katakan pada klien bahwa ada kegiatan lain yang mungkin didikuti oleh klien
tersebut
3.3 Jika klien memaksa beri kesempatan untuk masuk dengan tidak memberi
pesan pada kegiatan ini
H. Pengorgnisasian
SESI
1. Pelaksanaan
1.1 Hari/Tanggal :
1.2 Waktu : Pkl. 10.00 – 10.45 WIB s.d selesai (sesi I)
1.3 Alokasi waktu : Perkenalan dan pengarahan (10 menit) Terapi kelompok
(25 menit) Penutup (10 menit)
1.4 Tempat : Ruang TAK Teratai
1.5 Jumlah klien : orang
2. Tim Terapi
2.1 Leader Sesi I :
Uraian tugas :
2.1.1 Mengkoordinasi seluruh kegiatan
2.1.2 Memimpin jalannya terapi kelompok
2.1.3 Memimpin diskusi
2.2 Co-leader Sesi I :
2.2.1. Membantu leader mengkoordinasi seluruh kegiatan
2.2.2. Mengingatkan leader jika ada kegiatan yang menyimpang
2.2.3. Membantu memimpin jalannya kegiatan
2.2.4. Menggantikan leader jika terhalang tugas
2.3 Observer Sesi I :
2.3.1. Mengamati semua proses kegiatanyang berkaitan dengan waktu,
tempat dan jalannya acara
2.3.2. Melaporkan hasil pengamatan pada leader dan semua angota
kelompok denga evaluasi kelompok
2.4. Fasilitator Sesi I :
2.4.1 Memotivasi peserta dalam aktivitas kelompok
2.4.2 Memotivasi anggota dalam ekspresi perasaan setelah kegiatan
2.4.3 Mengatur posisi kelompok dalam lingkungan untuk melaksanakan
kegiatan
2.4.4 Membimbing kelompok selama permainan diskusi
2.4.5 Membantu leader dalam melaksanakan kegiatan
2.4.6 Bertanggung jawab terhadap program antisipasi masalah
2.3. Metode dan Media
2.3.1. Metode
2.3.1.1 Diskusi
2.3.1.2 Bermain peran/stimulasi
2.3.1 Media
2.3.1.1 Papan nama
2.3.1.2 Whiteboar
2.3.1.3 Spidol
2.3.1.4 Tikar

I. Setting Tempat
Gambar Setting Tempat

L Co O

K K

F
F

K
K

K K

F F

K K F K K F K K

Keterangan:
 L : Leader = 1
 Co : Co Leader = 1
 O : Observer = 1
 K : Pasien = 12
 F : Fasilitator = 6
Petunjuk

Semua duduk melingkar bersama


PROSES PELAKSANAAN
Sesi I: Mengenal halusinasi
A. Tujuan
1. Klien dapat menjelaskan isi halusinasinya
2. Klien dapat menyebutkan waktu munculnya halusinasi
3. Klien dapat menyebutkan frekuensi halusinasi
4. Klien dapat menyebutkan respon saat munculnya halusinasi
5. Klien dapat menyebutkan situasi munculnya halusinasi
B. Langkah kegiatan
1. Salam terapeutik
1.1.Salam terapeutik kepada klien
1.2.Perkenalan nama lengkap dan nama panggilan semua struktur (beri papan
nama)
1.3.Menanyakan nama lengkap dan nama panggilan dari semua klien (beri papan
nama)
2. Evaluasi/validasi
Menanyakan perasaan klien saat ini
3. Kontrak
3.1.Leader menjelaskan tujuan kegiatan yang akan dilaksanakan yaitu mengenal
suara-suara yang didengar
3.2.Leader menjelaskan aturan main
3.3.Jika ada klien yang ingin meninggalkan kelompok harus minta izin kepada
leader
3.4.Lama kegiatan 45 menit
3.5.Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir
4. Tahap kerja
4.1.Leader menjelaskan kegiatan yang akan dilakukan yaitu mengenal suara-
suara yang didengar (halusinasi) tentang isinya, waktu terjadinya, situasi
yang membuat terjadi dan perasaan klien pada saat halusinasi muncul
4.2.Leader meminta klien menceritakan isi halusinasi, waktu terjadinya, situasi
yang membuat terjadi dan perasaan klien saat terjadi halusinasi. Hasilnya
ditulis di whiteboard
4.3.Beri pujian pada klien yang melakukan dengan baik
4.4.Simpulkan isi, waktu terjadi, situasi pada saat terjadi dan perasaan klien dari
suara yang biasa didengar
5. Tahap terminasi
5.1.Evaluasi
5.1.1. Leader menanyakan perasaan klien setelah menikuti TAK
5.1.2. Leader memberikan pujian atas keberhasilan kelompok
5.2.Tindak Lanjut
Leader meminta untuk melaporkan isi, waktu, situasi dan perasaan jika
halusinasi muncul
Kontrak yang akan datang
5.2.1. Menyepakati TAK yang akan datang: cara mengontrol halusinasi
5.2.2. Menyepakati waktu dan tempat

