Anda di halaman 1dari 6

Chem Info

Vol 1, No 1, Hal 196 - 201, 2013

Isolasi, Identifikasi dan Uji Aktifitas Senyawa Alkaloid


Daun Binahong (Anredera cordifolia (Tenore) Steenis)
1 1 11
Muhammad Titis B.M. , Dra. Enny Fachriyah, M.Si dan Dra. Dewi Kusrini, M.Si
Lab. Kimia Organik Jurusan Kimia FSM Universitas Diponegoro Semarang

ABSTRAK
Telah dilakukan penelitian tentang isolasi, identifikasi serta uji aktifitas senyawa alkaoid
daun binahong (Anredera cordifolia (Tenore) Steenis). Serbuk daun binahong dimaserasi
menggunakan pelarut n-heksana, kemudian etanol, diperoleh ekstrak n-heksana dan ekstrak
etanol. Dari ekstrak etanol dilakukan isolasi alkaloid total. Pemisahan alkaloid dilakukan dengan
KLT preparatif dan analisis dengan spektrofotometer UV-Vis, FTIR dan LC-MS. Dari analisis
yang dilakukan diduga isolat alkaloid adalah senyawa betanidin (C18H16N2O8) yang bersifat
tidak sitotoksik dengan LC50 sebesar 85,583 ppm.

Kata kunci: Binahong, Anredera cordifolia, alkaloid, betanidin


Selatan, Hawai, New Zeland dan negara
pasifik lainnya [5].
PENDAHULUAN
Berdasarkan hasil penelitian [6] daun
Penggunaan bahan alam sebagai obat binahong mengandung alkaloid, saponin dan
tradisional di Indonesia telah dilakukan oleh flavonoid. Ekstrak alkaloid secara umum
nenek moyang kita sejak berabad-abad yang dari beberapa jenis tanaman dilaporkan
lalu. Indonesia dengan jumlah penduduk memiliki fungsi medis dalam bidang
lebih dari 200 juta jiwa, memiliki lebih kesehatan, seperti siamine yang merupakan
kurang 30.000 spesies tumbuhan dan 940 alkaloid pada Cassia siamea memiliki
spesies diantaranya termasuk tumbuhan aktifitas sebagai antioksidan [7].
berkhasiat [1]. Tumbuhan tersebut Penelitian Glassgen [8] dan
menghasilkan metabolit sekunder dengan Pattabhiraman [9] memaparkan bahwa di
struktur molekul dan aktifitas biologi yang dalam famili Basellaceae terkandung
beraneka ragam serta memiliki potensi yang senyawa betacyanins yang merupakan suatu
sangat baik untuk dikembangkan menjadi jenis alkaloid berwarna sehingga biasa
obat berbagai macam penyakit. disebut dengan chromoalkaloid.
Salah satu tanaman di Indonesia yang Berdasarkan kesamaan kemotaksonomi dari
dimanfaatkan sebagai bahan obat tradisional tanaman tersebut, diharapkan kandungan
adalah tanaman binahong. Tanaman senyawa alkaloid dalam tanaman binahong
binahong (Anredera cordifolia (Tenore) tidak jauh berbeda.
Steenis) merupakan tanaman merambat,
berbatang kecil, memiliki rhizoma yang kuat METODE
serta memiliki daun yang relatif tidak besar Serbuk daun binahong dimaserasi dengan
[2]. Penduduk di India menyebut tanaman pelarut n–heksana hingga filtratnya jernih.
ini sebagai Malabar spinach dan sangat baik Kemudian disaring, residu hasil maserasi
untuk mengobati infeksi pada tenggorokan, diangin-anginkan hingga kering. Residu
dada dan kulit [3]. Tanaman binahong yang telah kering kemudian dimaserasi
termasuk dalam famili Basellaceae [4]. kembali menggunakan etanol hingga
Tanaman binahong mulai menjadi tanaman filtratnya jernih. Ekstrak yang diperoleh
yang serius diteliti di Australia, Afrika kemudian dipekatkan dengan rotary
196
Chem Info

