Anda di halaman 1dari 13

RENCANA KERJA DAN SYARAT – SYARAT TEKNIS

DAFTAR ISI :

PASAL 1 PENJELASAN UMUM

PASAL 2 PERATURAN TEKNIS BANGUNAN YANG DIGUNAKAN

PASAL 3 PEKERJAAN PERSIAPAN

PASAL 4 PEKERJAAN TANAH/URUGAN

PASAL 5 PEKERJAAN PONDASI

PASAL 6 PEKERJAAN BETON BERTULANG

PASAL 7 PEKERJAAN DINDING

PASAL 8 PEKERJAAN PLESTERAN

PASAL 9 PEKERJAAN LANTAI

PASAL 10 PEKERJAAN KAYU

PASAL 11 PEKERJAAN LANGIT-LANGIT (PLAFOND)

PASAL 12 PEKERJAAN PENUTUP ATAP

PASAL 13 PEKERJAAN PENGUNCI DAN PENGGANTUN

PASAL 14 PEKERJAAN INSTALASI LISTRIK

PASAL 15 PEKERJAAN PENGECETAN

PASAL 16 PEKERJAAN FINISING

PASAL 17 PEKERJAAN LAIN-LAIN

Pembangunan USB SMPN 3 SIMPANG EMPAT


RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT TEKNIS

Pasal 1
URAIAN UMUM

1. Mendatangkan, pengolahan semua bahan, pengerahan tenaga kerja, mengadakan alat bantu dan
sebagainya, yang pada umumnya langsung atau tidak langsung termasuk dalam usaha
penyelesaian dan penyerahan pekerjaan dalam keadaan sempurna dan lengkap. Disini juga
termasuk pekerjaan atau bagian pekerjaan yang walupun tidak disebut dengan jelas dalam
persyaratan teknis dan gambar-gambar, tetapi masih dalam lingkup pekerjaan yang dilaksanakan
sesuai dengan petunjuk Dereksi dan Konsultan Teknis.
2. Pelaksana harus menyerahkan pekerjaan dengan sempurna dan dalam keadaan selesai, dimana
termasuk pembersihan lokasi pekerjaan dan sebagainya.
3. Untuk keperluan persiapan dan perlengkapan pelaksanaan pekerjaan utama, Pelaksana
a. Mempersiapkan dan membersihkan halaman pekerjaan dari hal-hal yang dapat menganggu
jalannya pekerjaan.
b. Mengadakan hal-hal yang diperlukan pada penunjang pelaksanaan pekerjaan.
4. Pekerjaan harus dilaksanakan sesuai dengan gambar rencana dan apa bila ada perbedaan antara
bestek dan gambar rencana harus dilaporkan kepada Dereksi/Konsultan Teknis.
5. Semua perubahan gambar dan bestek sebelum dilaksanakan harus mendapat persetujuan terlebih
dahulu dari Dereksi/Konsultan Teknis.
6. Sebelum melaksanakan pekerjaan, pelaksana terlebih dalulu melakukan peninjauan lokasi dan
melakukan pengukuran bersama pihak teknis terkait, Dekersi/Konsultan Teknis.
7. Pekerjaan yang dilaksanakan adalah :
“ PEMBANGUNAN USB SMPN 3 SIMPANG EMPAT”, lokasi Kecamatan Simpang Empat
yang dalamnya meliputi pekerjaan :
a. Pekerjaan Persiapan.
b. Pekerjaan Perawatan, selama jangka waktu pemeliharaan, termasuk pembersihan umum pada
waktu penyerahan pertama, seperti bahan-bahan bangunan yang tidak terpakai, sampah,
kerusakan-kerusakan atau hal-hal yang merupakan akibat dari pekerjaan pelaksana.
c. Pekerjaan lain yang tercantum ataupun yang dimaksudkan dalam gambar-gambar,
Spesifikasi Teknis serta Berita Acara Penjelasan.
8. Pekerjaan yang harus dikerjakan sesuai dengan ketentuan-ketentuan didalam Spesifikasi Teknis,
Gambar-gambar yang ada, Berita Acara Penjelasan, perintah Pemimpin proyek/ petunjuk-
petunjuk Kosultan Lapangan selama pekerjaan berlangsung.
9. Ukuran-ukuran :
a. Ukuran-ukuran patokan dan ukuran tinggi telah ditetapkan seperti dalam gambar.
b. Jika terdapat pekerjaan antara ukuran yang terdapat didalam gambar utama dengan ukurann
yang terdapat didalam gambar detail, maka yang mengikat adalah ukuran yang berada di
dalam gambar skala besar. Namun kejadian tersebut harus dilaporkan segera kepada
Konsultan Pengawas Lapangan untuk mendapat persetujuan yang akan dilaksanakan.
c. Pengambilan dan Pemakaian ukuran – ukuran yang keliru sebelum dan selama pelaksanaan
pekerjaan ini adalah menjadi tanggung jawab Pelaksana sepenuhnya.
d. Sebagai Patokan/Ukuran pokok ± 0.00 diambil petunjuk yang diadakan di lapangan, yaitu
pada ketinggian lantai denah.
e. Penetapan ukuran dan sudut-sudut siku tetap dijaga dan diperhatikan ketelitiannya.

