Anda di halaman 1dari 40

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Electronic Medical Record atau biasa disingkat menjadi EMR adalah berkas
yang berisikan catatan dan dokumen tentang identitas pasien, pemeriksaan,
pengobatan, tindakan dan pelayanan lain kepada pasien pada sarana pelayanan
kesehatan. Permenkes No. 269 Tahun 2008 menyebutkan bahwa EMR miliki 5
manfaat, yaitu sebagai dasar pemeliharaan kesehatan dan pengobatan pasien, bahan
pembuktian dalam perkara hukum, bahan untuk kepentingan penelitian, dasar
pembayaran biaya pelayanan kesehatan dan bahan untuk menyiapkan statistik
kesehatan. Catatan ini berguna untuk menilai akreditasi pelayanan kesehatan di
sebuah rumah sakit atau pun di sebuah negara. Mengingat pentingnya peran EMR,
maka hal ini lah yang terus memacu perkembangan manajemen EMR.
Berdasarkan perkembangannya EMR memiliki dua jenis, yaitu konvensional
dan elektronik. Jenis konvensional merupakan jenis yang masih banyak
dipergunakan di setiap rumah sakit seperti pencatatan secara langsung oleh tenaga
kesehatan. Sedangkan jenis elektronik merupakan sistem pencatatan informasi
dengan menggunakan peralatan yang modern seperti komputer atau alat elektronik
lainnya.

Rekam medik dalam bentuk kartu (konvensional) sudah jauh dari memadai.
Lebih sering, kartu rekam medik tersebut terlalu tebal, tidak terorganisasi secara
rapi, bahkan tidak terbaca; catatan kemajuan, laporan konsultan, hasil radiologi dan
catatan perawat bercampur-aduk. Dalam kasus ini kartu rekam medik justru tidak
mempermudah pelayanan. Seiring dengan perkembangan teknologi informasi dan
komunikasi (TIK) yang melanda dunia telah berpengaruh besar bagi perubahan
pada semua bidang, termasuk bidang kesehatan. Hal ini sesuai dengan program
yang dicanangkan oleh pemerintah seperti tertuang dalam Rencana Pembangunan
Jangka Menengah (RPJMN) 2004 – 2009 yang menjelaskan bahwa “Arah
kebijakan peningkatan kemampuan ilmu pengetahuan dan teknologi difokuskan
pada empat bidang prioritas, antara lain pengembangan teknologi dan informasi dan
pengembangan teknologi kesehatan dan obat-obatan.

Teknologi informasi dan komunikasi (TIK) telah berkembang begitu pesat di


berbagai sektor, termasuk di sektor kesehatan. Salah satu pengaplikasiannya adalah
rekam medik terkomputerisasi atau rekam kesehatan elektronik. Kegiatannya
mencakup komputerisasi isi rekam kesehatan dan proses yang berhubungan
dengannya.

Dalam proses penyempurnaan manajemen EMR, Electronic Medical Record


atau yang disingkat menjadi EMR mulai diterapkan di beberapa rumah sakit di
Indonesia. Tetapi para tenaga kesehatan dan pengelola sarana pelayanan kesehatan
masih banyak yang ragu untuk menggunakannya karena belum ada peraturan
perundangan yang secara khusus mengatur penggunaanya. Sejak dikeluarkannya
Undang Undang Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2008 Tentang Informasi dan
Transaksi Elektronik (UU ITE) telah memberikan jawaban atas keraguan yang ada.
UU ini telah memberikan peluang untuk implementasi EMR2.

Aspek kerahasiaan dan keamanan dokumen rekam medik yang selama ini
menjadi kekuatiran banyak pihak dalam penggunaan EMR pun sebenarnya telah
diatur di UU RI Nomor 11 Tahun 2008 tentang ITE dalam pasal 16. Dengan
kemajuan teknologi, tingkat kerahasiaan dan keamanan dokumen elektronik terus
semakin tinggi dan aman2. Kebutuhan penggunaan rekam medik untuk penelitian,
pendidikan, penghitungan statistik, dan pembayaran biaya pelayanan kesehatan
lebih mudah dilakukan dengan EMR karena isi EMR dapat dengan mudah
diintegrasikan dengan program/software sistem informasi RS/klinik/praktik,
pengolahan data, dan penghitungan statistik yang digunakan dalam pelayanan
kesehatan, penelitian, dan pendidikan tanpa mengabaikan aspek kerahasiaan3.

EMR memang telah memiliki dasar hukum yang kuat dengan adanya
Permenkes No. 269 Tahun 2008 dan Undang Undang Republik Indonesia Nomor
11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik. Namun, masih belum
ada peraturan yang mengatur secara khusus tentang teknis pelaksanaan EMR.
Selain itu, aspek finansial dan kesiapan pengguna, dalam hal ini adalah tenaga
medik, menjadi alasan utama yang menjadikan EMR masih sulit diterapkan di tiap
rumah sakit. Sekilas tampak banyak sekali kelebihan dari EMR, begitu pun dengan
kekurangannya.

2
1.2 RUMUSAN MASALAH
1. Apa saja alasan yang mengharuskan rekam medik konvensional diubah
menjadi Electronic Medical Record?
2. Bagaimana teknis dari penyelenggaraan Electronic Medical Record?
3. Mungkinkah Electronic Medical Record dapat diimplementasikan
segera di tiap rumah sakit di Indonesia?

1.3 TUJUAN
Makalah ini disusun dengan tujuan sebagai berikut:
1. Mengetahui pengertian dari Electronic Medical Record.
2. Mengetahui komponen dari Electronic Medical Record.
3. Mengetahui manfaat dari Electronic Medical Record.
4. Mengetahui tata cara penyelenggaraan Electronic Medical Record.
5. Mengetahui kelebihan dan kekurangan Electronic Medical Record.
6. Mengetahui aspek hukum dari Electronic Medical Record.
7. Megetahui jalannya penerapan dari rumah sakit yang telah
mengimplementasikan Electronic Medical Record.
8. Mengetahui tantangan dan peluang dalam penggunaan sistem
pencatatan rekaman medik secara digital.

1.4 MANFAAT
Adapun manfaat dari penulisan Makalah ini antara lain:
1. Makalah ini dapat dijadikan informasi dan rujukan untuk melakukan
penelitian atau pemaparan Makalah selanjutnya.

2. Makalah ini diharapkan dapat memberikan pemahaman tentang Electronic


Medical Record, serta memberikan pertimbangan bentuk rekam medik
mana yang lebih baik, sehingga dapat menekan sedemikian rupa hal-hal
yang dapat menyebabkan kerugian baik bagi pasien, maupun bagi pihak
rumah sakit.

3
BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Pengertian EMR

Electronic Medical Record (EMR) bukan sistem baru dalam dokumentasi


catatan medik pasien. Electronic Medical Record adalah sebuah sistem yang berisi
riwayat kesehatan dan penyakit pasien, hasil tes diagnostik, data-data medis yang
lain dan informasi biaya perawatan.

2.1.1 Definisi Electronic Medical Record

Rekam medis merupakan kumpulan fakta tentang kehidupan seseorang dan


riwayat penyakitnya, termasuk keadaan sakit, pengobatan saat ini dan saat lampau
yang di tulis oleh para praktisi kesehatan dalam upaya mereka memberikan
pelayanan kesehatan kepada pasien. (Hatta Gemala, paradigma baru rekam medis:
Manajemen Informasi Kesehatan. Makalah dalam seminar sehari Rekam Kesehatan
Elektronik Jakarta 2005)
Isi Rekam Medis

Isi Rekam Medis merupakan catatan keadaan tubuh dan kesehatan, termasuk
data tentang identitas dan data medis seorang pasien. Secara umum isi Rekam
Medis dapat dibagi dalam dua kelompok data yaitu:
1. Data medis atau data klinis

Yang termasuk data medis adalah segala data tentang riwayat penyakit, hasil
pemeriksaan fisik, diagnosis, pengobatan serta hasilnya, laporan dokter, perawat,
hasil pemeriksaan laboratorium, ronsen dsb. Data-data ini merupakan data yang
bersifat rahasia (confidential) sehingga tidak dapat dibuka kepada pihak ketiga
tanpa izin dari pasien yang bersangkutan kecuali jika ada alasan lain berdasarkan
peraturan atau perundang-undangan yang memaksa dibukanya informasi tersebut.
2. Data sosiologis atau data non-medis

Yang termasuk data ini adalah segala data lain yang tidak terkait langsung
dengan data medis, seperti data idetitas, data sosial ekonomi, alamat dsb. Data ini
oleh sebagian orang dianggap bukan rahasia, tetapi menurut sebagian lainnya
merupakan data yang juga bersifat rahasia (confidential).