Vol 1, No 1, Hal 196 - 201, 2013

evaporator sehingga diperoleh ekstrak kemudian dipekatkan dengan rotary


etanol. evaporator sehingga diperoleh ekstrak
Ekstrak etanol yang telah didapatkan, etanol. Ekstrak etanol yang diperoleh
ditambahkan larutan HCl 2M hingga pH kemudian diuji golongan senyawa alkaloid.
larutan menjadi 3. Larutan yang telah Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada
bersifat asam kemudian diekstraksi ekstrak etanol menunjukkan reaksi positif
menggunakan etil asetat. Hasil ekstraksi alkaloid yang ditandai dengan adanya
akan terbentuk 2 lapisan, yaitu lapisan asam endapan putih pada penambahan pereaksi
dan lapisan etil asetat. Selanjutnya kedua Meyer dan terdapat endapan merah bata
lapisan dipisahkan, kemudian lapisan asam pada penambahan pereksi Dragendorf [10].
ditambahkan NH4OH hingga pH larutan Selanjutnya ekstrak etanol ditambahkan
mencapai 9 kemudian diekstraksi kembali larutan HCl hingga pH larutan 3 agar
menggunakan etil asetat. Hasil ekstraksi terbentuk garam alkaloid. Larutan yang telah
akan terbentuk 2 lapisan yaitu lapisan basa bersifat asam kemudian diekstraksi
dan lapisan etil asetat, kemudian dipisahkan. menggunakan etil asetat. Hasil ekstraksi
Lapisan etil asetat dipekatkan menggunakan akan terbentuk 2 lapisan, yaitu lapisan
rotary evaporator sehingga didapatkan bawah yang merupakan lapisan asam dan
ekstrak alkaloid total. lapisan atas merupakan lapisan etil asetat.
Terhadap alkaloid total yang diperoleh Kedua lapisan tersebut dipisahkan,
dilakukan Kromatografi Lapis Tipis (KLT) kemudian lapisan asam ditambahkan
dengan campuran pelarut etanol, etil asetat NH4OH hingga pH larutan mencapai 9.
dan n-heksana yang bersifat p.a dengan Perlakuan tersebut dilakukan agar garam
perbandingan 1:2:30 menggunakan plat alkaloid membentuk basa bebas alkaloid.
silika gel 60GF254 sehingga diperoleh Reaksi alkaloid dengan basa secara umum
noda– noda isolat. Selanjutnya dilakukan dapat dilihat pada reaksi berikut:
pemisahan menggunakan KLT preparatif.
Hasil isolat alkaloid kemudian di analisis
strukturnya menggunakan Spektroskopi UV-
alkaloid
Visible, FTIR dan LC–MS. Uji aktifitas garam alkaloid
senyawa tersebut dilakukan dengan
menggunajan metode Brine Shrimp Lethality Larutan basa yang telah diekstraksi
Test (BSLT). dengan etil asetat akan membentuk 2 lapisan
yaitu lapisan basa dan lapisan etil asetat.
HASIL DAN PEMBAHASAN Selanjutnya kedua lapisan tersebut
Serbuk daun binahong dimaserasi dipisahkan. Lapisan etil asetat dipekatkan
menggunakan n-heksan bertujuan untuk menggunakan rotary evaporator
mengikat senyawa-senyawa metabolit menghasilkan ekstrak etil kemudian diuji
sekunder daun binahong yang bersifat non alkaloid menggunakan pereaksi Meyer.
polar seperti steroid dan triterpenoid. Hasil uji alkaloid pada ekstrak tersebut
Selanjutnya dilakukan penyaringan. Residu menunjukkan hasil positif alkaloid, yaitu
yang telah kering kemudian dimaserasi terbentuknya endapan putih.
kembali menggunakan etanol hingga Hasil KLT menggunakan plat silika gel
filtratnya jernih. Maserasi menggunakan 60GF254 dan fasa gerak yang digunakan
etanol karena etanol dapat melarutkan adalah campuran pelarut etanol, etil asetat
alkaloid. Alkaloid merupakan senyawa yang dan n-heksana (1:2:30). Hasil yang
bersifat polar, sehingga akan terikat dalam diperoleh pada lampu UV λ365 nm yakni dua
pelarut etanol. Filtrat yang diperoleh buah noda yang berwarna biru dan merah
197
Chem Info