Pasal 2
PERATURAN TEKNIS BANGUNAN YANG DIGUNAKAN

Kecuali ditentukan lain dalam RKS ini, berlaku dan mengikat ketentuan – ketentuan tersebut dibawah ini
termasuk segala perubahan dan tambahannya.
2.1. Peraturan-peraturan umum mengenai pelaksanaan pembangunan di Indonesia atau Algemenc
voor warden voor de uitvoering bijaanneming van openbare werken (AV) 1941

Pembangunan USB SMPN 3 SIMPANG EMPAT


2.2. Keputusan Dirjen Dikdasemen Nomor 541/C.C3/Kep/MN/2004, tanggal 30 Desember 2004,
tenang pembakuan Tipe Sekolah Menengah Pertama
2.3. Pedoman Perencanaan Gedung Sekolah Menengah Umum SNI 03-1730-1989
2.4. Peraturan Beton Betulang Indonesia (PBI 1991) SK SNI T-15.1991.03
2.5. Tata cara pengadukkan dan pengercorn beton SNI 03-3976-1995
2.6. Peraturan Muatan Indonesia NI. 8 dan Indonesia Loading Code 1987 (SKBI-1.2.53.1987)
2.7. Ubin Lantai keramik, mutu dan cara uji SNI 03-0106-1987
2.8. Ubin semen polos SNI 03-0028-1987
2.9. Peraturan Konstruksi Kayu Indonesia (PKK) NI 5
2.10. Mutu Kayu Bangunan SNI 03-3527-1994
2.11. Peraturan umum instalasi listrik (PUIL) SNI 04-0225-1987
2.12. Tata Cara Perencanaan Tangki septick SNI 03-2398-1991
2.13. Peraturan umum Keselamatan Kerja dan Departement Tenaga Kerja
2.14. Peraturan semen Portland Indonesia NI.8 tahun 1972.
2.15. Peraturan Plumbing Indonesia
2.16. Tata cara pengecatan kayu untuk rumah dan Gedung SNI 03-2470-1991
2.17. Tata cara pengecatan Dinding Tembok dengan Cat Emulsi SNI 03-2410-1991
2.18. Pedoman perencanaan penanggulangan Longsoran SNI 03-1962-1990
2.19. Peraturan dan ketentuan yang dikeluarkan Pemerintah Daerah setempat yang besangkutan
dengan permasalahan bangunan.

Apabila penjelasan dalam RKS tidak sempurna atau belum lengkap sebagaimana ketentuan
dan syarat dalam peraturan di atas, maka pelaksana wajib mengikuti ketentuan peraturan-peraturan yang
disebutkan di atas.

Pasal 3
PEKERJAAN PERSIAPAN

3.1. Lingkup Pekerjaan


Meliputi pekerjaan
3.1.1. Pembersihan Lokasi sekeliling bangunan
3.1.2. Pengadaan air untuk pelaksanaan pekerjaan
3.1.3. Pemasangan bouwplank
3.1.4. Pengadaan alat-alat kerja yang dibutuhkan
3.1.5. Memasang papan nama proyek
3.1.6. Keselamatan pekerja

3.2. Persyaratan Bahan


3.2.1. Untuk penampungan air kerja disiapkan drum penampung, air harus memenuhi kualitas
yang ditentukan dalam peraturan Beton Bertulang Indonesia SK-SNI-T-15-1919-03.
3.2.2. Untuk papan nama proyek digunakan tiang dari kayu meranti dan triplek dicat putih.
3.2.3. Bahan bouwplank dipakai tiang kayu kelas II uk. 5/7 dan papan kelas III ukuran 2/20 cm.
3.2.4. Untuk alat-alat kerja berupa kotak adukan, kotak takaran, gerobak dorong dan lain-lain
digunakan bahan kayu setempat.

3.3. Pedoman Pelaksanaan


3.3.1. Pembersihan lokasi sekeliling bangunan
Meliputi pembersih semua tanam tumbuh termasuk pembongkaran akar-akar pohon yang
terkena bangunan dan halaman sekolah disekeliling bangunan, termasuk peralatan
tanah/pembuatan terasering jika diperlukan. Hasil bongkaran tersebut diatas dibuang
keluar lokasi pekerjaan.
3.3.2 Pengadaan air untuk pelaksanaan pekerjaan.
Pengadaan air untuk pelaksanaan pekerjaan di ambil dari sumber air terdekat, kemudian
ditampung dalam drum-drum yang telah disediakan . Kebutuhan air ini harus disediakan
dalam jumlah yang cukup selama pelaksanaan pekerjaan. Air harus memenuhi syarat
yang tercantum dalam peraturan Beton Bertulang Indonesia SK-SNI- T-15-1919-03.

Pembangunan USB SMPN 3 SIMPANG EMPAT


3.3.3. Pemasangan Bouwplank
Tiang Bouwplank harus terpasang kuat, papan diketam halus dan lurus pada sisi atasnya
di pasang water pass (timbang air) dengan sudut-sudutnya harus siku .

