a. Pembuatan lubang Tiang Bor harus dilaksanakan dengan mesin bor khusus
sistim Rotary yang menjadi kesatuan dengan crawler crane dan dilaksanakan
oleh Pemborong/ Subpemborong yang mempunyai pengalaman baik dalam
pekerjaan Tiang Bor.
d. Ukuran Casing dan Bucket harus sesuai dengan ukuran Tiang Bor yang
akan dibuat.
k. Waktu awal dan akhir pembuatan tiap Tiang Bor harus dicatat oleh
Pemborong dengan disaksikan oleh Direksi.
Mutu tulangan BJTD 24 atau BJTD 40 sesuai dengan gambar. Penulangan Tiang
Bor disesuaikan dengan gambar Struktur. Mutu beton K 250, SLUMP 180-200
mm.
Test Kubus Beton Dilakukun untuk Pengecoran setiap Tiang Bor diambil
minimal
1 ( satu ) test Kubus. Dan dilakukan Crushing Test pada Lab. Beton yang ditunjuk
oleh Pemberi Tugas.
Test Besi Beton harus dilakukan sebelum dimulainya pekerjaan dan dilakukan pada
Lab. yang ditunjuk oleh Pemberi Tugas. Segala Biaya-biaya Test Beton dan Besai
Beton ditanggung seluruhnya oleh Pemborong.
Tulangan Tiang Bor dirangkai terlebih dahulu sebelum dimasukkan lubang Tiang
Bor.
Pemasangan pembesian harus bersih dari lumpur dan dijaga agar tidak
menempel pada tepi lobang bor, sehingga pada waktu pengecoran terbungkus
dengan baik oleh beton.
Pengecoran Tiang Bor harus mendapat perhatian khusus berhubung adanya air
tanah pada tanah lobang bor.
Pengecoran beton harus menggunakan "Tremie Pipe" yang panjangnya mencapai
dasar lobang bor, dengan cara sedemikian sehingga menjamin kontinuitas
pengecoran beton.
Tremie Pipe harus dalam keadaan bersih dan baik. Sebelum pengecoran
dimulai maka Tremie Pipe harus menyentuh dasar lubang, kemudian Tremie
Pipe diisi oleh adukan beton sampai mencapai mulut bor. Setelah itu Tremie Pipe
diangkat sedikit demi sedikit, sedemikian rupa sehingga pengangkatan Tremie
Pipe tersebut harus lebih kecil dari tinggi muka beton cor dalam lobang bor
dan harus dipertahankan minimal 1000 mm dibawah muka cor beton, untuk
mencegah timbulnya "necking".
Pengecoran Tiang Bor harus sampai +/- 0.00 m atau rata dengan permukaan
tanah existing.
Pada prinsipnya, pengecoran untuk masing-masing Tiang Bor harus dilaksanakan
secara kontinu. Bila karena keadaan yang tidak bisa dihindarkan terjadi
diskontinuitas pengecoran, maka pengecoran dapat dihentikan berdasarkan petunjuk
dari Direksi. Penyambungan kembali pengecoran dapat dilakukan dengan
terlebih dahulu membobok sampai ketebalan tertentu pada pemukaan yang telah
mengeras, kemudian diberikan bahan additive " lem beton ", baru pengecoran dapat
diteruskan.
Bila hasil pengecoran menunjukkan bahwa kubikasi beton rencana lebih besar dari
kubikasi beton yang tercor, maka harus diadakan pemeriksaan kemungkinan
terjadinya necking/diskontinuitas/setting atau masuknya lumpur/tanah dalam lobang
bor selama pengecoran.
Pemeriksaan dilakukan dengan mengadakan "core Drilling" yang dilakukan oleh
ahlinya yang disetujui oleh Direksi. Bila ternyata hasil "core Drilling" menunjukkan
adanya diskontinuitas atau adanya lumpur dalam Tiang Bor, maka Tiang Bor
tersebut gagal dan harus diganti dengan Tiang Bor yang Baru sesuai dengan
perhitungan dari Perencana/Konstruktor.
Segala biaya-biaya yang timbul untuk "Core Drilling" dan pembuatan Tiang
Bor yang baru, Preload, atau perbaikkan-perbaikkan lainnya menjadi tanggung
jawab Pemborong dan bukan merupakan pekerjaan tambah. Oleh sebab itu
pemborong harus memberi perhatian khusus untuk pelaksanaan Tiang Bor
tersebut.
04. TOLERANSI
a. Posisi Tiang Bor tidak boleh mempunyai deviasi lebih dari 75 mm ( 3" ) dari
posisi Tiang Bor yang ditentukan dalam gambar struktur.
b. Posisi vertikal dari Tiang Bor, perbandingan deviasi lateral terhadap panjang
Tiang Bor tidak boleh lebih dari 1:120. Bila terjadi deviasi yang melebihi
ketentuan-ketentuan tersebut diatas, maka segala perbaikan-perbaikan,
perkuatan-perkuatan harus dilakukan dan menjadi beban biaya Pemborong.
"Bored Piles Record" harus dilaksananakan oleh Pemborong pada setiap Tiang
Bor dan 3 copy harus diserahkan kepada Direksi. "Bored Piles Record" tersebut
harus tediri dari "
Setelah pelaksanaan pekerjaan tiang bor maka akan diadakan percobaan beban
vertical pada tiang bor yang data Bored Pile Recordnya paling jelek/meragukan
(kemungkinan terjadi necking). Lokasi titik tiang bor yang akan dilakukan
Loading test ditentukan oleh Pengawas Lapangan atau Pemberi Tugas.
Loading test yang akan dilakukan adalah Pile Driving Analysis (PDA) Test sebanyak
2 ( Dua ) Titik, yang dilakukan langsung pada waktu pemancangan tiang pancang.
Lokasi titik tiang pancang yang akan di “test” ditentukan oleh Pemberi
Tuga/Perencana. PDA test yang dilakukan harus lengkap dengan analisa CAPWAP.
Hasil percobaan PDA Test harus mencapai minimal 200% beban rencana ( 2 x
100 ton ) untuk beban Ultimatenya diameter tiang bor 600/800.