Anda di halaman 1dari 30

PENDAHULUAN1.1.

Latar Belakang
PT. Semen Padang merupakan produsen semen Nasional dengan daerah pemasaran
terbentang dariSumatera sampai Kalimantan. Selain memenuhi kebutuhan domestik, PT.
Semen Padang jugamerupakan aset Negara dalam menjalankan roda perekonomian
khususnya dengan Badan UsahaMilik Negara (BUMN).Kegiatan pembongkaran
batugamping di kuari Karang Putih PT. Semen Padang menggunakanteknik peledakan,
kegiatan ini selain menghasilkan produksi berupa gamping yang sudah diberaikan juga
menghasilkan rambatan gelombang seismik berupa energi melalui bumi.Oleh sebab itu aspek
yang harus diperhatikan dalam kegitan peledakan adalah timbulnya getaran.Besar kecilnya
pengaruh getaran tersebut tergantung pada rancangan peledakan dan kondisi geologidari
batuanya. Apabila getaran terlalu besar dapat mengakibatkan keretakan bahkan
keruntuhan pada lereng tambang yang mempuyai strukur batuan yang lemah.Oleh karena itu, PT.
Semen Padang perlu mengadakan pengukuran nilai getaran akibat peledakanuntuk menilai
pengaruh getaran terhadap masyarakat sekitar agar getaran yang ditimbulkan masihdalam
kondisi aman.Sebagai tolak ukur yang umum digunakan dalam memperkirakan pengaruh
getaran peledakan padakegiatan penambangan adalah Peak Particle Velocity (PPV),
Frekuensi getaran dan Scale Distance(SD).
1.2. Maksud dan Tujuan
Adapun maksud dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh getaran terjadi akibat
proses peledakan sehingga perlu pengkajian ulang terhadap geometri peledakan yang
diterapkan.Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memperkecil dampak
Ground Vibration, dan Air Blast
sehingga tidak mengganggu lingkungan sekitar pertambangan

Kajian Teknis Rancangan Peledakan Berdasarkan Pengukuran Getaran Yang


Ditimbulkan Di Kuari Bukit Karang Putih PT. Semen Pa dang
Halaman 7
(kritik dan saran : rudolf.jhon@gmail.com)
1.3. Permasalahan
Berdasarkan hasil penelitian di lapangan, getaran yang terjadi akibat peledakan kuari PT.
SemenPadang belum memenuhi ambang batas yang telah ditetukan sehingga perlu dikaji
geometri peledakan, jumlah bahan peledak dan hasil peledakanya.
1.4. Batasan Masalah
Dalam perencanaan kegiatan peledakan dan pemboran selayaknya dibahas mengenai
kemempuanalat peremuk untuk menyesuaikan dengan fragmentasi batuan hasil peledakan.
Pembahasan hanyadifokuskan terhadap pengaruh getaran yang diakibatkan oleh peledakan
baik itu
Groud Vibratiaondan Air Blast
sehingga perlu pengkajian terhadap geometri peledakan dengan menggunakan metodeRL.
Ash.
1.5. Metodologi Penelitian
Besarnya getaran ini juga dikaitakan dengan rancangan peledakan yang diterapkan pada
saat pengukuran dilakukan. Adapun metode penelitian yang digunakan adalah:
·
Metode Primer, yang meliputi pengamatan dan pengukuran langsung dilapangan.
·
Metode Sekunder, dengan mempelajari data sekunder yang ada di PT. Semen Padang dan
studiliteratur serta melakukan pengolahan data yang didapat dilapangan serta data – data
yangdiperoleh dari sumber – sumber lain.