Pasal 4
PEKERJAAN TANAH/URUGAN

4.1. Lingkup Pekerjaan


Pada pekerjaan ini jenis tanah yang dimaksud sudah termasuk tanah biasa, tanah gambut dan
lain-lain :
4.1.1. Galian tanah untuk pekerjaan substruktur (pondasi).
4.1.2. Septicktank dan peresepan
4.1.3. Timbunan kembali galian tanah pondasi
4.1.4. Timbunan tanah dan pasir bawah lantai, pondasi dan saluran termasuk pemadatannya.
4.1.5. Perataan tanah sekeliling bangunan (cut-fill)
4.1.6. Galian tanah diluar bangunan untuk mendapatkan peil lantai yang disyaratkan
4.1.7. Investigasi dan Pematangan Kontur

4.2. Persyaratan Bahan


Untuk timbunan bekas galian pondasi, digunakan tanah bekas galaian pondasi. Untuk timbunana
bawah lantai digunakan tanah dan pasir urugan harus bersih dari kotoran-kotoran dan akar-akar
kayu, serta sampah lainnya.

4.3. Pedoman Pelaksanaan


4.3.1. Galian pondasi baru boleh dilaksanakan setelah bouwplank dengan penandaan sumbu ke
sumbu selesai diperiksa dan disetujui Direksi dan Konsultan Lapangan.
4.3.2. Bentuk galian dilaksanakan sesuai dengan ukuran yang tertera dalam gambar. Apabila di
tempat galian ditemukan pipa-pipa pembuangan, kabel listrik, telepon atau lainnya yang
masih berfungsi maka Pelaksana secepatnya memberitahukan kepada konsultan
Lapangan atau kepada instansi yang berwenang untuk mendapat petunjuk seperlunya.
4.3.3. Pelaksana bertanggung jawab sepenuhnya atas segala kerusakan yang diakibatkan
pekerjaan galian tersebut.
Apabila pada waktu penggalian ditemukan benda-benda purbakala, maka Pelaksana
wajib melaporkannya kepada Pemerintah Daerah setempat.
4.3.4. Bila ternyata penggalian melebihi kedalaman yang telah ditentukan dalam gambar, maka
Pelaksana harus mengisi kelebihan galian tersebut dengan pasir urug.
4.3.7. Pengurugan bekas galian pondasi, galian saluran air hujan, saluran air bersih dan saluran
air kotor diurug lapis demi lapis dengan ketebalan tiap lapis maksimum 15 cm. Tiap
lapisan didapatkan dengan menumbuk lapisan tersebut, menggunakan alat tumbuk yang
baik. Setelah lapisan pertama padat, ditimbun dengan lapisan berikutnya dan dipadatkan
kembali seperti diatas. Demikian seterusnya dilakukan sampai semua lubang bekas
galian pondasi tertutup kembali.
4.3.8. Pengurugan dengan tanah timbunan di bawah lantai dilakukan lapis demi lapis hingga
ketebalan 10 cm di bawah lantai, ditumbuk hingga padat. Lapisan-lapisan urugan untuk
tiap-tiap lapis tersebut kembali.
4.3.9. Di bawah pondasi dan di bawah saluran air diurug dengan pasir pasangan setebal 10 cm
dan dipadatkan.

Pasal 5
PEKERJAAN PONDASI

5.1. Lingkup Pekerjaan


Meliputi pengerjaan seluruh bangunan, terdiri dari :
5.1.1. Pondasi pasangan batu kali/gunung jalur camp. 1 : 4.

Pembangunan USB SMPN 3 SIMPANG EMPAT


5.2. Bahan Yang Digunakan
5.2.1. Batu kali/ gunung
5.2.2 Semen
* Digunakan Portland Cement jenis I menurut NI – 8 tahun 1972 dan memenuhi S –
400 menurut Standar Cement Portland yang digariskan oleh Asosiasi Semen
Indonesia (NI 8 tahun 1972).
* Semen yang telah mengeras sebagian maupun seluruhnya dalam satu ak semen, tidak
diperkenankan pemakainnya sebagai bahan campuran.
* Penyimpanan harus sedemikian rupa sehingga terhindar dari tempat yang lembab
agar semen tidak cepat mengeras. Tempat penyimpanan semen harus ditinggalkan 30
cm dan tumpukkan paling tinggi 2 m. Setiap semen baru yang masuk harus
dipisahkan dari semen yang telah ada agar pemakaian semen dapat dilakukan
menurut urutan pengiriman.
5.2.3 Pasir pasang
Pasir beton harus berupa butir-butir tajam dan keras, bebas dari bahan-bahan organik,
lumpur dan sejenisnya serta memenuhi komposisi butir serta kekerasan sesuai dengan
syarat-syarat yang tercantum dalam Peratiran Beton Bertulang Indonesia SK-SNI-T-15-
1919-03.
5.2.4 Air
Air yang digunakan harus air tawar, tidak mengandung minyak, asam akali, garam,
bahan-bahan organik atau bahan-bahan lain yang dapat merusak beton atau baja
tulangan. Dalam hal ini sebaiknya dipakai air bersih yang dapat diminum.

5.3. Pedoman Pelaksanaan


5.3.1. Sebelum pondasi dipasang terlebih dahulu diadakan pengukuran-pengukuran untuk as-as
pondasi sesuai dengan gambar konstruksi dan dimintakan persetujuan Konsultan
Lapangan tentang kesempurnaan galian .
5.3.2. Pondasi pasangan batu kali/gunung camp. 1 : 4.

