Anda di halaman 1dari 7

FRAKTUR EPIFISIS

PENDAHULUAN

Fraktur adalah hilangnya kontinuitas dari tulang ,tulang rawan sendi,tulang


rawan epifisis baik yang bersifat total ataupun bersifat parsial. Kebanyakan fraktur
terjadi karena kegagalan tulang menahan tekanan terutama tekanan membengkok
,memutar dan tarikan. Fraktur epifisis merupakan suatu fraktur tersendiri dan di bagi
dalam : (1) Fraktur Avulsi akibat tarikan ligamen, (2) fraktur kompressi yang bersifat
komunitif, (3) Fraktur osteokondral (bergeser). Fraktur pada anak-anak berbeda
dengan orang dewasa ,karena adanya perbedaan anatomi, biomekanik, dan fisiologi
tulang(1).

Tulang adalah jaringan yang terstrukutr dengan baik dan mempunyai lima
fungsi utama, yaitu :1

1. Membentuk rangka badan


2. Sebagai pengumpil dan tempat melekat otot
3. Sebagai bagian dari tubuh untuk melindungi dan
mempertahankan alat-alat dalam,seperti otak, sumsum tulang
belakang, jantung ,dan paru-paru
4. Sebagai deposit kalsium,fosfor,magnesium,dan garam
5. Sebagai organ yang befungsi sebagai jaringan hemopeotik
untuk memproduksi sel-sel darah merah, sel-sel darah putih, dan trombosit

Lempeng epifisis merupakan suatu diskus tulang rawan yang terletak diantara
epifisis dan metafisis. Fraktur lempeng epifisis merupakan 1/3 dari seluruh fraktur
pada anak-anak. Tulang rawan lempeng epifisis lebih lemah daripada tulang lain.
Daerah yang paling lemah dari lempeng epifisis adalah zona transformasi tulang
rawan pada daerah hipertrofi dimana biasanya terjadi garis fraktur disebabkan oleh
meningkatnya aktfifitas metabolik dan berkurangannya suplai darah 1,4

Periosteum pada anak-anak lebih tebal daripada orang dewasa, yang


memungkinkan penyembuhan tulang pada anak – anak lebih cepat dibandingkan
pada orang dewasa.

Pada pasien fraktur epifisis digunakan klasifikasi salter-Harris untuk


membantu dalam menegakan diagnosa, penatalaksanaan dan prognosis pada pasien
fraktur.1.2
INSIDEN

Insiden fraktur pada anak-anak didasarakan atas : 4

a. Berdasarakan kelompok usia antara usia 12 tahun sampai 16


tahun
b. Berdasarkan jenis kelamin lebih banyak ditemukan pada anak
laki-laki 42 % dibanding anak perempuan 27 %
c. Berdasarkan lokasi fraktur
- Fraktur humerus supracondiler : lebih sering pada usia 7 tahun
- Fraktur femur : sering terjadi pada usia diatas 3 tahun
- Fraktur epifisis : terjadi pada fase immatur pertumbuhan tulang
- Fraktur tulang panjang : tulang radius 45,1 %, tulang humerus
18,4 %, tulang tibia 15,1 %, tulang klavikula 13,8 %, tulang
femur 7,6 %

ANATOMI

Struktur tulang pada anak-anak mengandung banyak air dan sedikit mineral
dibanding orang dewasa muda. Oleh karena itu ,tulang pada anak-anak elastisitasnya
kurang (sedikit rapuh). Tulang epifisis mempunyai sturktur kartilago yang unik dan
ketebalan yang bervariasi, tergantung dari umur penderita dan lokal epifisis.
Perisosteum pada anak-anak mempunyai struktur fibrosa yang tebal ( sampai
beberapa millimeter).2

Pada umumnya, ligamentum pada anak-anak mempunyai fungsi yang sangat


kuat dari pada tulang. Suplai darah untuk pertumbuhan tulang dimulai dari sirkulasi
metafisis dan berakhir pada diafisis (pada neonatus, pembuluh darah kecil berjalan
dari fisis dan berakhir pada epifisis).

