PENDAHULUAN
Dewasa ini dengan adanya prinsip pasar bebas, investasi dalam bentuk kepemilikan aset
finansial mulai diminati oleh masyarakat di Indonesia. Investasi pada saham menawarkan tingkat
pertumbuhan keuntungan yang cepat dengan risiko yang juga sebanding. Untuk memperoleh
tingkat return yang tinggi, maka investor harus berani menanggung risiko yang tinggi juga. Oleh
karena itu, pemodal harus berhati-hati dalam menentukan saham mana yang akan dipilihnya
melakukan analisis terhadap semua saham-saham yang ada dan kemudian memilih yang
dianggap aman serta mampu menghasilkan keuntungan yang diharapkan. Salah satu cara untuk
Teori dasar pemilihan portofolio pertama kali dicetuskan oleh Harry M. Marko- witz
penanaman modal agar dapat membawa keuntungan terbanyak namun dengan resiko yang
terkecil. Pembentukan portofolio menyangkut identikasi saham- saham mana yang akan dipilih
dan berapa proporsi dana yang akan ditanamkan pada masing-masing saham tersebut. Pemilihan
portofolio dari banyak sekuritas dimaksudkan untuk mengurangi resiko yang ditanggung. Teori
Banyak metode- metode optimasi yang berkembang digunakan untuk merumuskan berbagai
masalah misalnya dalam transportasi, manufaktur, penjadwalan kru maskapai penerbangan dan
investasi.
Dalam membentuk suatu portofolio, akan timbul suatu masalah. Permasalahannya
adalah terdapat banyak sekali kemungkinan portofolio yang dapat dibentuk dari kombinasi
aktiva berisiko yang tersedia di pasar. Kombinasi ini dapat mencpai jumlah yang tidak terbatas.
Kombinasi ini juga memasukkan aktiva bebas resiko dalam pembentukan portofolio. Jika
terdapat kemungkinan portofolio yang jumlahnya tidak terbatas maka akan timbul pertanyaan
portofolio mana yng akan dipilih oleh investor. Jika investor adalah rasional, maka mereka akan
Portofolio optimal dapat ditentukan dengan model Markowitz atau dengan model Indeks
Tunggal. Untuk menentukan porofolio yang optimal dengan model-model ini yang pertama kali
dibutuhkan adalah menentukan portofolio yang efisien. Untuk model-model ini semua portofolio
yang optimal adalah portofolio yang efisien, karena tiap-tiap investor mempunyai kurva berbeda
yang tidak sama, portofolio optimal akan berbeda untuk masing-masing investor. Investor yang
lebih menyukai resiko akan memilih portofolio dengan return yang lebih tinggi dengan
membayar resiko yang juga lebih tinggi dibandingkan dengan investor yang kurang menyukai
resiko. Jika aktiva tidak berisiko dipertimbangkan, aktiva ini dapat merubah portofolio optimal
PEMBAHASAN
Portofolio mempunyai konsep yaitu seseorang atau pemilik dana yang melakukan
investasipada lebih dari satu instrument investasi. Investor memiliki deposito dan saham atau
deposito dan obligasi atau obligasi dan saham. Portofolio tidak saja melakukan investasi pada
dua instrumen investasi tetapi juga pada dua deposito atau dua saham atau dua obligasi.