Pasal 6
PEKERJAAN BETON BERTULANG

6.1. Lingkup Pekerjaan


Beton bertulang K 225 dengan perbandingan 1PG : 3 KR harus dibuat untuk :
6.1.1. Tempat-tempat lain yang mempergunakan beton bertulang sesuai dengan gambar
rencana seperti kolom bangunan,20/2525/25,15/25,20/20, kolom praktis 15/15, sloof
bangunan,15/20, BALOK,15/20,15/15dan ringbalk 15/15.

6.2. Persyaratan Bahan


6.2.1. Semen
* Digunakan Portland Cement jenis I menurut NI – 8 tahun 1972 dan memenuhi S –
400 menurut Standar Cement Portland yang digariskan oleh Asosiasi Semen
Indonesia (NI 8 tahun 1972).
* Semen yang telah mengeras sebagian maupun seluruhnya dalam satu ak semen, tidak
diperkenankan pemakainnya sebagai bahan campuran.
* Penyimpanan harus sedemikian rupa sehingga terhindar dari tempat yang lembab
agar semen tidak cepat mengeras. Tempat penyimpanan semen harus ditinggalkan 30
cm dan tumpukkan paling tinggi 2 m. Setiap semen baru yang masuk harus
dipisahkan dari semen yang telah ada agar pemakaian semen dapat dilakukan
menurut urutan pengiriman.
6.2.2. Pasir beton
Pasir beton harus berupa butir-butir tajam dan keras, bebas dari bahan-bahan organik,
lumpur dan sejenisnya serta memenuhi komposisi butir serta kekerasan sesuai dengan
syarat-syarat yang tercantum dalam Peratiran Beton Bertulang Indonesia SK-SNI-T-15-
1919-03.

Pembangunan USB SMPN 3 SIMPANG EMPAT


6.2.3. Kerikil
* Kerikil yang digunakan harus bersih dan bermutu baik, serta mempunya gradasi dan
kekerasan sesuai yang disyaratkan dalam Peraturan Balon Bertulang Indonesia SK-
SNI-T-15-1919-03.
* Penimbunan kerikil dengan pasir harus dipisahkan agar kedua jenis material tersebut
tidak tercampur untuk menjamin adukan beton dengan komposisi material yang
tepat.
6.2.4. Air
Air yang digunakan harus air tawar, tidak mengandung minyak, asam akali, garam,
bahan-bahan organik atau bahan-bahan lain yang dapat merusak beton atau baja
tulangan. Dalam hal ini sebaiknya dipakai air bersih yang dapat diminum.

6.2.5. Besi Beton


Besi beton yang digunakan adalah baja lunak dengan mutu U-24 (tegangan lelah
karakteristik minimum 2400 kg/cm2).
Daya lekat baja tulangan harus dijaga dari kotoran, lemak, minyak, karat lepas dan bahan
lainnya.
Besi beton harus disimpan dengan tidak menyentuh tanah dan tidak boleh disimpan di
udara terbuka dalam jangka waktu panjang.
Membengkok dan meluruskan tulangan harus dilakukan dalam keadaan batang dingin.
Tulangan harus dipotong dan dibengkokkan sesuai gambar dan harus diminta
persetujuan Konsultan Lapangan terlenih dahulu.
Jika KP-USB tidak berhasil memperoleh diameter besi sesuai dengan yang ditetapkan
dalam gambar, maka dapat dilakukan penukaran dengan diameter yang terdekat dengan
catatan. Harus ada persetujuan Konsultan Lapangan.
Jumlah besi persatuan panjang atau jumlah besi ditempat tersebut tidak boleh kurang dari
yang tertera dalam gambar (dalam hal ini yang dimaksud adalah jumlah luas). Biaya
tambahan yang diakibatkan oleh penukaran diameter besi menjadi tanggung jawab KP-
USB.
6.2.6. Cetakan dan Acuan
Bahan yang digunakan untuk cetakan dan acuan harus bermutu baik sehingga hasil akhir
kostruksi mempunyai bentuk, ukuran dan batas-batas yang sesuai dengan yang
ditunjukkan oleh gambar rencana dan uaraian pekerjaan.
Pembuatan cetakan dan acuan harus memenuhi ketentuan-ketentuan dalam peraturan
Beton Bertulang Indonesia SK-SNI-T-15-1919-03.
6.2.7. Mutu Beton
Mutu Beton yang digunakan adalah perbandingan 1 Pc : 2 Ps : 3 Kr.

6.3. Pedoman Pelaksanaan :


6.3.1. Kecuali ditentukan lain dalam Rencana Kerja dan syarat-syarat ini, maka sebagai
pedoman tetap dipakai Peraturan Beton Bertulang Indonesia SK-SNI-T-15-1919-03.
6.3.2. Pelaksana melaporkan secara tertulis pada Konsultan Lapangan apabila ada perbedaan
yang didapat dalam gambar konstruksi dan gambar arsitektur.
6.3.3. Adukan beton
Pengangkutan adukan beton dari tempat pengadukan ketempat pengecoran harus
dilakukan dengan cara yang disetujui oleh Konsultan Lapangan, yaitu :

 Tidak berakibat pemisahan dan kehilangan bahan-bahan.


 Tidak terjadi perbedaan waktu pengikatan yang menyolok antara beton yang sudah
dicor dan yang akan di cor, dan nilai slump untuk berbagai pekerjaan beton harus
memenuhi Peraturan Beton Bertulang Indonesia SK-SNI-T-15-1919-03.

