Anda di halaman 1dari 6

Fraktur Tibia

Definisi
Tibia atau tulang kering merupakan tulang panjang tersering yang mengalami
patah (fraktur). Kondisi ini terjadi pada sekitar 4% populasi lanjut usia. Tibia
bersama fibula (tulang betis) merupakan dua tulang yang menyusun tungkai
bawah. Tibia berukuran lebih besar dari fibula dan berperan besar dalam
menopang berat badan. Tulang ini juga memiliki peran vital dalam pergerakan
lutut dan pergelangan kaki. Pada banyak kasus fraktur tibia, tulang fibula juga
seringkali mengalami fraktur.

Pada beberapa kasus, gejala yang dialami dapat hanya berupa nyeri pada bagian
tualng kering saat berjalan. Pada kasus yang lebih parah, tulang tibia dapat
menonjol keluar dari permukaan kulit. Berdasarkan tipe fraktur tibia yang terjadi,
dokter mungkin akan menyarankan Anda untuk menjalani operasi. Derajat
keparahan beserta tipe fraktur tibia juga mempengaruhi waktu penyembuhannya,
dengan rentang waktu penyembuhan berkisar sekitar 4 hingga 6 bulan
Fraktur yang terjadi pada tibia sangat bervariasi, bergantung pada gaya yang
menyebabkannya. Untuk itu, dokter mengklasifikasikan fraktur tibia menjadi
beberapa jenis. Tipe fraktur tibia ditentukan berdasarkan:
- Lokasi fraktur. Tulang tibia dibagi menjadi tiga, yaitu sepertiga
awal/proksimal, sepertiga tengah dan sepertiga ujung/distal.
- Pola patahan tulang. Pola yang dibentuk patah tulang diklasifikasikan
menjadi beberapa tipe, seperti oblik (garis fraktur berjalan miring),
transversal (garis patahan tulang berjalan secara horizontal) atau spiral
(garis patahan yang terjadi mengelilingi tulang dan berbentuk spiral).
Selain itu dapat terjadi fraktur kominutif, yaitu tulang yang patah terpisah
menjadi beberapa bagian.
- Fraktur yang terjadi terbuka atau tertutup. Fraktur tertutup terjadi Jika
patahan tulang tetap berada di bawah kulit dan otot. Kulit masih terlihat
utuh pada fraktur tertutup. Pada fraktur terbuka, kulit terlihat robek
akibat patahan tulang yang menonjol keluar. Jaringan lunak seperti otot
dan ligamen dapat mengalamai kerusakan pada fraktur terbuka.

Penyebab
Fraktur tibia umumnya terjadi akibat adanya benturan kuat pada tungkai kaki.
Akibatnya, terdapat gaya cukup besar yang tidak dapat ditahan oleh tulang
tungkai. Beberapa penyebab tersering fraktur tibia adalah:
- Benturan berenergi tinggi. Hal ini umumnya terjadi pada kecelakaan
motor atau mobil dan dapat mengakibatkan fraktur yang parah.
- Jatuh, terutama dari tempat yang tinggi dan mendarat pada permukaan
yang keras. Hal ini terjadi umumnya pada orang lanjut usia dan atlet.
- Cedera olahraga. Cedera yang ditimbulkan beberapa olahraga tertentu,
seperti sepak bola dan olah raga kontak lainnya dapat menyebabkan
fraktur tibia. Benturan berenergi rendah yang terjadi pada jenis olahraga
ini dapat menyebabkan fraktur jika disertai gerakan memutar.