C. Evaluasi dan Dokumentasi


1.Evaluasi
Formulir yang dievaluasi
Sesi I TAK Stimulasi Persepsi Sensori (Halusinasi)
Kemampuan Personal/Halusinasi
Menyebut
Menyebut Menyebutkan Menyebut
Nama Situasi
No Isi Waktu terjadi Perasaan saat
Klien Halusinasi
Halusinasi Halusinasi berhalusinasi
Muncul

Petunjuk:
a. Tulis nama panggilan klien yang ikut TAK pada kolom nama
b. Untuk setiap klien beri penilaian kemampuan mengenal halusinasi; isi,
waktu, situasi dan perasaan saat halusinasi muncul. Beri tanda √ jika klien
mampu dan berikan tanda X jika klien tidak mampu.

2.Dokumentasi
Dokumentasi kemampuan yang dimiliki klien saat TAK pada catatan proses
keperawatan setiap klien. Anjurkan klien mengidentifikasi halusinasi yang timbul dan
menyampaikan kepada perawat.
Sesi II: Mengontrol halusinasi dengan cara menghardik
A. Tujuan
1. Klien dapat menjelaskan cara yang selama ini dilakukan untuk mengatasi
halusinasi
2. Klien dapat memahami cara menghardik halusinasi
3. Klien dapat memperagakan cara menghardik halusinasi
B. Langkah kegiatan
1. Persiapan
1.1.Mengingatkan kontrak kepada klien yang telah mengikuti sesi
1.2.Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan
2. Orientasi
2.1.Salam terapeutik
2.1.1. Salam terapeutik
2.1.2. Klien dan terapis pakai papan nama
2.2.Orientasi
2.2.1. Leader menanyakan perasaan klien saat ini
2.2.2. Leader menanyakan pengalaman halusinasi yang terjadi: isi, waktu,
situasi dan perasaan
2.3.KontraK
2.3.1. Menjelaskan tujuan kegiatan: latihan cara mengontrol halusinasi
dengan cara menghardik
2.3.2. Menjelaskan aturan main
a) Jika ada yang ingin meninggalkan kelompok harus meminta izin
kepada leader
b) Lama kegiata 45 menit
c) Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir
3. Tahap keja
3.1.Leader meminta klien menceritakan apa yang dilakukan pada saat mengalami
halusinasi dan bagaimana hasilnya . Ulangi sampai semua pasien mendapat
giliran
3.2.Berikan pujian setiap klien selesai bercerita
3.3.Leader menjelaskan cara mengatasi halusinasi dengan menghardik halusinasi
pada saat halusinasi muncul
3.4. Co-Leader memperagakan cara menghardik halusinasi yaitu: ”Pergi, pergi
jangan ganggu saya, kamu suara palsu...”
3.5.Leader meminta masing-masing klien memperagakan cara menghardik
halusinasi
3.6.Leader memberikan pujian dan mengajak semua klien bertepuk tangan setiap
klien memperagakan menghardik halusinasi
4. Tahap terminasi
4.1.Evaluasi
4.1.1. Leader menanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK
4.1.2. Leader memberikan pujian atas keberhasilan kelompok
4.2.Tindak Lanjut
4.2.1. Leader mengajarkan klien untuk menerapkan cara yang telah dipelajari
jika halusinasi muncul
4.2.2. Memasukkan kegiatan menghardik ke dalam jadwal kegiatan harian
klien
4.3. Kontrak yang akan datang
4.3.1. Leader membuat kesepakatan dengan klien untuk TAK berikutnya
yaitu cara mengontrol halusinasi dengan melakukan bercakap-cakap
dengan orang lain
4.3.2. Leader membuat kesepakatan waktu dan tempat TAK berikutnya
C. Evaluasi dan Dokumentasi
1. Evaluasi
Sesi II: Stimulasi Persepsi Sensori (Halusinasi)
Kemampuan Menghardik Halusinasi

