Penyaji :
130100301
Supervisor :
2017
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah memberikan berkat dan karunia-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah penyuluhan dengan judul “Anjuran Pemberian
Makan Bagi Balita Sehat Maupun Sakit.”
Penulisan makalah penyuluhan ini adalah salah satu syarat untuk menyelesaikan Kepaniteraan
Klinik Senior Program Pendidikan Profesi Dokter di Departemen Ilmu Kesehatan Anak, Fakultas
Kedokteran Universitas Sumatera Utara.
Penulis menyadari bahwa penulisan makalah penyuluhan ini masih jauh dari kesempurnaan, baik isi
maupun susunan bahasanya, untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik dari pembaca sebagai
masukan dalam penulisan makalah penyuluhan selanjutnya. Semoga makalah penyuluhan ini
bermanfaat, akhir kata penulis mengucapkan terima kasih
Penulis
DAFTAR ISI
BAB 1
PENDAHULUAN
` Pembangunan kesehatan dalam periode tahun 2015-2019 difokuskan pada empat program prioritas
yaitu penurunan angka kematian ibu dan bayi, penurunan prevalensi balita pendek (stunting),
pengendalian penyakit menular dan pengendalian penyakit tidak menular. Situasi gizi masyarakat tidak
hanya berperan dalam program penurunan prevalensi balita pendek, namun juga terkait erat dengan tiga
program lainnya, mengingat status gizi berkaitan dengan kesehatan fisik maupun kognitif,
mempengaruhi tinggi rendahnyarisiko terhadap penyakit infeksi maupun penyakit tidakmenular dan
berpengaruh sejak awal kehidupan hingga masa usia lanjut.1
Angka Kecukupan Gizi (AKG) Angka Kecukupan Gizi (AKG) atau Recommended Dietary
Allowances (DRA) merupakan kecukupan rata-rata zat gizi sehari bagi hampir semua orang sehat
(97,5%) menurut golongan umur, jenis kelamin, ukuran tubuh aktifitas fisik, genetik dan keadaan
2
fisiologis untuk mencapai derajat kesehatan yang optimal. Gizi pada lima tahun pertama kehidupan
sangat penting karena pada masa ini perkembangan fisik dan perkembangan otak paling pesat. Gizi
pada masa ini akan mempengaruhi perkembangan di masa berikutnya. Masalah gizi kurang (termasuk
di dalamnya gizi buruk) pada balita di Indonesia menurut hasil Riskesdas 2007, 2010 dan 2013 belum
menunjukkan perbaikan, bahkan ada sedikit peningkatan. Provinsi dengan persentase balita gizi buruk
terendah menurut hasil Riskesdas 2013 adalah Provinsi Bali dengan persentase sebesar 13,2% dan
1
tertinggi adalah Provinsi Nusa Tenggara Timur dengan persentase sebesar 33%. Berdasarkan data
Pemantauan Status Gizi (PSG) tahun 2015, didapati bahwa persentasi balita dengan gizi buru dan sangat
pendek mengalami penurunan dari tahun 2014, yakni dari 4,7% turun menjadi 3,8%.3
Masalah gizi yang dialami balita tidak lepas dari masalah pemberian makan pada anak. Salah satu
tujuan pemberian makan sebaik-baiknya pada anak adalah untuk memberikan kebutuhan nutrien yang
cukup untuk kebutuhan dan memelihara kesehatan anak. 4 Dari penulisan makalah ini, diharapkan agar
pembaca dapat mengetahui pemberian makan yang dianjurkan pada balita sehat maupun sakit, sehingga
mampu mengatasi terjadinya kekurangan gizi pada anak.
