Anda di halaman 1dari 2

BAB 1

PENDAHULUAN

Pertumbuhan ekonomi di era moderen seperti ini selain menimbulkan hal

yang positif, juga menimbulkan hal yang negatif. Peningkatan perekonomian

menimbulkan peningkatan daya beli masyarakat terhadap barang-barang termasuk

kendaraan bermotor yang dapat berujung pada peningkatan jumlah kendaraan

bermotor di jalan raya. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi mendukung

perkembangan alat transportasi secara pasti, sehingga menyebabkan laju

pertumbuhan kendaraan semakin meningkat jumlah kendaraan bermotor yang

teregistrasi di Indonesia berdasarkan data dari Kantor Kepolisian Republik

Indonesia (2013) adalah 84.732.652 Peningkatan jumlah kendaraan bermotor ini

juga di iringi dengan timbulnya beberapa dampak negatif yang tidak di inginkan,

seperti kemacetan dan meningkatnya angka kecelakaan lalu lintas di jalan raya.

Data dari Polda Jawa Timur menunjukkan bahwa jumlah kecelakaan selama

Januari sampai Oktober 2016, data yang masuk sebanyak 19.354 kecelakaan

(laka), korban meninggal dunia (MD) 4.826 jiwa, korban luka berat (LB) 1.422

jiwa dan luka ringan (LR) 24.657 jiwa serta kerugian material sekitar Rp 25

milliar lebih. Menurut Direktur Lalu Lintas Polda Jawa Timur Kombes Pol Ibnu

Isticha. Sedangkan data dari Polres Mojokerto selama Januari sampai Oktober

2016 data yang masuk sebanyak 675 kecelakaan, korban meninggal dunia

sebanyak 175 jiwa, korban luka berat sebanyak 6 jiwa , korban luka ringan

sebanyak 753 jiwa , serta kerugian material sekitar Rp 437, 9 juta


Keadaan para korban kecelakaan dapat semakin buruk atau berujung pada

kematian jika tidak ditangani dengan cepat (Sunyoto dalam Frame, 2010).

Sunyoto juga lebih lanjut menjelaskan bahwa satu jam pertama adalah waktu yang

sangat penting dalam penanganan penyelamatan korban kecelakaan yaitu dapat

menekan sampai 85% dari angka kematian. Penanganan yang dimaksud disini

adalah bantuan hidup dasar. BHD dapat diartikan sebagai usaha yang dilakukan

untuk mempertahankan kehidupan seseorang yang sedang terancam jiwanya

(Frame, 2010). Frame juga menyatakan bahwa BHD harus diberikan pada korban-

korban yang mengalami henti napas, henti jantung, dan perdarahan (Frame, 2010).

Frame (2010) mengatakan bahwa keterampilan BHD dapat diajarkan

kepada siapa saja. Setiap orang dewasa seharusnya memiliki keterampilan BHD,

bahkan anak-anak juga dapat diajarkan sesuai dengan kapasitasnya (American

Academy of Pediatric, 2006). Semua lapisan masyarakat seharusnya diajarkan

tentang bantuan hidup dasar terlebih bagi para pekerja yang berkaitan dengan

pemberian pertolongan keselamatan (Europian Resusitacion Council, 2010).

Anda mungkin juga menyukai