Gambar 1.1. Diagram Alir Penelitian


Kajian Teknis Rancangan Peledakan Berdasarkan Pengukuran Getaran Yang
Ditimbulkan Di Kuari Bukit Karang Putih PT. Semen Padang
Halaman 9
(kritik dan saran : rudolf.jhon@gmail.com)
2. TINJAUAN UMUM2.1. Sejarah Singkat Perkembangan PT. Semen Padang
PT. Semen Padang merupakan pabrik semen tertua di Indonesia yang berkembang
melewatisejarah yang panjang, bermula sejak tanggal 18 Maretr 1910 pabrik ini didirikan
oleh swastaBelanda dengan nama
NV Nederlendsch Portland Cement Maatschappij (NV NIPCM)
pada tahun1913. pabnrik mulai berproduksi pada tahun 1913 dengan kapasitas 22.900 ton per
tahun, dan pernah mencapai produksi sebesar 170.000 ton pada tahun 1939 yang merupakan
produksi tertinggi pada waktu itu.Periode selanjutnya yaitu pada tahun 1942 pabrik dipegang
oleh Jepang dengan menajemen
AsanoCement.
Ketika Proklamsi pada tahun 1945, pabrik diambil alih oleh bangsa Indonesia dengannama
Kilang Semen Indarung, kemudian pada agresi militer I pada tahun 1947, Belanda
kembnalimengambil alih pabrik dengan mengganti nama menjadi
NV Padang Portland Cement Maatschappij (NVPPCM).
Setelah itu paabrik diserahkan oleh Badan Pengelola Perusahaan IndustriTambang (BAPPIT)
Pusat pada tanggal 5 Juli 1958 kepada Semen Padang, kemudian pada tanggal14 Oktober
1959 NV PPCM dinasionalisasikan berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 7 tahun1971
yang dikeluarkan pada tahun 1972 dan statusnya berubah menjadi PT. SEMEN
PADANGatau Persero dengan modal seluruhnya dipegang oleh Pemerintah Republik
Indonesia.Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia No. 5-
326/MK.016/1995,Pemerintah melekukan konsololidasi atas 3 pabrik semen milik
Pemerintah yaitu PT. SEMENPADANG (PTSP), PT. SEMEN TONASA (PTST) dan PT.
SEMEN GRESIK (PTSG), yangteralisir pada tanggal 15 September 1995, sehingga saat ini
PT. Semen Padang berada dibawah PT.Semen Gresik Group. Sejak diambil alih oleh Negara
Republik Indonesia, perusahaan ini berusahauntuk meningkatkan produksinya. Dalam upaya
peningkatan kapasitas produksi semen PT. SemenPadang secara bertahap melakukan
rehabilitasi sebagai berikut:
16)
1.Pada tahun 1971 diadakan rehabilitasi I yang dapat diselesaikan pada tahun
1973 dengankapasitas produksi terpasang menjadi 220.000 ton/tahun2.Pada tahun 1973
dimulai rehabilatasi tahap II yang diselesaikan pada tahun 1976
sehingga produksinya menjadi 330.000 ton/ tahun.