Vol 1, No 1, Hal 196 - 201, 2013

dengan Rf 0,65 dan 0,23. Berdasarkan hasil


KLT, diketahui noda berwarna biru
merupakan alkaloid. Menurut [4] di bawah
lampu UV 365 nm senyawa alkaloid pada
umumnya berwarna biru, biru kehijauan atau
ungu berfluoresensi. Selanjutnya dilakukan
pemisahan dengan KLT preparatif
menggunakan pengembang yang sama
dihasilkan dua buah pita. Gambar 2. Spektra UV-Vis isolat alkaoid
Pada pita yang berwarna biru dilakukan
pengerokan untuk diuji kemurniannya Hasil di atas selain adanya serapan pada
dengan KLT kembali menggunakan 265 nm dan 275 nm, juga menunjukkan
pengembang yang sama. Hasil yang adanya serapan pada 311 nm yang
diperoleh yakni noda tunggal yang berwarna disebabkan adanya pengaruh gugus
biru dan diduga isolat alkaloid tersebut telah karboksilat kemudian adanya serapan pada
murni. 406 nm disebabkan pengaruh ikatan C=C
terkonjugasi dalam senyawa tersebut, serta
pada serapan 540 nm disebabkan serapan
Rf: 0,82 keseluruhan dari senyawa tersebut.

Gambar 1. Hasil KLT isolat alkaoid

Filtrat tersebut kemudian diuapkan untuk


menghilangkan pelarut yang terkandung di
dalamnya sehingga dihasilkan kristal
alkaloid. Terhadap kristal alkaloid tersebut
kemudian dianalisis menggunakan
spektrofotometer UV-Vis, FTIR dan LC- Gambar 3. Spektogram FTIR
MS.
Hasil analisis isolat noda tunggal
menggunakan spektrofotometer UV-Vis, Hasil analisis menggunakan
spektrofotometer FTIR menunjukkan gugus
diketahui bahwa isolat tersebut mempunyai
fungsi yang terdapat pada isolat murni.
panjang gelombang maksimum (λmax) Berdasarkan data interpretasi spektogram
sebesar 265 nm 275 nm yang diindikasikan FTIR pada gambar 3 meunjukkan puncak-
bahwa senyawa tersebut termasuk dalam puncak vibrasi dengan serapan pada panjang
golongan alkaloid indol. Menurut [11] - 1
gelombang 3464,15 cm yang merupakan
terbentuknya dua buah serapan yang serapan dari vibrasi ulur gugus N-H, selain
berdekatan menunjukkan ciri khas dari itu didukung pula dengan adanya serapan
senyawa alkaloid indol. Hasil spektra UV -1
pada panjang gelombang 1597,06 cm yang
isolat alkaloid ditunjukkan pada gambar 2.
merupakan vibrasi tekuk gugus N-H.
Adanya serapan pada panjang gelombang
-1
3549,02 cm merupakan serapan vibrasi
ikatan O-H. Vibrasi ikatan ini diduga
198
Chem Info

