Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH PENYULUHAN

ANJURAN PEMBERIAN MAKAN BAGI BALITA SEHAT MAUPUN SAKIT

Penyaji :

Bella Kesita Sihotang

130100301

Supervisor :

dr. Hj. Sri Soyani, M.Ked(Ped), Sp.A(K)


dr. H. Azwan Hakmi Lubis, Sp.A, M.Kes
dr. Hj. Lili Rahmawati, Sp.A, IBCLC
dr. Monalisa Elizabeth, M.Ked(Ped), Sp.A
dr. Ika Citra Dewi, M.Ked(Ped), Sp.A

DEPARTEMEN ILMU KESEHATAN ANAK


RUMAH SAKIT UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN

2017
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah memberikan berkat dan karunia-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah penyuluhan dengan judul “Anjuran Pemberian
Makan Bagi Balita Sehat Maupun Sakit.”
Penulisan makalah penyuluhan ini adalah salah satu syarat untuk menyelesaikan Kepaniteraan
Klinik Senior Program Pendidikan Profesi Dokter di Departemen Ilmu Kesehatan Anak, Fakultas
Kedokteran Universitas Sumatera Utara.
Penulis menyadari bahwa penulisan makalah penyuluhan ini masih jauh dari kesempurnaan, baik isi
maupun susunan bahasanya, untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik dari pembaca sebagai
masukan dalam penulisan makalah penyuluhan selanjutnya. Semoga makalah penyuluhan ini
bermanfaat, akhir kata penulis mengucapkan terima kasih

Medan, 10 April 2017

Penulis
DAFTAR ISI
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

` Pembangunan kesehatan dalam periode tahun 2015-2019 difokuskan pada empat program prioritas
yaitu penurunan angka kematian ibu dan bayi, penurunan prevalensi balita pendek (stunting),
pengendalian penyakit menular dan pengendalian penyakit tidak menular. Situasi gizi masyarakat tidak
hanya berperan dalam program penurunan prevalensi balita pendek, namun juga terkait erat dengan tiga
program lainnya, mengingat status gizi berkaitan dengan kesehatan fisik maupun kognitif,
mempengaruhi tinggi rendahnyarisiko terhadap penyakit infeksi maupun penyakit tidakmenular dan
berpengaruh sejak awal kehidupan hingga masa usia lanjut.1
Angka Kecukupan Gizi (AKG) Angka Kecukupan Gizi (AKG) atau Recommended Dietary
Allowances (DRA) merupakan kecukupan rata-rata zat gizi sehari bagi hampir semua orang sehat
(97,5%) menurut golongan umur, jenis kelamin, ukuran tubuh aktifitas fisik, genetik dan keadaan
2
fisiologis untuk mencapai derajat kesehatan yang optimal. Gizi pada lima tahun pertama kehidupan
sangat penting karena pada masa ini perkembangan fisik dan perkembangan otak paling pesat. Gizi
pada masa ini akan mempengaruhi perkembangan di masa berikutnya. Masalah gizi kurang (termasuk
di dalamnya gizi buruk) pada balita di Indonesia menurut hasil Riskesdas 2007, 2010 dan 2013 belum
menunjukkan perbaikan, bahkan ada sedikit peningkatan. Provinsi dengan persentase balita gizi buruk
terendah menurut hasil Riskesdas 2013 adalah Provinsi Bali dengan persentase sebesar 13,2% dan
1
tertinggi adalah Provinsi Nusa Tenggara Timur dengan persentase sebesar 33%. Berdasarkan data
Pemantauan Status Gizi (PSG) tahun 2015, didapati bahwa persentasi balita dengan gizi buru dan sangat
pendek mengalami penurunan dari tahun 2014, yakni dari 4,7% turun menjadi 3,8%.3
Masalah gizi yang dialami balita tidak lepas dari masalah pemberian makan pada anak. Salah satu
tujuan pemberian makan sebaik-baiknya pada anak adalah untuk memberikan kebutuhan nutrien yang
cukup untuk kebutuhan dan memelihara kesehatan anak. 4 Dari penulisan makalah ini, diharapkan agar
pembaca dapat mengetahui pemberian makan yang dianjurkan pada balita sehat maupun sakit, sehingga
mampu mengatasi terjadinya kekurangan gizi pada anak.