Kajian Teknis Rancangan Peledakan Berdasarkan Pengukuran Getaran Yang


Ditimbulkan Di Kuari Bukit Karang Putih PT. Semen Padang
Halaman 10
(kritik dan saran : rudolf.jhon@gmail.com)
3.Pada tahun 1977 dimulai pembangunan proyek Indarung II dengan teknologi
pembuatan semenkering yang berkerja sama dengan F.L Scmidt 7 Co. A/S (Denmark), dan
proyek ini selesai padatahun 1981 dengan kapasitas produksi 660.000 ton/tahun.4.Pada
tahun 1981 dibangun dua pabrik lagi yaitu proyek Inda rung III A dan III B yang
baruselesai pada tahun 1988 dengan kapasitas produk sebesar 660.000 ton/tahun.5.Pada
tahun 1991 dimulai proyek Indarung III C yang pelaksanaanya dilakukan secara
swakelolaoleh PT. Semen Padang. Proyek ini selesai pada tahun 1994 dengan kapasitas
terpasangIndarung III C 660.000 ton/tahun. Pada saat ini proyek Indarung III B dan III C
diberi namayaitu Indarung IV dengan kapasitas produksi sebesar 1.320.000 ton/tahun.6.Pada
tahun 1996 mulai dibangun lagi proyek Indarung V, dengan diba ngun proyek ini
PT.Semen Padang akan mempuyai pabrik semen dengan teknologi lengkap dan beragam,
yaitu proses kering dengan
Conventional Suspention Preheater
sampai dengan sistem
Precalciner.
Proyek Indarung V diharapkan selesai dan mulai berproduksi terpasang sebesar
3.910.000ton/tahun. Pada tahun 1998 pabrik Indarung I tidak dioperasikan atau berproduksi
lagi karenamenggunakan proses basah, sehingga pada pabrik Indarung I yang beroperasi
hanya dari
Cement Mill.
2.2. Visi dan Misi PT. Semen Padang
Dalam menjalankan kegiatanya, PT. Semen Padang memiliki visi dan misi perusahaan
sebagai berikut:”
Menjadi industri semen nasional yang handal dan sanggup bersaing dalam pasar global”
Sedangkan misi yang dimiliki PT. Seman Padang adalah sebagai berikut
16)
:1.Meningkatkan nilai perusahaan untuk kemakmuran pemegang saham,
karyawan dan pihak berkepentingan lainya.2.Meningkatkan pelayanan kepada
pelenggan untuk memenuhi kebutuhan pelanggan dengan bersaing serta
meningkatkan
market share
.3.Mengoptimalkan proses bisnis Internasional untuk menghasilkan produk dan
jasa yang berkualitas dengan
cost
yang
reasonable
, serta yang berwawasan lingkungan.
4. Mengembangkan sumber daya manusia yang profesional dan mempunyai kompetensi
dibidang masing – masing.

Kajian Teknis Rancangan Peledakan Berdasarkan Pengukuran Getaran Yang


Ditimbulkan Di Kuari Bukit Karang Putih PT. Semen Padang
Halaman 11
(kritik dan saran : rudolf.jhon@gmail.com)
2.3. Lokasi Kesampaian Daerah
PT. Semen Padang berlokasi di Kelurahan Indarung, Kecamatan Lubuk Kilangan,
KotamadyaPadang, Propinsi Sumatera Barat. Terletak ± 15 Km di sebelah Timur Kota
Padang, SumateraBarat, yaitu secara geografis terletak pada koordinat 100
0
27

20
’’
BT – 100
0
32

12
’’
BT dan 00
0
57

47
’’
LS – 01
0
00

48
’’
LS. Indarung teletak di kaki Pegunungan Bukit Barisan, di daerah ini mengalir beberapa
sungai antara lain Sungai Batang Kuranji, Sungai Batang Idas, Sungai Batang Kasumbadan
Sungai Batang Arau. Kuari batugamping (bukit Karang Putih) terletak di Kelurahan
BatuGadang, Kecamatan Lubuk Kilangan ± 2 Km dari pabrik Semen Padang ke arah selatan
Indarungyang dihubungkan dengan sebuah jalan yang terbuat dari beton. Bukit Karang Putih
ini secarageografis terletak pada koordinat 100
0
24

31
’’
BT – 100
0
25

04
’’
BT dan 00
0
57

47
’’
LS – 01
0
00

48
’’
LS, dimana membujur dari arah Utara ke Selatan dengan puncak teringgi 554 m dan
puncak terendah 400 m di atas permukaan air laut. Letak geografi Kotamadya Padang berada
padakoordinat 0
0
44