6.3.4. Perawatan Beton


Beton yang sudah dicor harus dijaga agar tidak kehilangan kelembaban untuk paling
sedikit 14 (empat belas) hari. Untuk keperluan tersebut ditetapkan cara sebagai berikut :

Pembangunan USB SMPN 3 SIMPANG EMPAT


 Dipergunakan karung-karung goni yang senantiasa basah sebagai penutup beton.
 Hasil pekerjaan beton yang tidak baik seperti sarang kerikil, permukaan tidak
 Mengikuti bentuk yang diinginkan, munculnya pembesian pada permukaan beton,
dan lain-lain yang tidak memenuhi syarat, harus dibongkar kembali sebagian atau
seluruhnya menurut perintah Konsultan Lapangan. Untuk selanjutnya diganti atau
diperbaiki segera atas resiko pelaksana.

Pasal 7
PEKERJAAN DINDING

7.1. Lingkungan Pekerjaan


7.1.1. Dinding Pasangan Bata merah
Dinding Pasangan bata dipasang sebagai pembatas ruangan yang ditentukan dalam
gambar.

7.2. Persyaratan Bahan


7.2.1. Pasir
Harus terdiri dari butir-butir yang tajam dan keras, butir-butir harus bersifat kekal,
artinya tidak pecah atau hancur oleh pengaruh cuaca seperti terik matahari dan hujan.
Kadar lumpur tidak boleh melebihi 5 % berat.
7.2.2. Semen dan Air
Untuk persyaratan kedua bahan tersebut, mengikuti persyaratan yang telah digariskan
pada pasal beton bertulang.
7.2.3. Bata merah.

7.3. Pedoman Pelaksanaan


7.3.1. Pekerjaan dinding yang dipasangan, yaitu :
* Pasangan adukan 1 PC : 4 PS untuk semua dinding.
7.3.2. Persyaratan Adukan
Adukan pasangan harus dibuat secara hati-hati, diaduk didalam bak kayu yang
memenuhi syarat. Mencampur semen dengan pasir harus dalam keadaan kering yang
kemudan diberi air sampai didapat campuran yang plastis. Adukan yang telah mengering
akibat habis digunakan sebelumnya, tidak boleh dicampur lagi dengan adukan yang baru.
7.3.3. Pengukuran (Uit-zet) harus dilakukan oleh pelaksana secara teliti dan sesuai gambar,
dengan syarat semua pasangan dinding harus rata (horizontal) dan pengukuran harus
dilakukan dengan benang.

Pasal 8
PEKERJAAN PLESTERAN

8.1. Lingkup Pekerjaan


Pekerjaan plesteran dilakukan pada seluruh pasangan dinding bata.

8.2. Persyaratan Bahan


Bahan pasir, semen dan air mengikuti persyaratan yang telah digariskan dalam pasal baton
bertulang.

8.3. Pedoman pelaksanaan


8.3.1. Sebelum plesteran dilakukan, maka :
* Dinding dibersihkan dari semua kotoran
* Dinding dibasahi dengan air
* Permukaan beton yang akan diplester dibuat kasar agar bagan plesteran dapat
merekat dengan baik.
8.3.2. Untuk dinding mengunakan plesteran camp. 1 : 4.

Pembangunan USB SMPN 3 SIMPANG EMPAT


8.3.3. Ketebalan plesteran pada semua bidang permukaan harus sama tebalnya dan tidak
diperbolehkan plesteran yang terlalu tipis dan terlalu tebal. Ketebalan yang diperolehkan
berkisar antara 1,00 cm samapai 1,50 cm. Untuk mencapai tebal plesteran yang rata
sebaiknya diadakan pemeriksaan secara silang dengan menggunakan mistar kayu
panjang yang digerakan secara horizontal dan vertikal.
8.3.4. Bila mana terdapat bidang plesteran yang berombak harus diusahakan memperbaikinya
secara keseluruhan. Bidang-bidang yang harus diperbaiki hendaknya dibongkar secara
teratur (dibuat bongkaran berbentuk segi empat) dan plesteran baru harus rata dengan
sekitarnya.
8.3.5. Semua bidang plesteran harus dipelihara kelembabannya selama seminggu sejak
permulaan plesteran.
8.3.6. Pekerjaan plesteran baru boleh dilaksanakan setelah pekerjaan penutup atap selesai
dipasang dan setelah pipa-pipa listrik selesai dipasang.

Pasal 9
PEKERJAAN LANTAI

9.1. Lingkup Pekerjaan


Pemasangan lantai dibuat untuk semua bagian lantai ruangan dan selasar depan. Pekerjaan lantai
terdiri dari :
9.1.1. Lantai Cor Beton Tumbuk Campuran 1 Pc : 3 Ps : 5 Kr dipasang pada seluruh bangunan
dengan t = 7 cm.
9.1.2. Lantai keramik 40 x 40 dipasang pada seluruh ruang.