Pada beberapa kondisi seperti pada orang-orang dengan penyakit ginjal dan
penyakit metabolik seperti fenilketonuria dan maple syrup disease, asupan protein
harus dibatasi karena beberapa asam amino tertentu dapat bersifat toksik bagi
penderita. Pada bayi, sumber protein yang paling baik berasal dari air susu ibu (ASI),
karena mengandung asam amino esensial dan non esensial.5
3. Lemak
Lemak masih dianggap tidak perlu terdapat dalam jumlah banyak, kecuali untuk
asam lemak esensial (asam linoleat dan arakidonat). bila lemak kurang dari 20% kalori,
maka jumlah protein atau karbohidrat perlu dinaikkan sehingga dapat meningkatkan
beban ginjal dan menyebabkan kelebihan kemampuan enzim disakaridase dalam usus
yang dapat menyebabkan diare.4
Lemak merupakan bahan makanan yang memiliki nilai kalori paling banyak, yang
diperlukan untuk memenuhi kebutuhan kalori bayi dan anak, yaitu sebanyak
9kkal/gram. Pada bayi, sumber lemak yang utama berasal dari ASI. Pada anak yang
lebih tua, sumber lemak dapat dijumpai pada produk hewani, minyak sayur dan
margarin. Lemak mempermudah absorbsi vitamin yang larut dalam lemak yaitu
vitamin A, D, E, K yang penting untuk perkembangan saraf dan mata anak. 5
Kebutuhan lemak anak usia 1-3 tahun adalah sekitar 30-40% dari energi total dan
usia 4-18 tahun adalah sekitar 25-35%.5
4. Karbohidrat
Karbohidrat merupakan sumber energi utama pada makanan. Makronutrien
lainnya seperti lemak dan protein, dapat menghasilkan energi namun metabolisme
karbohidrat merupakan sumber energi yang paling efisien bagi sel, terutama sel-sel
otak yan membutuhkan glukosa untuk berfungsi.6 Kalori pada karbohidrat mencakup
4 kkal/gram.5
Rekuiremen karbohidrat belum diketahuii dengan pasti. Bayi yang menyusu dari
ibunya mendapat 40% kalori daari laktosa. Pada usia yang lebih tua, kalori dan hidrat
arang bertambah jika bayi telah diberi makanan lain seperti bubur susu dan nasi tim.4
Kebutuhan karbohidrat dari total energi keseluruhan diperkirakan sekitar 48-54%
energi.6
5. Vitamin dan Mineral
Vitamin dan mineral atau mikronutrien memiliki peranan penting dalam
pertumbuhan dan perkembangan serta turut berkontribusi dalam fisiologi tubuh
manusia.4
Vitamin A : Diperlukan untuk penglihatan, sistem imun, regulasi pertumbuhan
sel. Vitamin A banyak terdapat pada sayuran berwarna seperti bayam, wortel dan
labu.6
Tiamin (Vitamin B1) : Diperlukan untuk metabolisme energi, komunikasi
neuronal, aktivasi sistem imun, dan dinamika membran sel.7
Riboflavin (Vitamin B2) : Berperan dalam pertumbuhan tubuh dan produksi sel
darah merah.8
Niasin (Asam nikotinat) : Berfungsi di dalam tubuh sebagai koenzim NAD dan
NADP dalam reaksi oksidasi-reduksi pada glikolisis, metabolisme protein, asam
lemak dan lainnya.9
Vitamin C : Berfungsi sebagai koenzim atau kofaktor, serta sebagai antioksidan.9
Vitamin D : Berfungsi dalam membantu pembentukan dan pemeliharaan tulang
bersama vitamin A dan C, hormon-hormon paratiroid dan kalsitonin, protein
kolagen, serta mineral-mineral kalsium, fosfor, magnesium dan fluor.9
Kalsium : Memiliki peran penting dalam kesehatan gigi dan tulang, meregulasi
kontraksi otot, konduktifitas saraf, pembekuan darah dan fungsi penting tubuh
lainnya. 6
Ferum (Zat besi) : Merupakan komponen esensial pada hemoglobin, yaitu
komponen sel darah merah yang berfungsi sebagai transpor oksigen. Ferum juga
memiliki peran penting dalam perkembangan kognitif.6
Tabel 2. Kecukupan gizi yang dianjurkan
(menurut data Departemen Kesehaatan RI, 1968) 4
Gol. Ca Fe Vit.A Tiamin Riboflavin Niasin Vit.C Vit.D
Umur (g) (g) (mcg) (mg) (mg) (mg) (mg) (UI)
6-12 0,6 8 1200 0,4 0,5 6 25 400
bulan
1-3 0,5 8 1500 0,5 0,7 8 30
tahun
4-6 0,5 10 1800 0,6 0,9 9 40
tahun
7-9 0,5 10 2400 0,8 1,0 13 50
tahun