No Aspek yang dinilai Nama Klien


1 Menyebutkan cara yang
selama ini digunakan
untuk mengatasi
2 halusinasi
Menyebutkan efektivitas
3 cara yang digunakan
Menyebutkan cara
4 mengatasi halusinasi
dengan menghardik
Memperagakan cara
menghardik halusinasi

Petunjuk:
a. Tulis nama panggilan klien yang ikut TAK pada kolom nama
b. Untuk setiap klien beri penilaian kemampuan menyebutkan; cara yang biasa
digunakan untuk mengatasi halusinasi, efektifitas cara yang digunakan, cara
mengatasi halusinasi dengan menghardik dan memperagakan cara
menghardik halusinasi. Beri tanda √ jika klien mampu dan berikan tanda X
jika klien tidak mampu.

2.Dokumentas
Dokumentasi kemampuan yang dimiliki klien saat TAK pada catatan proses
keperawatan setiap klien. Contoh: klien mengikuti TAK stimulasi persepsi
sensori. Klien mampu memperagakan cara menghardik halusinasi, anjurkan klien
mengguanakannnya jika halusinasi muncul.
Sesi III : Mengontrol Halusinasi dengan Patuh Minum Obat

A. Tujuan
1. Klien memahami pentingnya minum obat
2. Klien memahami akibat tidak minum obat
3. Klien dapat menyebutkan lima benar minum obat