1.2 Tujuan Penulisan


Tujuan dari penulisan makalah ini adalah :
1. Agar penulis dan pembaca mengetahui dan memahami anjuran pemberian makan pada balita
sehat.
2. Agar penulis dan pembaca mengetahui dan memahami anjuran pemberian makan pada balita
sakit.
1.3 Manfaat Penulisan
Makalah ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada :
1. Penulis
- Agar dapat memahami, menerapkan serta mensosialisasikan anjuran pemberian makan pada
balita sehat maupun sakit.
2. Pembaca
- Agar dapat memahami dan melakukan pemberian makan yang tepat pada balita sehat maupun
sakit.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kebutuhan Nutrisi Pada Bayi dan Anak


1. Air
Air merupakan salah satu nutrien yang menjadi medium bagi nutrien lainnya.
untuk bayi yang menyusu pada ibunya, masukan air rata-rata 175-200ml/Kgbb/hari
dalam triwulan pertama, kemudian menurun menjadi 150-175ml/Kgbb/hari dalam
triwuan kedua, 130-140 ml/Kgbb/hari dalam triwulan ketiga dan 120-140 ml/kgbb/hari
dalam triwulan terakhir.4
2. Protein
Nilai gizi protein ditentukan oleh kadar asam amino esensial. Protein hewani
biasanya memunyai nilai gizi yang lebih tingi dibandingkan dengan protein nabati.
Protein telur dan protein susu biasanya dipakai sebagai standar ntuk nilai gizi protein.
Nilai protein dalam makanan orang Indonesia umumnya diperkirakan 60% daripada
nilai gizi protein telur.4

Tabel 1. Rekuiremen dibandingkan dengnan Save level of intake dari protein.4


A safe level of protein Requirement
(gr/kgbb/hari) FAO/WHO (1971) (gr/kgbb/hari) Nelson
Golongan umur
(1969)
Telur Skor 60*
Bayi
6-11 bulan 1,53 2,51 3,5-2,0
Anak
1-3 tahun 1,19 1,96 2,5-2,0
3-6 tahun 1,01 1,65 3,0
7-9 tahun 0,88 1,41 2,8

