OLEH :
ARLINDOLY SIREGAR
92.042/TA
YOGYAKARTA
1998
A. JUDUL
yang tidak kompak. Perubahan tegangan batuan yang besar dapat mengakibatkan
longsoran. Hal ini akan berbahaya bagi pekerja yang berada dilokasi
beroperasi.
Pemilihan judul ini didasarkan pada jenis batuan yang ada di lokasi
baji.
ini bisa diketahui setelah data-data yang dibutuhkan untuk perhitungan diperoleh,
yaitu berupa data-data yang akan diperoleh dari penyelidikan maupun data
penunjang lain sehingga angka faktor keamanan lereng dapat ditentukan, data-
- Data litologi
- Peta topografi
- Peta Geologi
- Data-data Geoteknik.
D. PERUMUSAN MASALAH
dibuat.
1. Mengetahui langkah-langkah penyelesaian masalah kestabilan lereng, mulai
yang baik serta data pendukung yang memadai maka dapat dilakukan
dibandingkan dengan faktor keamanan lereng standar, maka akan dapat diketahui
E. PENYELESAIAN MASALAH
1. Dasar Teori
lereng dan tegangan dipermukaan. Pada batuan yang tidak kompak dengan
kelongsoran.
a. Geometri Lereng
mantap dan cenderung lebih mudah longsor, demikian juga untuk sudut
kurang mantap.
b. Penyebaran Batuan
penyelidikan harus diketahui. Hal ini perlu dilakukan karena sifat fisis
cepat berlangsung. Degan kandungan air pada pori batuan yang lebih
terjadinya kelongsoran.
Bobot isi
Porositas
Kandungan air
Kuat geser batuan dan bidang lemah
lereng adalah faktor keamanan atau faktor kemantapan. Faktor ini merupakan
F=
Fp
sepanjang bidang luncur yang dianggap rata. Bidang luncur tersebut dapat berupa
longsoran adalah :
1. Terdapatnya bidang luncur bebas, berarti kemiringan bidang luncur harus lebih
2. Arah bidang luncur searah atau mendekati sejajar dengan arah lereng.
3. Kemiringan bidang luncur lebih besar dari pada sudut geser dalam batuan.
4. Terdapatnya bidang bebas (tidak terdapat gaya penahan) pada kedua sisi
longsoran.
Gambar 1.
Longsoran baji dapat terjadi pada suatu batuan jika terdapat lebih dari satu
bidang lemah yang bebas saling berpotongan. Sudut perpotongan antara bidang
lemah tersebut harus lebih besar dari sudut geser dalam batuan. Bidang lemah ini
dapat berupa bidang sesar, rekahan maupun bidang perlapisan. Cara longsoran
baji dapat melalui salah satu beberapa bidang lemahnya, atau melalui garis
Gambar 2.
busur. Longsoran busur akan terjadi pada tanah atau material yang bersifat seperti
tanah, yang diantara partikel tanah tidak saling terikat satu sama lain. Dengan
demikian longsoran busur juga dapat terjadi pada batuan yang sudah lapuk dan
Gambar 3.
KELONGSORAN BUSUS
Longsoran guling akan terjadi pada suatu lereng batuan yang arah
Jika > dan X/Yn < tan, maka balok akan meluncur kemudian mengguling.
Jika < dan X/Yn < tan, maka balok akan langsung mengguling.
2. Pengamatan Lapangan
b. Penyebaran batuan
lereng, yaitu:
Hal ini dilakukan untuk arah dan jenis longsoran yang akan terjadi bila jenis
2. Pemboran
Pemboran dilakukan untuk memenuhi muka air tanah dan data litologi
bobot isi batuan, porositas, kandungan air atau bobot isi air, kohesi batuan,
a. Data utama yaitu data penting yang digunakan untuk membahas masalah-
masalah yang dihadapi. Data utama yang perlu diambil adalah data yang
mempengaruhi kelongsoran.
b. Data pendukung yaitu data yang dapat mendukung data-data dari lapangan
terdahulu dari perusahaan, brosur perusahaan, dari data instansi yang terkait
- Data litologi
- Peta topografi
- Peta geologi
- Curah hujan
………………………………………………………..
pompa vacum, oven, alat bor inti, alat pemotong batu, gerenda, jangka
yang timbul kita analisa. Metode yang sesuai untuk menganalisisdalam penelitian
ini penyusun akan menggunakan metode Hoek dan Bray, karena metode ini
F. METODOLOGI PENELITIAN
teori yang telah ada dengan keadaan yang ada dilapangan, sehingga dari
1. Studi literatur
diperoleh dari :
Perpustakaan
Brosur-brosur, buletin
Informasi-informasi
tahap, yaitu :
3. Pengambilan data
Melakukan pengukuran-pengukuran
4. Akuisisi data
analisa nantinya.
5. Pengolahan data
Pengolahan data dengan beberapa perhitungan dan penggambaran,
7. Kesimpulan
data yang telah dilakukan dengan permasalahan yang teliti. Kesimpulan ini
1 Pengenalan lapangan
2 Pengambilan data
3 Pengolahan data
4 Analisis data
H. RENCANA DAFTAR PUSTAKA
1. Bowless, “Sifat Fisis dan Geoteknis Tanah”, Edisi Kedua, Penerbit Erlangga,
Jakarta, 1989.
3. Hok, Ever and Bray, J.W, “Rock Slope Engineering”, Revised Third Edition,
Institution of Mining and Metallurgy, London, 1980.
5. Made Astawa Rai, Dr. Ir, “Mekanika Batuan”, Laboratorium Geoteknik, Pusat
Antar Universitas Ilmu Rekayasa ITB Bandung, 1988.
KATA PENGANTAR
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR TABEL
DAFTAR LAMPIRAN
BAB I. PENDAHULUAN
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN