Anda di halaman 1dari 31

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Tujuan pelayanan kesehatan di rumah sakit adalah tercapainya
kesembuhan penderita dalam waktu sesingkat mungkin. Salah satu kegiatan
pelayanan gizi rumah sakit adalah pelayanan gizi pasien rawat inap.
Penatalaksanaan diet pada penderita sangat penting karena makanan yang
memenuhi kebutuhan gizi dan yang habis dimakan akan mempercepat
penyembuhan dan memperpendek hari rawat.
Diabetes mellitus adalah salah satu penyakit gangguan metabolisme
kronis yang ditandai oleh adanya peningkatan kadar glukosa darah di atas normal
akibat gangguan sekresi dan atau resistensi hormon insulin. Penyakit ini akan
diderita seumur hidup, sehingga dibutuhkan penanganan medis yang terus-
menerus sepanjang umur, agar kadar glukosa darah dapat dikendalikan senormal
mungkin. Jika kadar glukosa darah dapat dikendalikan sampai senormal
mungkin, maka penderita dapat hidup seperti orang normal. Peningkatan kadar
glukosa darah yang tidak terkendali dan berlangsung lama, mempunyai potensi
besar menimbulkan komplikasi kronis yang menakutkan berupa kerusakan,
gangguan fungsi dan kegagalan berbagai organ, khususnya pada mata, jantung
dan ginjal, saraf dan pembuluh darah.
Diabetes melitus adalah suatu penyakit yang dapat memberi berbagai
macam penyulit. Salah satu penyakit menahun penyakit ini mengenai ginjal,
dikenal sebagai nefropati diabetes. Penyulit ini bila tidak dikelola denga baik
selanjutnya dapat berkembang secara kronik dan menyebabkan penurunan fungsi
ginjal secara bertahap dan pada akhir kedua ginjal tidak berfungsi disebut sebagai
gagal ginjal terminal (GGT). Pasien yang telah mengalami GGT hanya dapat
diobati dengan cara terapi ginjal pengganti (TGP) yaitu cuci darah (dialisis) atau
cangkok ginjal kasus GGT yang diakibatkan oleh nefropati diabetes meningkat
dari tahun ke tahun. Di Indonesia berdasarkan dari pusat registrasi nasional untuk

1
Hemodialisis pada Tahun 1992 didapatkan bahwa GGT disebabkan oleh nefropati
diabetes adalah 17,6% meningkat dari 6,13% pada tahun 1980.
Pengelolaan penyakit ini memerlukan kerjasama tim yang terdiri dari
dokter, ahli gizi, perawat dan beberapa profesi lain yang terkait. Penanganan
terhadap penderita DM harus dilakukan secara individual, bekerja sama dengan
pasien dan keluarga.
Dalam pelaksanaan pelayanan gizi di rumah sakit dituntut adanya
pengetahuan, ketrampilan, serta hal-hal yang menunjang pelaksanaan. Untuk
memperoleh pengalaman itu, perlu adanya kegiatan PKL bagi mahasiswa jurusan
Gizi guna mempraktekkan teori yang didapat dari bangku kuliah.
Pengaturan makanan bagi pasien merupakan bagian yang tidak dapat
dipisahkan dari keseluruhan upaya penyembuhan yang dilakukan demi
kesembuhan penyakit yang diderita oleh pasien. Pengaturan makanan juga dapat
memperbaiki keadaan gizi pasien sehingga keadaan gizinya menjadi optimal.
Pada kesempatan ini penulis mendapatkan kasus penyakit nefropati
diabetes mellitus.Kegiatan yang dilaksanakan diantaranya adalah mengumpulkan
data penderita baik subyektif maupun obyektif dan anamnesa gizi guna
mengetahui kebiasaan makan penderita, membuat perencanaan makan bagi
penderita, melakukan recall dan melakukan konsultasi gizi. Sedangkan untuk
evaluasi dilakukan dengan pengamatan langsung, wawancara langsung dengan
penderita, melihat perkembangan pemeriksaan fisik, klinis dan laboratorium guna
mengetahui perkembangan status gizi dan penyakit pasien.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas dapat dirumuskan permasalahannya
yaitu bagaimana penatalaksanaan terapi diit pada penderita Nefropati Diabetes
Mellitus.

2
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mahasiswa mampu melaksanakan penatalaksanaan terapi diet yang dapat
membantu proses penyembuhan pada penderita Nefropati Diabetes Mellitus.
2. Tujuan Khusus
a. Melaksanakan anamnesa gizi kepada penderita.
b. Mengumpulkan, menganalisa data subyektif dan obyektif penderita.
c. Merencanakan kebutuhan, menyiapkan, menyajikan dan mengevaluasi
terapi diet penyakit pasien.
d. Merencanakan dan melaksanakan penyuluhan dan konsultasi gizi kepada
penderita dan keluarganya.
e. Mengevaluasi hasil penyuluhan gizi yang telah diberikan.

D. Metodologi
1. Macam Penelitian
Macam penelitian adalah penelitian gizi klinik dengan pendekatan studi
kasus dan disajikan secara deskriptif.
2. Obyek Penelitian
Obyek penelitian adalah pasien dengan diagnosa Nefropati Diabetes
Mellitus di IRNA C3 Lt 1 Rumah Sakit Dr. Kariadi Semarang.
3. Pengumpulan Data
1. Waktu Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan mulai tanggal 9 Maret 2007 sampai dengan
13 Maret 2007.
2. Jenis Data
Adapun data yang diambil dalam studi kasus ini adalah :
a. Data Primer
Data yang diperlukan dari wawancara langsung dengan pasien dan
keluarga serta pengamatan langsung terhadap pasien. Data primer
meliputi data subyektif, riwayat penyakit keluarga, keadaan sosial
ekonomi, keadaan lingkungan hidup, kebiasaan hidup sebelum

3
dirawat, kebiasaan makan sebelum masuk rumah sakit serta intake
makanan selama dirawat di rumah sakit.
b. Data sekunder
Data yang diperoleh dari catatan medik yang meliputi keadaan umum,
riwayat penyakit dahulu, riwayat penyakit sekarang, data klinis, hasil
pemeriksaan fisik, laboratorium serta perkembangan penyakit selama
pasien dirawat.
3. Cara Pengumpulan Data
a. Wawancara
Wawancara dilaksanakan dengan metode tanya jawab langsung
dengan pasien dan keluarganya.
b. Pencatatan
Pencatatan dilakukan dengan mencatat dari catatan medik pasien
mengenai perjalanan penyakit, pemeriksaan fisik, klinis, laboratorium
dan pemeriksaaan lain.
c. Pengamatan
Pengamatan dilasakanakan dengan mengamati langsung dengan
makanan pasien, data yang didapat misalnya hasil recall asupan
makanan dari rumah sakit dan luar rumah sakit.

4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Umum Penyakit


1. Pengertian
Penyakit gula atau Diabetes Mellitus (kencing manis) merupakan
penyakit menahun dengan komplikasi yang baru terlihat pada lima belas atau
dua puluh tahun kemudian. Kata Diabetes sendiri berarti kencing dan
mellitus dari bahasa latin yang artinya madu, jadi penyakit ini dapat juga
diartikan sebagai penyakit banyak atau sering kencing dengan air seni yang
manis.
Adapun definisi Diabetes Mellitus menurut WHO :
a. Diabetes Mellitus adalah Hyperglikemia oleh karena adanya gangguan
keseimbangan antara kadar gula dengan insulin (WHO, 1985)
b. Diabetes Mellitus adalah keadaan Hyperglikemia menahun yang
mengenai seluruh sistem tubuh dan merupakan hasil interaksi antara
lingkungan dan genetik. Keadaan ini disebabkan adanya faktor yang
menghambat kerja insulin atau jumlah insulin.
c. Diabetes Mellitus adalah satu kumpulan gejala yang timbul pada
seseorang yang disebabkan adanya peningkatan kadar glukosa darah.
Macam-macam diet Diabetes Mellitus ada 13 (macam) di RSUD Dr.
Soetomo (2001).
1) Diet B (68% karbohidrat, 20% lemak, dan 12% protein).
2) Diet B-puasa, diet B bagi diabetes waktu bula ramadhan.
3) Diet B1 = (60% karbohidrat, 20% lemak, 20% protein).
4) Diet B1 puasa = Diet B1 bagi diabetes waktu bulan ramadhan.
5) Diet B2 = Untuk diabetes pra hemodialisis-umum dengan protein 0,6
gr/kg BB/hari.
6) Diet B3 = Untuk diabetes pra hemodialisis-khusus kandungan protein 0,8
gr/kg BB/hari.

5
7) Diet Be = Untuk diabetes yang sudah dengan HD dengan kandungan
protein 1 gr/kg Bb/hari.
8) Diet M = KH 55%, 25% protein dan 20% lemak.
9) (Diet – M, puasa) : Diet – M Bulan ramadhan.
10) Diet G : Diet G (Diet untuk DM dengan gangren)
11) Diet KV : Diet – KV (diet untuk DM dengan penyakit kardiovaskuler,
seperti stroke, PJK, Infark jantung).
12) Diet GL : Diet untuk penderita GGK stadium III-IV.
13) Diet – H : Diet – H ini dipergunakan untuk penderita DM dengan
kelainan fungsi hepar.
2. Etiologi
Ada bukti yang menunjukkan bahwa etiologi Diabetes Mellitus
bermacam-macam. Meskipun berbagai lesi dengan jenis yang berbeda
akhirnya akan mengarah pada insufisiensi insulin, tetapi determinan genetik
biasanya memegang peranan penting pada mayoritas penderita Diabetes
Mellitus. Diabetes Mellitus Tergantung Insulin (DMTI) adalah penyakit
otoimun yang ditentukan secara genetik dengan gejala-gejala yang pada
akhirnya menuju pada proses bertahap perusakan imunologik sel-sel yang
memproduksi insulin. Individu yang peka secara genetik tampaknya
memberikan respons terhadap kejadian-kejadian pemicu yang diduga berupa
infeksi virus dengan memproduksi antibodi terhadap sel-sel beta yang akan
mengakibatkan berkurangnya sekresi insulin yang dirangsang oleh glukosa.
Manifestasi klinis dari Diabetes Mellitus terjadi jika lebih dari 90% sel-sel
beta menjadi rusak. Pada Diabetes Mellitus dalam bentuk yang lebih berat,
sel-sel beta telah dirusak semuanya, sehingga terjadi insulinopenia dan
semua kelainan metabolik yang berkaitan dengan defisiensi insulin.
- Klasifikasi Diabetes Mellitus
Beberapa klasifikasi dari Diabetes Mellitus telah diperkenalkan,
berdasarkan presentasi klinis, umur awitan, dan riwayat penyakit. Tiga
klasifikasi klinis dari gangguan toleransi glukosa.
(1) Diabetes Mellitus
(2) Gangguan Toleransi Glukosa (GTG)

6
(3) Diabetes Kehamilan (GDM = Gestational Diabetes Mellitus)
Dibedakan 3 jenis Diabetes Mellitus :
a. Diabetes Mellitus Tergantung Insulin (DMTI) atau tipe I yang rentan
terhadap ketosis. Jenis ini dulu dikenal sebagai tipe Juvenile-onset.
Tetapi jenis ini ternyata dapat timbul pada sembarang usia.
b. Diabetes Mellitus Tidak Tergantung Insulin (DMTTI) atau tipe II,
tidak rentan terhadap ketosis.
c. Diabetes Mellitus timbul sehubungan dengan keadaan dan sindrom
lain seperti penyakit pankreas, sindrom cushing dan akromegali.

- Gejala Diabetes
Gejala klasik diabetes adalah adanya rasa haus yang berlebihan,
sering kencing terutama malam hari dan berat badan turun dengan cepat.
Disamping itu kadang-kadang ada keluhan lemah, kesemutan pada jari
tangan dan kaki, cepat lapar, gatal-gatal, penglihatan kabur, gairah seks
menurun dan luka sukar sembuh.
Kadang-kadang ada pasien yang sama sekali tidak merasakan
adanya keluhan hingga ada yang bertanya mengapa jadi ribut dengan
diabetes, toh tak ada keluhan. Mereka mengetahui adanya diabetes hanya
karena pada saat check up ditemukan kadar glukosa darahnya tinggi.
Oleh karena itu dalam rangka penyuluhan kepada pasien seperti ini, kita
sering mendapat hambatan karena sulit memotivasi. Memang saat ini tak
ada keluhan tetapi mereka harus menyadari bahwa kadar glukosa darah
yang selalu tinggi dalam jangka panjang akan menimbulkan apa yang
disebut komplikasi jangka panjang akibat keracunan glukosa. Pasien
dapat terkena komplikasi pada mata hingga buta atau komplikasi lain
seperti kaki busuk (gangren), komplikasi pada ginjal, dll.
3. Faktor Resiko Diabetes
Sudah lama diketahui bahwa Diabetes merupakan penyakit keturunan.
Artinya bila orang tuanya menderita diabetes, anak-anaknya kemungkinan
akan menderita diabetes juga. Hal itu memang benar, tetapi faktor keturunan

7
saja tidak cukup, diperlukan faktor lain yang disebut faktor resiko atau faktor
pencetus misalnya, adanya infeksi virus (pada DM tipe 1), kegemukan, pola
makan yang salah, minum obat yang dapat menaikkan kadar glukosa darah,
proses menua, stress dan lain-lain.
Beberapa faktor yang dapat menyuburkan dan sering merupakan faktor
pencetus Diabetes Mellitus adalah :
 kurang gerak / malas
 makanan berlebihan
 kehamilan
 kekurangan produksi hormon insulin
 penyakit hormon yang kerjanya berlawanan dengan insulin.
Diabetes Mellitus (DM) jika tidak ditangani dengan baik dapat berakibat
tiimbulnya komplikasi pada berbagai organ tubuh, diantaranya ginjal.
Manifestasi lanjut dari kelainan ginjal pada diabetes adalah Nefropati
Diabetes. Seseorang dikatakan dalam stadium nefropati diabetes bila
ditemukan albumin dalam urine pasien diabetes. Keadaan ini sering diikuti
dengan hipertensi dan menurunnya fungsi ginjal. Penatalaksanaan nefropati
diabetes ditujukan untuk mengurangi progresivitas kelainan ginjal, sehingga
diharapkan dapat menunjang atau mencegah terjadinya gagal ginjal terminal
(GGT) yang dapat menurunkan kualitas hidup, meningkatkan morbiditas dan
mortalitas.
Nefropati diabetik (ND) merupakan salah satu komplikasi jangka
panjang dari diabetes mellitus (DM). Di negara maju ND merupakan
penyebab tersering terjadinya gagal ginjal kronis (GGK) disamping
glomerulonefritis kronis.
Gagal ginjal kronis menyebabkan gangguan metabolisme yang
mempengaruhi utilisasi nutrient dan mempermudah terjadinya malnutrisi.
Pada penderita GGK akibat Dm dimana terjadi juga gangguan metabolisme
glukosa, akan dijumpai sektrum yang luas dari gangguan metabolisme
tersebut. Tindakan hemodialisis (HD) pada penderita ND yang mengalami
gagal ginjal terminal (GGT) akan memperbaiki keadaan uremik penderita,

8
akan tetapi akan mempengaruhi kebutuhan protein dan nutrien yang akan
mempermudah terjadinya malnutrisi.
Penatalaksanaan nutrisi pada penderita ND yang belum memerlukan HD
(ND pra-HD) merupakan bagian dari pengelolaan konservatif penderita gagal
ginjal kronis (GGK). Penatalaksanaan dalam stadium ini menjadi penting
karena penelitian menunjukkan bahwa dengan penatalaksanaan nutrisi yang
baik maka progresifitas kemunduraan faal ginjal penderita dapat dihambat.
Sedangkan pada penderita ND yang menjalani HD berkesinambungan (ND
HD) penatalaksanaan nutrisi penting karena risiko terjadinya malnutrisi pada
penderita tersebut.
Penatalaksanaan nutrisi pada penderita GGK karena DM maupun
penyakit dasar yang lain secara umum tidak banyak berbeda. Meskipun
demikian penatalaksanaan nutrisi pada penderita ND mempunyai tujuan
spesifik.
1. mengendalikan kadar glukosa darah sefisiologis mungkin
2. mempertahankan kadar lipid optimal
3. menghambat progresifitas kemunduran faal ginjal
4. mencegah dan menghambat komplikasi lain dari DM
5. mempertahankan status nutrisi dan komplikasi metabolik GGK
4. Perencanaan Diit Nefropati Diabetes
Tujuan utama diet Nefropati Diabetes adalah menghambat progresi
kerusakan ginjal dan mempertahankan status gizi yang optimal,
mengendalikan kadar glukosa darah dan tekanan darah, selain itu mencegah
osteodistrofi ginjal dan mempertahankan keseimbangan cairan dan elektrolit.
 Protein
Pembatasan protein merupakan bagian penting pada diet insufisiensi
ginjal yang progresif. Dengan timbulnya nefropati pada diabetes perlu
dipertimbangkan asupan protein yang lebih rendah dari diit diabetes
umumnya. Protein dianjurkan 0,8 gr/kg BB/hari atau sekitar 9% dari total
energi. Dua pertiganya berasal dari protein bernilai biologis tinggi.