Portofolio seperti ini dikenal portofolio di dalam (within) instrumen. Misalkan seorang investor
ingin melakukan investasi pada property maka portofolionya akan mengandung property
berdasarkan jenisnya dan tempatnya seperti rumah, hotel, gudang, resort, mall, apartemen, ruko,
Investasi pada dasarnya merupakan sebuah usaha menempatkan dana saat ini pada sektor
tertentu untuk menghasilkan manfaat finansial di masa yang akan datang. pada saat melakukan
investasi,investor harus memperhatikan tingkat return yang akan didapatkan, return terdiri dari
1. Capital gain (loss), merupakan keuntungan (kerugian) yang didapatkan oleh investor atas
2. Yield, merupakan pendapatanatau aliran kas yang diterima investor secara periodik, baik
Meskipun tingkat return merupakan komponen yang sangat menentukan dalam pemilihan
investasi, namun kita juga harus ingat bahwa semakin tinggi tingkat return yang dijanjikan, maka
tingkat resiko yang dihadapi pun akan semakin tinggi, oleh karena itulah disamping
memperhitungkan return, kita juga harus memperhatikan hubungan antara return dengan resiko
pengembalian yang diharapkan (expected return) dengan tingkat pengembalian yang dicapai
secara nyata (actual return), bila penyimpangan semakin besar, maka semakin besar pula tingkat
resikonya. Resiko sendiri terdiri dari resiko sistematis dan resiko tidak sistematis, resiko
sistematis merupakan resiko yang dialami oleh semua investasi tanpa terkecuali, risiko ini
dinamakan juga resiko pasar, sedangkan resiko tidak sistematis merupakan resiko yang hanya
dialami oleh jenis investasi tertentu yang bisa disebabkan oleh faktor manajemen, ciri khusus
industri, dsb (Francis, 1998 dalam Yuliastuti 2007). Risiko tidak dapat dihindari, tetapi dapat
Teori Portofolio
Teori portofolio diperkenalkan oleh Markowitz (1952) melalui sebuah artikel di Journal
Of Finance dan dilanjutkan dengan bukunya pada tahun 1959. Teori ini merupakan teori yang
pertama diperkenalkan untuk pembahasan tingkat pengembalian dan risiko. Tetapi, Markowitz
lebih banyak membahas risiko terutama mengenai keinginan investor teantang pilihan antara
risiko dan tingkat pengembalian. Dalam membangun teorinya ini, Markowitz memberikan
pemikiran bahwa investor akan selalu memilih tingkat pengembalian yang tinggi dengan risiko
yang rendah. Adapun konsepnya dalam portofolio bahwa investor akan selalu berpijak pada
risiko dari portofolio tersebut. Kriteria yang selalu dipergunakannya bahwa tingkat
Rp X i * Ri
i 1
Teori Markowitz ini juga mengemukakan bahwa tujuan melakukan portofolio untuk
penyebaran risiko. Berdasarkan pendekatan ekspektasi tingkat pengembalian dan varian maka
diperoleh sebuah daerah yang efisien (efficient frontier) untuk mendapatkan alokasi aset atas
tingkat pengembalian yang diinginkan. Daerah yang efisien digambarkan pada grafik seperti
Teori ini masih terus dikritik oleh berbagai pihak danmenimbulkan teori baru untuk
dikembangkan.
Elton dkk (1976) mengemukakan sebuah alternative untuk memilih saham mana yang
masuk dalam portofolio dengan menggunakan excess return to beta (ERB) dimana ERB
merupakan selisih antara tingkat pengembalian saham dengan tingkat pengembalian aset bebas
risiko yang selanjutnya dibagi dengan beta saham tersebut. Excess return to Beta ini diurutkan
dari yang terbesar sampai yang terkecil. ERB mengukur tambahan tingkat pengembalian pada
sebuah saham per unit dan risiko yang tidak dapat didiversifikasikan ERB, dihitung sebagai
berikut :
Ri - Rf
ERB = (2.7)
i
Dimana :
ERB = Excess Return to Beta
Ri = tingkat pengembalian saham ke-i
Rf =tingkat pengembalian aset bebas risiko
𝛽𝑖 =beta saham ke-i
Selanjutnya Elton dkk memberikan rumusan mengenai saham-saham yang masuk dengan
portofolio yaitu saham-saham yang memiliki ERB diatas dari batas tertentu yang disebut dengan
m
2
(Rj - Rf) j / ej2
j=1
i
Ci = (2.8)
1 + m2 { j2 / ej2 }
j=1
Dimana :
Ci = cut-off rate
m2 = varians tingkat pengembalian pasar
j = beta saham k- j
ej2 =varians saham yang tidak dihubungkan dengan pasar (risiko nonsystematic) ke-j
Ri =tingkat pengembalian saham ke-i
Rf =tingkat pengembalian aset bebas risiko.