4
Penyelenggaraan Rekam Medis
Penyelenggaraan Rekam Medis pada suatu sarana pelayanan Kesehatan
merupakan Salah satu indicator mutu pelayanan pada institusi. Berdasarkan data
Pada Rekam Medis tersebut akan dapat dinilai apakah pelayanan yang diberikan
sudah cukup baik mutunya atau tidak, serta apakah sudah sesuai standar atau tidak.
Untuk itulah, maka pemerintah, dalam hal ini Departemen Kesehatan merasa
perlu mengatur tata cara penyelenggaraan Rekam Medis dalam suatu peraturan
menteri kesehatan agar jelas rambu-rambunya, yaitu berupa Permenkes
No.749a1Menkes/Per/XII/1989.
Secara garis besar pemeliharaan Rekam Medis dalam Permenkes tersebut diatur
sebagai berikut :
1. Rekam Medis harus segera dibuat dan dilengkapi seluruhnya setelah pasien
menerima pelayanan (pasal 4). Hal ini dimaksudkan agar data yang dicatat masih
original dan tidak ada yang terlupakan karena adanya tenggang waktu.
2. Setiap pencatatan Rekam Medis harus dibubuhi nama dan tanda tangan
petugas pelayanan Kesehatan. Hal ini diperlukan untuk memudahkan sistem
pertanggung-jawaban atas pencatatan tersebut (pasal 5).
Pada saat seorang pasien berobat ke dokter, sebenarnya telah terjadi suatu
hubungan kontrak terpenting antara pasien dan dokter. Hubungan tersebut
didasarkan pada kepercayaan pasien bahwa dokter tersebut mampu mengobatinya,
dan akan merahasiakan semua rahasia pasien yang di ketahuinya pada saat
hubungan tersebut terjadi.
Dalam hubungan tersebut secara otomatis akan banyak data pribadi pasien
tersebut yang akan diketahui oleh dokter serta tenaga kesehatan yang memeriksa
pasien tersebut. Sebagian dari rahasia tadi dibuat dalam bentuk tulisan yang kita
kenal sebagai Rekam Medis. Dengan demikian, kewajiban tenaga kesehatan untuk
menjaga rahasia kedokteran, mencakup juga kewajiban untuk menjaga
kerahasiaan isi Rekam Medis.
Pada Prisnsipnya isi Rekam Medis adalah milik pasien, sedangkan berkas
Rekam Medis (secara fisik) adalah milik Rumah Sakit atau institusi
kesehatan. Pasal 10 Permenkes No. 749 menyatakan bahwa berkas Rekam Medis
itu merupakan milik sarana Pelayanan Kesehatan, yang harus di simpan
setidaknya untuk jangka waktu 5 tahun terhitung sejak tanggal terakhir pasien
berobat, Untuk tujuan itulah di setiap institusi pelayanan kesehatan, dibentuk Unit

5
Rekam Medis yang bertugas menyelenggarakan proses pengelolaan serta
penyimpanan Rekam Medis di Institusi tersebut.
Manfaat Rekam Medis

Permenkes no.749 tahun 1989 menyebutkan bahwa Rekam Medis memiliki


manfaat yaitu :
1. Sebagai dasar pemeliharaan kesehatan dan pengobatan pasien.

2. Sebagai dasar pembuktian dalam hal hukum.

3. Bahan untuk kepentingan penelitian.

4. Sebagai dasar pembayaran biaya pelayanan kesehatan.

5. Dan sebagai bahan untuk menyiapkan statistik kesehatan.

Dalam kepustakaan dikatakan bahwa rekam medis memiliki 5 manfaat, yang


mudahnya disingkat sebagai ALFRED, yaitu:
1. Adminstrative value: Rekam medis merupakan rekaman data administratif
pelayanan kesehatan.
2. Legal value: Rekam medis dapat dijadikan bahan pembuktian di
pengadilan.
3. Financial value: Rekam medis dapat dijadikan dasar untuk lebih jelasnya
biaya pelayanan kesehatan yang harus dibayar oleh pasien.
4. Research value: Data Rekam Medis dapat dijadikan bahan untuk penelitian
dalam laporan kedokteran, keperawatan dan kesehatan.
5. Education value: Data- data dalam Rekam Medis dapat bahan pengajaran
dan pendidikan mahasiswa kedokteran, keperawatan serta tenaga kesehatan
lainnya.
Penyimpanan Rekam Medis
Dalam audit medis, umumnya sumber data yang digunakan adalah rekam
medis pasien, baik yang rawat jalan maupun rawat inap, rekam medis adalah
sumber data yang paling baik di rumah sakit, meskipun banyak memiliki
kelemahan. Beberapa kelemahan rekam medis adalah sering tidak adanya
beberapa data yang bersifat sosial ekonomi pasien, seringnya pengisian rekam
medis yang tidak lengkap, tidak tercantumnya persepsi pasien, tidak berisi
penatalaksaan

6
’’pelengkap’’ seperti penjelasan dokter dan perawat, seringkali tidak mengambil
kunjungan kontrol pasca perawatan inap, dll.
Dampak dari audit medis yang diharapkan tentu saja adalah peningkatan mutu
dan efektifitas pelayanan medis di sarana kesehatan tersebut. Namun di samping
itu, kita juga perlu memperhatikan dampak lain, seperti dampaknya terhadap
perilaku para profesional, tanggung jawab manajemen terhadap nilai dari audit
medis tersebut, seberapa jauh mempengaruhi beban kerja, rasa akuntabilitas,
prospek karier dan moral, dan jenis pelatihan yang diperlukan.
Diantara semua manfaat Rekam Medis, yang terpenting adalah aspek legal
rekam medis. Pada kasus malpraktek medis, keperawatan maupun farmasi, Rekam
Medis merupakan salah satu bukti tertulis yang terpenting. Berdasarkan informasi
dalam Rekam Medis, petugas hukum serta Majelis Hakim dapat menentukan
benar tidaknya telah terjadi tindakan malpraktek, bagaimana terjadinya
malpraktek tersebut serta menentukan siapa sebenarnya yang bersalah dalam hal
tersebut.

2.1.2 Sejarah Singkat Patient Record

Pada awalnya istilah yang digunakan untuk menyebutkan catatan data-data


pasien yang berkaitan dengan perawatan kesehatan adalah istilah patien record,
sebelum kemudian lebih umum digunakan istilah medical record dan kemudian
dibuat klasifikasi untuk berbagai jenis catatan atau rekaman data kesehatan
seseorang. Patien Record adalah suatu rekaman atau catatan yang berisi tentang
kondisi kesehatan dan penyakit pasien yang dibuat setelah pasien mendapatkan
suatu tindakan medis. Pada umumnya, catatan atau rekaman dibuat oleh perawat
atau dokter. Catatan tersebut berisi temuan (findings), pendekatan (consideration),
hasil tes, dan informasi perawatan lain yang berhubungan dengan penyakit pasien.
Pada abad ke 5 SM, suatu laporan medis sangat dipengaruhi oleh pemikiran
Hippocrates. Dia menyatakan bahwa suatu laporan medis harus memenuhi dua
tujuan, yaitu:
1. Laporan tersebut harus akurat menceritakan perjalanan terjadinya penyakit.

2. Laporan tersebut harus mengindikasikan kemungkinan penyebab dari


penyakit.

7
Dengan cara pandang tersebut pada waktu itu, suatu laporan medis berisi penjelasan
dari kejadian-kejadian yang mendahului terjadinya penyakit dari pada sebab-sebab
nyata yang menyebabkan penyakit tersebut. Atau dengan kata lain, laporan medis
saat itu ditulis dengan sudut pandang kronologis atau disebut pula sebagai laporan
medis dengan orientasi waktu (time-oriented medical record). Penjelasan utamanya
mencerminkan apa yang dituturkan oleh pasien dan kerabat pasien.