B. Langkah kegiatan
1. Persiapan
1.1.Mengingatkan kontrak klien yang telah mengikuti sesi IV
1.2.Terapis membuat kontrak dengan klien
1.3.Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan
2. Orientasi
2.1.Salam terapeutik
2.1.1. Salam dari terapis klien
2.1.2. Klien dan terapis pakai papan nama
2.2.Evaluasi/ validasi
2.2.1. Menanyakan perasaan klien saat ini
2.2.2. Menanyakan pengalaman klien mengontrol halusinasi setelah
menggunakan tiga cara yang telah di pelajari{mengardik,
menyibukkan diri dengan kegiatan terarah dan bercakap-cakap}
2.3.Kontrak
2.3.1. Terapis menjelaskan tujuan, yaitu mengontrol halusinasi dengan
bercakap-cakap dan minum obat.
2.3.2. Terapis menjelaskan aturan main berikut
 Jika ada klien ingin meninggalkan kelompok, harus meminta
ijin kepada terapis
 Lama kegiatan 45 menit
 Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai selesai
3. Tahap Kerja.
3.1. Terapis menjelaskan untungnya patuh minum obat, yaitu mencegah kambuh
karena obat memberi perasaan tenang
3.2.Terapis menjelaskan kerugian bila tidak patuh minum obat.
3.3. Terapis meminta tiap klien menyampaikan obat yang dimakan dan waktu
memakannya. Buat daftar di whiteboard
3.4.Menjelaskan lima benar minum obat
3.5. Meminta klien untuk menyebutkan lima benar minum obat
3.6.Berikan pujian pada klien yang benar
3.7.Diskusikan perasaan klien sebelum minum obat (tulis di whiteboard)
3.8.Diskusikan perasaan klien setelah teratur minum obat (whiteboard)
3.9.Menjelaskan keuntungan minum obat, yaitu salah satu cara mencegah
halusinasi/kambuh
3.10. Menjelaskan akibat/kerugian tidak minum obat,yaitu halusinasi
kambuh
3.11. Minta klien menyebutkan kembali keuntungan dan kerugian minum
atau tidak minum obat.
3.12. Berikan pujian bila benar.
4. Tahap Terminasi
4.1.Evaluasi
4.1.1. Terapis menanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK
4.1.2. Terapis menanyakan TAK mengontrol halusinasi yang sudah dilatih
4.1.3. Memberikan pujian atas keberhasilan kelompok
4.2.Tindak lanjut
Menganjurkan klien menggunakan tiga cara mengontrol halusinasi yaitu,
menghardik, minum obat , bercakap-cakap dan melakukan kegiatan harian
4.3.Kontrak yang akan datang
4.3.3. Terapis mengakhiri sesi TAK stimulasi persepsi untuk mengontrol
halusinasi
4.3.4. Buat kesepakatan baru untuk TAK yang lain sesuai dengan indikasi
klien.
C. Evaluasi
Evaluasi di lakukan saat TAK berlangsung khususnya pada tahap kerja.aspek
yang dinilai adalah kemampuan klien sesuai dengan tujuan TAK.
Formulir evaluasi sebagai berikut:
Kemampuan patuh minum obat untuk mencegah halusinasi

Menyebutkan
Menyebutkan
Nama Menyebutkan 5 benar akibat tidak
No keuntungan
Klien cara minum obat patuh minum
minum obat
obat
1
2
3
4
5
6
7
8

Petunjuk:
1. Tulis nama panggilan klien yang ikut TAK pada kolom nama klien
2. Untuk setiap klien beri penilaian atas kemampuan menyebutkan 5
benar cara minum obat, manfaat dan akibat tidak minum obat beri
tanda √ jika klien mampu dan tanda X jika klien tidak mampu.
Dokumentasi
Dokumentasikan kemampuan yang dimiliki saat klien TAK. Pada catatan proses
keperawatan tiap klien. Contoh klien mengikuti TAK stimulasi persepsi: halusinasi sesi
V. Klien mampu menyebutkan 5 benar minum obat, manfaat dan akibat bila tidak patuh
minum obat. Anjurkan klien minum obat dengan cara yang benar.
Sesi IV: Mencegah Halusinasi dengan Bercakap-cakap

A. Tujuan
1. Klien memahami pentingnya bercakap-cakap dengan orang lain untuk mencegah
munculnya halusinasi
2. Klien dapat bercakap-cakap dengan orang lain untuk mencegah halusinasi