Vol 1, No 1, Hal 196 - 201, 2013

merupakan vibrasi gugus alkohol yang tiga puncak yang diduga terdapat tiga jenis
didukung dengan munculnya serapan kuat senyawa alkaloid pada isolat tersebut.
-1
pada bilangan gelombang 1049,28 cm dari Spektogram isolat alkaloid dari puncak yang
vibrasi ulur C-O alkohol. Adanya vibrasi tertinggi ditampilkan pada gambar 5.
-1
pada bilangan gelombang 1373,32 cm Hasil spektogram MS menunjukkan
merupakan serapan dari C-N. Selain itu pada harga berat molekul senyawa yang diisolasi
-1 sebesar 389 g/mol ditunjukkan pada gambar
daerah gelombang 1610,35 cm merupakan
serapan vibrasi ikatan C=C aromatik
terkonjugasi. Serapan kuat pada daerah
-1
panjang gelombang 1743,65 cm diduga
karena adanya gugus fungsi C=O
karboksilat. Rentangan C-H alifatik asimetri
dan simetri ditunjukkan pada panjang
-1 -1
gelombang 2985,81 cm dan 2908,65 cm
, hal ini berasal dari gugus CH2 [12].
Adanya C-H alifatik diperkuat dengan
adanya serapan pada panjang gelombang
-1
1442,75 cm yang merupakan serapan dari
C-H alifatik bending dan pada panjang Gambar 4. Kromatogram LCMS
-1
gelombang 1242,16 cm adalah serapan
vibrasi ulur dari C-H keluar bidang.
Kemudian pada bilangan gelombang 786,96
-1 -1 -1
cm , 848,68 cm dan 933,55 cm
merupakan substitusi orto, para dan meta
pada cincin aromatik.
Berdasarkan hasil analisis UV-Vis
dan FTIR, diduga senyawa alkaloid yang
terkandung dalam isolat merupakan senyawa
alkaloid yang mengandung gugus O-H, N-
H, C-N, C=C, C-O alkohol, C=O karboksilat
dan CH2. Gambar 5. Spektogram puncak tertinggi
Isolat kemudian dianalisis +
menggunakan Liquid Cromatography-Mass 5 dengan adanya m/z 390,2 [M+H] dan m/z
+
Spetroscopy (LC-MS) untuk mengetahui 412,2 [M+Na] .
berat molekul isolat alkaloid. Kromatogram Berdasarkan penelitian Khan dkk [13]
isolat alkaloid ditampilkan pada gambar 4. analisis menggunakan metode spektrometri,
Hasil menunjukkan bahwa isolat tersebut diketahui jenis alkaloid beanidin mempunyai
belum murni. Hal ini ditunjukkan adanya harga panjang gelombang dasar sebesar 535
4

199
Chem Info

Vol 1, No 1, Hal 196 - 201, 2013

nm dan mempunyai berat molekul sebesar etanol dan alkaloid total daun binahong
389 g/mol. Sehingga berdasarkan penelitian (Anredera cordifolia (Tenore) Steenis)
tersebut diduga isolat alkaloid yang telah masing-masing menunjukkan sifat sangat
diisolasi dari daun binahong mengandung sitotoksik dan sitotoksik dengan harga
senyawa betanidin (C18H16N2O8). Struktur LC50 yaitu 4,593 ppm dan 85,583 ppm.
dari alkaloid betanidin (C18H16N2O8)
ditunjukkan pada gambar 6.
SARAN
Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut
terhadap senyawa alkaloid yang telah
diisolasi serta mengidentifikasi senyawa
alkaloid lain yang terdapat pada daun
binahong (Anredera cordifolia (Tenore)
Steenis).

DAFTAR PUSTAKA

[1] Sari, L.O., 2006, Pemanfaatan Obat


Tradisonal Dengan Pertimbangan
Gambar 6. Struktur alkaloid betanidin Manfaat dan Keamanannya,
Universitas Jember, Jember
Uji aktifitas yang dilakukan dengan
metode BSLT menggunakan Artemia salina [2] Dequan, L., 2003, Flora of China,
diperoleh harga LC50 dari ekstrak etanol dan Northwestern Institute of Botany,
China
alkaloid total masing-masing sebesar 4,593
ppm dan 85,583 ppm. Berdasarkan Moshi
dkk [14] harga 1 - 10 ppm bersifat sangat [3] Prasuna, C.P., Chakradhar, R.P.S., Rao,
sitotoksik sedangkan 30 - 100 ppm bersifat J.L., Gopal, N.O., 2009, EPR and IR
sitotoksik. Oleh karena itu, dapat spectral investigations on some leafy
disimpulkan bahwa ekstrak etanol bersifat vegetables of Indian origin, University
sangat sitotoksik sedangkan alkaloid total of Sri Vankateswara, Andhra Pradesh,
bersifat sitotoksik. India