Pengobatan dalam pandangan Hippocrates, sangat penting untuk memperkirakan


nilai ramalan dari temuan. Sejarah penyakit yang terdokumentasi dengan baik
memainkan peran penting untuk mencapai tujuan tersebut. Tugas penting dari
dokter dan perawat adalah untuk melepaskan penderitaan pasien, tetapi pihak-pihak
yang mendukungnya harus mengetahui batas-batasnya dan menahan diri dari
campur tangan yang melewati batas. Visi Hippocrates masih menjadi dasar dari
sumpah atau janji yang harus diucapkan oleh semua dokter hingga hari ini sebelum
mereka mulai mempraktekkan profesi mereka. Sampai dengan awal abad ke 19,
dokter melandaskan observasi mereka pada apa yang mereka dapat dengar, rasakan,
dan lihat. Pada 1816, stetoskop di temukan oleh Laennec. Instrumen ini
berkontribusi pada perkembangan tehnik diagnosa. Ketika instrumen-instrumen
diagnosa menjadi tersedia dalam berbagai ragam fungsi, seperti opthalmoscope dan
laryngoscope, menyebabkan perubahan titik berat dari laporan medis pasien dari
laporan yang isinya adalah cerita kronologis yang diceritakan oleh pasien atau
keluarga pasien menjadi temuantemuan oleh dokter dan perawat.

pasca 1880, seorang ahli bedah amerika, William Mayo, membentuk kelompok
praktek pertama, yang sekarang dikenal dengan Mayo Clinic di Rochester,
Minnesota. Pada awalnya berdiri, setiap dokter menyimpan catatancatatan medis
pada sebuah buku besar pribadi, buku besar tersebut berisi laporan kronologis dari
semua pasien yang ada. Sebagai hasilnya, catatan-catatan yang berkaitan dengan
seorang pasien dapat terpisah beberapa halaman, tergantung dari jarak waktu antara
satu kunjungan dengan kunjungan berikutnya. Catatan yang tersebar itu
menyebabkan pencatatan menjadi menyulitkan untuk menghasilkan pandangan
yang baik tentang sejarah lengkap penyakit dari pasien. Hal lainnya, suatu bagian
informasi dari seorang pasien dapat saja terdapat pada buku catatan beberapa
dokter. Pada 1907, Mayo Clinic menerapkan sistem satu arsip terpisah untuk setiap
8
pasien. Inovasi ini adalah asal mula dari pasien record yang berpusat pada pasien
(patient-centered medical record). Namun, ketika itu belum ditentukan data-data
seperti apa saja yang tersuk pada data yang perlu dimasukkan pada patient record.
Pada 1920, manajemen Mayo Clinic menyetujui sederetan jenis data minimal yang
semua dokter dapat susun dalam laporan dan catatannya. Sederetan atau
sekumpulan data ini kurang lebih menjadi kerangka kerja (framework) untuk
patient record yang ada hari ini.
Walaupun demikian, masih kerap terjadi pencatatan yang seringkali merupakan
gabungan dari keluhan (complains), hasil tes, pendekatan (considerations),
rencana terapi, dan temuan. Beberapa catatan yang tidak beraturan tidak dapat
memberikan pandangan atau penjelasan yang jelas, khususnya dalam kasus pasien
yang dirawat untuk lebih dari satu keluhan atau penyakit. Weed menjawab
tantangan untuk memperbaiki organisasi dari patient record terbut. Dan pada
tahun 1960an ia memperkenalkan patient record berorientasi masalah (problem-
problem medical record).

pada patien record jenis ini setiap pasien dimasukkan pada satu atau lebih masalah
. Catatan direkam per masalah menurut struktur SOAP yang merupakan
kepanjangan dari Subjective (keluhan yang diungkapkan oleh pasien), objective
(temuan yang ditemukan oleh dokter atau perawat), assessment (hasil tes atau
kesimpulan seperti diagnosa), dan plan (rencana perawatan atau kebijakan).
Disamping itu untuk memperbaiki dalam standarisasi dan pengaturan dari patient
record, tujuan utama dari SOAP yang berorientasi masalah adalah untuk
memberikan gambaran yang lebih baik dari sebab-sebab penyakit yang dapat
mendukung proses perawatan. Hal ini sangat membantu memperjelas hubungan
antara temuan dokter dan rencana perawatan selanjutnya. Walaupun bentuk patient
record yang diusulkan weed telah banyak diterima, namun aplikasinya ke tataran
praktis masih membutuhkan banyak displin manajemen. Misalnya bagaimana
mengatasi masalah suatu data yang berasosiasi dengan lebih dari satu masalah tidak
perlu direkam lebih dari satu kali.

Patient Record Konvensional

Sebagian besar patient record modern tidaklah murni berorientasi waktu


karena kronologi yang terlalu kaku akan menyebabkan analisis dari sebuah variabel
berkait waktu untuk mendeteksi perubahan jangka panjang (trend analysis) sulit
9
dilakukan. Hasil tes laboratorium dapat saja terpisah dengan catatan kunjungan,
laporan X-ray, dan informasi lainnya. pada laporan semacam ini, seseorang tidak
dapat secara cepat mendapatkan gambaran dari sebuah masalah, contohnya tentang
tingkat hemoglobin.

Untuk memfasilitasi trend analysis, patient record terkini umumnya berorientasi


sumber (source oriented). Isi dari laporan diatur menurut metode berdasarkan
sumbernya: catatan kunjungan, laporan X-ray, tes darah, dan data lain yang
dipisahkan pada bagian tersendiri pada patient record. Pada setiap bagiannya, data-
data tersebut diatur secara kronoligis. Bentuk rekaman yang mengikuti kode SOAP
problem-oriented Weed hanyalah catatan klinik saja.
Seperti tujuan awalnya, patient record digunakan untuk mendukung perawatan
pasien. Dan terdapat suatu pertanyaan penting, bagaimana sebuah patient record
yang masih menggunakan kertas-kertas dapat memenuhi tujuan ini?
Bagaimanapun, perkembangan dalam dunia perawatan kesehatan telah membuat
tugas ini lebih kompleks, dan disana juga terdapat kebutuhan untuk data pasien yang
dapat memenuhi tujuan lain daripada sekedar perawatan pasien.

Kegunaan patient record hari ini dapat meliputi hal-hal sebagai berikut:

1. Mendukung perawatan pasien:

a. Sebagai sumber bahan evaluasi dan pengambilan keputusan.

b. Sebagai sumber informasi yang dapat dibagi diantara pendukung-


pendukung perawatan.
2. Sebuah laporan legal dari tindakan medis.

3. Pendukung riset:
a. Riset klinik

b. Studi epidemi penyakit

c. Peninjauan kualitas perawatan

d. Pengawasan distribusi obat-obatan

4. Pendidikan petugas kesehatan

5. Manajemen dan pelayanan kesehatan:

10
a. Menyediakan sarana pendukung untuk penagihan (billing) dan
pembayaran ganti rugi (reimbuursement)
b. Sebagai dasar kewenangan dari pembayaran

c. Menyediakan pendukung untuk isu-isu organisasi

d. Menyediakan pendukung untuk manajemen pembiayaan

Sebagian besar catatan medis hari ini biasanya masih menggunakan kertas
sebagai media. Karena perkembangan dunia kedokteran, catatan dengan
menggunakan media kertas jadi memiliki beberapa kelemahan untuk dapat
memenuhi tujuannya mendukung perawatan pasien. Kelemahan-kelemahan
tersebut adalah sebagai berikut:
1. Laporan atau catatan hanya dapat terdapat pada satu tempat pada satu
waktu, laporan atau catatan tersebut tidak dapat tersedia untuk
waktu dan tempat yang berbeda secara bersamaan jika dibutuhkan oleh
lebih dari satu pihak.
2. Isi laporan bebas (beragam) sehingga:

a. Terdapat bermacam-mcam bentuk pengaturan.

b. Terdapat kemungkinan tidak terbaca (tulisan tangan terlalu jelek)

c. Terdapat kemungkinan tidak lengkap.

d. Terdapat kemungkinan ambigu.

3. Untuk analisis ilmiah, isi perlu dituliskan dengan lengkap dengan


potensi error karena ada tulisan tidak terbaca atau data tidak
lengkap.
4. Catatan dengan kertas tidak dapat memberi pengingatan (reminder),
peringatan (warning), atau masukkan secara aktif kepada pihak
pengguna.

Patient Record Yang Berbasis Komputer


Peningkatan kebutuhan untuk data pasien yang terstruktur baik dan mudah diakses,
seiring dengan perkembangan ada ilmu pengetahuan komputer, memunculkan
ketertarikan yang besar pada pengembangan electronic patient record. Komputer

11
memiliki potensi untuk memperbaiki tingkat keterbacaan, akses, dan struktur, tetapi
ini memiliki kebutuhan yang besar pada proses pengumpulan data.
Lebih dari 25 tahun manusia berusaha untuk mengembangkan computer patient
record. Pengembangan pertama adalah pada kondisi rumah sakit dan difokuskan
pada bagian patient record yang berisi data-data diagnosa, hasil tes laboratorium,
dan data pengobatan. Data-data yang naratif jauh lebih sulit untuk dikumpulkan
menjadi format yang terstruktur. Contoh data-data naratif adalah catatan-catatan
pada sejarah pasien dan pengujian fisik. Tidak hanya dokter yang memberikan
beragam penjelasan tentang temuan mereka tetapi pemasukkan data (data entry)
langsung ke komputer juga lamban karena belum terbiasanya petugas kesehatan dan
mereka masih merasa bahwa memasukkan data ke terminal akan banyak memakan
waktu. Beberapa contoh sistem yang dibangun pada era 1970an yang masih terus
digunakan, contonya COSTAR, TMR, RMIS, STOR dan ELIAS.

