Anda di halaman 1dari 10

A.

BRAINSTEM EVOKED RESPONSE AUDIOMETRI ( BERA )

BERA yaitu pemeriksaan yang bertujuan untuk menilai fungsi sitem audiotori sampai ke
otak. Pemeriksaan ini menggunakan berbagai elektroda yang di tempelkan divertek dan
dibagian liang telinga dimasukan insert yang berguna sebagai pemberian stimulus dari luar
sehingga menghasilkan suara dan kemudian sitem audiotori bekerja yang sehingga dapat
dicatat melalui computer dan dilihat glombangnya I - V , pencatatan dimulai dari pemberian
stimulus sampai terlihat glombang yang sangat jelas. BERA adalah aktifitas listrik yang
dihasilkan N.VIII, pusat-pusat neural didalam dan traktus pada batang otak ( brainstem )
sebagai respon terhadapn stimulus audiotorik. Stimulus pada BERA dibagi menjadi 2 yaitu :
bunyi click dan tone burt, elektroda yang dipakai dalam pemeriksaan BERA yaitu elektroda
permukaan.

BERA tergolong Low Amplitudo karena adanya respon dari beberapa neuron generator yang
keluar bersamaan akibat dari semua gerakan motorik. Jadi ampitudonya rendah

Respon terhadap stimulus yang diberikan berupa evoked potensial ( EP ) yang synchrony,
direkam menggunakan elektroda yang di tempelkan pada muka ataupun mastoid. Kemudian
prosesnya melalui program computer, yang kemudian mencari adakah perpanjangan masa
latensi pada saat pemberian stimulus.Dengan melihat bentuk grafik yang berbentuk glombang
yang ditampilkan pada computer.

Pencatatan yang dilakukan pada saat tes BERA yaitu untuk menilai sistem audiotori yang di
tunjukan pada tiap- tiap gelombang .adapun macam- macam gelombang yaitu :

Gelombang I : nukleus koklearis

Gelombang II : nukleus audiotori

Gelombang III : lemnikus lateralis superior

Gelombang IV : Lemnikus Lateralis

Gelombang V : Kolikulus Inferior

Jika ingin melihat lebih jelas tiap gelombang maka dilakukan sweep.Penepatan gelombang V
yaitu dengan melihat amplitude, yang kemudian dicatat pada saat awal pemberian stimulus
sampai timbul gelombang . Gelombang V sulit dibedakan dengan gelombang IV , sebab sulit
dibedakan.

Diperlukan sweep karna untuk mencari kejelasan bentuk gelombang. Biasanya gelombang
terlihat jelas dilakukan sweep sebesar 1600. Tetapi semakin besar sweep maka waktu yang
diperlukan juga semakin lama, jika sweepnya kecil waktu yang digunakan lebih cepat, tapi
hasil gelombangnya kurang jelas.

Berikut adalah komponen yang terdapat pada BERA.

A.1 EVOKED POTENSIAL (EP)

Respon listrik dari sistem saraf sebagai reaksi terhadap stimulus (akustik) dari luar. Dengan
cara menempelkan 3 buah surface electrode( kulit kepala ) kemudian di tampilkan pada
computer. Evoked Potensial dikenal sebagai gelombang V.

Evoked Potensial tidak hanya di telinga saja, bisa muncul akibat kerja dari segala sistem
motorik.Evoked potensial (EP) pada bidang audiologi yaitu untuk menilai sistem kerja
audiotorik, apakah terdapat gangguan atau tidak.

A.2 NEAR AND FAR FIELD RECORDING

Near = dekat

Far = jauh

Dekat atau jauhnya jarak elektroda terhadap generator ( sumber respon atau saraf ) yang
menyebabkan respon listrik.

Jadi jika generatornya dekat maka hasil yang akan diperoleh sangat baik dan jelas, tetapi
apabila generatornya jauh maka makin sulit untuk merekam dan hasilnya kurang jelas, karena
hasil amplitudonya tidak terlihat ( kecil ).
A.3 NEURAL SYNCHRONY 1

BERA direkam bersamaan dengan aktifitas listrik dari beberapa generator/unit saraf lain
(synchrony discharge) sehingga menghasilkan bentuk gelombang yang kecil . BERA
merekan beberapa generator secara bersamaan (synchrony neural discharge) dan perlu
stimulus electrical pulse yaitu click (stimulus dengan omset tiba-tiba dan cepat pada
spectrum frekuensi yang cukup luas yaitu antara 2000 – 4000 kHz secara bersamaan). Pulsasi
listrik menstimulasi semua bagian koklea secara bersamaan sampai respon neuron saraf
dalam jumlah besar secara bersamaan.

Pulsasi listrik menstimulasi semua bagian koklea secara bersamaan sampai respon neuron
saraf dalam jumlah besar secara bersamaan. Jumlah pencataan generator mempengaruhi
gelombang. Dan biasanya pada tuli saraf tidak mengeluarkan neural generator atau EP.