9
 Energi
Agar asupan protein dapat digunakan untuk mengganti jaringan dan tidak
dipecah untuk energi, maka dibutuhkan jumlah kalori yang adekuat,
dianjurkan untuk mengkonsumsi sekitar 35 kkal/kg BB/hari. Bila asupan
protein dibatas, untuk memenuhi kalori yang dibutuhkan asupan
karbohidrat dan atau lemak makanan harus meningkat.
 Karbohidrat
Untuk pasien dengan diabetes dianjurkan menggunakan karbohidrat
kompleks sebagai sumber energi utama. Namun pada diet nefropati
diabetes dengan pembatasan protein dirasakan sulit untuk mencapai
kebutuhan kalori dan protein dengan menggunakan karbohidrat kompleks
saja. Karena itu bahan makanan tinggi kalori rendah protein dari
karbohidrat sederhana dapat diberikan untuk memenuhi kebutuhan kalori.
Pemberian karbohidrat sederhana seperti gula dapat dianjurkan untuk
dikonsumsi bersamaan dengan makanan dan bukan di antara waktu
makan untuk memperlambat absorbsi. Persentase karbohidrat dari total
kalori bervariasi tergantung pada kadar glukosa dan lipid, umumnya
dianjurkan 55-60% dari total kalori. Rekomendasi diet diabetes yang baru
lebih mengutamakan jumlah karbohidrat yang dikonsumsi daripada jenis
karbohidrat.
 Lemak
Mengurangi konsumsi konsumsi lemak dan kolesterol merupakan cara
untuk mengurangi resiko sakit jantung koroner yang erat hubungannya
dengan diabetes. Anjuran persentase lemak dari total kalori pada diet
nefropati diabetes bisa lebih tinggi dari anjuran diet diabetes lainnya.
Sumber lemak diutamakan dari lemak tidak jenuh ganda maupun tunggal,
asupan lemak jenuh kurang dari 10% total kalori dan kolesterol kurang
dari 300 mg/hari.
 Natrium
Anjuran asupan natrium untuk pasien diabetes sama dengan orang sehat
yaitu tidak lebih dari 3000 mg/hari. Sedangkan pada pasien nefropati

10
diabetes dianjurkan 1000-3000 mg/hari tergantung pada tekanan darah,
adanya odema, dan nilai ekskresi natrium sehari.
 Kalium
Anjuran asupan kalium pada nefropati diabetes tidak harus selalu dibatasi
kecuali bila GFR  10 ml/menit atau bila jumlah urine  1000 ml/hari.
Pada keadaan ini dianjurkan asupan kalium 40-70 mEq/hari. Bila kadar
kalium  6,5 mmol/lt sebaiknya dihindari makanan yang mengandung
banyak kalium.
 Fosfor
Dengan menurunnya fungsi ginjal, kemampuan ginjal untuk
mengeluarkan fosfor berkurang. Anjuran asupan fosfor berkisar antara 8-
12 mg/kg BB.
 Kalsium
Dengan dibatasinya fosfor pada diit biasanya tidak mungkin kebutuhan
kalsium dapat dipenuhi dari makanan. Karena itu diperlukan suplementasi
kalsium yang nilainya berkisar antara 1200-1600 mg/hari. Suplemen yang
diberikan yaitu kalsium karbonat dan kalsium asetat.

B. Pengobatan
1. Medika
Jika pasien telah melaksanakan program makan dan latihan jasmani
teratur namun pengendalian kadar glukosa darah belum tercapai, perlu
ditambahkan obat hipoglikemia baik oral maupun insulin. Obat hipoglikemia
oral (OHO) dapat dijumpai dalam bentuk golongan sulfonilurea, golongan
biguanid dan inhibitor glukosidase alfa. Sulfonilurea diberikan pada DM tipe
2 yang tidak gemuk, biguanid (metformin) pada DM gemuk, inhibitor
glukosidae alfa (acarbose) pada diabetes dengan kadar glukosa darah2 jam
sesudah makan yang tinggi. Pada umumnya OHO tidak dianjurkan pada DM
dengan gangguan hati dan ginjal.

11
Sulfonilurea mempunyai efek utama meningkatkan sekresi insulin oleh
sel beta pankreas. Oleh sebab itu sulfonilurea merupakan pilihan utama pada
pasien dengan BB normal atau kurang.
Biguanid (misalnya metformin) mempunyai efek utama menurunkan
puncak glikemik sesudah makan. Oleh karena itu prinsip kerja obat ini
disamping memperbaiki ambilan glukosa perifer, juga menghambat secara
kompetitif absorpsi glukosa diusus maka dianjurkan pemberiannya pada
setiap mulai makan.
Insulin diberikan pada DM tipe I, ketoasidosis / koma hipereosmolar,
stress berat, berat badan menurun cepat, DM hamil, gagal/kontraindikasi
dengan OHO.
2. Terapi Diit
1. Macam Diit
Diit DM B3
2. Tujuan Diit
a. Mencapai atau mempertahankan keadaan suatu gizi yang optimal.
b. Mengendalikan kadar glukosa darah dan tekanan darah.
c. Memberikan makanan tanpa memberatkan fungsi ginjal.
d. Mengatur keseimbangan cairan dan elektrolit.
3. Syarat Diit
a. Energi 35 kkal/kgBB/hari
b. Protein rendah yaitu 0,6-0,8 gr/kgBB/hari dipilih bahan makanan
yang mengandung nilai biologis tinggi.
c. Lemak 20% dari total kalori.
d. Karbohidrat cukup yaitu kebutuhan energi total dikurangi dengan
energi yang berasal dari protein dan lemak.
e. Natrium dibatasi apabila ada hipertensi, odema, ascites, oliguria atau
anuria.
f. Kalium dibatasi (40-70 mEq) apabila ada hiperkalemia (kalium darah
> 5,5 mEq), oliguria atau anuria.

12
g. Cairan dibatasi yaitu sebanyak jumlah urine sehari ditambah
pengeluaran cairan melalui keringat dan pernafasan ( 500 ml).
h. Vitamin cukup bila perlu diberikan suplemen piridoxin, asam folat,
vitamin C dan D.

