Anda di halaman 1dari 6

Ciri-ciri Makanan Mengandung Formalin dan Boraks serta Gambarnya

A. Formalin

Banyak sekali bahan-bahan pengawet yang beredar di pasaran. Bahan pengawet tersebut ada dua
macam, yaitu bahan pengawet alami dan bahan pengawet sintetis (buatan). Bahan pengawet
alami adalah yang paling aman untuk digunakan sebagai pengawet makanan. Bahan yang
digunakan biasanya gula atau garam.

Adapun bahan pengawet sintetis, banyak sekali macamnya seperti natrium benzoat maupun asam
sorbat. Pengawet yang terbuat dari bahan-bahan kimia ini boleh dipergunakan dalam makanan
dengan kadar tertentu, sesuai yang diijinkan oleh Kementerian Kesehatan atau BPOM. Di
samping itu ada pula pengawet sintetis yang dilarang digunakan untuk mengawetkan makanan,
diantaranya formalin.

Akhir-akhir ini formalin sering digunakan untuk mengawetkan makanan, seperti tahu, mi basah,
ikan dan daging ayam. Formalin sebenarnya bahan kimia yang hanya boleh digunakan untuk
keperluan di luar tubuh, artinya formalin tidak boleh masuk ke dalam tubuh manusia karena akan
sangat merusak organ-organ yang ada.

Formalin biasa digunakan untuk mengawetkan mayat dan organ-organ makhluk hidup, sebagai
pembasmi hama, disinfektan dalam industri plastik dan busa serta untuk sterilisasi ruangan. Para
pedagang nakal sengaja memilih formalin karena harganya yang lebih murah jika dibanding
pengawet makanan yang diperbolehkan, seperti asam sorban atau natrium benzoat. Selain murah,
formalin juga lebih irit, mudah digunakan karena berbentuk larutan serta mudah didapatkan di
toko-toko kimia.

Namun dibalik kemudahan dan harga yang murah itu formalin menyimpan segudang bahaya
bagi tubuh manusia. Formalin memiliki efek toksik yang sangat tinggi dan bersifat karsinogenik
yang akan menyuburkan pertumbuhan sel-sel kanker. Di dalam formalin terkandung 37%
formaldehid dalam air, dan bila digunakan untuk mengawetkan, ditambahkan metanol hingga
15%. Bila bahan-bahan ini masuk ke dalam tubuh manusia, maka akan berakibat fatal. Berbagai
penyakit akut maupun kronis akan menyerang tubuh.
Ciri Makanan Mengandung Formalin

Bagi kita orang awam, mungkin agak kesulitan untuk mengetahui seberapa kadar formalin yang
ada dalam suatu jenis makanan. Namun karena besarnya bahaya yang ditimbulkan oleh formalin,
perlu kiranya kita mengetahui ciri-ciri makanan yang mengandung formalin.

Untuk menguji ada atau tidaknya kandungan formalin pada makanan, kita bisa gunakan kertas
indikator pada air rendaman makanan tersebut. Kertas indikator ini dapat kita peroleh di apotek
atau toko obat. Bila kertas indikator itu kemudian berubah warna setelah dicelupkan ke dalam
rendaman, maka bisa dipastikan makanan tersebut menggunakan formalin. Lalu bagaimana jika
kita tidak sempat menguji? Sementara di depan kita ada makanan yang meragukan? Berikut
beberapa ciri makanan yang memiliki kandungan formalin.

Ikan

 Berwarna putih bersih dan dagingnya kenyal


 Insang tidak berwarna merah segar melainkan merah tua
 Pada suhu 25° bisa tahan hingga beberapa hari
Sebagai uji sederhana, coba suguhkan ikan yang baru saja Anda beli pada kucing. Bila kucing
tidak mau memakan bahkan pergi, itu pertanda ikan yang Anda beli mengandung formalin atau
bahan-bahan kimia lainnya
Tidak ada bau amis khas ikan, melainkan bau menyengat khas formalin

Ayam potong
 Berwarna putih bersih
 Pada suhu kamar bisa awet hingga beberapa hari

Tahu

 Memiliki bentuk yang sangat bagus dan kenyal


 Tekstur sangat halus, tak mudah hancur
 Pada suhu 25° bisa tahan sampai 3 hari, di dalam pendingin tahan hingga 2 minggu.
 Bau cukup menyengat serta aroma khas kedelai sudah tidak begitu terasa lagi

Mie basah

 Baunya sedikit menyengat


 Pada suhu ±25° (suhu kamar) bisa tahan hingga 2 hari, sedangkan bila disimpan di dalam
pendingan (suhu 10°) bisa awet hingga lebih dari 15 hari
 Mie nampak mengkilap seperti dilumuri minyak, tidak lengket dan sangat kenyal (tak mudah
putus)

Sebenarnya ada beberapa jenis makanan lagi yang biasa ditambah formalin. Namun ciri-ciri di
atas sudah cukup untuk digunakan sebagai acuan dalam menguji apakah makanan itu
mengandung formalin atau tidak.