Pada beberapa kondisi seperti pada orang-orang dengan penyakit ginjal dan
penyakit metabolik seperti fenilketonuria dan maple syrup disease, asupan protein
harus dibatasi karena beberapa asam amino tertentu dapat bersifat toksik bagi
penderita. Pada bayi, sumber protein yang paling baik berasal dari air susu ibu (ASI),
karena mengandung asam amino esensial dan non esensial.5
3. Lemak
Lemak masih dianggap tidak perlu terdapat dalam jumlah banyak, kecuali untuk
asam lemak esensial (asam linoleat dan arakidonat). bila lemak kurang dari 20% kalori,
maka jumlah protein atau karbohidrat perlu dinaikkan sehingga dapat meningkatkan
beban ginjal dan menyebabkan kelebihan kemampuan enzim disakaridase dalam usus
yang dapat menyebabkan diare.4
Lemak merupakan bahan makanan yang memiliki nilai kalori paling banyak, yang
diperlukan untuk memenuhi kebutuhan kalori bayi dan anak, yaitu sebanyak
9kkal/gram. Pada bayi, sumber lemak yang utama berasal dari ASI. Pada anak yang
lebih tua, sumber lemak dapat dijumpai pada produk hewani, minyak sayur dan
margarin. Lemak mempermudah absorbsi vitamin yang larut dalam lemak yaitu
vitamin A, D, E, K yang penting untuk perkembangan saraf dan mata anak. 5
Kebutuhan lemak anak usia 1-3 tahun adalah sekitar 30-40% dari energi total dan
usia 4-18 tahun adalah sekitar 25-35%.5
4. Karbohidrat
Karbohidrat merupakan sumber energi utama pada makanan. Makronutrien
lainnya seperti lemak dan protein, dapat menghasilkan energi namun metabolisme
karbohidrat merupakan sumber energi yang paling efisien bagi sel, terutama sel-sel
otak yan membutuhkan glukosa untuk berfungsi.6 Kalori pada karbohidrat mencakup
4 kkal/gram.5
Rekuiremen karbohidrat belum diketahuii dengan pasti. Bayi yang menyusu dari
ibunya mendapat 40% kalori daari laktosa. Pada usia yang lebih tua, kalori dan hidrat
arang bertambah jika bayi telah diberi makanan lain seperti bubur susu dan nasi tim.4
Kebutuhan karbohidrat dari total energi keseluruhan diperkirakan sekitar 48-54%
energi.6
5. Vitamin dan Mineral
Vitamin dan mineral atau mikronutrien memiliki peranan penting dalam
pertumbuhan dan perkembangan serta turut berkontribusi dalam fisiologi tubuh
manusia.4
 Vitamin A : Diperlukan untuk penglihatan, sistem imun, regulasi pertumbuhan
sel. Vitamin A banyak terdapat pada sayuran berwarna seperti bayam, wortel dan
labu.6
 Tiamin (Vitamin B1) : Diperlukan untuk metabolisme energi, komunikasi
neuronal, aktivasi sistem imun, dan dinamika membran sel.7
 Riboflavin (Vitamin B2) : Berperan dalam pertumbuhan tubuh dan produksi sel
darah merah.8
 Niasin (Asam nikotinat) : Berfungsi di dalam tubuh sebagai koenzim NAD dan
NADP dalam reaksi oksidasi-reduksi pada glikolisis, metabolisme protein, asam
lemak dan lainnya.9
 Vitamin C : Berfungsi sebagai koenzim atau kofaktor, serta sebagai antioksidan.9
 Vitamin D : Berfungsi dalam membantu pembentukan dan pemeliharaan tulang
bersama vitamin A dan C, hormon-hormon paratiroid dan kalsitonin, protein
kolagen, serta mineral-mineral kalsium, fosfor, magnesium dan fluor.9
 Kalsium : Memiliki peran penting dalam kesehatan gigi dan tulang, meregulasi
kontraksi otot, konduktifitas saraf, pembekuan darah dan fungsi penting tubuh
lainnya. 6
 Ferum (Zat besi) : Merupakan komponen esensial pada hemoglobin, yaitu
komponen sel darah merah yang berfungsi sebagai transpor oksigen. Ferum juga
memiliki peran penting dalam perkembangan kognitif.6
Tabel 2. Kecukupan gizi yang dianjurkan
(menurut data Departemen Kesehaatan RI, 1968) 4
Gol. Ca Fe Vit.A Tiamin Riboflavin Niasin Vit.C Vit.D
Umur (g) (g) (mcg) (mg) (mg) (mg) (mg) (UI)
6-12 0,6 8 1200 0,4 0,5 6 25 400
bulan
1-3 0,5 8 1500 0,5 0,7 8 30
tahun
4-6 0,5 10 1800 0,6 0,9 9 40
tahun
7-9 0,5 10 2400 0,8 1,0 13 50
tahun