9.2. Bahan yang digunakan


9.2.1. Tegel keramik 40 x 40 produksi dalam negeri atau sekualitas.
9.2.2. Lantai Cor Beton Tumbuk Campuran 1 Pc : 3 Ps : 5 Kr

9.3. Pedoman Pelaksanaan


9.3.1. Pemeriksaan
Sebelum lantai dipasang, Pelaksana harus memeriksa semua pasangan pipa-pipa,
saluran-saluran dan lain sebagainya yang harus sudah terpasang dengan baik sebelum
pemasangan lantai dimulai.
9.3.2 Adukan
Adukan untuk keramik semen dicampur air, sehingga didapat campuran yang plastis.
9.3.3. Pemasangan
* Permukaan pasangan keramik/ubin harus datar dan waterpass.

Pasal 10
PEKERJAAN KAYU

10.1. Lingkup Pekerjaan


Lingkup pekerjaan kayu meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan, alat bantu yang diperlukan.
Sehingga konstruksi kayu selesai dilaksanakan. Bagian pekerjaannya adalah :
10.1.1 Pekerjaan kusen
10.1.2 Daun pintu/jendela dan ventilasi
10.1.3 Lisplank, papan talang dan riuter

10.2. Persyaratan Bahan


10.2.1. Untuk semua kusen dari kayu ulin, pintu dan jendela kayu ulin, lisplank depan papan
meranti, lisplank tampuk papan ulin.
10.2.2. Ukuran kayu yang tertera dalam gambar merupakan ukuran terpasang. Kayu harus betul-
betul kering, tidak keropos, lurus, tidak cacat/bermata.

Pembangunan USB SMPN 3 SIMPANG EMPAT


10.3. Pedoman Pelaksanaan
10.3.1. Kayu kusen
* Konstruksi harus dibuat sesuai gamabar detail, untuk ukuran kayu maupun cara
penyambungannya.
* Sambungan kayu harus dibuat dengan rapi dan penuh keahlian dengan
memperhatikan peraturan yang disyaratkan dalam Sk-SNI-5-10-1990-F.
10.3.2. Daun pintu.jendela dan ventilasi
* Daun pintu panil dibuat dengan kayu ulin dan disyaratkan agar pelaksana memesan
langsung pada tempat khusus pembuat pintu atau pada toko.
* Jendela dibuat model panel, disesuaikan dengan gambar detail. Kaca untuk jendela
dipasang kaca polos tebal 5 mm. Pasangan kaca harus memperhatikan mulai susut
baik dari kusen, maupun bahan kaca tersebut.
* Ventilasi jalusi dibuat dari papan Ulin dengan ukuran 1 x 7 cm dan dikatam halus
serta dipasang dengan rapi.
10.3.3. Lisplank dibuat dari papan lebar sesuai gambar. Pemasangannya dipakukan langsung
pada gording. Pemasangan harus rapi dan lurus. Apabila dijumpai pemasangan yang
tidak lurus
10.3.4. Untuk semua daun pintu dan daun jendela digunakan kayu ulin kualitas terbaik.
10.3.5. Untuk lisplank depan digunakan papan grc/nusaplang

Pasal 11
PEKERJAAN LANGIT-LANGIT (PLAFOND)

11.1 Lingkup Pekerjaan


Pekerjaan yang dilaksanakan untuk menutup langit-langit pada ruangan, dan emperan keliling
bangunan. Termasuk dalam lingkup pekerjaan ini adalah semua pekerjaan rangka langit-langit
dan lis langit-langit.

11.2 Persyaratan Bahan


11.2.1. Rangka langit-langit induk dipakai kayu meranti ukuran 5/10 cm kualitas baik.
Rangka pembagi digunakan kayu meranti kulitas baik ukuran 5/7 dan 4/6 cm.
11.2.2. Untuk langit-langit bagian dalam dan luar ruangan digunakan kalsiboard dengan
ketebalan 3.5 mm.

11.3 Pedoman Pelaksanaan


11. 3.1 Rangka langit-langit induk dipasang dengan urutan pertama, yang dipakukan pada gapit
kuda-kuda (batik tarik). Rangka ini Kemudian dipakai penggantung dari kualitas terbaik
ke kaki kuda-kuda dan gording. Setelah rangka induk ukuran 5/7 cm terpasang,
dilanjutkan pemasangan rangka pembagi dari meranti ukuran 5/7 cm
11.3.2. Pemasangan rangka ini harus-rapi dan waterpass. Pelaksana bertanggung jawab atas
kerapian pemasangan rangka ini.
11.3.3. Langit-langit dari bahan kalsiboard dipasang pada rangka ini, dengan memakukannya
menggunakan paku. Hasil akhir harus rata. Apabila ada kalsiboard yang cacat, pecah
harus diganti dengan kalsiboard baru.

Pasal 12
PEKERJAAN PENUTUP ATAP

12.1 Lingkup Pekerjaan


Bagian pekerjaan yang dilaksanakan adalah menutup semua bidang atap bangunan.

Pembangunan USB SMPN 3 SIMPANG EMPAT


12.2 Bahan yang digunakan
12.2.1. Untuk kuda-kuda mengunankan konstruksi baja ringan
12.2.1 Untuk atap digunakan bahan genteng metal dengan ketebalan 0.25.

12.3. Pedoman Pelaksanaan


Pemasangan atap dilakukan langsung pada rangka atap langsung dengan menggunakan skrup
genteng (paku khusus untuk atap).
12.3.2. Tiap sambungan dibeh tindisan sesuai dengan spesifikasi pabrik. Minimal tindisan
antara satu lembaran dengan lembaran lainnya 2,5 alur. Alur hares dipasang merata
(tidak bolak batik), sehingga hasil akhir pasangan akan rapi.
12.3.3. Bubungan ditutup dengan bahan yang sama dengan ketebalan setara BJLS 35 mm.
Tindisan antara satu lebaran bubungan dengan lembaran bubungan lainnya harus
sesuai dengan persyaratan pabrik
12.3.4.Pemasangan harus rapi dan memenuhi syarat -syarat sehingga tidak
mengakibatkan kebocoran. Apabila terjadi kebocoran setelah pemasangannya,
maka bagian yang bocor tersebut harus dibungkar dan dipasang baru.

Pasal 13
PEKERJAAN PENGUNCI DAN PENGGANTUNG
13.1. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan pengunci dan penggantung dipasang pada semua daun pintu dan jendela, selanjutnya
pada jendela dipasang grendel dan hak angin.
14.2. Persyaratan Bahan
13.2.1. Engsel-engsel dari kuningan sekualitas baik ukuran 3” dan 5”.
13.2.2. Kunci pintu dipasang kunci 2 slaag (dua kali putar).
13.2.3. Grendel (sloot), Tarikan jendela dan hak angin berkualitas baik.
13.2.4. Expanyolet berkualitas baik:

13.3. Pedoman Pelaksanaan


13.3.1. Setiap daun pintu dipasang kunci tanam 2 ( dua ) slaag, yang berkuaiitas baik.
13.3.2. Engsel pintu dipasang 3 (tiga) buah setiap lembaran daun pintu dan engsel jendela
depasang 2 (dua) buah setiap lembar daun jendela. Pemasangan dilakukan dengan
mur khusus untuk pintudan jendela, tidak dibenarkan melengketkan engsel ke pintu dan
ke kusen dengan menggunakan paku. Penguncian mur harus dilakukan dengan
memutarnya dengan obeng, sehingga seluruh batang masuk dan menempel kuat ke
kayu yang dipasang.
13.3.3. Untuk alat-alat tersebut di atas sebelum dipasang pelaksana mempelihatkan contoh
tedebilh dahulu untuk dimintakan persetujuan Konsultan Lapangan.
13.3.4. Apabila pada waktu pemasangan alat-alat temebut tidak sesuai dengan yang
disyaratkan, maka Dereksi dan konsultan lapangan berhak untuk menyuruh bongkar
kembali dan diganti dengan alat-alat yang disyaratkan atas biaya Pelaksana.
13.3.5. Grendel dipasang 1 (satu) buah dan hak angin dipasang 2 (dua) buah untuk setiap daun
jendela. Pasangan harus rapi dan dapat bekerja dengan baik. Untuk melengketkan alat
tersebut ke daun jendela harus menggunakan mur seperti tersebut pada ayat 14.3.2 pasal
ini.
13.3.6 Pegangan jendela dipasang 1 (satu) stiap daun jendela. Untuk memasang seperti
tersebut pada ayat 14.3.5 pasal ini.

Pembangunan USB SMPN 3 SIMPANG EMPAT


Pasal 14
PEKERJAAN INSTALASI LISTRIK
14.1. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan instalasi listrik meliputi pemasangan seluruh jaringan instalasi di dalam
bangunan, penyediaan bola lampu, kabel-kabel, pipa-pipa PVC, dan sebagainya sehingga
listrik menyala. Jumlah titik lampu dan stop kontak yang harus dipasang disesuai dengan
jumlah yang tertera dalam gambar. Titik lampu dan stop kontak mengandung maksud tempat
mata lampu dan stop kontak yang tel . ah dipasang kabel-kabel yang dipedukan sehingga
arus listrik sudah berfungsi pada titik tersebut.

14.2. Bahan-bahan yang digunakan


14.2.1. Kabel NYM
Kabel dengan 3 inti untuk sate pass
Ind copper dibugkus dengan isolasi PVS
isolasi 2 lapis menyelubungi inti
14.2.2. Kabel NYA
lsolasi PVC, luas penampang minimum yang boleh digunakan 2,5 mm2
Kawat BC, kawat tembaga yang telanjang.
14.2.3. Staker stop kontak dan saklar tunggal dan ganda dari kualitas baik
14.2.4. Bola lampu pijar, TL dan armatumya adalah produksi Nasionai atau yang sekualitas,
dengan syarat-syarat berikut :
Lampu TL
 Body dari plat besi, tebal minium 0.9 mm, dicat putih didepan, abu-abu
dibelakang.
 Balast merk Philps atau sejenisnya
 Stater Merk Philips atau sejenisnya Fitting
 Bagi TL 20 W/220 besamya2,5 micro F+10 %
 Pengabelan didalam harus disolder
 Kap merek SUN atau sekuaiitas

14.3. Penggunaan
14.3.1. Kabel NYM dipt. gunakan sebagai kabe) instalasi penerangan di dalam
dinding.
14.3.2. Kabel NYA dipergunakan sebagai kabel instalasi penerangan.