B. Boraks

Boraks adalah serbuk kristal putih, tidak berbau, larut dalam air, tidak larut dalam alkohol, PH :
9,5.
Penggunaan :
Boraks dipakai sebagai pengawet kayu, anti septik kayu dan pengontrol kecoa. Bahaya Boraks
terhadap kesehatan diserap melalui usus, kulit yang rusak dan selaput lendir.
Pengaruh terhadap kesehatan :
Tanda dan gejala akut :
 Muntah, diare, merah dilendir, konvulsi dan depresi SSP(Susunan Syaraf Pusat)
 Tanda dan gejala kronis
 nafsu makan menurun
 Gangguan pencernaan
 Gangguan SSP : bingung dan bodoh
 Anemia, rambut rontok dan kanker.

Boraks merupakan senyawa yang bisa memperbaiki tekstur makanan sehingga menghasilkan
rupa yang bagus, misalnya bakso dan kerupuk. Bakso yang menggunakan boraks memiliki
kekenyalan khas yang berbeda dari kekenyalan bakso yang menggunakan banyak daging. Bakso
yang mengandung boraks sangat renyah dan disukai dan tahan lama sedang kerupuk yang
mengandung boraks kalau digoreng akan mengembang dan empuk, teksturnya bagus dan renyah.

Menurut Dra. Euis Megawati, Apt., boraks adalah bahan solder, bahan pembersih, pengawet
kayu, antiseptik kayu, dan pengontrol kecoak. Sinonimnya natrium biborat, natrium piroborat,
natrium tetraborat. Sifatnya berwarna putih dan sedikit larut dalam air.

Sering mengonsumsi makanan berboraks akan menyebabkan gangguan otak, hati, lemak, dan
ginjal. Dalam jumlah banyak, boraks menyebabkan demam, anuria (tidak terbentuknya urin),
koma, merangsang sistem saraf pusat, menimbulkan depresi, apatis, sianosis, tekanan darah
turun, kerusakan ginjal, pingsan, bahkan kematian.

Ciri Makanan Mengandung Boraks

Sama seperti formalin, cukup sulit menentukan apakah suatu makanan mengandung
boraks. Hanya lewat uji laboratorium, semua bisa jelas. Namun, penampakan luar tetap
memang bisa dicermati karena ada perbedaan yang bisa dijadikan pegangan untuk
menentukan suatu makanan aman dari boraks atau tidak.

Bakso

 Lebih kenyal dibanding bakso tanpa boraks.Bila digigit akan kembali ke bentuk semula.
 Tahan lama atau awet beberapa hari.
 Warnanya tampak lebih putih. Bakso yang aman berwarna abu-abu segar merata di semua bagian, baik di
pinggir maupun tengah.
 Bau terasa tidak alami. Ada bau lain yang muncul.
 Bila dilemparkan ke lantai akan memantul seperti bola bekel.

Gula Merah

 Sangat keras dan susah dibelah.


 Terlihat butiran-butiran mengkilap di bagian dalam.
Tips memilih makanan bebas boraks dan formalin

Agar terhindar dari makanan yang mengandung zat berbahaya, konsumen pun harus cerdas memilih. Jangan
sembarangan membeli bahan makanan. Apalagi, memang ada ciri-ciri mencurigakan bahan makanan itu
mengandung zat berbahaya. Berikut adalah cara memilih makanan sehat dari Badan Pengawasan Obat dan
Makanan (BPOM):
 Pilih bahan makanan mentah yang segar dengan warna yang cerah.
 Untuk ikan dan hasil laut lainnya, pilih yang masih kenyal, sisik ikan masih utuh, tidak terkelupas, mata
ikan masih menonjol.
 Untuk memilih daging sapi, pastikan jarak waktu antara penyembelihan dan penjualan tidak terlalu lama.
Daging yang baik terlihat berwarna merah segar.
 Untuk daging ayam, pilih yang berwarna putih segar, tidakada luka/kulit yang membiru
 Pilih makanan yang tidak diawetkan.
 Kalaupun membeli makanan yang berwarna, baca jenis dan jumlah pewarna yang digunakan dalam produk
tersebut.
 Perhatikan label pada setiap kemasan produk. Pastikan di label tercantum izin dari Badan POM. Biasanya
tertulis: POM disusul nomor izin pendaftaran. Untuk produk hasil industri rumah tangga, pastikan pula
adanya tulisan P-IRT dan nomor izin pendaftaran.
 Untuk produk makanan atau minuman yang tak dikemas secara khusus, sebaiknya pilih makanan/minuman
yang warnanya tidak terlalu mencolok. Hindari makanan dengan warna merah, kuning, hijau yang terlihat
ngejreng. Sebab tidak tertutup kemungkinan warna yang terlalu mencolok tersebut berasal dari bahan
pewarna non food grade seperti pewarna tekstil yang berbahaya bagi kesehatan.

Anda mungkin juga menyukai