13
BAB III
GAMBARAN UMUM PENDERITA

A. IDENTITAS PASIEN
1. Nama : Tn. A R
2. Umur : 49 tahun
3. Jenis Kelamin : Laki – laki
4. Alamat : Jl. Sekayu Masjid No. 326 Rt. 05 RW 01 Kel. Sekayu
Kec. Semarang Tengah
5. Bangsa / Suku : Indonesia / Jawa
6. Agama : Islam
7. Status Perkawinan : Kawin
8. Pekerjaan : Buruh
9. Tempat Perawatan : C3A Lt 1 Kelas III
10. No. Rekam Medik : 5477050
11. Berat Badan : 56 kg
12. Tinggi Badan : 168 cm
13. Tanggal Masuk : 04-03-07

B. DATA SUBYEKTIF
1. Keluhan Utama
Sesak Nafas dan bengkak di kaki.
2. Riwayat Penyakit Sekarang
 1 minggu sebelum masuk rumah sakit pasien sesak terus sampai sekarang
tidak berkurang. Saat istirahat merasa nyaman dengan setengah. ± 6 jam
SMRS pasien merasa mual dan muntah saat makan. SMRS kaki pasien
bengkak tetapi masih bisa berjalan.
3. Riwayat Penyakit Dahulu
- Riwayat DM sejak 5 tahun yang lalu ( minum obat teratur )
- Riwayat Hipertensi sejak 5 tahun yang lalu (minum obat tidak teratur)

14
4. Riwayat Penyakit Keluarga
Dari hasil wawancara dengan pasien diketahui bahwa saudara pasien ada
yang menderita DM dan sudah meninggal.
5. Keadaan Sosial Ekonomi
Pasien adalah seorang kepala rumah tangga bekerja sebagai kondektur,
mempunyai seorang istri yang bekerja sebagai tukang cuci dan setrika
pakaian serta 2 anak perempuan, yang seorang kuliah di salah satu perguruan
tinggi dan yang seorang masih sekolah di tingkat SLTP. Pendapatan pasien 
Rp. 125.000,-/minggu sedangkan pendapatan istri pasien  Rp.
200.000,-/bulan
6. Keadaan Lingkungan Hidup
Berdasarkan hasil wawancara dengan pasien diketahui bahwa pasien tinggal
di Sekayu, dinding rumah terbuat dari kayu, beratapkan genteng dan
berlantaikan tegel, dengan ventilasi ruangan yang cukup, sumur dan sarana
mandi, cuci, kakus berada di dalam rumah, sumber air untuk kebutuhan
sehari-hari diperoleh dari sumur, jarak antara sumur dan kamar mandi ± 5 m.
Sarana tempat pembuangan sampah berada di depan rumah dan selalu
diambil oleh petugas kebersihan.
7. Kebiasaan hidup sebelum dirawat
Pasien mempunyai kebiasaan hidup dengan aktivitas sebagai berikut :
Tabel 1: Kebiasaan hidup sebelum dirawat.
Waktu Aktivitas
4.00 Bangun tidur
5.00 Sholat subuh
6.00 Mandi dan sarapan
7.00 Berangkat kerja
14.00-15.00 Makan siang dan sholat
15.00-17.00 Tidur siang
17.00-19.00 Mandi, makan dan sholat
20.00 Nonton TV
22.00 Tidur

Sumber : Data Primer Terolah, 2007

15
C. DATA OBYEKTIF
1. Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan Umum
 Kesadaran : normal
 BAB : 1 hari sekali
 BAK : kurang lancar
 Nafsu makan : kurang
2. Pemeriksaan Klinik
Tabel 2 : Data pemeriksaan klinik
Jenis
Hasil pemeriksaan Nilai
pemeriksaan
Normal
04/03/07 05/03/07 06/03/07 07/03/07 08/03/07
T ( mmHg ) 170/110 140/100 170/110 150/90 160/90 120/80
N ( x / mnt ) 88 54 76 72 80 60-100
RR ( x / mnt ) 28 24 20 20 20 20-24
t ( °C ) 37 37 37 37 37 36-67
Sumber : Data Sekunder catatan medik no. 5477050, 2007
3. Hasil laboratorium
Tabel 3 : Hasil Pemeriksaan Laboratorium
Hasil pemeriksaan
Jenis pemeriksaan Satuan Nilai Normal
04/03/07 06/03/07 08/03/07 09/03/07
Hb gr % 5,9 6,80 10,10 - 13-16
Hematokrit % 17,5 20,5 30,8 - 40-54
Eritrosit juta/mmk 2,05 2,34 3,48 - 4,5-6,5
Glukosa sewaktu mg/dl 141 - - 111 80-110
-
Glukosa 2 jam PP mg/dl - - 103 <145
-
Glukosa puasa mg/dl - 85 -
<110
Ureum mg/dl 349 - - - 15-39
Creatinin mg/dl 18,5 - - - 0,6-1,3
Protein total gr/dl 5,9 - - - 6,4-8,2
Albumin gr/dl 2,2 - 2,3 - 3,4-5,0
Natrium mmol/L 134 135 - - 136-145
Kalsium mmol/L 1,84 - - - 2,12-5,52
Kalium mmol/L 5,6 - - - 3,5-5,1
Magnesium mmol/L 1,47 - - - 0,74-0,99
HDL kolestrol mg/dl - 15 - - 35-60
Trigliserida mg/dl - 232 - 30-150
Sumber : Data Sekunder catatan medik no. 5477050, 2007
4. Hasil Anamnesa Gizi

16
Dari hasil wawancara dengan pasien diketahui bahwa kebiasaan makan
pasien yaitu 3x sehari yang terdiri dari nasi, lauk pauk dan sayur serta buah.
a. Secara kualitatif
Tabel 4 : recall makan pasien sebelum masuk RS
Jenis makanan Frekuensi
Makanan pokok
- Nasi 3 x sehari
- Roti, 3 x seminggu
singkong, ubi rambat
Lauk hewani, nabati, sayur dan buah 3-6x seminggu
- Ayam jarang
- Daging 1-2 kali seminggu
- Ikan 3-6x seminggu
- Telur 1-2 x sehari
- Sayuran 1-2 x sehari
berdaun hijau 3-6 x seminggu
- Tempe dan 3-6 x seminggu
tahu
- Sayuran tomat 3-6 x seminggu
dan wortel 1-2 x sehari
- Pisang, 3 x seminggu
pepaya, jeruk 1-2 x sehari
Lain-lain
- Susu kental
manis
- Minyak
- Kelapa /
santan
- teh manis
Sumber : Data primer Terolah, 2007

