Revisi Patway Fraktur
Revisi Patway Fraktur
FRAKTUR
kerusakan kerusakan
deformitas kontak jaringan
tulang dengan dunia pembuluh
(pembuluh darah, darah
luar saraf,)
gangguan
mobilisasi terbentuk gangguan
perdarahan
bekuan darah vaskularisasi
tirah baring
lama membentuk granulasi trebentuk penurunan
risti infeksi penurunan hb jaringan dengan bekuan darah suplai darah
osteogenik
penekanan peurunan
pada daerah iskemia
perfusi jaringan
yang jaringan osteoblas kondroblas
menoonjol
nefrotik
gangguan jaringan
penurunan perfusi trabekula sekresi fosfat
aliran darah jaringan
merangsang peradangan
iskemia deposisi
kalsium
vasodilatasi infiltrasi SDP
nekrosis terbentuk
jaringan kalus
tekanan
gangguan kapiler otot ↑
integritas penyatuan
kulit kalus
histamin
menstimulasi
otot
remodelling
spasme otot
vasokontriksi
pembuluh darah
↑metabolisme
anaerob
penumpukan
asam laktat NYERI
Patofisiologis fraktur
Ketika fraktur terjadi, otot-otot yang melekat di tulang menjadi terganggu. Otot tersebut dapat
menjadi spasme dan menarik fragmen fraktur keluar dari posisi. Kumpulan otot yang besar dapat
menyebabkan spasme otot yang masiv seperti pada otot femur. Selain itu, periosteum dan pembuluh
darah di tulang yang mengalami fraktur juga terganggu. Kerusakan jaringan lunak dapat juga terjadi.
Perdarahan terjadi jika terjadi gangguan pada pembuluh darah dan tulang yang mengalami fraktur.
Kemudian terjadi pembentukan hematoma diantara fragmen fraktur dan peristeum. Jaringan tulang di
sekitar luka fraktur mati, sehingga menimbulkan respon inflamasi. Kemudian terjadi vasodilatasi,
edema, nyeri, kehilangan fungsi, keluarnya plasma dan leukosit. Proses ini mengawalai tahap
penyembuhan tulang.
a. Nyeri : Nyeri continue / terus-menerus dan meningkat karena adanya spasme otot dan
kerusakan sekunder sampai fragmen tulang tidak bisa digerakkan.
b. Deformitas atau kelainan bentuk Perubahan tulang pada fragmen disebabkan oleh
deformitas tulang dan patah tulang itu sendiri yang diketahui ketika dibandingkan dengan
daerah yang tidak luka.
c. Gangguan fungsi : Setelah terjadi fraktur ada bagian yang tidak dapat digunakan dan
cenderung menunjukkan pergerakan abnormal, ekstremitas tidak berfungsi secara teratur
karena fungsi normal otot tergantung pada integritas tulang yang mana tulang tersebut
saling berdekatan.
d. Bengkak / memar Terjadi memar pada bagian atas lengan yang disebabkan karena
hematoma pada jaringan lunak.
e. Atropi distal : Pemendekan Pada fraktur tulang panjang terjadi pemendekan yang nyata
pada ekstremitas yang disebabkan oleh kontraksi otot yang berdempet di atas dan di
bawah lokasi fraktur humerus.
f. Krepitasi
Suara detik tulang dapat didengar atau dirasakan ketika fraktur humeri digerakkan
disebabkan oleh trauma lansung maupun tak langsung.