Proposal
Disusun untuk Memenuhi Ujian Ahir Semester Mata Kuliah Sosiologi Akuntansi
Oleh:
ERMIDA FERMIANA SONBAY 176020300111026
MAGISTER AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
2018
BAB I
PENDAHULUAN
I. LATAR BELAKANG
Pandangan konvensional atas akuntansi merupakan cara pandang
yang paling lazim. Tak heran pandangan konvensional atas akuntansi menjadi
ciri khas yang melekat pada diri seorang akuntan. dalam ilmu akuntasipun
pandangan konvensional masih menjadi ciri khas yang tidak dapat dilepaskan,
hal ini menimbulkan miskonsepsi di masyarakat seolah-olah pemahaman
konvensional merupakan satu-satunya cara pandang atas akuntansi. tidak
heran miskonsepsi tersebut sering ditemukan dikalangan akademisi dibidang
akuntansi, sehingga munculnya sikap monolithic dalam perilaku ilmiahnya
yakni dalam melihat, memahami dan menyikapi obyek-obyek kajian
keilmuannya. Disamping itu pemahaman konvensional telah dianggap sebagai
sesuatu yang taken for granted, maka inovasi-inovasi dalam bidang akuntansi
yang dapat berlangsung di dunia akademik khususnya perguruan tinggi,
kurang mendapat respon yang positif. dalam pemahaman konvensional,
akuntansi masih dipahami seperti definisi American Accounting Association
dalam A Statement of Basic Accounting Theory (ASOBAT) dimana akuntansi
hanya sebagai “Proses mengidentifikasi, mengukur, dan mengkomunikasikan
informasi ekonomis untuk memungkinkan dihasilkannya pertimbangan dan
keputusan yang tepat dan rasional oleh para pengguna informasi ekonomi
tersebut”. (Belkaoui, 1992,p.22; Roslender,1992,p.2). Akuntansi ditempatkan
lebih dalam tataran praktis, yakni sebagai alat bantu pengambilan keputusan.
pengdefinisian akuntansi seperti ini tidak berarti salah dan keliru karena
rerangka konspetual terkait pengertian-pengertian akuntansi dan standar
akuntansi didapat dari rujukannya, memang akuntansi harus diletakan dalam
ranah praktis ini yaitu dengan memasukan decision usefulness sebagai kriteria
penting dalam menyeleksi prinsip atau konsep yang akan dipakai sebagai
acuan dalam pengembangan standar akuntansi. namun jarang disadari bahwa
penekanan yang berlebihan pada aspek praktis justru membuat akuntansi
terkungkung dan semata-mata untuk pengambilan keputusan yang nalar
(reasonable), sementara derajat tersebut merupakan “kepentingan” kreditur
dan pemegang saham semata. kenyataan demikian justru mengabaikan adanya
ukuran-ukuran keberhasilan lainnya. cara pandang kita mengenai akuntansi
terbukti masih konvensional artinya kita masih menempatkan diri pada posisi
dalam suatu konteks yang seakan-akan hanya ada satu cara pandang yang
benar dan tidak ada lagi kemungkinan lain sebagai alternatifnya. hal ini
membuat kita menerima apa adanya bahkan menyulitkan kita untuk melihat
adanya kesalahan (anomali, kekeliruan) yang ditimbulkan dari cara pandang
tersebut.
Padahal di sisi lain, jika ditelik lebih dalam mengenai akuntansi akan
ditemukan karakter-karakter keakuntansian yang dapat di sajikan dalam
berbagai dimensi, sudut pandang, paradigma, atau apa lagi sebutannya yang
preveren. Apakah akuntansi itu adalah suatu ilmu, atau mengandung ilmu, atau
bagian dari ilmu, atau mungkin tak ada kaitannya sama sekali dengan ilmu?
Hal itulah yang justru telah menimbulkan rasa penasaran bagi-(mungkin
sebagaian kecil)-dari orang-orang yang yang berkompeten membidanginya
untuk melakukan suatu penelitian tentangnya. Lalu apakah akuntansi yang
disinyalir memiliki kaitan yang erat dengan ilmu atau keilmuan telah memiliki
posisi yang tetap untuk dinobatkan sebagai disiplin ilmu tertentu. melalui
makalah ini kami berusaha untuk menjawabnya.