17
b. Secara kuantitatif
Tabel 5: Asupan Makan Pasien Sebelum Masuk Rumah Sakit
Asupan Satuan Jumlah
Energi Kkal 2068,8
Protein Gram 62,16
Lemak Gram 56,9
Karbohidrat Gram 337

Sumber : Data primer Terolah, 2007


5. Hasil pemeriksaan antropometri
Tinggi badan dan berat badan pasien tidak dapat di ukur karena pasien tidak
mampu berjalan / berdiri tegak dikarenakan kedua kaki dan organ genital
pasien odema. Tetapi dari hasil wawancara diketahui TB pasien 168 cm
sehingga dapat dihitung :
BBI = TB – 100
= 168 – 100
= 68 kg

D. ASSESSMENT
1. Diagnosa medik : Nefropati DM
2. Masalah gizi : - Anemia
- Hipertensi Stage II
- Hipoalbumin
- Hiperuremia
- Hipokalsemia
- Hiperkalemia
- Hipertrigliserida

18
E. PLANNING
a. Terapi Diit : Diit DM B3 RG II Rendah lemak 1700 Kkal
b. Bentuk makanan : Lunak

c. Tujuan diit :
- Mencapai keadaan status gizi yang optimal
- Membantu menurunkan kadar glukosa darah sampai batas normal
- Membantu menurunkan tekanan darah sampai batas normal
- Memberikan makanan tanpa memberatkan fungsi ginjal dan
meningkatkan kualitas hidup
- Meningkatkan kadar Hb
- Meningkatkan kadar albumin
- Menurunkan kadar ureum darah
- Menurunkan kalium dalam darah
- Meningkatkan kalsium dalam darah
- Menurunkan kadar trigliserida
d. Syarat diit :
- Energi sesuai kebutuhan pasien dan diberikan diberikan bertahap.
- Kebutuhan protein yaitu 0,8/kg BB dipilih bahan makanan yang
mengandung nilai biologis tinggi.
- Kebutuhan lemak yaitu 20% dari total kalori
- KH yaitu sisa dari kebutuhan energi total dikurangi energi yang berasal
dari protein dan lemak
- Natrium dibatasi karena ada hipertensi dan Oedema yaitu 600-800 mg ( ½
sdt garam dapur)
- Cairan dibatasi karena ada Ascites dan Oedema yaitu jumlah urin yang
keluar + 500 cc (pernafasan dan keringat).
- Kalium dibatasi, kalsium tinggi, Fe tinggi dan vitamin C tinggi untuk
membantu penyerapan Fe.
e. Perhitungan kebutuhan kalori dan zat gizi

19
diketahui :
TB = 168 cm
BBI = TB – 100 → 168 – 100
= 68 kg

E = 35 kkal x 68 = 2380 P = 0,8 x 68 = 54,4 gr


20%  2380
E = 2380 kkal L=  52,88 gr
9
2380  (217,6  475,9)
KH =  421,6 gr
4
Tahapan pemberian : tahap I = 1700 kkal
P = 0,8 x 68 = 54,4 gr
20%  1700
L=  37,7 gr
9
1700  (217,6  339,93)
KH =  285,61 gr
4
- Parameter yang perlu dimonitor :
a. Asupan makan
b. Pemeriksaan laboratorium meliputi Hb, ureum, kreatinin, Glukosa
sewaktu , Glukosa 2 jam PP, albumin, trigliserida, elektrolit tubuh (K dan
Ca)
c. Pemeriksaan klinis meliputi tekanan darah, nadi, pernapasan dan suhu
tubuh
d. Pemeriksaan fisik yaitu oedem pada kaki dan nafsu makan pasien
f. Penyuluhan dan konsultasi gizi serta metode evaluasinya
a. Tujuan
 Meningkatkan pengetahuan pasien dan keluarga tentang penyakit
yang diderita dan penatalaksanaan diit-nya
 Pasien dan keluarga mengetahui makan yang boleh dan tidak boleh
diberikan kepada pasien.

20
 Memberikan motivasi kepada pasiebn dan keluarga agar dapat
menerapkan diit yang diberikan
b. Sasaran : pasien dan keluarga
c. Waktu dan tempat :
- Waktu :  15 menit
- Tempat : Ruang perawatan pasien
d. Metode : wawancara dan tanya jawab
e. Alat peraga : Leaflet diit DM B3 RG II Rendah lemak 1700 kkal dan
daftar bahan penukar
f. Materi :
- gambaran umum/singkat tentang penyakit
- faktor resiko
- hubungan penyakit dengan diit yang dijalani
- tujuan diit
- bahan makanan yang dianjurkan dan tidak dianjurkan
- contoh menu sehari
- jumlah bahan makanan yang diberikan sehari sesuai diit
g. Evaluasi :
- menanyakan kembali materi yang telah disampaikan
- memonitor konsumsi makan pasien selama perawatan
- memberi kesempatan kepada pasien untuk bertanya jika belum jelas.

21
BAB IV
PELAKSANAAN PELAYANAN GIZI

A. Evaluasi / Penilaian Makanan


1. Sebelum Masuk Rumah Sakit
Kebutuhan zat gizi saat sehat
BMR = 1 x 24 x 68 kg = 1632
54, 4
KT = 10 % x 8 x 68 kg = 1577,6 
778,6
Aktivitas = 50 % x 1577,6 = 2346,2 
117 ,31
Faktor usia = 5 % x 2346,2 = 2228,89 
222,889
SDA = 10 % x 2228,89 = 2451,77 

E = 2451,77 kkal
2451,77
P = 12 % x  73,55 gr
4
2451,77
L = 20 % x  54,48 gr
9
2451,77
KH = 68 % x  416,80 gr
4

2. Hasil Recall Asupan Makanan sebelum masuk RS


Dari hasil wawancara dengan pasien, asupan makanan sehari pasien sebelum
dirawat di rumah sakit sebagai berikut :
Tabel 6: Asupan Makanan sebelum masuk rumah sakit

