Anda di halaman 1dari 25

Hiperplasi Prostat

• Prostate bentuknya sebesar buah kenari


dengan berat normal pada orang dewasa
± 20 gram.
• McNeal (1976) membagi kelenjar prostat
dalam beberapa zona, antara lain: zona
perifer, zona sentral, zona transisional,
zona fibromuskuler anterior, dan zona
periuretra
• Dehidrotestosteron inilah yang secara
langsung memacu m-RNA di dalam sel-sel
kelenjar prostat untuk mensintesis protein
sehingga terjadi pertumbuhan kelenjar
prostat.
Etiologi
• Adanya perubahan keseimbangan antara
hormon testosteron dan estrogen pada usia
lanjut.
• Peranan dari growth factor (faktor
pertumbuhan) sebagai pemacu pertumbuhan
stroma kelenjar prostat. ,
• Meningkatnya lama hidup sel-sel prostat
karena berkurangnya set yang mati.
• Teori sel stem menerangkan bahwa terjadi
proliferasi abnormal set stem sehingga
menyebabkan produksi sel stroma dan sel
epitel kelenjar prostat menjadi berlebihan.
Patogenesis Hiperplasi Prostat
• Pembesaran prostat menyebabkan
penyempitan lumen uretra prostatika dan
akan menghambat aliran urine
• Kontraksi yang terus menerus ini
menyebakan perubahan anatomik dari
buli-buli berupa hipertrofi otot detrusor.
• Hidroureter, hidronefrosis dapat terjadi
apabila obstruksi berlanjut
Penyempitan lumen uretra posterior
Hiperplasi prostat

Penyempitan lumen uretra posterior

Tekanan intravesikal

Ginjal dan Ureter


Buli-buli Refluks vesiko-
Hipertrofi otot ureter
dettusor Hidroureter
Trabekulasi Hidronefrosis
Selula Pionefrosis
Divertikel buli-buli Pilonefritis
Gagal ginjal
Gambaran Klinis
Obstruksi Iritasi

Hesitansi Frekuensi
Pancaran miksi lemah Nokturi
Intermitensi Urgensi
Miksi tidak puas Disuri
Menetes setelah miksi
• Dari skor I-PSS itu dapat dikelompokkan
gejala LUTS dalam 3 derajat, yaitu:
– Ringan : skor 0 - 7
– Sedang : skor 8 - 19
– Berat : skor 20 – 35
• Timbulnya gejala LUTS merupakan
manifestasi kompensasi otot buli-buli
untuk mengeluarkan urine.
• Kompensasi (LUTS) Dekompensasi
Retensi urine
Inkontinensi paradoksa
• Timbulnya dekompensasi buli-buli didahului oleh
beberapa faktor pencetus, antara lain :
– Volume buli-buli tiba-tiba terisi penuh yaitu pada
cuaca dingin, menahan kencing terlalu lama,
mengkonsumsi obat-obatan atau minuman yang
mengandung diuretikum (alkohol, kopi) dan minum air
dalam jumlah yang berlebihan
– Massa prostat tiba-tiba membesar, yaitu setelah
melakukan aktivitas seksual atau mengalami infeksi
prostat akut.
– Setelah mengkonsumsi obat-obatan yang dapat
menurunkan kontraksi otot detrusor atau yang dapat
mempersempit leher buli-bull, antara lain: golongan
antikolinergik atau alfa adrenergik.
Gejala pada saluran kemih bagian atas
• Nyeri pinggang
• Benjolan di pinggang (yang merupakan
tanda dari hidronefrosis)
• Demam yang merupakan tanda dari infeksi
atau urosepsis.

Gejala di luar saluran kemih


• Hernia inguinalis atau hemoroid
• Didapatkan buli-buli yang terisi penuh dan
teraba massa kistus
• Urine yang selalu menetes tanpa disadari
(inkontinensi paradoksa)
• Pada colok dubur diperhatikan :
• (1) Tonus sfingter ani/refleks ,
• (2) Mukosa rektum
• (3) keadaan prostat, antara lain : kemungkinan
adanya nodul, krepitasi, konsistensi prostat,
simetri antar lobus dan batas prostat
Laboratorium
• Proses infeksi atau inflamasi pada saluran
kemih
• Pemeriksaan kultur urine
• Faal ginja
• penyakit diabetes melitus
• Pemeriksaan PIV
– Kelainan pada ginjal maupun ureter berupa
hidoureter atau hidronefrosis,
– Meperkirakan besarnya kelenjar prostat yang
ditunjukkan oleh adanya indentasi prostat
(pendesakan buli-buli oleh kelenjar prostat)
atau ureter disebelah distal yang berbentuk
seperti mata kail atau hooked fish
– Penyulit yang terjadi pada buli-buli
• Pemeriksaan ultrasonografi transrektal
Pemeriksaan lain
• Residual urine yaitu jumlah sisa urine
setelah miksi
• Pancaran urine atau flow rate dapat
dihitung secara sederhana yaitu dengan
menghitung jumlah urine dibagi dengan
lamanya miksi berlangsung (ml/detik) atau
dengan alat uroflometri yang menyajikan
gambaran grafik pancaran urine.
Medikamentosa
• Tujuan terapi medikamentosa :
– Mengurangi resistensi leher buli-buli
dengan obat-obatan golongan a blocker
(penghambat alfa adrenergik)
– Mengurangi volume prostat dengan cara
menurunkan kadar hormon
testosteron/dehidotestosteron (DHT)
Tabel 5-2 : Pilihan Terapi pada Hiperplasi Prostat Benigna

Observas Medikament
Operasi Invasif minimal
i osa
Watchfull Penghambat Prostatektomi terbuka TUMT
waiting adrenergik  Endourologi TUBD
Stent uretra
Penghambat
dengan
reduktase
1. TUR P prostacath
alfa

Fitoterapi 2 TUIP TUNA

Hormonal 3. TULP

(Laser)
Operasi
Tabel 5-3: Penyulit TUR P

Selama operasi Pasca bedah dini Pasca bedah


lanjut
Perdarahan Perdarahan Inkontinensia
Perdarahan Infeksi lokal atau sistemik Disfungsi ereksi
Inkontinensi Ejakulasi retrograd
Sindrom TUR P Striktura uretra
Perforasi
Tindakan invasif minimal
• Pemanasan prostate dengan memakai energi
mikro atau TUMT: Transurethral microwave
thermotherapy yaitu dnegan memasukan kateter
yang telah diberi electrode dan diharapkan
jaringan prostate menjadi lembek. Alat yang
dipakai antara lain adalah prostatron
• Dilatasi dengan balon atau TUBD: transurethral
balloon dilatation
• TUNA: Transurethral needle ablation
• Pemasangan stent uretra atau postacath yang
dipasangkan pada uretra prostatika supaya
uretra prostatika selalu terbuka

Anda mungkin juga menyukai