2.2 KONSEP DASAR SISTEM

Secara umum sistem adalah kumpulan objek atau elemen yang saling
berinteraksi untuk mencapai satu tujuan tertentu. Sistem sebagai suatu jaringan
kerja dari prosedur – prosedur yang saling berhubungan,berkumpul bersamasama
untuk melakukan suatu kegiatan atau untuk menyelesaikan suatu sasaran yang
tertentu (Jogiyanto 2). Sedangkan menurut Raymon McLeod, Jr. (11), sistem adalah
sekelompok elemen yang terintegrasi dengan maksud yang sama untuk mencapai
suatu tujuan.

2.2.1 PENGERTIAN SISTEM

Sistem memiliki banyak pengertian menurut para pakar diantaranya :


1. Menurut O’Brien (2006) mengemukakan bawa sistem adalah sekelompok
komponen yang saling berhubungan, bekerja sama untuk mencapai tujuan
bersama dengan menerima input serta mengasilkan output dalam proses
transformasi yang teratur.
2. Menurut Teguh (2004) sistem dapat didefinisikan sebagai sekumpulan elemen
yang saling terkait atau terpadu yang dimaksudkan untuk mencapai suatu tujuan.

12
3. Namun berbeda menurut Jogiyanto (2005) bahwa sistem dapat didefinisikan
sebagai suatu kesatuan yang terdiri dari dua atau lebih komponen atau subsistem
yang berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan.
4. Menurut Rudy ( 2012) Sistem adalah entitas atau satuan yang terdiri dari dua
atau lebih komponen subsistem ( sistem yang lebih kecil ) yang saling terhubung
dan terkait untuk mencapai suatu tujuan. luar batas dari sistem yang
mempengaruhi operasi sistem.
Dengan demikian, secara sederhana sistem dapat diartikan sebagai suatu
kumpulan atau himpunan dari unsur atau variabel – variabel yang saling
terorganisasi, saling interaksi,, dan saling bergantung satu sama lain. Dari beberapa
pengertian sistem tersebut maka pengertian sistem ini akan mempunyai peranan
yang sangat penting dalam melakukan pendekatan sistem yang akan dianalisa.

2.2.2 KLASIFIKASI SISTEM

Sistem dapat diklasifikasikan dari beberapa sudut pandang, diantaranya


adalah sebagai berikut ini:
1. Sistem diklasifikasikan sebagai sistem abstrak (abstract system) dan sistem
fisik (physical system). Sistem abstrak adalah sistem yang berupa pemikiran
atau ide - ide yang tidak tampak secara fisik. Misalnya sistem teologi yaitu
sistem yang berupa pemikiran - pemikiran hubungan antara manusia dengan
Tuhan. Sistem fisik merupakan sistem yang ada secara fisik, misalnya sistem
komputer, sistem akuntansi dan lain sebagainya.
2. Sistem diklasifikasikan sebagai sistem alamiah (natural system) dan sistem
buatan manusia (human made system). Sistem alamiah adalah sistem yang
terjadi melalui proses lain. Misalnya sistem perputaran bumi. Sistem buatan
manusia adalah sistem yang dirancang oleh manusia.
3. Sistem diklasifikasikan sebagai sistem tertentu (deterministic system) dan
sistem tak tentu (probabilistic system). Sistem tertentu beroperasi dengan
tingkah laku yang sudah dapat diprediksi. Sistem tak tentu adalah sistem yang
kondisi masa depannya tidak dapat diprediksi karena mengandung unsur
probabilitas.
4. Sistem diklasifikasikan sebagai sistem tertutup (closed system) dan sistem
terbuka (open system). Sistem tertutup merupakan sistem yang tidak

13
berhubungan dan tidak terpengaruh dengan lingkungan luarnya. Sistem terbuka
adalah sistem yang berhubungan dan terpengaruh dengan lingkungan luarnya.

2.3 KONSEP DASAR INFORMASI

Secara umum informasi adalah data yang diolah menjadi bentuk yang lebih
berguna dan lebih berarti bagi yang menerimanya (Jogiyanto 8). Sumber dari
sebuah informasi adalah data. Data merupakan bentuk jamak dari bentuk tunggal
datum atau data item. Data diolah melalui suatu model untuk dihasilkan informasi
yang kemudian akan diteruskan kepada penerima yang akhirnya menghasilkan
suatu keputusan dan melakukan tindakan, yang berarti menghasilkan suatu tindakan
lain yang akan menghasilkan sejumlah data kembali. Data tersebut akan ditangkap
sebagai input dan diproses kembali dengan suatu model dan seterusnya yang
akhirnya membentuk suatu siklus yang disebut dengan siklus pengolahan data (data
processing cycles).

2.3.1 SISTEM INFORMASI

Menurut Jogiyanto (12) menyatakan, bahwa sistem informasi terdiri dari


komponen-komponen yang disebutnya dengan istilah blok bangunan (building
block) yang terdiri dari:
1. Blok Masukan

Input mewakili data yang masuk ke dalam sistem informasi. Input disini
termasuk metode-metode dan media untuk menangkap data yang akan
dimasukkan yang dapat berupa dokumen-dokumen dasar.
2. Blok Model

Blok ini terdiri dari kombinasi prosedur, logika dan model matematik yang
akan memanipulasi data input dan data yang tersimpan di basis data dengan
cara tertentu untuk menghasilkan keluaran yang diinginkan.
3. Blok Keluaran

Produk dari sistem informasi adalah keluaran yang merupakan informasi yang
berkualitas dan dokumentasi yang berguna untuk semua tingkatan manajemen
serta semua pemakai sistem.
4. Blok Teknologi
14
Teknologi merupakan tool box dalam sistem informasi. Teknologi digunakan
untuk menerima input, menjalankan model, menyimpan dan mengakses data,
menghasilkan dan mengirimkan keluaran dan membantu pengendalian dari
sistem secara keseluruhan. Teknologi terdiri dari 3 bagian utama, yaitu teknisi
(humanware atau brainware), perangkat lunak (software) dan perangkat keras
(hardware).
5. Blok Basis Data

Basis data (database) merupakan kumpulan dari data yang saling berhubungan
satu dengan yang lainnya, tersimpan di perangkat keras komputer dan
diperlukan perangkat lunak untuk memanipulasinya. Data perlu disimpan di
dalam basis data untuk keperluan penyediaan informasi lebih lanjut. Basis data
diakses atau dimanipulasi dengan menggunakan perangkat lunak paket yang
disebut dengan DBMS (Database Management System).
6. Blok Kendali

Beberapa pengendalian perlu dirancang dan diterapkan untuk meyakinkan


bahwa hal-hal yang dapat merusak sistem dapat dicegah ataupun bila terlanjur
terjadi kesalahan-kesalahan dapat langsung cepat diatasi.

2.4 PERANCANGAN SISTEM

Al-Bahra bin Ladjamudin (39) menyatakan, bahwa perancangan memiliki


tujuan untuk mendesain sistem baru yang dapat menyelesaikan masalah-masalah
yang dihadapi perusahaan yang diperoleh dari pemilihan alternatif sistem yang
terbaik. Kegiatan yang dilakukan dalam tahap perancangan ini meliputi
perancangan output, input dan file.
1. Perancangan keluaran

Perancangan keluaran bertujuan menentukan keluaran-keluaran yang akan


digunakan oleh sistem. Keluaran tersebut berupa tampilan-tampilan layar dan
juga format dan frekuensi laporan yang diperlukan
2. Perancangan masukan

Perancangan masukan bertujuan menentukan data-data masukan yang akan


digunakan untuk mengoperasikan sistem. Data-data masukan tersebut dapat
berupa formulir-formulir, faktur dan lainnya yang berfungsi memberikan data

15
masukan bagi pemrosesan sistem. Pada tahapan ini perlu juga ditentukan
format data masukan agar sesuai dengan kebutuhan sistem.
3. Perancangan file

