Mulai
Menggambar dan
menentukan dimensi alat
Memilih bahan
Merangkai alat
Mengelas alat
Menggerinda permukaan
alat yang kasar
Mengecat alat
b a
Lampiran 1. (Lanjutan)
a
b
Menguji alat
tidak
Layak?
Ya
Mengukur parameter
Data
Menganalisa data
Selesai
P = Fv
P = (mg)(ωr)
dimana:
P = daya (HP)
F = gaya (N)
m = massa (kg)
r = jari-jari (m)
n = putaran (rpm)
Diketahui:
Jumlah beban maksimum 5 kg, putaran 3600 rpm, dan jari-jari rotor
4,15 cm.
2𝜋𝜋𝜋𝜋
ω=
60
2𝑥𝑥3,14𝑥𝑥3600
ω=
60
ω = 376,8 rad/s
Lampiran 2. (Lanjutan)
Jadi,
P = 766,22 Nm/s
P = 766,22 W
Lampiran 2. (Lanjutan)
0,76622 KW
P=
0,746
P = 1,027 HP
Berdasarkan perhitungan daya yang bekerja pada alat pemipil jagung maka
motor listrik yang digunakan pada penelitian ini adalah motor listrik yang
5 kg
=
155,67 detik
= 115,632 kg/jam
1. Unsur produksi
10. Jam kerja alat per tahun = 2100 jam/tahun ( asumsi 300 hari
Lampiran 4. (Lanjutan)
i(P)(n+1)
I =
2n
= Rp. 144.000/tahun
1,2%(P−S)
Biaya reparasi =
100
= Rp. 324/jam
2. Biaya operator
Lampiran 4. (Lanjutan)
Jumlah produksi
Biaya operator per hari = x Rp. 6000
50 kg
809,42 kg
= x Rp. 6000
100 kg
= Rp. 48565,20/hari
= Rp. 6937,89/jam
3. Biaya listrik
= Rp. 531/jam
BT
Biaya pokok = [ + BTT]C
x
x
Tahun BT (Rp/tahun) (jam/tahun) BTT (Rp/jam) C (jam/kg) BP (Rp/kg)
1 2.844.000 2100 7.792,89 0,0086 78,855
2 1.533.214,80 2100 7.792,89 0,0086 73,474
3 1.096.891,45 2100 7.792,89 0,0086 71,683
4 879.109,02 2100 7.792,89 0,0086 70,789
5 748.712,25 2100 7.792,89 0,0086 70,254
Break even point atau analisis titik impas (BEP) umumnya berhubungan
dengan proses penentuan tingkat produksi untuk menjamin agar kegiatan usaha
yang dilakukan dapat membiayai sendiri (self financing), dan selanjutnya dapat
berkembang sendiri (self growing). Dalam analisis ini, keuntungan awal dianggap
F
N=
(R−V)
= Rp. 67,39/kg
Penerimaan setiap produksi (R) = Rp.200/kg (harga ini diperoleh dari perkiraan
di lapangan)
Alat akan mencapai break even point jika alat telah mengupas jagung sebanyak :
F
N=
(R−V)
Rp .748.712,25/tahun
=
(Rp .200/kg −Rp .67,39/kg )
= 5.645,97 kg/tahun
Berdasarkan persamaan (9), nilai NPV alat ini dapat dihitung dengan
rumus: CIF-COF ≥ 0
= Rp. 48.720.000/tahun
Lampiran 6. (Lanjutan)
Cash in Flow 6%
= Rp. 205.228.128
= Rp. 224.190
Lampiran 6. (Lanjutan)
= Rp.78.160.612,41
= Rp. 127.291.705,59
Jadi besarnya NPV 6% adalah = Rp. 127.291.705,59 > 0 maka usaha ini layak
untuk dijalankan.
kelayakan lama (umur) pemilikan suatu alat atau mesin pada tingkat keuntungan
tertentu. Internal rate of return (IRR) adalah suatu tingkatan discount rate,
dimana diperoleh B/C ratio = 1 atau NPV = 0. Berdasarkan harga dari NPV = X
(positif) atau NPV= Y (positif) dan NPV = X (positif) atau NPV = Y (negatif),
𝑋𝑋
IRR = p% + x (q% - p%) (positif dan negatif)
𝑋𝑋+𝑌𝑌
dan
𝑋𝑋
IRR = q% + x (q% - p%) (positif dan positif)
𝑋𝑋− 𝑌𝑌
Lampiran 7. (Lanjutan)
Cash in Flow 8%
= Rp. 194.524.344
= Rp. 204.180
Lampiran 7. (Lanjutan)
= Rp. 74.313.290,26
= Rp. 120.415.233,74
𝑋𝑋
IRR = q% + x (q% - p%)
𝑋𝑋− 𝑌𝑌
127.291.705,59
= 8% + x (8% - 6%)
127.291.705,59 – 120.415.233,
= 45,02 %
Total
Panjang : 47,9 cm
Lebar : 29,2 cm
Tinggi : 71,8 cm
Lubang Pemasukan
Diameter : 10,1 cm
Tinggi : 5 cm
Diameter : 8,3 cm
Tinggi : 4,2 cm
Penyangga
Panjang : 65 cm
Lebar : 65 cm
Tinggi : 83 cm
Pulley
V-belt
Tenaga
Motor listrik : 1 HP
Keterangan :
1. Penutup
2. Saluran pengeluaran
3. V-belt
4. Motor listrik
Skala 1 : 20
Lampiran 9. (Lanjutan)
RANGKA ALAT
Skala 1 : 20
Lampiran 9. (Lanjutan)
Skala 1 : 20
Tampak depan
Tampak samping
Tampak atas