Anda di halaman 1dari 21

FRAKTUR TIBIA

DAN FIBULA
KELOMPOK 4
ANGGOTA KELOMPOK
khayla Nurmala Hamka NurfadillaSiduppa Agung Eka Febriansyah

70600122001 70600122009 70600122026

Andi Diah Putri Kemal). Muhammad Dzikra Thamisysh


Nurul Latifah Hasmun

70600122004 70600122011
70600122031

Raman Novaldiansyah Fadhilla Nasywa Az-Zahra Aulia Aprilia Awaluddin

706001220012
70600122005 70600122035
DEFINISI
Fraktur tibia dan fibula adalah patah tulang yang terjadi pada tulang
tibia dan fibula, yaitu dua tulang utama yang membentuk kaki bagian
bawah. Tibia adalah tulang yang lebih besar dan terletak di bagian
dalam, sedangkan fibula adalah tulang yang lebih kecil dan terletak di
bagian luar.
ETIOLOGI
Penyebab fraktur dibagi menjadi tiga yaitu
• Cedera traumatik pada tulang dapat disebabkan ole:
• Cedera langsung atau pukulan langsung terhadap tulang sehingga tulang patah secara spontan. Pemukulan biasanya
menyebabkan fraktur melintang dan kerusakan pada kulit di atasnya
• Cedera tidak langsung berarti pukulan langsung berada jauh dari lokasi benturan, misalnya jatuh dengan tangan berjulur dan
menyebabkan fraktur klavikula
• Fraktur yang disebabkan kontraksi keras yang mendadak dari otot yang kuat.

2. Fraktur patologik"
• Tumor tulang (jinak atau ganas
• Infeksi seperti Osteomielitis: dapat terjadi akibat infeksi akut atau dapat timbul sebagai salah satu proses yang progresif,
lambat dan sakit nyeri.
• Rakhitis: suatu penyakit tulang yang disebabkan oleh defisiensi Vitamin D yang mempengaruhi semua jaringan yang lain

3. Secara spontan: Disebabkan oleh stress tulang yang terus menerus misalnya pada penyakit polio dan orang yang bertugas di
kemiliteran.
4. Fraktur stress
Fraktur yang terjadi akibat kekuatan atau tekanan yang berulang dan berlebihan.
EPIDEMIOLOGI
Fraktur tibia merupakan jenis fraktur tulang yang paling umum
terjadi pada anak-anak dan menyumbang 10-15% dari semua
fraktur pada anak-anak. Fraktur tibia dan fibula lebih sering
terjadi pada laki-laki daripada perempuan
KLASIFIKASI
Fraktur tibia dan fibula dapat diklasifikasikan berdasarkan berbagai faktor,
termasuk:
Bentuk garis patahan:

• Fraktur linier/transversal: Fraktur yang garis patahnya tegak lurus


terhadap sumbu panjang.
• Fraktur oblique: Fraktur yang garis patahnya membentuk sudut
terhadap tulang.
• Fraktur spiral: Fraktur yang garis patahnya membentuk spiral.
• Fraktur comminuted: Fraktur yang garis patahnya lebih dari dua.
KLASIFIKASI
Fraktur tibia dan fibula dapat diklasifikasikan berdasarkan berbagai faktor,
termasuk:
Lokasi fraktur:

• Fraktur diafisis: Fraktur yang terjadi pada


bagian tengah tulang.
• Fraktur metafisis: Fraktur yang terjadi pada
bagian ujung tulang.
• Fraktur epifisis: Fraktur yang terjadi pada
bagian ujung tulang yang melebar.
KLASIFIKASI
Fraktur tibia dan fibula dapat diklasifikasikan berdasarkan berbagai faktor,
termasuk:

.Keadaan jaringan lunak:

• Fraktur tertutup: Fraktur yang tidak disertai


dengan kerusakan jaringan lunak, seperti
kulit dan otot.
• Fraktur terbuka: Fraktur yang disertai
dengan kerusakan jaringan lunak, sehingga
tulang terlihat dari luar.
KLASIFIKASI
Fraktur tibia dan fibula dapat diklasifikasikan berdasarkan berbagai faktor,
termasuk:

Tingkat keparahan fraktur:

• Fraktur derajat I: Fraktur yang hanya terjadi pada


sebagian kecil tulang.
• Fraktur derajat II: Fraktur yang terjadi pada sebagian
besar tulang, tetapi tidak menyebabkan pergeseran
fragmen tulang.
• Fraktur derajat III: Fraktur yang terjadi pada seluruh
tulang dan menyebabkan pergeseran fragmen tulang.
PATOMEKANISME
PATOMEKANISME
Fraktur tibia dan fibula adalah kondisi ketika tulang di tungkai bawah, yaitu tibia (tulang kering) dan fibula (tulang betis) mengalami
patah. Fraktur ini dapat terjadi akibat benturan langsung, gaya torsi, atau gaya kompresi.

1.Benturan langsung
Benturan langsung adalah penyebab paling umum dari fraktur tibia dan fibula. Hal ini dapat terjadi akibat kecelakaan kendaraan
bermotor, jatuh dari ketinggian, atau cedera olahraga.

2. Gaya torsi
Gaya torsi adalah penyebab umum lainnya dari fraktur tibia dan fibula. Hal ini dapat terjadi akibat terpeleset dan jatuh, atau saat
bermain olahraga yang melibatkan gerakan rotasi, seperti sepak bola, basket, atau tenis.