Perancangan file masuk dalam bagian perancangan basis data yang diawali
dengan merancang diagram hubungan antara entitas (bisa dengan
menggunakan ERD versi Chen atau versi James Martin). Setelah itu
melakukan uji normalisasi dari 1-NF sampai ke 5-NF, minimal sampai bentuk
normalisasi ke-3 (3-NF). Seluruh file yang telah lulus uji normalisasi harus
dibuatkan spesifikasi datanya.
4. Implementation

Tahap implementasi memiliki beberapa tujuan, yaitu untuk melakukan


kegiatan spesifikasi rancangan logikal kedalam kegiatan yang sebenarnya dari
sistem informasi yang akan dibangunnya atau dikembangkannya, lalu
mengimplementasikan sistem yang baru tersebut kedalam salah satu bahasa
pemrograman yang paling sesuai. Pada tahap ini juga harus dijamin bahwa
sistem yang baru dapat berjalan secara optimal. Kegiatan yang dilakukan
dalam tahap implementasi ini adalah pembuatan program dan tes data,
pelatihan dan pergantian sistem.
5. Programming & testing

Pada tahap ini dilakukan perancangan algoritma dengan menggunakan


pseudocode yang ditulis dalam bahasa Indonesia terstruktur atau bahasa
Inggris terstruktur. Perancangan algoritma sebaiknya dilakukan dengan
menggunakan pendekatan top-down (pemrograman modular). Setelah selesai
pembuatan algoritma, maka dibuatkan program aplikasi dengan menggunakan
salah satu bahasa pemrograman terpilih.Program yang telah selesai dibuatkan
secara modular tersebut perlu dilakukan tes data dengan mengentri sejumlah
data kedalam program tersebut dan dilihat hasilnya, serta cara pemrosesan
yang dilakukan oleh program yang baru dibuat tersebut.
6. Training

End user yang akan mengoperasikan sistem yang baru tersebut perlu dilatih
secara keseluruhan. Materi pelatihan bisa saja berupa keuntungan dan kerugian
sistem yang baru, tip dan trik menggunakan sistem aplikasi yang baru,
pengenalan sintaks dasar dari bahasa pemrograman yang digunakan dalam

16
aplikasi tersebut dan dokumen-dokumen yang akan digunakan dalam sistem
yang baru tersebut.

2.5 ANALISA SISTEM

Analisa sistem adalah penguraian dari suatu sistem informasi yang utuh ke
dalam bagian-bagian komponennya dengan maksud untuk mengidentifikasikan dan
mengevaluasi permasalahan-permasalahan, kesempatan-kesempatan, hambatan-
hambatan yang terjadi dan kebutuhan-kebutuhan yang diharapkan sehingga dapat
disimpulkan perbaikan-perbaikannya (Jogiyanto 129).
Analisa sistem dilakukan setelah tahap perencanaan sistem (system planning)
dan sebelum tahap desain sistem (system design). Tahap analisa sistem merupakan
tahap yang kritis dan sangat penting karena kesalahan di dalam tahap ini akan
menyebabkan juga kesalahan di tahap selanjutnya. Langkah-langkah di dalam tahap
analisa sistem hampir sama dengan langkah-langkah yang dilakukan dalam
mendefinisikan proyek-proyek sistem yang akan dikembangkan di tahap
perencanaan sistem. Perbedaannya terletak pada ruang lingkup tugasnya. Di dalam
analisa sistem, ruang lingkup tugasnya adalah lebih terinci (detail).
Di dalam tahap analisa sistem terdapat langkah-langkah dasar yang harus
dilakukan oleh analis sistem. Berikut adalah langkah-langkah dasar tersebut:
1. Identify, yaitu mengidentifikasi masalah.

2. Understand, yaitu memahami kerja dari sistem yang ada.


3. Analyze, yaitu menganalisis sistem.

4. Report, yaitu membuat laporan hasil analisis.

2.6 METODE WATERFALL

Metode waterfall merupakan suatu bentuk pengembangan sistem yang


digunakan untuk menggambarkan tahapan utama dan langkah-langkah ditahapan
tersebut dalam proses pengembangannya (Jogiyanto 411).
Metode waterfall juga disebut dengan classic life cycle. Metode ini
membutuhkan pendekatan dalam pengembangan perangkat lunak dimulai dari
tingkat sistem dan kemajuan sistem engineering, analisis kebutuhan software,

17
desain (design), pemrograman (coding), uji coba (testing) dan pemeliharaan
(maintenance). Aktifitas yang terdapat pada metode waterfall tampak pada gambar
2.1.

Gambar 2.1 Skema Waterfall (jogiyanto :411)


Pada skema waterfall terdapat beberapa tahapan tahapan yang dimana dari tahapan
terdapat penjelasan sebagai berikut :
Tahapan ini menyangkut pengumpulan kebutuhan pada tingkat sistem dengan
sejumlah kecil analisis serta desain tingkat puncak.
1. Analisis

Pada tahap ini dilakukan pengumpulan perangkat lunak. Untuk memahami


perangkat lunak yang dibangun, perekayasa perangkat lunak harus memahami
domain informasi, tingkah laku, untuk kerja dan antarmuka yang diperlukan.
Kebutuhan baik untuk sistem maupun perangkat lunak didokumentasikan dan
dilihat lagi dengan pelanggan.
2. Desain sistem

Desain perangkat lunak sebenarnya adalah proses multi langkah yang berfokus
pada empat atribut program yang berbeda; struktur data, arsitek perangkat
lunak, representasi antarmuka dan detail prosedural. Proses desain
menerjemahkan kebutuhan ke dalam sebuah representasi perangkat lunak yang
dapat diperkirakan demi kualitas sebelum dimulai pemunculan ke kode.
18
Sebagaimana persyaratan, desain didokumentasikan dan menjadi bagian dari
konfigurasi perangkat lunak.
3. Pengkodean

Desain harus diterjemahkan ke dalam bentuk mesin yang bisa dibaca. Langkah
pembuatan kode melakukan tugas ini. Jika desain dilakukan dengan cara yang
lengkap, pembuatan kode dapat diselesaikan secara mekanis.
4. Pengujian

Sekali kode dibuat, pengujian program dimulai. Proses pengujian berfokus pada
logika internal perangkat lunak, memastikan bahwa semua pernyataan sudah
diuji dan pada eksternal fungsional yaitu mengarahkan pengujian untuk
menemukan kesalahan-kesalahan dan memastikan bahwa masukan yang
dibatasi akan memberikan hasil aktual yang sesuai dengan hasil yang
dibutuhkan.
5. Maintenance

Software yang sudah dikirim kepada pelanggan dapat mengalami perubahan


data karena:
a. Software mengalami error

b. Software harus di adaptasi untuk menyesuaikan dengan lingkungan


external, misalnya adanya sistem operasi baru atau peripheral baru.

2.7 Pemodelan Sistem

2.7.1 Unified Modelling Languange (UML)

UML merupakan suatu kumpulan tehnik terbaik yang telah terbukti sukses dalam
memodelkan sistem yang besar dan kompleks. UML tidak hanya di gunakan dalam
proses pemodelan perangkat lunak, namun hampir dalam semua bidang yang
membutuhkan pemodelan.

UML tipe 2.0 adalah suatu metode terbuka yang digunakan untuk menspesifikasi,
memvisualisasi, membangun dan mendokumentasikan artifak-artifak dari suatu
pengembangan sistem piranti lunak yang berbasis pada objek. Seperti bahasabahasa
lainnya, UML mendefinisikan notasi pada systax. Notasi UML merupakan

19
sekumpulan bentuk khusus untuk menggambarkan berbagai diagram piranti lunak
dan UML 2.0 terdiri dari 13 jenis diagram resmi seperti yag tertulis berikut ini :

Tabel 2.1 Jenis-jenis diagram UML

No Diagram Kegunaan

1 Activity Behaviour prosedural dan parallel

2 Class Class, fitur, dan hubungan-hubungan

3 Communication Interaksi antar Objek, penekaan pada jalur

4 Component Struktur dan koneksi komponen

5 Composite Structutre Dekomposisi runtime sebuah class

6 Deployment Pemindahan artifak ke node

7 Interaction Overview Campuran sequence dan activity diagram

8 Object Contoh konfigurasi dari contoh-contoh

9 Package Struktur hirarki compile – time

10 Sequence Interaksi antar objek, penekanan pada

sequence

11 State Machine Bagaimana even mengubah objek selama


selama aktif

12 Timing Interaksi antar objek, penekanan pada timing

13 Use Case Bagaimana pengguna berinteraksi dengan


sebuah system

2.7.2 Use Case Diagram

Use care diagram memungkinkan analis untuk memodelkan interaksi sebuah


informasi sistem dan lingkungannya. Lingkungan sistem informasi meliputi baik

20
pengguna akhir dan setiap sistem eksternal yang berinteraksi dengan sistem
informasi. Utama penggunaan diagram use case adalah untuk menyediakan sarana
untuk mendokumentasikan dan memahami persyaratan sistem informasi
berkembang. Gunakan kasus dan menggunakan diagram kasus adalah beberapa alat
paling penting yang digunakan dalam analisis berorientasi onjek dan design.