B. Langkah Kegiatan
1. Persiapan
1.1. Mengingatkan kontrak klien yang telah mengikuti sesi III
1.2. Terapis membuat kontrak dengan klien
1.3. Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan
2. Orientasi
2.1. Salam terapeutik
2.1.1. Salam dari terapis klien
2.1.2. Klien dan terapis pakai papan nama
2.2. Evaluasi/ validasi
2.2.1. Menayakan perasaan klien saat ini
2.2.2. Menanyakan pengalaman klien setelah menerapkan dua cara yang
telah di pelajari{mengardik, menyibukkan diri dengan kegiata
terarah}untuk mencegah halusinasi.
2.3. Kontrak
2.3.1. Terapis menjelaskan tujuan, yaitu mengontrol halusinasi dengan
bercakap-cakap.
2.3.2. Terapis menjelaskan aturan main berikut
 Jika ada klien ingin meninggalkan kelompok, harus meminta ijin
kepada terapis
 Lama kegiatan 30 menit
 Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai selesai
3. Tahap Kerja
3.1. Terapis menjelaskan pentingnya bercakap-cakap dengan orang lain untuk
mengontrol dan mencegah halusinasi
3.2. Terapis meminta tiap tiap klien untuk menyebutkan orang yang biasa dan bisa
diajak bercakap-cakap.
3.3. Terapis meminta tiap klien menyebutkan pokok pembicaraan yang biasa dan
bisa dilakukan
3.4. Terapis memperagakan cara bercakap-cakap jika halusinasi itu muncul ”suster
ada suara di telinga saya pengen ngobrol sama suster saja”
3.5. Terapis meminta klien untuk memperagakan percakapan dengan orang di
sebelahnya
3.6. Berikan pujian atas keberhasilan klien
3.7. Ulangi 3.4 dan 3.5 sampai semua klien giliran.
4. Tahap Terminasi
4.1. Evaluasi
4.1.1 Terapis menanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK
4.1.2 Terapis menanyakan TAK mengontrol halusinasi yang sudah di latih
4.1.3 Memberikan pujian atas keberhasilan kelompok
4.2. Tindak lanjut
Menganjurkan klien menggunakan tiga cara mengontrol halusinasi yaitu
menghardik, melakukan kegiatan harian dan bercakap-cakap.
4.3. Kontrak yang akan datang
4.3.1 Terapis membuat kesepakatan dengan klien untuk TAK berikutnya,
yaitu belajar cara mengontrol halusinasi dengan patuh minum obat
4.3.2 Terapis menyepakati waktu dan tempat

C. Evaluasi
Evaluasi di lakukan saat TAK berlangsung khusunya pada tahap kerja.aspek yang
dinilai adalah kemampuan klien sesuai dengan tujuan TAK.
Formulir evaluasi sebagai berikut:
Kemampuan bercakap-cakap untuk mencegah halusinasi

NO Aspek yang dinilai Nama klien


1 Menyebutkan orang
yang diajak bicara
2 Memperagakan
percakapan
3 Menyebutkan tiga
cara mengontrol dan
mencegah halusinasi

Petunjuk:
1. Tulis nama panggilan klien yang ikut TAK pada kolom nama klien
2. Untuk setiap klien beri penilaian atas kemampuan menyebutkan orang yang biasa
diajak bicara, memperagakan percakapan, menyusun jadwal kegiatan harian,dan
menyebutkan 3 cara mencegah halusinasi, beri tanda √ jika klien mampu dan
tanda X jika klien tidsak mampu.

Dokumentasi
Dokumentasikan kemampuan yang dimiliki saat klien TAK. Pada catatan
proses keperawatan tiap klien.contoh klien mengikuti TAK stimulasi persepsi:
halusinasi sesi IV. Klien mampu memperagakan bercakap-cakap dengan orang
lain. Anjurkan klien untuk melakukan percakapan kepada klien dan perawat untuk
mencegah halusinasi.
Sesi V: Mengontrol Halusinasi dengan Melakukan Kegiatan Terjadwal