Faktor Risiko
Terdapat beberapa penyakit yang dapat mempengaruhi timbulnya fraktur secara
umum, bukan hanya fraktur tibia saja, di antaranya:
- Jenis kelamin. Wanita lebih mungkin mengalami fraktur dibandingkan
laki-laki. Hal ini disebabkan tulang wanita berukuran lebih kecil dan
kepadatan tulangnya lebih rendah dari laki-laki. Kepadatan tulang wanita
akan semakin berkurang ketika memasuki usia menopause.
- Merokok.
- Mengonsumsi alkohol secara berlebihan. Mengonsumsi alkohol yang
berlebihan di usia muda dapat meningkatkan risiko penurunan kepadatan
tulang.
- Penggunaan obat steroid. Obat-obatan yang tergolong ke dalam steroid,
seperti prednisone dapat menyebabkan kerapuhan tulang jika digunakan
dalam jangka waktu yang lama dan dosis yang tinggi.
- Beberapa penyakit, seperti rheumatoid arhtritis, diabetes dan
osteoporosis. Penyakit-penyakit ini mengurangi kepadatan tulang,
sehingga menyebabkan tulang lebih rentan mengalami fraktur.
- Riwayat fraktur sebelumnya

Gejala
Jika fraktur tibia terjadi, gejala yang biasanya dirasakan pertama kali adalah nyeri
hebat. Gejala lain yang dapat timbul antara lain:
- Nyeri pada satu bagian tertentu di tulang kering atau beberapa daerah
ika terjadi fraktur multipel.
- Pembengkakan pada tungkai bawah
- Kesulitan atau ketidakmampuan untuk bediri, berjalan atau menahan
berat tubuh.
- Kelainan bentuk tungkai atau panjang tungkai yang tidak seimbang.
- Memar di sekitar tulang kering.
- Kelainan sensasi saraf pada kaki, seperti kesemutan atau kebas.
- Tulang yang menonjol melewati kulit.
Diagnosis
Untuk mendiagnosis fraktur tibia, dokter akan menanyakan riwayat medis yang
Anda miliki dan mekanisme serta riwayat cedera yang Anda alami. Selanjutnya
dokter akan melakukan pemeriksaan fisik dan serangkaian pemeriksaan lanjutan
untuk mendeteksi fraktur dan menentukan derajat keparahan serta tipe fraktur
yang terjadi. Hal ini dilakukan untuk menentukan jenis tatalaksana yang akan
dilakukan.
Pemeriksaan diagnostik yang dapat dilakukan oleh dokter di antaranya adalah
sebagai berikut:
- Pemeriksaan rontgen tulang (sinar-X). Hal ini dilakukan untuk melihat
keutuhan/kontinuitas struktur tulang tibia, sehingga tulang yang patah
atau retak dapat diidentifikasi.
- Computed tomography scan (CT-scan). Pada beberapa kasus, dokter
mungkin akan meminta pemeriksaan ini dilakukan, terutama untuk
mendeteksi fraktur yang berada di area persendian. Pemeriksaan CT-scan
memberikan gambaran tiga dimensi dari tulang dan detail yang lebih baik
dibandingkan pemeriksaan sinar-X.
- Magnetic resonance imaging (MRI). Pemeriksaan MRI dapat memberikan
gambaran mendetail dari otot dan ligamen yang berada di sekitar tulang
yang patah, sehingga kerusakan yang terjadi pada jaringan lunak di
sekitar patahan tulang dapat diidentifikasi.