2.2 Pengaturan Makan Pada Anak Usia Balita


Berdasarkan usia anak diatas 1 tahun, anak dikelompokkan menjadi :
- Golongan umur 1-3 tahun (anak prasekolah)
- Golongan umur 4-6 tahun (anak sekolah)
- Golongan umur 6-12 tahun (anak sekolah)
- Golongan umur 12-18 tahun (remaja)
Dalam golongan ini, terdapat perbedaan mengenai kebutuhan nutrien yang
berdasarkan pada kemampuan menerima makanan, kecepatan tumbuh, aktifitas,
walaupun secara umum, pemberian waktu makan tetap serupa yaitu 3 kali makan dan
di antaranya dapat diberikan makanan kecil (snack).4 Adapun golongan makanan yang
dianjurkan terdiri dari :
1. Makanan pokok, yaitu sumber kalori seperti roti, nasi, jagung, ubi, dll.
2. Lauk-pauk yang terdiri dari
- sumber protein hewan : telur, daging, ikan
- sumber protein nabati : kacang-kacangan, sayuran hijau atau berwarna, tahu,
tempe.
3. Buah-buahan, sumber vitamin C dan A. Misalnya jeruk, pisang, pepaya.
4. Tambahan susu 2 kali sehari, yaitu 250 ml setiap kali minum.
waktu makan untuk makanan kecil adalah pukul 11.00 dan 16.00.4 Pada balita (bayi
usia ≤ 5 tahun), penggolongan pengaturan makan disesuaikan dengan kelompok usia
bayi > 1 tahun, yaitu :
A. Golongan umur 1-3 tahun
Angka tertinggi untuk morbiditas penyakit defisiensi vitamin A dan malnutrisi energ
protein (MEP) terdapat dalam golongan umur ini. Pada usia 1-2 tahun pertama, anak belum
dapat mengunyah makanan konsistensi keras dengan baik sehingga masih perlu diberikan
nasi tim walaupun tidak perlu disaring. Pada usia ini, anak sudah mulai menyukai makanan
manis-manis seperti permen, karamel. sehingga, perlu dipantau dan dibatasi pemberiannya
dengan tujuan menghindari karies gigi. salah satu upaya yang dilakukan adalah dengan
mengajari anak untuk mulai menyikat giginya sendiri.4
B. Golongan umur 4-6 tahun
Kebutuhan nutrien pada usia ini relatif kurang. pertumbuhan lambat, aktifitas mulai
banyak, rentan terhadap penyakit gizi dan infeksi. Pada usia ini, anak sudah dapat memilih
makanannya sendiri sehingga perlu diawasi pemilihan makanan manis-manis yang
berlebihan, konsumsi vitamin dan menyikat gigi yang benar.4

4.1 Anjuran Makan Untuk Anak Sehat Maupun Sakit


Melaksanakan pemberian makan yang sebaik-baiknya kepada bayi dan anak,
bertujuan sebagai berikut :
1. Memberikan nutrien yang cukup untuk kebutuhan; memelihara kesehatan dan
memulihkannya bila sakit, melaksanakan pelbagai jenis aktifitas, pertumbuhan dan
perkembangan jasmani secara psikomotor.
2. Mendidik kebiasaan yang baik tentang memakan, menyukai dan menentukan makanan
yang diperlukan.4
Berdasarkan bagan anjuran makan untuk anak sehat maupun sakit, diketahui bahwa
pada anak usia balita, bahwa ;
Tabel 3. Anjuran makan untuk anak sehat maupun sakit.10
Umur 12 bulan-2 tahun Umur 2 tahun lebih
Berikan ASI sesuai keinginan bayi Berikan variasi makanan keluarga, termasuk
sumber makanan hewani dan buah-buahan kaya
vitain A, seta sayuran
Berikan variabel makanan yang dilumatkan atau Berikan setidaknya 1 mangkuk setiap kali
makanan keluarga yang dihaluskan, termasuk makan (250ml)
sumber makanan hewani dan buah-buahan kaya
vitamin A, serta sayuran
Berikan ¾ mangkuk sampai 1 mangkuk setiap Berikan 3-4 kali etiap hari
makan (1 mangkuk=250 ml)
Berikan 3-4 kali setiap hari Tawari 1-2 kali makanan selngan diantara waktu
makan
Tawari 1atau 2 kali makanan selingan antara waktu Jika anak menolak makanan baru, tawari untuk
makan. anak akan memakannya jika lapar. mencicipi ibu. Tunjukkan bahwa ibu yang
menyukai makanan tersebut. bersabarlah

Cara Membuat Bubur Nasi di tambah tempe


Bahan : - Beras 40 gr (1/2 gelas)
- Tempe 50 gr ( 2 potong)
- Wortel 50 gr (1/2 gelas)
Cara Membuat :
1. Buatlah bubur, sebelum matang masukan tempe dan wortel
2. Setelah matang dihaluskan dengan saringan (di blender)
3. Bubur tempe siap disajikan
Anjuran makan untuk DIARE PERSISTEN
- Jika anak mendapat ASI: Berikan lebih sering dan lebih lama, pagi, siang, dan
malam
- Jika anak mendapat susu selain ASI :
 Ganti susu dengan susu formula untuk diare kronis,
 Gantikan setengah bagian susu dengan bubur nasi ditambah tempe,
 Jangan diberi susu kental manis,
 Untuk makanan lain, ikuti anjuran pemberian makan sesuai dengan kelompok
umur

Anda mungkin juga menyukai