Menstimulus dengan omset cepat dan tiba-tiba diperlukan, karena dengan stimulus yang
lambat tidak menghasilkan respon yang baik sejumlah besar neuron dalam waktu singkat.
Besar dan kecilnya sebuah neuron ditentukan oleh jumlah sel neuron, kualitas sel neuron.

A.4 NEUERAL SYNCHRONY 2

Stimulus dengan omset cepat dan tiba- tiba diperlukan karena dengan stimulus yang lambat
tidak menghasikan respon yang baik dari sejumlah besar neuron dalm waktu singkat. Neuron
mati disebabkan oleh virus, bilirubin, ototosik.
B. SISTEM PENCATATAN PADA BERA

Pada pencatatan BERA agar lebih baik diperlukan juga filter. Tujuan filter yaitu menapsis
dan menyingkirkan aktifitas evoked potensial tubuh yang lain dan noise, dan menyaring yang
tidak perlu menjadi yang dibutuhkan.

Noise pada pencatatan BERA ada dua macam, yaitu Noise internal dan noise external

 Noise internal yaitu noise yang disebabkan oleh pergerakan tubuh yang tidak di
perlukan pada saat pencatatan BERA. Contohnya, terlalu sering berkedip dan
pergerakan tubuh yang berlebihan.
 Noise external yaitu yang disebabkan oleh bising dari luar tubuh, contohnya suara
percakapan disekitar ruangan pemeriksa.

C. JENIS PEMERIKASAAN BERA

Jenis pemeriksaan BERA ada dua macam, yaitu BERA click dan BERA tonebursh.

 BERA click yaitu pemeriksaan yang hanya dilakukan pada frekuensi 2000 - 4000
saja, lebih cepat karena hanya dilakukan di dua frekuensi tersebut. Tetapi BERA
clickkurangspesifik. Kekurangannya bisa salah menentukan derajat berat/sangat berat,
sedikit-sedikit.
 BERA toneburst yaitu pemeriksaannya sama seperti BERA clik hanya pemeriksaan
ini lebih spesifik , karna pemeriksaan ini dapat mendiagnosis nada rendah sampai
nada tinggi. Tetapi pemeriksaan ini membutuhkan waktu lama dibandingkan BERA
click, karna tidak syinkron.
 BERA scearning yaitu pemeriksaan hanya untuk melihat hasil apakah fungsi dari
koklea baik atau tidak. Hasilnya ada 2 macam, yaitu pass = baikdan refer = kurang
baik. Teknik pencatat BERA screenning dengan prosedur otomatis yang telah
standarisasi secara statistik untuk screaning pendengaran. Dengan mengukur respon
elektrofisiologik batang otak dan N.Koklea. Screening pendengaran yaitu dengan
kombinasi antara BERA (Pemasangan electrode dibagian muka) dengan OAE
(Stimulus yang digunakan Click dengan insert probe/headphone 30-40dB)
 BERA bone yaitu pemeriksaan yang memasangkan elektroda pada tulang mastoid si
pasien , dan pemeriksaan ini di khususkan untuk pasien yang tidak mempunyai daun
telinda maupun liang telinga. Pemeriksaan ini bertujuan untuk menilai apakah fungsi
koklea sampai ke pusat, baik atau tidak.
D. PERSYARATAN UMUM

1. Kondisi Ruang Pemeriksaan


 Ruang tenang untuk intensitas rendah sebaiknya ruang kedap suara..ruangan yang
bercahaya redup, perbandingan ruangan yang tenang agar passien dapat tidur dengan
nyaman.
 Insert phone lebih baik dari headphone.
 Electric shielding cegah interferensi dengan medan listrik lain
2. Pasien
 Posisi baring, tenang, rileks, menutup mata kecuali pada pasien dengan nistagmus
spontan (vertigo), mata terbuka, batas gerak bola mata.
 untuk anak bayi sebaik nya menggunakan obat sedatiof, seperti kloralhidrat
 untuk orang yang sudah besar/ dewasa tidak memerlukan obat tidur, cukup tenang
saja.

Persiapan pemasangan elektroda

 Membersihkan permukaan kulit denagn gel/ nuepred.


 Kemudian dipasang pada surfacesebanyak 3 buah.
 Kemudian dipasang insert pada kedua telinga
 Dan pemasangan 2 elektroda pada mastoid

Insert earphone memiliki beberapa keuntungan d/p headphone TDH


- Cegah kolaps liang telinga.
- Nyaman untuk waktu lama (menurunkan artefact).
- Mengurangi noise lingkungan.
- Melihat jelas respon kokhlea (cochlea microphone summating potential)
Penentuan ambang pendengaran : Lengkapi dengan BC tranduser.
E. MENGANALISA GELOMBANG BERA

Pada pencatatan BERA diproses melalui program computer dan ditampilkan sebagai 5
gelombang defleksi positif yaitu dari gelombang I sampai V yang terjadi sekitar 2-12 ms
setelah pemberian stimulus diberikan. Adapun cara menganalisa gelombang BERA
berdasarkan

1. Morfologiu Gelombang
2. Masa Laten
3. Amplitudo Gelombang

E.1 Morfologi Gelombang

yaitu bentuk dari gelombang sendiri. Pada pemeriksaan BERA pada intesitas 75dB
amplitude nya sangat jelas bentuknya.Gelombang IV dan V kadang sulit dibedakan karna
tempatnya yang saling berhimpitan.