14.4. Pedoman Pelaksanaan


14.4.1. Pemasangan instalasi listrik dan tata letak titik lampu/stop kontak serta jenis
armatur lampu yang dipakai harus dikerjakan sesuai dengan gambar instalasi
listrik. Sedangkan sistem pemasangan pipa-pipa listrik pada dinding maupun beton
harus ditanam (sistem inbouw) dan penarikan kabel (jaringn kabel) diatas plafond
diikat dengan isolator khusus dengan jarak 1,00 atau 1,20 m., atau jaringan kabel
diatas plafond tersebut dimasukkan dalam pipa PVC. Khusus untuk instalasi stop
kontak harus dilengkapi kabel arde (pentanahan) sesuai dengan peraturan yang berlaku
(mencapai dan terendam air tanah).
14.4.2. Pemasangan instalasi lisirik berikut penggunaan bahan/komponen -komponennya
harus disesuaikan dengan sistem tegangan lokal 220 Volt.
14.4.3. Untuk pekerjaan instalasi listrik, atas persetujuan Direktorat PSMP, pelaksana
boleh menunjuk pihak ke tiga(instalatur) yang telah merniliki izin usaha instalasi
listrik atau izin sebagai instalatur yang masih berlaku dari Perum Listrik, Negara
{PLN). Pelaksana tetap bertanggung jawab penuh alas pekerjaan ini sampai listrik
tersebut menyala (siap digunakan), termasuk biaya pengujian dengan pihak PLN.
.

Pembangunan USB SMPN 3 SIMPANG EMPAT


Pasal 15
PEKERJAAN PENGECATAN

15.1 Lingkup pekerjaan


15.1.1. Meni kayu untuk bidang kusen yang melekat ketembok, dan lain-lain.
15.1.2. Cat kayu untuk bidang-bidang kayu kusen yang nampak, daun pintu panel dan jendela,
lisplank.
15.1.3. Cat tembok untuk dinding yang diplester, bidang-bidang baton dan plafond kalsiboard.
15.2 Bahan-bahan yang digunakan harus berkualitasa baik, seperti :
15.2.1. Meni kayu sekualitas Kuda Terbang, Platone atau Ftalit.
15.2.2. Cat kayu sekualitas Kuda Terbang, Platone atau Ftalit..
15.2.3. Cat tembok sekualitas sekualitas Kuda Terbang, Polymix, VinileX, Platone.
15.2.4 Plamir kayu dan dinding sekualitas Kuda Terbang, dan Platone
15.3. Pedoman pelaksanaan
15.3.1. Pekerjaan pengecatan dilaksanakan setelah pemasangan plafond.
15.3.2. Pekerjaan meni, reside harus betul-betul rata, berwama sama, pengecatan minimal
2 (dua) kali.
15.3.3. Pekerjaan cat kayu harus dilakukan lapis demi lapis den gan memperhatikan
waktu pengerjaan jenis bahan yang digunakan.
Urutan pekerjaan sebagai berikut
 2 (dua) kali pengec aan meni kayu/cat dasar
 1 (sate) kali lapis pengisi dengan plamir kayu
 Penghalusan dengan amplas
 Finishing dengan cat kayu sampai rata minimal 2 (dua) kali

15.3.4. Pengecatan dinding harus dilakukan menurut proses sebagai berikut..


 Penggosokan dinding dengan batu gosok sampai rata dan halus, setelah itu dilap
dengan kain basah hingga bersih
 Malapis dinding dengan plamir tembok, dipoles sampai rata. Setelah, betul-betul
kering digosok dengan amplas halus dan dilap dengan kain kering yang bersih.
 Pengecatan dengan cat tembok emulsi sampai rata, minimal 2 (dua) kali.
 Pekerjaan cat tembok harus menghasilkan warna merata sama dan tidak
terdapat belang-belang atau noda-noda mengelupas
15.3.5. Pengecatan plafond harus dilakukan menurut proses berikut :
 Membersihkan, bidang plafond yang akan dicat.
 Mengecat plafond 2 (dua) kali, sehingga menghasilkan bidang pengecatan yang
marata sama dan tidak terdapat belang-belang atau noda-noda mengelupas.
15.3.6. Warna yang digunakan, ditentukan oleh hasil kesepakatan rapat.

Pasal 16
PEKERJAAN FINISHING

16.1 Sebelum pekerjaan diserah terimakan Pelaksana diwajibkan, membongkar gudang,


bangsal kerja, membersihkan bahan-bahan bangunan, kotoran-kotoran bekas yang ada
dalarn lokasi bangunan dalam keadaan bersih dan rapi.
16.3. Pada waktu diadakan serah terima pekerjaan harus memuaskan Dereksi.

Pembangunan USB SMPN 3 SIMPANG EMPAT


Pasal 17
PEKERJAAN LAIN-LAIN

17.1. Meskipun dalam bestek ini pada uraian pekerjaan dan uraian bahan-bahan tidak dinyatakan
/dimuat dalam bestek, tetapi manjadi bagian dari pekerjaan pembangunan ini, perkataan
tersebut diatas tetap dianggap ada dimuat dalam bestek ini.

17.2. Apabila ada pekerjaan yang tidak tersebutkan dalam uraian ini, yang temyata pekerjaan
tersebut harus ada agar mendapatkan hasil akhir yang sempuna, maka pekerjaan tesebut harus
diaksanakan.

17.3. Rencana kerja dan syarat-syarat ini rnenjadi pedoman dan harus ditaati dalam melaksanakan
pekerjaan ini.

Pembangunan USB SMPN 3 SIMPANG EMPAT

Anda mungkin juga menyukai