3. Gaya kompresi
Gaya kompresi dapat menyebabkan fraktur tibia dan fibula, terutama pada orang tua dan orang dengan osteoporosis. Hal ini dapat
terjadi akibat jatuh dari ketinggian, atau saat berdiri di atas kaki yang terkunci dan menerima beban berat.
GAMBARAN KLINIS
Gambaran klinis dari fraktur ini menyoroti kerentanan serius pasien terhadap ketidaknyamanan fisik dan
keterbatasan mobilitas yang signifikan. Ketika seseorang mengalami fraktur tibia fibula, gejala yang muncul
tidak hanya berdampak secara fisik, tetapi juga secara emosional dan psikologis.

Salah satu gambaran klinis yang khas dari fraktur tibia fibula adalah rasa nyeri yang luar biasa di sekitar area
cedera. Nyeri ini seringkali terasa akut, menyebabkan ketidaknyamanan yang signifikan dan mengganggu
aktivitas sehari-hari. Selain itu, adanya bengkak yang meluas di sekitar tempat fraktur dapat membuat pasien
merasa tidak nyaman dan mengalami gangguan dalam mobilitas.

Bukan hanya itu, pasien sering kali mengalami kesulitan dalam menopang berat badan pada kaki yang terluka,
yang mengakibatkan kehilangan kemampuan berjalan normal. Adanya deformitas atau perubahan bentuk pada
kaki yang terluka juga memberikan dampak psikologis yang sign
ifikan, mengakibatkan rasa cemas dan kecemasan terkait proses pemulihan.
GAMBARAN KLINIS
PEMERIKSAAN FISIK
Pada status lokalis di area fraktur dilakukan pemeriksaan look, feel, move, dan status neuro
vaskular

• Look: Dilakukan inspeksi terhadap warna dan perfusi area fraktur, penilaian luka (lokasi, ukuran,
perdarahan, bone expose, skin coverage, skin loss, deformitas, dan tanda radang), deformitas
(angulasi atau pemendekan), pembengkakan

• Feel: Dilakukan palpasi untuk menilai neurovaskularisasi distal dari daerah fraktur dan memeriksa
fungsi sensorik. nyeri tekan, suhu serta krepitasi

• Move: Menilai kemampuan pergerakan aktif dan pasif dari sendi serta kekuatan otot.

• Status Neuro vaskular


-Neurologis : Motorik, sensorik, refleks
-Vaskular : Pulsasi distal, waktu pengisian kapiler
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan penunjang untuk mendeteksi fraktur pada tibia dan fibula
melibatkan beberapa prosedur diagnostik. Berikut adalah beberapa
pemeriksaan yang dapat dilakukan untuk menegakkan diagnosis fraktur
pada tulang kering (tibia) dan tulang betis (fibula):

1. **Pemeriksaan Radiografi (X-ray):** Ini adalah pemeriksaan paling


umum yang digunakan untuk mendeteksi fraktur. Foto sinar-X dapat
memberikan gambaran detail tentang lokasi, jenis, dan keparahan
fraktur. Biasanya, dua sudut berbeda dari foto sinar-X diambil untuk
mengevaluasi tulang secara lebih komprehensif.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
2. **CT Scan (Computed Tomography):**
Kadang-kadang, jika fraktur kompleks atau
patahannya tidak jelas pada foto sinar-X, CT scan
dapat memberikan gambaran tiga dimensi yang
lebih rinci dari tulang yang patah.
PEMERIKSAAN PENUNJANG

3. **MRI (Magnetic Resonance Imaging):** MRI


digunakan lebih umum untuk mengidentifikasi
kerusakan pada jaringan lunak seperti ligamen,
tendon, atau cedera saraf yang mungkin terjadi
bersamaan dengan fraktur tibia dan fibula.
TATALAKSANA
1. Recognition: Diagnosis dan penilaian keadaan fraktur dilakukan dengan anamnesis, pemeriksaan klinis, dan
pemeriksaan penunjang. Diagnosis pada pasien harus dilakukan terlebih dahulu untuk menentukan jenis fraktur dan
tingkat keparahannya

2. Imobilisasi: Dilakukan untuk mengurangi rasa nyeri, meminimalkan trauma jaringan lunak, dan mencegah
terjadinya gangguan pembekuan. mobilisasi dapat dilakukan dengan menggunakan splint, brace, atau traksi
sementara.

3.Operasi: Terdapat beberapa hal yang perlu dilakukan dalam penatalaksanaan operatif seperti melakukan
debridement secara agresif, stabilisasi fraktur, dan tatalaksana khusus pada luka yang kompleks.
TATALAKSANA
4. Rehabilitasi: Setelah operasi, dilakukan upaya rehabilitasi dan edukasi ke pasien dalam rangka memaksimalkan
proses penyembuhan post operasi.
Penanganan fisioterapi dapat membantu mengurangi nyeri pada tungkai, meningkatkan lingkup gerak sendi, dan
meningkatkan

5. Konsumsi Obat NSAID

PENCEGAHAN
Pencegahan fraktur tibia dapat dilakukan dengan menghindari cedera atau trauma pada tulang kaki.
Pencegahan juga dapat dilakukan dengan mengonsumsi makanan yang kaya akan kalsium dan vitamin D untuk
menjaga kekuatan tulang
PROGNOSIS
Prognosis setelah patah tulang tibialis bergantung pada luasnya kerusakan tulang dan jaringan
lunak. Kebanyakan fraktur tibialis tertutup union dalam waktu 10 hingga 13 minggu. Fraktur berat
seringkali memerlukan waktu hingga 20 minggu untuk mencapai penyatuan (union).

Pasien dengan fraktur batang fibula terisolasi biasanya mempunyai prognosis yang baik. Penyakit
ini sering ditangani secara konservatif dan berdasarkan gejala. Jarang ada batasan jangka panjang,
dan pasien sering kali menjalani proses penyatuan antara 6-8 minggu jika mereka memiliki penyakit
penyerta yang =
THANK YOU!

Anda mungkin juga menyukai