A. Tujuan
1. Klien dapat memahami pentingnya melakukan kegiatan untuk mencegah
munculnya halusinasi
2. Klien dapat menyusun jadwal kegiatan untuk mencegah terjadinya halusinasi
B. Langkah Kegiatan
1. Persiapan
1.1.Mengingatkan kontrak klien yang telah mengikuti sesi 2
1.2.Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan
2. Orientasi
2.1.Salam terapeutik
2.1.1 Salam dari terapis klien
2.1.2 Klien dan terapis pakai papan nama
2.2.Evaluasi/ validasi
2.2.1. Terapis menyakan keadaan klie saat ini
2.2.2. Terapis menanyakan cara mengontrol halusinasi yang telah di pelajari
2.2.3. Terapis menanyakan pengalaman klien menerapkan cara menghadrik
halusinasi.
2.3. Kontrak
2.3.1. Terapis menjelaskan tujuan kegiatan, yaitu terjadinya halisinasi
dengan melakukan kegiatan
2.3.2. Menjelaskan aturan main berikut
 Jika ada klien ingin meninggalkan kelompok, harus meminta ijin kepada
terapis
 Lama kegiatan 30 menit
 Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai selesai
3. Tahap kerja
3.1.Terapis menjelaskan cara kedua yaitu melakukan kegiatan sehari- hari.
Jelaskan bahwa dengan melakukan kegiatan yang teratur akan mencegah
munculnya halusinasi
3.2.Terapis meminta tiap-tiapklien menyampaikan kegiatan yang biasa dilakukan
sehari-hari dan tulis di whiteboard
3.3.Terapis membagikan formulir jadwal kegiatan.terapis menulis formulir yang
sama di whiteboard
3.4.Terapis membimbinng satu persatu klien untuk membuat jadwal kegiatan, dari
bangun pagi sampai tidur malam. Klien menggunakan formulir dan terapis
menggunakan whiteboard
3.5. Tertapis melatih klien memperagakan kegiatan yang telah di susun.
3.6.Berikan pujian dengan tepuk tangan bersama kepada klien yang sudah selesai
membuat jadwal kegiatan dan memperagakannya.
4. Tahap terminasi
4.1.Evaluasi
4.1.1. Terapis menanyakan perasaan klien setelah selesai menyusun jadwal
kegiatan dan memperagakanya
4.1.2. Tearpis memberikan pujian atas keberhasilan kelompok
4.2.Tindak lanjut
Terapis menganjurkan klien melaksanakan 2 cara mengontrol halusinasi, yaitu
menghardik dan melakukan kegiatan.
4.3.Kontrak yang akan datang
4.3.1. Terapis membuat kesepakatan dengan klien untuk TAK berikutnya,
yaitu belajar mengontrol halusinasi dengan bercakap-cakap.
4.3.2. Terapis membuat kesepakatan waktu dan tempat.

C. Evaluasi dan Dokumentasi


Evaluasi
Evaluasi dilakukan saat proses TAK berlangsung, khususnya pada tahap kerja
Aspek yang di evaluasi adalah kemampuan klien sesuai dengan tujuan TAK. Untuk
TAK stimulasi persepsi sensori (halusinasi) sesi 3, kemampuan yang diharapkan
adalah klien melakukan kegiatan harian untuk mencegah timbulmya haluasinasi.
formulir evaluasi sebagai berikut.
Kemampuan Mencegah Halusinasi dengan Melakukan Kegiatan

ASPEK YANG NAMA KLIEN


NO
DINILAI
1 Menyebutkan
kegiatan yang
biasa
dilakuakan
2 Mempergakan
kegiatan yang
biasa dilakukan
3 Menyusun
jadwal kegiatan
harian
4 Menyebutkan 2
cara mengontrol
halusinasi

Petunjuk:
1. Tulis nama panggilan klien yang ikut TAK pada kolom nama klien
2. Untuk setiap klien beri penilaian atas kemampuan menyebutkan kegiatan harian
yang biasa dilakukan, memperagakan salah stau kegiatan, menyusun jadwal
kegiatan harian dan menyebutkan 2 cara mencegah halusinasi, beri tanda √ jika
klien mampu dan tanda X jika klien tidsak mampu.

Dokumentasi
Dokumentasikan kemampuan yang dimiliki saat klien TAK. Pada catatan proses
keperawatan tiap klien.contoh klien mengikuti TAK stimulasi persepsi: halusinasi
sesi III. Klien mampu memperagakan kegitan harian dan menyusun jadwal.
Anjurkan klien untuk melakukan kegiatan untuk mencegah halusinasi.
DAFTAR PUSTAKA

Keliat, Dr. Budi Anna, S.Kp, M.App.Sc, & Akemat S.Kp, M.Kep. (2004). Keperawatan Jiwa
Terapi Aktivitas Kelompok. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC

Anda mungkin juga menyukai