I. LANDASAN TEORI.
Pengetahuan Akuntansi dapat dilihat dari beberapa definisi akuntansi
sebagai berikut :Akuntansi menurut Accounting Principle Board (APB) dalam
Statement No. 4 disebutkan:Akuntansi adalah sebuah kegiatan jasa (service
activity) fungsinya adalah untuk memberikan informasi kuantitatif, terutama
yang bersifat finansial, tentang entitas-entitas ekonomi yang dianggap berguna
dalam pengambilan keputusan-keputusan ekonomi, dalam penentuan pilihan-
pilihan logis di antara tindakan-tindakan alternatif. sedangkan American
Institute of Certified Public Accountants (AICPA) dalam Accounting
Terminology Bulletin No. 1, tahun 1953 menyatakan: Akuntansi adalah seni
pencatatan, pengelompokkan dan pengikhtisaran dengan cara yang berarti,
atas semua transaksi dan kejadian yang bersifat keuangan, serta penafsiran
hasil-hasilnya. sementara beberapa pakar menyebutkan defenisi Akuntansi
sebagai berikut : Paul Grady dalam ARS No. 7, AICPA, 1965, mendefenisikan:
Akuntansi merupakan suatu body of knowledge serta fungsi organisasi yang
secara sistematik, orisinal dan autentik, mencatat, mengklasiflkasikan,
memproses, mengikhtisarkan, menganalisis, menginterpretasikan seluruh
transaksi dan kejadian serta karakter keuangan yang terjadi dalam operasi
entitas akuntansi dalam rangka menyediakan informasi yang berarti yang
dibutuhkan manajemen sebagai laporan dan pertanggungjawaban atas
kepercayaan yang diterimanya.Kieso and Weygandt, menyatakan: Akuntansi
adalah suatu sistem informasi yang mengidentifikasi, mencatat dan
mengomunikasikan kejadian ekonomi dari suatu organisasi kepada pihak yang
berkepentingan.
Roslender (1992) meneruskan apa yang dirintis oleh Burell & Morgan
(1979) dengan menulis buku khusus membahas akuntansi modern dilihat dari
sudut pandang sosiologi. meskipun berbeda dalam melakukan kategorisasi
prespektif sosiologisnya namun bisa dikatakan kedua taksonomi tersebut juga
serupa dalam hal-hal yang sama yakni menggunakan pendekatan bipolar
continuum untuk dua hal yang ingin dijadikan dasar pengkategorian. Model
Quadran Burell & Morgan (1979) dibangun diatas dua dimensi independen
yang diletakan berdasarkan asumsi atas krakter hakikat dari ilmu pengetahuan
sosial dan masyarakat. selanjutnya dimensi ilmu pengetahuan sosial tersebut
dibagi kedalam empat elemen yang saling berhubungan satu sama lainnya
yakni ontologi, epistemologi, hakikat dan krakter dasar manusia dan
methodology. Pada tahun 1985 Hopper dan Powell mencoba mengembangkan
pengklasifikasian prespektif sosiologis untuk mempelajari masalah organisasi.
mereka mengenal tiga prespektif yakin positif, interpretif dan kritis.
Berdasarkan argumen-argumen yang disampaikan oleh para pakar
akuntansi diatas dapat dikatakan mereka tidak berkeberatan atas saran yang
disampaikan Jensen (1983), karena tempat dimana akuntansi diterapkan adalah
organisasi sehingga pengabaian yang dilakukan oleh disiplin akuntansi atas
relevensi toeri akuntansi dan perkembangannya merupakan sesuatu yang
merugikan disiplin akuntansi sendiri.
KESIMPULAN
Rasa syukur yang dalam kami sampaikan ke hadiran Tuhan Yang Maha Pemurah,
karena berkat kemurahanNya makalah ini dapat kami selesaikan. makalah ini akan
membahas “Apakah Akuntansi sebagai Sains alam atau sains sosial ?”
Pada Kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu Dr.Ari
Kamayanti yang telah memberi kami kesempatan untuk menyusun makalah ini sehingga
kami dapat memahami akuntansi bukan hanya dari satu sudut pandang saja tetapi akuntansi
merupakan ilmu pengetahuan sosial yang dapat dilihat dengan multiparadigma science.
Kami sadari makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, karena itu kritik, saran
dan masukan yang bersifat membangun sangat diperlukan untuk menambah wawasan kita
kedepan.
Penulis.
DAFTAR ISI
Kata pengantar i
Daftar isi ii
Bab I Pendahuluan 1
I. Latar Belakang 1
II. Rumusan Masalah 2
Bab II Pembahasan 3
I. Landasan teori 3
II. Kajian hasil penelitian 4