Pendekatan Markowitz mengatasi kelemahan diversifikasi secara naïf, karena dengan
menggunakan model Markowitz investor bisa memanfaatkan semua informasi yang tersedia
sebagai dasar pembentukan portofolio yang optimal. Meskipun demikian, teori portofolio masih
diversifikasi secara optimal. Pada dasarnya, teori portofolio dengan model Markowitz didasari
3. Preferensi investor hanya berdasar pada return yang diharapkan dan risiko.
Menurut Tandelilin (2000:9) ada dua strategi portofolio yang bisa dipilih, yaitu:
1. Strategi portofolio aktif: strategi portofolio aktif meliputi kegiatan penggunaan informasi
yang tersedia dan teknik-teknik peramalan secara aktif untuk mencari kombinasi
2. Strategi portofolio pasif: sedangkan strategi portofolio pasif meliputi aktivitas investasi
Semua investor tentunya mempunyai tujuan untuk mendapatkan keuntungan dari penyertaan
modalnya ke perusahaan. Untuk mencapai tujuan tersebut, pihak investor harus melakukan suatu
analisis terhadap saham-saham yang akan dibeli. Hasil analisis dapat digunakan untuk
pembentukan portofolio investasi. Dengan adanya analisis, diharapkan dapat dijadikan dasar
dalam pengambilan keputusan. Keputusan yang tepat akan dapat memberikan hasil yang
optimal.
Memilih Portofolio Optimal
Dalam pendekatan Markowitz, pemilihan portofolio investor didasarkan pada preferensi
mereka terhadap return yang diharapkan dan risiko masing-masing pilihan portofolio. Teori
portofolio dikenal adanya konsep portofolio dikenal dengan adanya konsep portofolio efisien dan
portofolio optimal. Portofolio efisien adalah portofolio yang menyediakan return maksimal bagi
investor dengan tingkat risiko tertentu, atau portofolio yang menawarkan risiko terendah dengan
tingkat return tertentu. Sedangkan portofolio optimal adalah portofolio yang dipilih investor dari
sekian banyak pilihan yang ada pada portofolio efisien. Pemilihan portofolio optimal didasarkan
pada preferensi terhadap return yang diharapkan dan risiko yang ditunjukkan oleh kurva
indiferen.
Garis vertikal pada gambar menunjukkan tingkat return yang diharapkan, sedangkan garis
horizontal menggambarkan tingkat risiko portofolio. Bidang ABCDEFG dalam gambar
menunjukkan kumpulan portofolio yang tersedia bagi investor. Bagian yang ditunjukkan oleh
garis BCDE disebut sebagai permukaan efisien (efficient frontier), yaitu kombinasi aset-aset
yang membentuk portofolio yang efisien. Bagian ini merupakan bagian yang mendominasi (lebih
baik dibanding) titik-titik lainnya (A,G,H). Bagian yang ditunjukkan oleh titik BCDE merupakan
pilihan-pilihan portofolio terbaik bagi investor dibanding bagian AGH, karena BCDE mampu
menawarkan return yang lebih tinggi dengan risiko yang sama dibanding bagian AGH. Sebagai
contoh, jika V pada titik B kita bandingkan dengan portofolio titik A, maka akan terlihat bahwa
portofolio B mampu memberikan tingkat return yang lebih tinggi pada tingkat risiko yang
hampir sama dengan titik A. Demikian pula halnya dengan titik-titik C,D dan E yang terlihat
lebih baik (dominan) dibanding titik G dan H, karena mampu menawarkan tingkat return yang
lebih tinggi pada tingkat risiko yang sama dengan titik G dan H. Oleh karenanya, pilihan investor
nantinya akan berada di titik-titik yang ditunjukkan oleh garis BCDE dalam gambar tersebut.
Salah satu titik kombinasi portofolio yang dipilih investor dari garis BCDE disebut
sebagai portofolio optimal. Pemilihan portofolio optimal ditentukan oleh preferensi investor
terhadap return yang diharapkan dan risiko. Dalam gambar di atas, terlihat bahwa kurva
indiferen investor bertemu dengan permukaan efisien pada titik D. Artinya, portofolio optimal
bagi investor tersebut adalah portofolio pada titik D, karena portofolio D tersebut menawarkan
return yang diharapkan dan risiko yang sesuai dengan preferensi investor tersebut.
Model portofolio Markowitz seperti telah dibahas di atas merupakan kontribusi penting
dari Markowitz yang sangat berguna bagi investor untuk memahami bagaimana mereka
seharusnya melakukan diversifikasi secara optimal. Disamping kontribusi penting tersebut, ada
tiga hal yang perlu diperhatikan dari model Markowitz:
1. Semua titik-titik portofolio yanga ada dalam permukaan efisien mempunyai kedudukan
yang sama antara satu dengan lainnya. Artinya, tidak ada titik-titik portofolio disepanjang
garis permukaan efisien yang mendominasi titik portofolio lainnya yang sama-sama
berada pada garis permukaan efisien.