KESIMPULAN [4] Wagner, W.L., Herbst, D.R., Sohmer,


S.H., 1999, Manual of the Flowering
Berdasarkan penelitian yang dilakukan Plants of Hawaii, University of Hawaii
terhadap daun binahong (Anredera
Press and Bishop Museum Press,
cordifolia (Tenore) Steenis) dapat
Honolulu
disimpulkan bahwa:
[5] Cagnotti, C., 2007, Biology and host
1. Senyawa yang telah diisolasi dari daun
binahong (Anredera cordifolia (Tenore) specificity of Plectonycha correntina
Steenis) merupakan golongan senyawa Lacordaire (Chrysomelidae), a
alkaloid. candidate for the biological control of
Anredera cordifolia (Tenore) Steenis
2. Hasil analisis menggunakan
spektrofotometer UV-Vis, FTIR dan (Basellaceae), South American
Biological Control Laboratory, USDA-
LCMS diduga merupakan senyawa
ARS, Hurlingham, Argentina, 15(2),
alkaloid betanidin (C18H16N2O8).
300-30
3. Hasil uji sitotoksik terhadap ekstrak
200
Chem Info

Vol 1, No 1, Hal 196 - 201, 2013

interrupta Korth, Tenaga Fungsional


[6] Sumartiningsih, S., 2011, The Effect of BPOM, Jambi
Binahong to Hematoma, Department
Sport Science in Semarang [12] Socrates, G., 1994, Infrared
State Characteristic Group Frequencies
University, Semarang Tables and Charts, New York, John
Wiley and Sons
[7] Minarti, D.P., Kardono, L.B.S.,
Wahyudi, B., 2002, Penapisan Kimia [13] Khan, M.I., Harsha, P.S.C., Giridhar,
Senyawa Alkaloid dalam Ekstrak Daun P., Ravishankar, G.A., 2012, Pigment
Johar (Cassia siamea L.), Pusat identification, nutritional composition,
Penelitian LIPI, Jakarta bioactivity, and in vitro cancer cell
cytotoxicity of Rivina humilis L. berries,
[8] Glassgen, W.E., Metzger, J.W., Heuer, potential source of betalains, Food
S., Strack, D., 1993, Betacyanins from Science and Technology, New Delhi,
fruit of Basella rubra, Institut fur India
Organische Chemie der Universitat
Tubingen, Germany [14] Moshi, M.J., Innocent, E., Magadula,
J.J., Otieno, D.F., dan Weisheit, A.,
[9] Pattabhiraman, T.R., 1965, An 2010, Brine shrimp toxicity of some
Investigation for Alkaloids in plants used as traditional medicines in
Charpentiera Obovata Gaud, Thesis, Kagera Region, Muhimbili University
University of Hawai, Hawai of Health and Allied Sciences,
Tanzania, 12 (1)
[10] Farnsworth, N.R., 1966, Biological and
Phytochemical Screening of Plants,
University of Pittsburgh, America

[11] Nassel, F.M., 2008, Isolasi Alkaloid


Utama dari Tumbuhan Lerchea

Semarang, Oktober 2012

Pembimbing I Pembimbing II

Dra. Enny Fachriyah, M.Si Dra. Dewi Kusrini, M.Si


NIP. 1961 10 24 1987 03 2 002 NIP. 1957 08 07 1987 03 2 001

201

Anda mungkin juga menyukai