Nama Simbol Keterangan

Simbol

Aktor Seseorang atau sesuatu yang berinteraksi


dengan ssistem.

Dapat terkait dengan aktor – aktor lain,


dilambangkan dengan anak panah
dengan panah berrongga, jika aktor
nonmanusia yang terlibat sebagai persegi
panjang dengan >><<aktor didalamnya
(alternatif).

Menggambarkan bagaimana seseorang


akan menggunakan sistem / bagian
utama dari sebuah sistem (Ditempatkan
di dalam batas sistem)

Generalisasi Untuk mendokumentasikan aliranaliran


logika dalam setiap Use Case

Digunakan untuk memperlihatkan


bahwa beberapa aktor atau use case
memiliki sesuatu yang bersifat umum.

Extends Extends memungkin suatu Use Case


memiliki kemungkinan memperluas
fungsionalitas yang disediakan oleh Use
Case lainnya.

21
`

Gambar 2.2 Use Case Model

Include Include memungkinkan suatu use


case memiliki masukan untuk
menggunakan fungsional yang di
sediakan oleh use case lainnya.

Association Links aktor dengan use case


saling berinteraksi
Relationship

(John wiley & Sons, System Analysis and Design with UML 2.0, 2005)

2.7.3 Activity Diagram

Activity Diagram digunakan untuk model perilaku dalam suatu proses


bisnis independen dari objects. 4 dalam banyak hal, diagram aktivis dapat
dilihat sebagai diagram aliran data canggih yang digunakan dalam
hubungannya dengan analisis terstruktur. Namun, tidak seperti aliran data

22
diagram, diagram Activity termasuk notasi yang membahas pemodelan
paralel, bersamaan kegiatan dan proses pengambilan keputusan yang
kompleks. Dengan demikian, diagram aktivitas dapat digunakan untuk
model mulai dari alur kerja bisnis tingkat tinggi yang melibatkan
penggunaan berbagai kasus, dengan rincian kasus penggunaan individu,
sepanjang jalan sampai ke detail spesifik dari suatu individu metode.
Singkatnya, diagram aktivitas dapat digunakan untuk model semua jenis
prosess.

Simbol berikut adalah simbol yang sering digunakan pada saat pembuatan
activity diagram.

Simbol Keterangan

Activity : Digunakan untuk mewakili serangkaian


tindakan.

Di beri label dengan namanya

Class Name : Digunakan untuk mewakili objek


yang terhubung ke suatu set arus objek, dan di beri
label dengan nama kelasnya.

Titik awal : menggambarkan awal dari serangkaian


tinadakan / kegiatan.

Titik akhir : Digunakan untuk menghentikan arus


kontrol semua dan arus objek dalam suatu kegiatan
/ tindakan.

Flow Control : Menunjukan urutan eksekusi

Objek Flow (Arus Objek) : Menunjukan arus dari


sebuah dari satu aktivitas / tindakan untuk kegiatan
lain.

23
Node Keputusan : Digunakan untuk mewakili
kondisi tes untuk memastikan bahwa aliran kontrol
/ aliran objek hanya turun satu jalur.

Merge Node : Digunakan membawa kembali


bersama jalur keputusan berbeda yang dibuat
menggunakan keputusan node.

Fork Node : Digunakan untuk menunjukan


kegiatan yang dilakukan secara parallel atau untuk
membagi satu kegiatan parallel menjadi dua.

Join Node : Digunakan untuk menunjukan


kegiatan yang dilakukan secara parallel atau untuk
menggambungkan dua kegiatan parallel menjadi
satu.

24
Gambar 2.3 Activity Diagram
John( wiley & Sons, System Analysis and Design with UML 2.0, 2005)

2.7.4 Sequence Diagram

Sequence diagram adalah tehnik yang memungkinkan seorang


analis untuk menggambarka interaksi dianamis antara objek dalam sistem
informasi. Sequence diagram yang jauh yang paling umum adalah jenis
diagram interaksi yang digunakan dalam berorientasi objek pemodelan.
Mereka menekankan berbasis waktu pemesanan kegiatan yang
berlangsung dengan satu set objek berkolaborasi. Diagram ini sangat
berguna dalam membantu seorang analis memahami real-time spesifikasi
dan kasus penggunaan kompleks. Diagram ini nisa digunakan untuk
menggambarkan baik interaksi logis dan fisik antara objek-objek. Dengan
demikian, mereka berguna di kedua kegiatan analisis dan desain.

25
Tabel 2.3 Simbol Sequence Diagram.
Simbol Deskripsi

Objek / Class Menyatakan objek berinteraksi pesan

Garis Hidup / life line Menyatakan kehidupan suatu objek /


menunjukan kehidupan objek selama
berinteraksi.

Menyatakan objek dalam keadaan aktif

Waktu a ktif Dan berinteraksi pesan (mengirim /


menerima pesan)

Menyatakan suatu objek membuat objek


yang lain, arah panah mengarah pada
objek yang dibuat.

Pesan tipe send Menyatakan bahwa suatu objek


mengirimkan data / masukan / informasi
ke objek lainnya, arah panah mengarah
pada objek yang dikirim.

1: masukan

26
Pesan tipe return Menyatakan bahwa suatu objek yang
telah menjalankan suatu operasi atau
metode menghasilkan suatu kembalian
ke objek tertentu, arah panah mengarah
pada objek yang menerima kembalian.
Return value

Gambar 2.4 Sequence Diagram


(John wiley & Sons, System Analysis and Design with UML 2.0, 2005)

2.7.5 Class Diagram

Class adalah model statis yang menunjukkan kelas dan hubungan antara
kelas yang tetap konstan dalam sistem dari waktu ke waktu.

Diagram kelas menggambarkan kelas, yang mencakup baik perilaku dan negara,
dengan hubungan antara kelas. Itu bagian berikut pertama akan mnyajikan elemen
dari diagram kelas, diikuti dengan cara di mana diagram kelas diambil.

27
Nama Simbol Keterangan Simbol

Class Menggambarkan sesuatu yang

mengkapsulkan informasi di class


menampung nama class, atribut dan
method

Operation name - Merupakan tindakan atau fungsi yang


dapat dilakukan oleh kelas.
- Dapat diklasifikasikan sebagai query,
konstruktor, atau perubahan operasi.
- Termasuk tanda kurung yang mungkin
berisi parameter atau informasi yang
dibutuhkan untuk melakukan operasi.

Asosiasi Asosiasi yang menghubungkan class


dengan class Multuplycity.

Aggregation

28
Generalization Generalization merupakan sebuah
taxonomic relationship antara class yang
lebih umum dengan class yang lebih
khusus.

Table
Gambar 2.5 Class Diagram
2.4
(John wiley & Sons, System Analysis and Design with UML, 2.0,2005)

2.8 Basis Data (Database)

Menurut John willey (2005:435) Database adalah kumpulan kelompok


informasi yang berhubungan satu sma lainnya dalam beberapa ca ra.

Pengelompokan
pelanggan, logistentang
informasi dari informasi dapat
pemesanan, mencakup
informasi kategori
produk, danseperti sebagai data
sebagainya.

Dalam skala kecil database yang digunakan untuk meningkatkan


produktifitas pribadi, sedangkan perusahaan DBMS, seperti DB2, jasmine dan
29
Oracle dapat mengatur volume besar data dan dukungan aplikasi yang menjalankan
company. Dan seluruh pengguna akhir DBMS secara signifikasi lebih murah dan
mudah bagi pengguna pemula untuk menggunakan daripada rekan perusahaan,
tetapi tidak memiliki fitur atau kemampuan yang di perlukan untuk mendukung
sistem missioncritical atau skala besar.

Gambar 2.5 Class Diagram

( John wiley & Sons, System Analysis and Design with UML, 2.0,2005)

2.8 Basis Data (Database)

Menurut John willey (2005:435) Database adalah kumpulan kelompok


informasi yang berhubungan satu sma lainnya dalam beberapa ca ra.
Pengelompokan logis dari informasi dapat mencakup kategori seperti sebagai data
pelanggan, informasi tentang pemesanan, informasi produk, dan sebagainya.

2.9. PERANCANGAN BERORIENTASI OBYEK

2.9.1 Analisa Berorientasi Obyek

Analisa dan perancangan berorientasi obyek berarti merumuskan dan


menyelesaikan masalah serta menghasilkan suatu hipotesa atau diagnosa (solusi),
memodelkannya dengan pendekatan obyek.

30
Berikut adalah kegiatan-kegiatan yang dilakukan dalam menganalisa sistem:

1. Menganalisa sistem yang ada dan mempelajari apa yang dikerjakan oleh sistem
yang ada.
2. Menspesifikasikan sistem yaitu menspesifikasikan masukan yang digunakan
database, proses yang dilakukan dan keluaran yang dihasilkan.
Pendekatan-pendekatan yang digunakan dalam analisa berorientasi obyek
adalah sebagai berikut:
1. Pendekatan top down yaitu memecahkan masalah ke dalam bagian-bagian
terkecil atau per level sehingga mudah untuk diselesaikan.
2. Pendekatan modul yaitu membagi sistem ke dalam modul-modul yang dapat
beroperasi tanpa ketergantungan.
3. Penggunaan alat-alat bantu dalam bentuk grafik dan teks sehingga mudah
untuk mengerti serta dapat dikoreksi apabila terjadi perubahan.

Pendekatan dalam analisa berorientasi obyek dilengkapi dengan alat-alat dan


teknik-teknik yang dibutuhkan dalam pengembangan sistem, sehingga hasil akhir
dari sistem yang dikembangkan dan didapatkan sistem dapat terdefinisi dengan baik
dan jelas.
2.9.2 Basis Data

Basis data (database) merupakan kumpulan dari data yang saling


berhubungan satu dengan yang lainnya, tersimpan di simpanan luar komputer dan
digunakan perangkat lunak tertentu untuk memanipulasinya. Database merupakan
salah satu komponen yang penting di sistem informasi karena berfungsi sebagai
basis penyedia informasi bagi para pemakainya. Penerapan database dalam sistem
informasi disebut dengan database system. Sistem basis data (database system)
adalah suatu sistem informasi yang mengintegrasikan kumpulan dari data yang
saling berhubungan satu dengan yang lainnnya dan membuatnya tersedia untuk
beberapa aplikasi yang bermacam-macam di dalam suatu organisasi.
Database dibentuk dari kumpulan file. File di dalam pemrosesan aplikasi dapat
dikategorikan ke dalam beberapa tipe, diantaranya yaitu sebagai berikut:
1. File induk (master file)

Di dalam aplikasi, file ini merupakan file yang penting. File ini tetap terus ada
selama hidup dari sistem informasi. File induk dapat dibedakan lagi menjadi:

31
a. File induk acuan (reference master file) yaitu file induk yang recordnya
relatif statis, jarang berubah nilainya.
b. File induk dinamik (dynamic master file) yaitu file induk yang nilai dari
record-recordnya sering berubah atau sering dimutakhirkan (updated)
sebagai akibat dari suatu transaksi.
4. File sejarah (history file)

File sejarah disebut juga dengan nama file arsip (archival file) yaitu file yang
berisi dengan data masa lalu yang sudah tidak aktif lagi, tetapi perlu disimpan untuk
keperluan mendatang. 5. File pelindung (backup file)
File pelindung merupakan salinan-salinan dari file yang masihaktif dalam
database pada suatu saat tertentu. File ini digunakan sebagai cadangan atau
pelindung bila file database yang aktif rusak atau hilang.
6. File kerja (working file)

File kerja disebut juga dengan nama file sementara (temporaryfile atau scratch
file). File ini dibuat oleh suatu proses program secara sementara karena memori
komputer tidak mencukupi atau untuk menghemat pemakaian memori selama
proses dan akan dihapus bila proses telah selesai.

2.9.3 Komponen Dasar Sistem Basis Data

Terdapat 4 komponen pokok sistem basis data, yaitu :

1. Data

Data di dalam sebuah basis data dapat disimpan secara terintegrasi (Integrated) dan
dapat dipakai secara bersama-sama(shared). a. Data disimpan secara
terintegrasi atau integrated, yaitu :
Basis data merupakan kumpulan dari berbagai macam file dari aplikasi yang
berbeda yang disusun dengan cara menghilangkan bagian-bagian yang
rangkap (redudant).
b. Data dipakai bersama-sama atau shared, yaitu :

Masing-masing bagian dari basis data dapat diakses oleh pemakai dalam waktu
yang bersamaan untuk aplikasi yang berbeda.

32
2. Hardware

Terdiri dari semua peralatan komputer yang digunakan untuk pengelolaan sistem
basis data, berupa :
a. Peralatan untuk penyimpanan basis data yaitu secondary storage (disk,
drum, dan lain-lain).
b. Peralatan input dan ouput.

c. Peralatan komunikasi data, dan lain-lain.

3. Software

Berfungsi sebagai perantara (interface) antara pemakai dengan alat fisik pada basis
data. Software pada basis data dapat berupa :
a. DBMS (Database Management System) yang menangani akses terhadap
basis data sehingga pemakai tidak perlu memikirkan proses penyimpanan
dan pengelolaan data secara detail.
b. Program-program aplikasi dn prosedur-prosedur.

4. User

a. Database Administrator (DBA) adalah orang atau tim yang bertugas


mengelola sistem basis data secara keseluruhan.
b. Programmer, adalah orang atau tim yang bertugas membuat program
aplikasi, misalnya untuk perbankan, administrasi, akuntansi, dan lain-lain.
c. End user, adalah orang yang mengakses basis data dengan menggunakan
query language atau program aplikasi yang dibuat oleh programmer
3.0 SQL

Didalam sebuah sistem terdapat basis data yang sangat banyak maka
diperlukan suatu cara atau teknik untuk komunikasi dengan basis data tersebut. SQL
(yang biasa dibaca dengan Sequel) adalah singkatan dari “Structured Query
Language” yaitu suatu bahasa standar yang digunakan untuk memanipulasi dan
memperoleh data dari sebuah basis data yang saling berelasi.SQL merupakan
bahasa yang kuat dan dengan kepandaian menggunakan unsur – unsur bahasa
tersebut, seorang database administrator dapat melakukan pengoperasian basis data
yang kompleks dan sulit.
Secara umum SQL dapat dibagi menjadi 2, yaitu Data Definition Language
(DDL) dan Data Manipulation Language (DML).

33
Data Definition Language (DDL) adalah suatu sub bahasa SQL yang
digunakan untuk membangun kerangka sebuah basis data atau bisa juga merupakan
suatu fungsi yang digunakan untuk mendefinisikan atribut – atribut basis data, table,
atribut kolom, dan batasan – batasan terhadap atribut serta hubungan antar tabel.
Perintah SQL yang termasuk dalam DDL diantaranya :
1. CREATE

Perintah ini digunakan untuk membuat sebuah database baru, tabel baru, dan
kolom.
Contoh : CREATE DATABASE Penjualan

2. ALTER

Perintah ini digunakan untuk mengubah struktur terhadap atribut – atribut yang
terdapat didalam suatu database, tabel, maupun kolom yang sudah ada pada basis
data tersebut.
Contoh : ALTER TABLE Transaksi ADD Tanggal DATE

3. DROP

Perintah ini digunakan melakukan penghapusan terhadap database ataupun tabel


yang telah ada pada database tersebut.
Contoh : DROP DATABASE Penjualan

Data Manipulation Language (DML) adalah suatu sub bahasa SQL yang
digunakan untuk melakukan manipulasi terhadap data yang terdapat dalam basis
data tersebut.Perintah SQL yang termasuk dalam DML diantaranya :
1. SELECT

Perintah ini digunakan untuk melakukan pengambilan atau menampilkan data


yang diinginkan pada database tersebut.
Contoh : SELECT Regional FROM Transaksi
2. INSERT

Perintah ini digunakan untuk melakukan penyisipan atau masukan data ke dalam
tabel sebuah database.
Contoh : INSERT INTO Transaksi VALUES (‘Sumatera Utara’,’Medan’)

3. UPDATE

34
Perintah ini digunakan untuk melakukan pengupdatean terhadap data yang
terdapat di dalam tabel tersebut.
Contoh : UPDATE Transaksi SET kota = ‘Aceh’ WHERE regional =

‘Sumatera Utara’