Tulang terbagi atas tiga garis besar, yaitu : 1,3


1. Tulang panjang atau tulang tubuler ( seperti
femur,tibia,fibula,ulna, dan humerus)
2. Tulang pendek atau tulang kuboid (seperti tulang vertebra,
tulang karpal
3. Tulang pipih (seperti tulang scapula,tulang iga dan tulang
pelvis)

Selanjutnya ,tulang terdiri atas kompak pada bagian luar yang disebut dengan
korteks dan bagian dalam yang bersifat spongiosa berbentuk trabekula dan luarnya
dilapisi periosteum.

Tulang rawan (kartilago) lempeng epifisis tidak sama dengan tulang rawan
hialin dan tulang rawan artikuler oleh karena tulang rawan lempeng epifisis
mempunyai struktur pembuluh darah , zona-zona susunan biokimia sehingga
memberikan gambaran matriks yang unik.

Dikutip dari kepustakaan no.7

EMBRIOLOGI

Tulang rawan (kartilago) lempeng epifisis tidak sama dengan tulang


rawan hialin dan tulang rawan artikuler oleh karena tulang rawan lempeng epifisis
mempunyai struktur pembuluh darah, zona-zona dan susunan biokimia sehingga
memberikan gambaran matriks unik.
Pada fase awal perkembangan tulang embrio (pada minggu ke-3 dan ke-4), terbentuk
tiga lapisan germinal yaitu ektoderm, mesoderm dan endoderm. Jaringan ini
merupakan jaringan yang bersifat multipotensial serta akan membentuk mesenkim
yang kemudian berdiferensiasi membentuk jaringan tulang rawan. Pada minggu
kelima perkembangan embrio, terbentuk tonjolan anggota gerak yang di dalamnya
terdapat juga sel mesoderm yang kemudian akan berubah menjadi mesenkim yang
merupakan bakal terbentuknya tulang dan tulang rawan
Perkembangan tulang terjadi melalui dua tahap, yaitu :
1. Pada minggu kelima perkembangan embrio, tulang rawan terbentuk dari
prakartilago, yang terdiri atas tiga jenis tulang rawan, yaitu:

- Tulang rawan hialin


- Tulang rawan fibrin
- Tulang rawan elastik

2. Setelah minggu ketujuh perkembangan embrio, tulang akan terbentuk


melalui dua cara, yaitu:
• Secara langsung. Pada proses ini tulang akan terbentuk secara langsung dari
membrane dalam tulang dalam bentuk lembaran-lembaran, misalnya pada tulang
muka, pelvis, scapula dan tulang tengkorak. Pada penulangan jenis ini dapat
ditemukan satu atau lebih pusat-pusat penulangan membrane. Proses penulangan ini
ditandai dengan terbentuknya osteoblas yang merupakan rangka dari trabekula yang
penyebarannya secara radier
• Secara tidak langsung. Pada proses ini tulang terbentuk dari tulang rawan dimana
proses penulangan dari tulang rawan terjadi melalui dua cara yaitu :

- Osifikasi sentral. Osifikasi dari tulang terjadi melalui osifikasi endokondal

- Osifikasi perifer. Osifikasi terjadi di bawah perikondrium/perikondrial atau


osifikasi periosteum/periosteal.
Pertumbuhan dan Remodeling Tulang

Pertumbuhan intertisial tidak dapat terjadi di dalam tulang, oleh karena itu
pertumbuhan intertisial terjadi melalui proses osifikasi endokondral pada tulang
rawan. Ada dua lokasi petumbuhan tulang rawan pada tulang panjang, yaitu :

1. Tulang rawan artikuler terjadi pada daerah tulang rawan artikuler dan
merupakan tempat satu-satunya bagi tulang untuk bertumbuh pada daerah epifisis.
Pada tulang pendek, pertumbuhan tulang dapat terjadi pada seluruh daerah tulang
2. Tulang rawan lempeng epifisis memberikan kemungkinan metafisis dan
diafisis untuk bertumbuh memanjang. Pada daerah pertumbuhan ini, terjadi
keseimbangan antara dua proses, yaitu :

• Proses pertumbuhan. Adanya pertumbuhan intertisial tulang rawan dari lempeng


epifisis memungkinkan terjadinya penebalan tulang

• Proses kalsifikasi. Kematian dan penggantian tulang rawan pada daerah permukaan
metafisis terjadi melalui proses osifikasi endokondral.