2. Model Markowitz tidak memasukkan isu bahwa investor boleh meminjam dana untuk
membiayai investasi portofolio pada aset yang berisiko. Model Markowitz juga belum
memperhitungkan kemungkinan investor untuk melakukan investasi pada aset bebas
risiko.
3. Dalam kenyataannya, investor yang berbeda-beda akan mengestimasi input yang berbeda
pula ke dalam model Markowitz, sehingga garis permukaan efisien yang dihasilkan juga
berbeda-beda bagi masing-masing investor tersebut.
Manfaat yang bisa diperoleh dari diversifikasi pada berbagai kelas aset di berbagai
negara, pada dasarnya sama dengan manfaat diversifikasi pada aset individual, yaitu manfaat
pengurangan risiko pada tingkat tertentu dari return yang diharapkan. Sama halnya dengan
portofolio pada aset individual, portofolio kelas aset yang optimal akan ditentukan oleh
preferensi investor terhadap return yang diharapkan dan risiko. Jika ada portofolio kelas aset
yang sesuai dengan preferensi investor, maka portofolio tersebut nantinya akan menjadi
portofolio optimal.
Tabel
Kelas Aset untuk Investasi Portofolio
SAHAM BIASA
EKUITAS DOMESTIK
Kapitalisasi Besar
Kapitalisasi Kecil
EKUITAS INTERNASIONAL
Pasar model negara maju
Pasar model berkembang
OBLIGASI
OBLIGASI PEMERINTAH
OBLIGASI PERUSAHAAN
Rating AAA
Rating BAA
Obligasi Berisiko Tinggi (Bank Loan)
OBLIGASI DENGAN JAMINAN
OBLIGASI INTERNASIONAL
REAL ESTATE
MODAL VENTURA
Bawazer, Said and J. Sitanggang (1994); Memilih Saham untuk Portofolio Optimal;
Majalah Usahawan, Vo.. 23, No.1; pp. 34 - 39.
Elton, Edwin J. And martin J. Gruber (1997); Modern Portfolio Theory, 1950 to date;
Journal of Banking and Finance, Vol. 21; pp. 1743 – 1759.
Fabozzi, Frank J; Gupta, Francis and Harry M. Markowitz (2002); The Legacy of Modern
Portfolio Theory; The Journal of Investing, Fall, pp. 7 – 22.
Manurung, Adler Haymans (1997); Portfolio Bursa Efek Jakarta: Kapitalisasi Besar, Kecil,
dan Campuran; Majalah Usahawan, No. 12 Th. XXVI; Desember 1997.
Manurung, Adler Haymans (1999); Manajemen Portofolio dan Perkembangan Reksa Dana;
Majalah Usahawan, No. 3 Th. XXVIII; Maret 1999.
Manurung, A. H and C. Berlian (2004); Portofolio Investasi: Studi Empiris 1996 – 2003;
Majalah Usahanwan , Vol. 33, No. 8;
Markowitz, Harry M. (1952); Portfolio Selection; Journal of Finance Vol. 7; pp. 77 – 91.
Markowitz, H. M. and A. F. Perold (1981); Portfolio Analysis with Factors and Scenarios;
Journal of Finance, Vol 36, No. 4; pp. 871 – 877.
Markowitz, Harry M. (1999); The Early History of Portfolio Theory: 1600 – 1960;
Financial Analyst Journal; July – August; Vol. 55, No. 4; pp.5 -16.
Jones, C. Kenneth (2001); Digital Portfolio Theory; Computational Economics; Vol. 18; pp.
287 – 316.
Sartonon, Agus and Sri Zulaihati (1998); Rasionalitas Investor Terhadap Pemilihan Saham
dan Penentuan Portofolio dengan Model Indeks Tunggal di Bursa Efek Jakarta.
Wainscott, C. B (1990); The Stock-Bond Correlation and Its Implication for Asset
Allocation, Financial Analyst Journal, July-Aug; pp. 55 - 60.