Tatalaksana
Penanganan fraktur tibia bergantung pada beberapa faktor, seperti kondisi
kesehatan umum pasien saat cedera, penyebab dan derajat keparahan fraktur, serta
ada atau tidaknya cedera jaringan lunak di sekitar tibia.
Pada kasus yang berat, operasi mungkin dibutuhkan agar tulang dapat sembuh
dengan baik. Tindakan ini pada dasarnya dilakukan untuk menjaga posisi tulang
yang patah pada tempatnya sehingga tulang-tulang yang patah dapat sembuh dan
menyatu kembali secara optimal. Prosedur pembedahan yang dapat dilakukan
dapat berupa:
- Fiksasi internal. Dalam prosedur ini, sekrup, plat atau batang berbahan
dasar logam dipasang dan ditanam pada tulang. Prosedur ini dikenal
secara awam sebagai pemasangan pen.
- Fiksasi eksternal. Berbeda dari fiksasi internal, pin berbahan dasar metal
akan dipasang di dalam tulang yang mengalami fraktur dan
disambungkan ke bagian luar tubuh dengan alat khusus berbentuk
melingkar atau batang yang terbuat dari logam.
Jika operasi tidak dibutuhkan atau tidak dapat dilakukan, beberapa pilihan non-
operatif dapat diberikan, seperti:
- Pemasangan gips atau splint. Hal ini dilakukan untuk mencegah
pergerakan di sekitar tulang yang patah, sehingga penyembuhan dapat
terjadi lebih optimal.
- Pemasangan brace fungsional. Dengan menggunakan brace fungsional,
posisi tulang yang patah dapat dijaga dan pasien tetap dapat
menggerakkan kakinya.

Umumnya pasien dengan fraktur tibia harus mengikuti terapi fisik/rehabilitasi dan
menggunakan alat bantu jalan seperti kruk/crutches dan walker agar dapat
kembali beraktivitas secara normal.

Komplikasi
Pada banyak kasus, fraktur tibia dapat sembuh tanpa timbulnya komplikasi.
Meskipun begitu, terdapat komplikasi yang dapat terjadi, di antaranya:
- Komplikasi dari pembedahan, seperti perdarahan dan infeksi
- Kerusakan pada saraf, otot atau pembuluh darah
- Compartment syndrome, yaitu kondisi serius dimana terjadi penurunan
aliran darah di daerah tungkai kaki akibat pembengkakan
- Infeksi tulang
- Kondisi tulang yang tidak menyatu (non-union).

Pencegahan
Fraktur tibia terjadi akibat adanya benturan yang terjadi pada daerah tungkai
bawah. Hal ini sering terjadi pada kecelakaan kendaraan bermotor dan olahraga.
Untuk menghindarinya, Anda perlu berhati-hati saat berkendara dan
menggunakan perlengkapan keamanan yang sesuai saat berolahraga. Fraktur juga
dapat terjadi akibat jatuh, sehingga untuk mencegahnya, bersihkan rumah anda
dan singkirkan benda-benda yang berserakan di lantai. Untuk mencegah jatuh
pada orang lanjut usia, dapat dilakukan pemasangan handrail di dinding kamar
mandi dan kamar tidur serta menggunakan alas kaki antiselip.
Untuk menjaga kekuatan tulang, Anda dapat melakukan latihan fisik seperti
jogging dan latihan angkat beban. Anda juga dapat mengonsumsi makanan yang
tinggi kalsium seperti susu dan sayuran hijau untuk menurunkan kemungkinan
terkena osteoporosis. Selain itu, Anda juga juga harus berhenti merokok dan
mengurangi konsumsi alkohol untuk menjaga kepadatan tulang.
Kapan harus ke dokter?
Fraktur tibia perlu ditangani dengan cepat dan tepat agar tulang sembuh dengan
baik. Segera pergi ke dokter jika Anda mengalami cedera dan merasakan gejala-
gejala fraktur tibia pada tungkai bawah Anda, seperti:
- Nyeri hebat
- Memar
- Pembengkakan
- Perubahan bentuk tungkai kaki bawah atau tungkai kaki yang tidak sama
panjang

Referensi:
1. (*) Thompson JH, Koutsogiannis P, Jahangir A. (2022, January). Tibia
Fractures Overview. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing. Retrieved
January 22, 2023, from https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK513267/
2. Dangers JE. (2022, December). Tibia and Fibula Fracture Management in the
ED Workup. Medscape. Retrieved January 22, 2023, from
https://emedicine.medscape.com/article/826304-workup
3. Patel M. (2022, March). Open Tibia Fractures Workup. Medscape. Retrieved
January 22, 2023, from https://emedicine.medscape.com/article/826304-
workup

Anda mungkin juga menyukai