Nama anggota :
PENDAHULUAN
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana konsep asuhan keperawatan pankreastits ?
2. Bagaimana Asuhan Keperawatan Pankreastitis ?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui konsep asuhan keperawatan pankreastitis.
2. Untuk mengetahui asuhan keperawatan pankreastitis.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi
Pankreatitis (inflamasi pankreas) merupakan penyakit yang serius pada
pankreas dengan intensitas yang dapat berkisar mulai dari kelainan yang relatif ringan
dan sembuh sendiri hingga penyakit yang berjalan dengan cepat dan fatal yang tidak
bereaksi terhadap berbagai pengobatan. (Brunner & Suddart, 2001; 1338)
Pankreatitis adalah kondisi inflamasi yang menimbulkan nyeri dimana enzim
pankreas diaktifasi secara prematur mengakibatkan autodigestif dari pankreas.
(Doengoes,2000;558)
B. Klasifikasi
E. Patofisiologi
Pankreas menyekresikan sejumlah enzim; amilase dan lipase disekresikan dalam
bentuk aktif sementara protease, elastase dan fosfolipase disekresikan sebagai
proenzim yang dalam keadaan normal harus diaktifkan oleh tripsin di dalam
duodenum. Tripsin sendiri normalnya diaktifkan oleh enteropeptidase duodenal.
Patogenesis pankreatitis akut berpusat pada aktivitas tripsin yang tidak tepat di dalam
pankreas; tripsin yang sudah diaktifkan tersebut akan mengubah berbagai proenzim
menjadi aktif prekalikrein menjadi kalikrein yang akan mengaktifkan sistem kinin
serta pembekuan. Hasil nettonya berupa inflamasi pankreas dan trombosis. Ciri-ciri
pankreatitis meliputi proteolisis jaringan, lipolisis dan perdarahan, terjadi karna efek
destruktif enzim-enzim pankreas yang dilepas dari sel-sel asiner.
Mekanisme yang dikemukakan untuk aktivitas enzim pankreas meliputi hal-hal
berikut ini:
1. Obstruksi duktus penkreatikus. Batu empedu dapat terjepit di
dalam ampula Vateri; di sebelah proksimal obstruksi, cairan kaya enzim
menumpuk dan menimbulkan jejas parenkim pankreas. Leukosit dalam
jaringan parenkim akan melepaskan sitokin proinflamatorik yang
menggalakkan inflamasi local dan edema.
2. Jejas primer sel asiner. Keadaan ini dapat disebabkan oleh kerusakan karna
virus (parotitis), obat-obatan, trauma atau iskemia.
3. Defek transportasi-intraseluler proenzim. Enzim-enzim eksokrin pankreas
mengalami kesalahan arah dalam perjalanannya, yaitu menuju lisosom dan
bukan menuju sekresi; hidrolisis proenzim di dalam lisosom akan
menyebabkan aktivitas dan pelepasan enzim.
4. Alkohol dapat meningkatkan jejas sel asiner lewat perjalanan proenzim
intraseluler yang salah arah dan pengendapan sumbatan protein yang
mengental serta bertambah banyak di dalam duktud pankreatikus sehingga
terjadi inflamasi dan obstruksi lokal.
5. Pankreatitis herediter ditandai oleh serangan rekuren pankreatitis yang hebat
dan sudah di mulai sejak usia kanak-kanak. Kelainan ini disebabkan oleh
mutasi germ line (garis-turunan sel tunas) pada:
a. Gen tripsinogen kationik (PRSS1), menimbulkan kehilangan suatu
tempat pada tripsin yang esensial untuk inaktivasi enzim itu sendiri
(mekanisme pengaman yang penting untuk mengatur aktivitas enzim
tripsin).
b. Gen inhibitor protease serin, Kazal tipe I (SPINK1), yang
menimbulkan protein yang cacat sehingga tidak lagi mampu
memperlihatkan aktivitas tripsin.
F. Komplikasi
1. Timbulnya Diabetes Mellitus
2. Tetani hebat
3. Efusi pleura (khususnya pada hemitoraks kiri)
4. Abses pankreas atau psedokista
G. PenataLaksanaan
Penatalaksanaan pasien pankreatitis bersifat simtomatik dan ditujukan untuk
mencegah atau mengatasi komplikasi. Semua asupan peroral harus dihentikan untuk
menghambat stimulasi dan sekresi pancreas. Pelaksanaan TPN (total parenteral
nutrition) pada pankreatitis akut biasanya menjadi bagian terapi yang penting, khusus
pada pasien dengan keadaan umum yang buruk, sebagai akibat dari stress metabolic
yang menyertai pankreatitis akut.