Asupan makanan Energi (kal) Protein (gr) Lemak (gr) KH (gr)


Intake makanan 2068,8 62,16 56,9 337
Kebutuhan 2451,77 73,55 54,4 416,8
% pencapaian 84,37 84,51 100,4 80,85

3. Hasil Recall 3 hari selama dirawat di rumah sakit

22
Dari hasil recall dan pengamatan yang dilakukan, asupan makanan pasien
yang diikuti selama 3 hari berturut-turut berasal dari rumah sakit saja, yaitu
sebagai berikut :
Tabel 7: Asupan Makanan selama masuk rumah sakit
Energi Protein Lemak Karbohidrat
Asupan makanan
(kkal) (gr) (gr) (gr)
10 Maret 2007 651,45 18,60 18,2 114
11 Maret 2007 395,02 14,60 21,6 89,
12 Maret 2007 668,5 13,69 16,8 118
Jumlah 1714,96 46,89 56,6 321
Rata-rata 571,65 15,63 18,86 107
Kebutuhan Saat Sakit 1700 54,4 37,7 285,61
Persentase Asupan Makan 33,62 28,73 50,02 37,46
Sumber : Data primer Terolah, 2007
B. Evaluasi Status Gizi
1. Perkembangan Berat Badan
Perkembangan BB pasien tidak dapat diketahui karena pengukuran BB
tidak memungkinkan dilakukan pada pasien karena pasien tidak mampu
berdiri disebabkan kedua kaki pasien dan organ genitalnya mengalami
oedema.
2. Perkembangan data laboratorium
Tabel 8: Perkembangan data laboratorium
Hasil
Jenis pemeriksaan Satuan pemeriksaan Nilai Normal
12/03/07
Hb gr % 12,6 13-16
Hematokrit % 38,08 40-54
Eritrosit juta/mmk 4,34 4,5-6,5
Glukosa sewaktu mg/dl - 80-110
Glukosa 2 jam PP mg/dl - <145
Glukosa puasa mg/dl - <110
Ureum mg/dl - 15-39
Creatinin mg/dl - 0,6-1,3
Protein total gr/dl - 6,4-8,2
Albumin gr/dl 2,3 3,4-5,0
Natrium mmol/L - 136-145
Kalsium mmol/L - 2,12-5,52
Kalium mmol/L - 3,5-5,1
Magnesium mmol/L - 0,74-0,99
HDL kolestrol mg/dl - 35-60
Trigliserida mg/dl - 30-150
Sumber : Data Sekunder catatan medik no. 5477050, 2007
3. Perkembangan Klinik

23
Tabel 9: Perkembangan data klinik
Jenis
Hasil pemeriksaan Nilai
pemeriksaan
Normal
09/03/07 10/03/07 11/03/07 12/03/07 13/03/07
T ( mmHg ) 150/90 140/100 - - 150/110 120/80
N ( x / mnt ) 64 86 - - 92 60-100
RR ( x / mnt ) 24 20 - - 24 20-24
t ( °C ) 37 37 - - 37 36-67
Sumber : Data Sekunder catatan medik no. 5477050, 2007

4. Evaluasi Intake Makan


Tabel 10 : Evaluasi Intake Makan
Zat Gizi
Keterangan Energi Protein Lemak Karbohidrat
Kkal % Gram % Gram % Gram %
10 Maret 2007 651,45 38,32 18,6 34,20 18,2 48,37 114 39,91
11 Maret 2007 595,02 35,00 14,6 26,83 21,6 57,29 89 31,16
12 Maret 2007 668,5 39,32 13,6 25,16 16,8 44,82 118 41,31
Sumber : Data primer Terolah, 2007

C. Perkembangan Pengobatan
Macam obat yang digunakan dalam pengobatan :
- Infus RL Asering
- Infus NaCl
- Infus Martos
- CaCO3
- Kalitake
- Asam Folat
- Simustatin

D. Perkembangan Terapi Diit


Tabel 12. Data Perkembangan Terapi Diit

24
Tanggal Terapi Diit Perencana
Diit Lunak Uremia 1700
4 – 9 Maret 2007 kkal RG Rendah Lemak Dokter dan Ahli Gizi
Jenuh
Diit DM B3 RG II Rendah
Lemak 1700 kkal
Energi : 1700 kkal
10 – 12 Maret 2007 Mahasiswa
Protein : 54,4 gr
Lemak : 37,7 gr
Karbohidrat : 285,61 gr
Sumber : Data Primer Terolah, Maret 2007

25
BAB V
PEMBAHASAN

Berdasarkan data laboratorium, fisik,dan klinis, pasien didiagnosa menderita


penyakit Nefropati Diabetes Mellitus. Status gizi pasien pada saat masuk rumah sakit
baik terlihat asupan makan yaitu 2068,8 kkal.
Berdasarkan data laboratorium pasien mengalami hipoalbumin, nilai
albuminnya 2,3 gr/dl, selain itu pasien juga mengalami anemia dengan nilai
hemoglobinnya 11,3 gr%, hiperkalemia dengan kadar kalium 5,6 mmol/L,
hipokalsemia dengan kadar kalsium 1,84 mmol/L, hiperuremia dengan kadar ureum
349 mg/dl, dan hipertrigliserida dengan kadar trigliserida 232 mg/dl.
Berdasarkan hasil recall asupan pasien sebelum masuk rumah sakit dapat
dikatakan sudah baik, kebutuhannya yaitu energi 84,3%, protein 84,5%, lemak
100,4%, karbohidrat 80,8%. Sebelum studi kasus, pasien diberikan diet DM B3
dengan kalori 1700 kkal, dan selama dilakukan studi kasus pasien juga diberikan diet
DM B3 RG II Rendah Lemak dengan kebutuhan kalori 1700 kkal, protein 54,4 gr,
lemak 37,7 gr, karbohidrat 285,61 gr.
Asupan makanan pasien pada hari pertama yaitu energi 38,3%, protein
34,2%, lemak 48,2%, karbohidrat 39.9%. Pada hari kedua asupan energinya 35,0%,
protein 26,83%, lemak 57,2%, karbohidrat 31,1%. Pada hari ketiga asupan energinya
39,3%, protein 25,1%, lemak 44,8%, karbohidrat 41,3%.
Rata-rata asupan gizi pasien selama studi kasus dibandingkan dengan
kebutuhan gizi dengan persen pencapaian energi 33,6%, protein 28,7%, lemak 50,2%
dan karbohidrat 37,6%.
Perkembangan fisik pasien belum menunjukkan kemajuan karena masih
terdapat oedema dan ascites. Sedangkan untuk perkembangan data klinis yaitu
tekanan darah masih belum mendekati normal. Perkembangan data laboratorium
pasien dilihat dari hemoglobin, hematokrit, eritrosit, dan glukosa sewaktu yang sudah
mulai mendekati normal, sedangkan untuk hasil laboratorium yang lain tidak dapat
dilihat perkembangannya karena belum dilakukan pemeriksaan lagi.