E.2 Masa Laten

salah satu factor penting dalam menganalisa gelombang BERA adalah menentukan
masa laten, yaitu waktu ( milidetik ). Dikenal 3 jenis masa laten, yaitu ; 1) masa laten
absolute 2) masa laten antar gelombang 3) masa laten anater telinga

 PARAMETER
1. ML Absolute (absolute latency)
Orang dewasa 75 dB. Gel 1: 1,5 ms; Gel III: 3,7 ms; Gel V: 5,6 ms
Anak masa laten lebih besar (terutama III dan V)
2. ML Antar Gelombang
 Gel I-III : Sekitar 2 ms
 Gel III-V : Sekitar 2 ms
 Gel I-V : Sekitar 4 ms

3. ML Antar Telinga
 Bandingkan ML (ms) Gel V antar kedua telinga.
 Bila Gel I tidak dapat diidentifikasikan.
 Bila sensitivitas ke-2 telinga sama: ms antar telinga 0,2-04 ms.
Jika ada perbedaan 0,9 ms berarti ada yang salah pemeriksaannya. 0,5 dianggap pemanjangan
pada telinga kanan

masa laten yaitu bentuk grafik berbentuk amplitude yang muncul pada saat pemberian
awal stimulus sampai timbul evoked potensial . Pada anak usia bayi sampai 18 bulan
biasanya masa latenya memanjang karna fator maturasi pada anak masih berkembang
dibandingkan dengan masa laten orang dewasa yang cenderung lebih memendek. Biasanya
selisishnya 1ms.Masa laten semakin kenan apabila intensitas yang diberikan semakin kecil.

E.3 Amplitude Gelombang

bentuk gelombang pun mempunyai pengaruh terhadap penginterprestasian/ diagnosis


yaitu dengan melihat

- Tinggi dan rendahnya bentuk gelombang


- Waktu munculnya gelombang
F. CARA MENENTUIKAN GANGGUAN PENDENGARAN DENGAN
MELIHAT HASIL BENTUK AUDIOGRAM PADA PEMERIKSAAN

F.1 Nilai normal tes BERA untuk dewasa

Parameter Nilai normal


Deteksi gelombang I, III, V
Gel. IV dan V sering
menyatu
Masa latensi absolut gel. pada 75 dB nHL
 Gel. 1 1,6 ms +/- 0,2 ms
 Gel. III 3,7 ms +/- 0,2 ms
 Gel. V 5,6 ms +/- 0,2 ms
Masa latensi antar gel. pada 75 dB Nhl
 Gel. 1 2,0 ms +/- 0,4 ms
 Gel. III 1,58 ms +/- 0,4 ms
 Gel. V 3,8 ms +/- 0,4 ms
Beda masa laten pada penurunan intensitas 0,3 ms setiap 10 dB
bunyi
Kenaikan kecepatan stimulus (dari +10 s/d 60 < 0,6 – 0,8 ms
per detik) pergeseran gel. V
Rasio amplitudo gel. V/I >1.0
F.2 Terjadi Fenomena Tuli Konduktif

yaitu ditandai dengan masa latensi yang memanjang dari berbagai intensitas kemudian
seterusnya normal seperti biasanya. Yang biasanya gel. 1 berada di antara 1,2 – 1,5 ms pada
kejadian tuli konduktif muncul evoked potensial pada 2,0 – 2,5 ms . dan seterusnya terjadi
pada setiap gelombang yang biasanya muncul pada waktu- waktu normalnya ini menjadi
mundur 1 ms. Biasanya ditandai dengan memanjangnya gelombang I, III, V

F.3 Terjadi Fenomena Tuli Saraf/ Retrokoklea

Pada tuli saraf Evoked Potensial tidak akan muncul, sebab normalnya suara dilairkan
melalui N.VIII menuju ke otak. Jadi apabila terjadi gangguan pada saraf, maka respon listrik
sulit terdeteksi.Ditandai dengan gelombang I dan II normal, tetapi Pada gelombang III dan V
sedikit memanjang dibanding dengan nilai normalnya.

F.4 BERA screenning/ diagnosa


Hasil pencatatan
- Cepat, otomatis dan tidak perlu analisa.
- Kriteria pass/rifer.
- OAE

Fail Impaired Normal


Pass True positive False positive
false negative True negative
↓ ↓
OAE Sensitivity Sensitivity
100% 82-87 %
- BERA

Fail Impaired Normal


Pass True positive False positive
false negative True negative
↓ ↓
BERA Sensitivity Sensitivity
59,98% 98,7%

Anda mungkin juga menyukai