kepolarannya, artinya komponen pada suatu analit (sampel) akan terpisah berdasarkan
sifat kepolaran masing-masing kompone dalam sampel, apakah kepolarannya lebih mirip
dengan fasa diam, maka dia akan tertinggal di fasa diam atau bergerak lebih lambat, atau
kah kepolarannya lebih mirip dengan fasa gerak sehingga dia akan bergerak terdistribusi
lebih jauh dan lebih cepat. Fasa gerak dalam KCKT adalah berupa zat cair dan disebut
juga eluen atau pelarut. Fasa gerak yang digunakan adalah air dan methanol dengan
perbandingan 3 : 1 yang bersifat lebih polar, sedangkan fase diamnya berupa kolom C18
bersifat lebih non polar. Hal ini disebabkan karena senyawa yang dianalisis yaitu
paracetamol bersifat lebih polar. Molekul polar dalam campuran itu akan menghabiskan
sebagian besar waktu mereka bergerak dengan pelarut. Senyawa non polar dalam
campuran akan cenderung membentuk atraksi dengan gugus hidrokarbon karena gaya
disperse Van Der Walls. Mereka juga akan kurang larut dalam pelarut karena
membutuhkan pemutusan ikatan hydrogen sebagaimana halnya diantara molekul-molekul
air atau methanol. Maka jenis teknik kromatografi yang digunakan adalah kromatografi
fase balik. (Ganjar, 2009)
Analisis yang digunakan dalam percobaan kali ini adalah analisis kualitatif dan
analisis kuantitatif. Analisis kualitatif dilakukan dengan membandingkan waktu retensi
larutan uji dengan waktu retensi larutan standar. Waktu retensi adalah waktu yang
diperlukan sampel untuk keluar kolom. Sedsngkan analisis kuantitatif adalah dilakukan
dengan menghitung konsentrasi sampel berdasarkan luas area puncak kromatogram
dengan menggunakan metode kurva yang menghitungkan konsentrasi dengan
menggunakan persamaan garis serta metode one point. (Hendayana, Sumar. 2006)
Lalu didapat x adalah 43,9556 ppm, setelah itu dapat dihitung kadar dari paracetamol
adalah 106,6375%. Untuk penentuan kadar paracetamol dengan cara one point kadar yang
didapat adalah 101,552%. Berdarkan literature dari farmakope, Paracetamol mengandung tidak
kurang dari 98,0% dan tidak lebih dari 101,0%. Dari cara kedua diatas sama-sama menunjukkan
%kadar yang bagus, akan tetapi metode dari kurva kalibrasi lebih baik dibandingkan dengan
metode one point karena hasilnya hampir mendekati dengan syarat yang diberlakukan oleh
farmakope.