26
BAB VI
RINGKASAN PELAYANAN GIZI

Masalah Indikasi Terapi Evaluasi


Nefropati DM - Gula darah Diit DM B3 RG II Asupan makanan
Sewaktu Bentuk makanan lunak (E, P, L, KH), dan
- Creatinin E : 1700 kkal pemeriksaan fisik.
P : 54.4 gr
L : 37.7 gr
KH : 285,61 gr
Hipoalbumin Albumin Memberikan makanan Hasil pemeriksaan
putih telur laboratorium
albumin
Hiperkalemia Kalium Memberikan makanan Hasil pemeriksaan
rendah kalium laboratorium
kalium
Hipokalsemia Kalsium Memberikan makanan Hasil pemeriksaan
tinggi kalsium laboratorium
kalsium
Anemia Hemoglobin Memberikan makanan Hasil pemeriksaan
tinggi Fe laboratorium Hb
Hipertensi Tekanan darah Diet RG II Hasil pemeriksaan
tekanan darah
Hiperuremia Ureum Diet Rendah Protein Hasil pemeriksaan
laboratorium
ureum
Hipertrigliserida Trigliserida Diet rendah lemak Hasil pemeriksaan
laboratorium
trigliserida

Sumber : Data primer Terolah, 2007

27
BAB VII
KESIMPULAN DAN SARAN

1. Kesimpulan
 Bersadarkan pemeriksaan fisik, klinik, dan laboratorium pasien didiagnosa
penderita nefropati sehingga diberikan diit lunak DM B3 RG II Rendah
Lemak 1700 kkal.
 Persentase asupan makan pasien sebelum dirawat di rumah sakit (E, P, L dan
KH ) termasuk dalam kategori baik.
 Persentase asupan makan pasien selama dirawat di rumah sakit (E, P, L dan
KH ) termasuk dalam kategori kurang.
 Pada monitoring fisik pasien menunjukan masih ada oedema dan ascites
 Pada monitoring klinis pasien menunjukan tekanan darah masih cukup
tinggi,sedangkan nadi, pernapasan dan suhu tubuh normal
 Data laboratorium Hb, Ht, Eritrosit meningkat mendekati normal sedangkan
albumin belum mencapai normal.
2. Saran
 Sebaiknya pasien mematuhi diit yang diberikan baik di rumah sakit maupun
di rumah
 Sebaiknya anggota keluarga memberikan motivasi agar pasien dapat
menjalankan terapi dengan benar.
 Sebaiknya dokter dan ahli gizi lebih intensif dalam memantau perkembangan
diit, disesuaikan dengan diagnosa penyakit pasien.

28
DAFTAR PUSAKA

Almatsier, Sunita. Penuntun Diit Edisi Baru. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka
Utama, 2004
Depkes. RI. Pelayanan Gizi Rumah Sakit. Jakarta, 2003
Hartono, Andry. Asuhan Nutrisi Rumah sakit. Jakarta : EGC, 1999
Supariasa. Penilaian Status Gizi. Jakarta : EGC; 2002
Pusat Diabetes dan Lipid RSCM. Pedoman Diabetes Mellitus. Jakarta :
FKUI, 2002
Tjokroprawiro, Askandar 2002. Sosiologi dan Aplikasi 13 Macam Diet
Diabetes. Graha BIK IPTEK DOK FK UNAIR. Surabaya

29
PENATALAKSANAAN TERAPI DIIT PADA PENDERITA
NEFROPATI DIABETES MELLITUS
DI IRNA C3L1 RSUP Dr. KARIADI SEMARANG

Oleh :
Pretty Natalia
PO7131004104

DEPARTEMEN KESEHATAN RI
POLTEKKES BANJARMASIN
JURUSAN GIZI
2007
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ................................................................................................ i


DAFTAR ISI ............................................................................................................ ii
BAB I. PENDAHULUAN .............................................................................. 1
A. Latar Belakang ............................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .......................................................................... 2
.........................................................................................................
C. Tujuan ............................................................................................ 3
D. Metodologi ..................................................................................... 3
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA ..................................................................... 5
A. Tinjauan Umum Penyakit ............................................................. 5
B. Pengobatan .................................................................................... 11
BAB III. GAMBARAN UMUM PASIEN ........................................................ 14
A. Identitas Pasien ............................................................................. 14
B. Data Subyektif .............................................................................. 14
C. Data Obyektif ................................................................................ 16
D. Assesment ..................................................................................... 18
E. Planning ........................................................................................ 18
BAB IV. PELAKSANAAN PELAYANAN GIZI ............................................ 22
A. Evaluasi / Penilaian Makanan ........................................................ 22
B. Evaluasi Status Gizi ................................................................... 23
C. Perkembangan Pengobatan ............................................................ 24
D. Perkembangan Terapi Diit ............................................................. 25
BAB V. PEMBAHASAN ................................................................................. 26
BAB VI. RINGKASAN PELAYANAN GIZI .................................................. 27
BAB VII. KESIMPULAN DAN SARAN .......................................................... 28
DAFTAR PUSTAKA

ii

Anda mungkin juga menyukai