Remodeling Tulang
Selama pertumbuhan memanjang tulang, maka daerah metafisis mengalami
remodeling (pembentukan) dan pada saat yang bersamaan epifisis menjauhi batang
tulang secara progresif. Remodeling tulang terjadi sebagai hasil proses antara deposisi
dan resoprsi osteoblastik secara bersamaan.
Proses remodeling tulang berlangsung sepanjang hidup, dimana anak-anak
dalam masa pertumbuhan terjadi keseimbangan yang positif sedangkan pada orang
dewasa terjadi keseimbangan yang negative. Remodeling juga terjadi setelah
penyembuhan suatu fraktur. Pada fase awal perkembangan tulang embrio ( pada
mingguke-3 dan ke-4), terbentuk tiga lapisan germinal yaitu ektoderm, mesoderm,
dan endoderm. Lapisan ini merupakan jaringan yang bersifat multipotensial serta akan
membentuk mesenkim yang kemudian berdiferensiasi membentuk jaringan tulang
rawan. Pada minggu kelima perkembangan embrio terbnetuk tonjolang anggota gerak
(limb bud) yang didalamnya terdapat juga sel mesoderm yang kemudian akan berubah
menjadi masenkim yang merupakan bakal terbentuknya tulang dan tulang rawan.
Pada minggu keenam perkembangan embrio mesenkim yang kemudian
berdiferensiasi untuk membentuk kartilago pada bakal tulang. Kartilago terbentuk dari
sebagian pertumbuhan intersisial dan sebagian dari pembentukan sel-sel baru
permukaan (pertumbuhan tambahan) dari lapisan dalam perikondrium. Setelah
minggu ketujuh perkembangan embrio, sel kartilago terdapat dalam model hipertrofi
dengan bentuk longitudinal. Proses penggantian kartilago menjadi tulang disebut
sebagai endokhondral ossifikasi dan ini hanya terjadi pada bentuk kapiler.2

Tulang rawan lempeng epifisis memberikan kemungkinan metafisis dan


diafisis untuk bertumbuh memanjang. Pada daerah pertumbuhan ini terjadi
keseimbangan antara dua proses yaitu (1) proses pertumbuhan dan (2) proses
kalsifikasi.1,2,3

Dikenal tiga zona lempeng epifisis, yaitu : 1,3,5,6

a. Zona pertumbuhan

Pada zona ini terdapat lapisan germinal yang merupakan daerah intersisial,
yang melekat pada epifisis dengan sel-sel kondrosit muda serta pembuluh darah halus.
Juga terdapat lapisan proliferasi yang merupakan daerah intersisial yang paling aktif
dalam zona ini dan lapisan palisade disebelah dalam dari lapisan proliferasi.

b. Zona tranformasi tulang rawan

Pada zona ini terdapat lapisan hipertrofi, kalsifikasi dan degenerasi yang
merupakan daerah tulang rawan yang mengalami maturasi. Zona ini diperkuat dengan
proses mineralisasi tetapi zona ini lebih rapuh atau lemah dibanding dengan zona
pertumbuhan. Pada zona inilah lebih sering terjadi fraktur epifisis.

c. Zona osifikasi

Zona osifikasi daerah yang tipis dengan sel-sel kondrosit yang telah mati
akibat kalsifikasi matriks.

Berdasarkan sturktur histologi tulang dikenal ada dua, yaitu :1,3

1. Tulang immatur (Nonlamellar bone, woven bone, fiber bone)


Tulang ini terbentuk dari osifikasi endokondral pada perkembangan embrional
dan kemudian secara perlahan-lahan menjadi tulang yang matur dan pada umur satu
tahun tulang imatur tidak terlihat lagi. Tulang imatur ini mengandung jaringan
kolagen dengan substansi semen dan mineral yang lebih sedikit dibanding dengan
tulang matur.
2. Tulang matur (Lamellar bone), terdiri atas tulang kortikal (compacta)
dan tulang trabekuler (spongiosa).

Tulang kortikal (compacta) mempunyai perbendaan dengan tulang imatur


pada lapisan mikroskopik atau lamelar dan tulang matur ditandai dengan sistem
Harvesian atau osteons, yang memberikan kemudahan sirkulasi darah melalui korteks
yang tebal. Tulang matur kurang mengandung sel dan lebih banyak substansi semen
dan mineral dibanding dengan tulang imatur.

Anda mungkin juga menyukai