1. Penangnan Nyeri ; Pemberian obat pereda nyeri yang adekuat merupakan
tindakan yang esensial dalam perjalanan panyakit pancreastitis akut karena
mengurangi rasa nyeri dan kegilisahan yang dapat menstimulasi sekresi
pancreas.
2. Perawatan Intensif ; Koreksi terhadap , kehilangan cairan serta darah dan
kadar albumin yang rendah diperlakukan untuk nenperhatikan lika untuj, serta
mencegah gagal ginjal akut.
3. Perawatan Respiratorius. ; perawatan yang agresif dipelukan karena resiko
untuk terjadinya elevasi diafragma, infiltrasi serta efusi dalam paru, dan
etelektasis cenderung tinggi.
4. Drainase Bilier ; pemasangan drain bilier (untuk drainase eksternal) dan
stent(selang indwelling) dalam duktus pankreatikus melalui endoskopi telah
dilakukan dengan keberhasilan yang terbatas.
5. Intervensi Bedah ; meskipun pasien yang berada dalam keadaan sakit berat
mempunyai risiko bedah yang buruk, namun pembedahan dapat dilakukan
untuk membantu menegakkan diagnosa pankreatitis, untuk membentuk
kembali drainase pancreas atau untuk melakukan reseksi atau pengangkatan
jaringan pancreas yang netrotik.
6. Penatalaksanaan Pasca-akut ; antacid dapat diberikan ketika gejala akut
pankreatitis mulai menghilang. Pemberian makanan per oral yang
rendahlemak dan protein dimulai secara bertahap.
7. Pertimbangan Gerontologi ; pankreatitis akut dapat mengenai segala usia,
meskipun demikian, angka mortalitas pankreatitis akut meningkat bersamaan
dengan pertambahan usia.
Esiko infeksi
Perdarahan
Hemoragi
B. Pengkajian
1. Identitas Klien:
a. Nama : Ny. A
b. Usia : 34 tahun
c. Jenis Kelamin : perempuan
d. Pekerjaan : -
e. Diagnosa medis : Pankreatitis akut dan Cholelitiasis
2. Keluhan utama :
Sakit hebat pada epigastrium yang muncul secara tiba-tiba dan makin lama
makin hebat.
3. Riwayat kesehatan sekarang :
Nyeri menyebar ke punggung, perut, yang menjalar ke daerah abdomen
bagian bawah
Klien juga mual dan beberapa kali muntah.
4. Riwayat kesehatan masa lalu : -
5. Riwayat kesehatan keluarga :-
6. Pemeriksaan fisik :
a. Antropometri: TB=160 cm; BB=54 kg.
b. TTV: TD=80/60 mmHg; HR=132x/m lemah; RR=30x/m; suhu= 38,5oC.
c. Inspeksi: mukosa mulut kering.
d. Auskultasi: -
e. Palpasi: kulit dingin, abdomen tegang, teraba masa pada area epigastrium,
nyeri tekan (+), turgor turun.
f. Perkusi: -
7. Pemeriksaan Diagnostik:
a. Pemeriksaan Laboratorium Ph darah=7,3 PO2=65 mmHg, PCO2= 37
mmHg, HCO3= 15 mEq/l, Serum lipase dan amilase meningkat,
Leukositosis, Oliguri
b. USG: didapatkan adanya cholelitiasis dan pancreatitis.
C. Analisa Data
MASALAH
No DATA ETIOLOGI
KEPERAWATAN
1 Ds : Pasien mengeluh sakit Nekrosis sel asinal Nyeri Akut
hebat secara tiba-tiba pada
epigastrium dan makin lama ↓
makin hebat. Nyeri ini
Mencerna fosfolipid
menyebar ke punggung perut
yang menjalar ke abdomen ↓
bagian bawah.
Tripin atau garam empedu
Do : diaktifkan secara prematur.
RR: 30x/menit, ↓
K/U : Lemah ↓
Nyeri
2 Ds : pasien mengatakan mual Nekrosis sel asinal Kekurangan volume
dan beberapa kali muntah cairan
kulit dingin, abdomen tegang ↓
terasa pada area epigastrium.
Mencerna fosfolipid
Elastase
Hemoragi
Perdarahan
D. Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri akut b.d inflamasi, edema, distensi pada pankreas dan iritasi
peritonium
2. Kekurangan volume cairan b.d kehilangan cairan aktif ( perdarahan di
peritonium )
E. Intervensi Keperawatan
No Diagnosa Tujuan dan Intervensi Rasional
Keperawatan Kriteria Hasil
1 Nyeri akut b.d Setelah 1. Observasi TTV - Mengetahui keadaan
inflamasi, edema, dilakukan tindakan 2. Observasi nyeri TTV pasien
distensi pada keperawatan selama pasien - Mengetahui tingkat
pankreas dan iritasi 2x24jam 3. Kendalikan skala nyeri pasien
peritonium diharapkan nyeri faktor yang dirasakan
pasien dapat lingkungan - Memberikan
berkurang dengan 4. Memantau kenyamanan pasien
kriteria hasil : aktivitas pasien yang memengaruhi
- Skala nyeri 5. Mengajarkan respon pasien
berkurang teknik relaksasi terhadap
menjadi 3 ( 6. Intruksikan ketidaknyamanan
1 sampai 10 pasien untuk - Membatasi tingkat
) menginformasi mobilsasi pasien
- Nadi kan kepada pemicu timbulnya
: 80- perawat nyeri
100x/menit 7. Kolaborasi - Tindakan tersebut
- Tekanan dengan dokter mengurangi
darah : dalam ketegangan atau
120/80mmh pemberian spasme otot,
g analgesic mendistrinisikan
8. Kolaborasi kembali tekanan pada
dengan tenaga bagian-bagian tubuh
medis lain dan membantu px
dalam memfokuskan subjek
melakukan penggurang nyeri
terapi - Teknik yang
digunakan adalah
distraksi untuk
mengalihkan rasa
nyeri pasien
- Pemberian analgesik
dapat mempercepat
proses penyembuhan
- Terapi di berikan
apabila pemberian
analgesik di perlukan
2 Kekurangan Setelah 1. Observasi TTV - Tanda-tanda vital
volume cairan b.d dilakukan asuhan 2. Observasi rasa dalam rentang normal
kehilangan cairan keperawatan setelah mual pasien menunjukkan keadaan
aktif ( perdarahan 1x24jam 3. Memberikan umum pasien
di peritonium ) diharapkan keadaan cairan infus per - Mengetahui tingkat
umum pasien i.v mual yang dirasakan
membaik dengan 4. Memberikan pasien
kriteria hasil : asupan nutrisi - Memantau tingkat
- Mual hilang per oral kebutuhan cairan
- volume 5. Mengajarkan pasien
cairan pasien menelan - Tindakan tersebut
kembali secara sadar membantu
normal 6. Mengajarkan meningkatkan nutrisi
- Tanda-tanda pasien makan pasien
vital pasien secara teratur - Pasien dapat menelan
membaik 7. Kolaborasi makanan secara
dengan dokter efektif
dalam - Kebutuhan nutrisi
memberikan pasien terpenuhi
diit - Diit dapat
8. Kolaborasi meningkatkan
dengan ahli gizi kebutuhan nutrisi dan
dalam cairan pasien agar
memberikan keadaan pasien
asupan nutrisi memulih
- Ahli gizi dapat
membantu dalam
pemenuhan
kebutuhan nutrisi
yang seimbang
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pankreas memiliki dua fungsi yaitu eksokrin (pembentukan enzim-enzim
pencernaan) dan fungsi endokrin ( pembentukan insulin dan glukagon ).
Pankreatitis disebabkan oleh banyak factor, tetapi penyebab yang paling umum
adalah penyakit batu empedu dan penyalah gunaan alcohol, dimana keduanya
bertanggung jawab pada lebih dari 70% kasus. Alcohol ini dikenal sebagai
pengubah konsumsi getah pankreatn dengan meningkatkan jumlah tripsinogen.
Penyakit ini memiliki kemampuan unk sembuh dengan sendirian dan umum
pasiendapat sembuh dengan cepat. Namun pada kasus kasus berat gagal system
organ multiple dan dapat dihubungkan dengan tingkat kematian yang bermakna.
DAFTAR PUSTAKA