4. DELETE

Perintah ini digunakan untuk melakukan penghapusan terhadap data yang


terdapat di dalam tabel tersebut.
Contoh : DELETE kota FROM Transaksi

3.1 PHP DAN PHPMyAdmin

Pada saat ini bahasa pemrograman website yang paling banyak digunakan
untuk membangun suatu sistem yang berbasis website menggunakan bahasa
pemrograman PHP.PHP diperkenalkan pertama kali oleh Rasmus Lerdorf pada
tahun 1994 dimana pada awalnya PHP adalah singkatan dari “Personal Home Page
Tools” yang selanjutnya diganti menjadi FI (Forms Intrepeter) namun semenjak
dikeluarkannya versi 3.0 dirubah menjadi “PHP : Hypertext Preprocessor” yang
disingkat dengan PHP. PHP merupakan suatu bahasa pemrograman website yang
memungkin untuk para web developer untuk membuat aplikasi berbasis website
yang dinamis dengan cepat yang dapat digunakan bersamaan dengan HTML.
PHP dapat diintegrasikan atau disisipkan (embedded) ke dalam web server
atau dapat berperan sebagai CGI yang terpisah. Karakteristik yang paling unggul
dan paling kuat dalam bahasa pemrograman PHP adalah lapisan integrasi database
(integration database layer). Beberapa database yang dapat didukung oleh PHP
diantaranya; Oracle, Adabas-D, Sybase, FilePro, mSQL, Velocis, MySQL,
Informix, Solid, dBase, ODBC, Unix dbm, dan PostgreSQL.
Keuntungan membuat sistem berbasis website menggunakan bahasa
pemrograman PHP antara lain :
1. Practical atau Praktis

PHP adalah bahasa pemrograman yang sangat longgar di dalam penulisannya,


dan ini meningkatkan kepraktisan buat para penggunanya.
2. Power

35
PHP mampu membuat halaman yang dinamis, memanipulasi form, dan dapat
dihubungkan dengan database.
3. Power

PHP mampu membuat halaman yang dinamis, memanipulasi form, dan dapat
dihubungkan dengan database.
4. Possibility

Jarang ada developer PHP yang terikat pada suatu implementasi pemecahan
masalah. Di lain sisi banyak pilihan yang ditawarkan oleh PHP.
5. Price

PHP merupakan software yang open source sehingga dengan kata lain PHP dapat
dimodifikasi, didistribusikan, dan di integrasikan dengan produk laen oleh
penggunanya, pengembangan dan auditing dapat dilakukan secara terbuka,
semua orang bebas berpartisipasi.
Dalam penggunaannya, bahasa pemrograman PHP selalu diawali dengan
simbol <?php dan ditutup dengan simbol ?>. Pada pembuatan sistem berbasis
website tersebut menggunakan editor PHP yaitu Macromedia Dreamweaver 8.

Untuk mengakomodir database atau basis data yang ada pada sistem yang akan
dibuat sehingga terintegrasi dengan sistem yang berbasis website, penulis
menggunakan editor PHPMyAdmin sebagai editor untuk mengakomodir database
yang ada dengan metode bahasa basis data yang digunakan pada editor
PHPMyAdmin adalah SQL, berikut screen shot editor PHPMyAdmin :

36
Gambar 3.0. Editor PHPMyAdmin

3.2 METODE PENGUJIAN


Pengujian perangkat lunak adalah proses menjalankan dan mengevaluasi
sebuah perangkat lunak secara manual maupun otomatis untuk menguji apakah
perangkat lunak sudah memenuhi persyaratan atau belum dan juga untuk
menentukan perbedaan antara hasil yang diharapkan dengan hasil yang
sebenarnya.

a. Metode Black Box


Metode black box adalah cara pengujian dilakukan dengan hanya
menjalankan atau mengeksekusi unit atau modul kemudian diamati apakah hasil
dari unit itu sesuai dengan proses bisnis yang diinginkan.
Metode black box berusaha menemukan kesalahan seperti:
1. Fungsi-fungsi yang tidak benar atau hilang

2. Kesalahan interface

3. Kesalahan dalam struktur data atau akses database eksternal

4. Kesalahan kinerja

5. Kesalahan inisialisasi dan terminasi

Pengujian program aplikasi monitoringplafond kredit ini dilakukan dengan


menggunakan metode black box testing.

37
b. Metode White Box

Metode white box atau yang disebut juga dengan glass box testing merupakan
metode perancangan test case yang menggunakan struktur kontrol dari perancangan
prosedural untuk mendapatkan test case. Dengan pengujian whitebox, perekayasa
perangkat lunak akan dapat memperoleh test case yang:
1. Memberikan jaminan bahwa semua jalur independen pada suatu modul telah
digunakan paling tidak satu kali.
2. Menggunakan semua keputusan logis pada sisi true and false.

3. Mengeksekusi semua loop pada batasan mereka dan pada batas operasional
mereka.
4. Menggunakan struktur data internal untuk menjamin validitasnya.

38
BAB III
PENUTUP

3.1 SIMPULAN
Dengan perkembangan teknologi komunikasi dan informasi penggunaan rekam
medik konvensional (RMK) sudah mulai ditinggalkan karena memiliki banyak
kekurangan yang ternyata dapat disempurnakan oleh Electronic Medical Record
(EMR). EMR sendiri lebih unggul pada beberapa faktor, seperti tingkat keamanan
dan kerahasiannya lebih tinggi, penggunaan yang lebih mudah dan cepat,
penyimpanan yang lebih ringkas dan lebih lama, dengan fungsi dan kekuatan
hukum yang masih sama dengan RMK sesuai peraturan yang berlaku tentang rekam
medik.
Penyelenggaraan EMR tidak berbeda jauh dengan RMK. Dokter masih melakukan
pencatatan tetapi media yang digunakan berbeda. Dalam hal ini, RMK
menggunakan kertas sedangkan EMR menggunakan sistem komputerisasi, dengan
sistem keamanan menggunakan PIN, password, sidik jari maupun pemindai retina.
Melihat banyaknya faktor-faktor yang menghambat penggunaan EMR seperti
kesiapan pengguna, kelegalan dan keamanan data yang masih kurang jelas, belum
adanya standar ketetapan EMR dari pemerintah, sampai faktor finansial pengadaan
sistem yang masih kurang menyebabkan EMR belum dapat diimplementasikan
segera di tiap rumah sakit di Indonesia. Tetapi sangat mungkin dilakukan secara
bertahap, mengingat besarnya manfaat dari penggunaan EMR dibandingkan
dengan RMK.

3.2 SARAN
1. Pemerintah sebaiknya segera membuat ketetapan tentang standar yang
jelas mengenai teknis dan aturan dalam penyelenggaran EMR.
2. Rumah sakit memberikan pelatihan kepada seluruh tenaga medis dan
staf yang terlibat dalam alur operasional EMR.
3. Pemerintah dan rumah sakit bekerja sama dalam menyelesaikan
permasalahan finansial, yang menjadi penghambat penerapan EMR di
instansi kesehatan.
4. Sosialisasi dari pemerintah dan rumah sakit kepada masyarakat tentang
penggunaan EMR, demi kepentingan pasien.
39
DAFTAR PUSTAKA

1. Indonesia, Permenkes No. 269/MENKES/PER/III/2008. Kesehatan Tentang


Rekam Medis

2. http://www.bvk.co.id/artikel/berita/159-membangun-implementasi-rekam-
medik-elektronik-EMR-terintegrasi-di-rumah-sakit. diakses tanggal 10
Maret 2015.

3. Hasbi Sayuti. Management Rekam Medis Elektronik, Tugas Makalah


Magister, Universitas Udayana. 2009.

4. Gemala, Hatta. Rancangan Rekam Kesehatan Elektronik, Jakarta, Sub. Dit.


Keterapian Fisik Direktorat Keperawatan dan Keteknisan Medik Direktur
Jenderal Pelayanan Medik Departemen Kesehatan RI.

5. http://fh.unram.ac.id/wp-content/uploads/2014/05/PELAKSANAAN-
REKAM-MEDIS-ELEKTRONIK-BERDASARKAN-PERMENKES.pdf
di akses tanggal 15 Maret 2015.

6. Yusuf, Ahmad. Pelaksanaan Rekam Medis Elektronik berdasarkan


Permenkes No. 269/Menkes/Per/III Tahun 2008 di RSUD Praya. Fakultas
Hukum Universitas Mataram. 2013.
7. Indonesia, UU No. 29 Tahun 2004 - Praktik Kedokteran, Pasal 46-47.

8. Krummen, M.S. The Impact of the Electronic Medical Record on Patient


Safety and Care. Kentukcy: College of Health Professions Highland Heights.
2010.

9. http://Hukum-Kesehatan.web.id diakses tanggal 10 Maret 2015.

10. Indonesia, Undang-Undang Tentang Informasi dan Transaksi Elektronik.


UU. No. 11 Tahun 2008.

40

Anda mungkin juga menyukai