00
’’
–1
0
08

35
’’
LS dan 100
0
05

05
’’
BT yang mengarah ke Lautan Hindia, dengan batas – batas wilyah adalah
16
:1 . S e b e l a h U t a r a : B e r b a t a s a n d e n g a n K a b u p a t e n P a d a n g
P a r i a m a n 2. Sebelah Timur: Berbatasan dengan Kotamadya
S o l o k d a n K a b u p a t e n S o l o k 3. Sebelah Selatan : Berbatasan dengan Kaupaten
Pesisir Selatan4 . S e b e l a h B a r a t : B e r b a t a s a n d e n g a n L a u t a n
H i n d i a Kotamadya Padang merupakan salah satu Daerah tingkat II di Wilayah Propinsi
Sumatera Barat,dengan luas 694,96 Km
2
meliputi wilyah kecamatan dan terdiri dari 193 wilyah kelurahan. Luaswilayah tersebut
berlaku setelah adanya pengembangan wilayah berdasarkan PP No. 17 1980,dimana luas
wilayah Kota Padang sebelumnya hanya 33 Km
2
yang meliputi tiga wilyah kecamatan

Kajian Teknis Rancangan Peledakan Berdasarkan Pengukuran Getaran Yang


Ditimbulkan Di Kuari Bukit Karang Putih PT. Semen Padang
Halaman 12
(kritik dan saran : rudolf.jhon@gmail.com)
2.4. Keadaan Geologi Regional
Secara regional daerah penelitian terletak pada lereng sebelah barat dari jalur pegunungan
BukitBarisan. Dari hasil penyelidikan Kastowo dan Gerhard (1972) diketahui bahwa daerah
batuan yangtertua dan tersingkap disekitar Indarung dan sekitarnya berumur
tersier jura
, terdiri dari kelompok batuan metemorf yang umumnya mendasari perbukitan dan
pegunungan – pegunungan. Kelompok batuab ini terdiri dari batuab meta, batu lanau yang
berasosiasi dengan filit dan batu lempung tufayang bersifat marmeran kristalin. Diatas batuan
Pra- Tersier
tersebut secara tidak sealarasdiendapkan kelompok batuan
Vulkanik Tersier Kuarter
dan endapan
Kuarter
ini terdiri dari aliran – aliran (lahar, konglomerat), perselingan antara andesit dan tufa kristal
yang sangat keras. Untuk endapan
kuarter
terdiri dari endapan kipas
alluvial
yang merupakan hasil rombakan dari endapangunung api dan sebagian kelompok batuan
paling mudah adalah endapan
aluvial,
terdiri dari bongkah – bongkah batuan beku, kerikil, pasir dan lanau yang bersifat
lepas.Keadaan geologi daerah ini merupakan bukit yang sangat terjal dengan sudut lereng
alami mencapailebih dari 45
0
. Bukit Karang Putih umumnya ditempati oleh batugamping atau marmer danterobosan –
terobosan batuan beku (baslt, andesit dan granitis). Lapisan batugamping terletak diatas
batulempung tufaan dengan ketebalan 100 – 350 m. Di sebelah selatan lokasi
penambanganditemukan batuan basalt. Hal ini dapat diperkirakan bahwa di daerah ini
terdapat
ekstruksi basalt,ekstruksi
inilah yang menyebabkan terjadinya penghabluran batugamping menjadi kalsit dengankristal
yang besar – besar. Batuan tertua yang dijumpai pada Bukit Karang Putih ialah
batuankerisikan yang sebenarnya terdiri dari lempung tufaan yang berasosiasi dengan rijang
chert
.Dinding – dinding bukit batu ini memperlihatkan gejala pelarutan melalui kekar – kekar
yangterlihat dari adanya dua gua – gua di daerah tersebut (PPTM, 1982). Arah umum jurus
strike
bidang perlapisan yang terdapat di Bukit Karang Putih adalah
N 25
0
– 70
0
E
(Departemen PertambanganPT. Semen Padang) merupakan suatu
blok antiklin
dengan proses perlapisan berarah lebih kurangTimur laut sampai Barat daya, dimana poros
perlapisan berarah lebih kurang Timur laut sampaiBarat daya, dimana di bagian tengahnya
dipotong oleh sesar sehingga membentuk struktur graben.Lapisan tanah penutup yang
dijumpai pada lokasi penambangan terdiri dari lapisan batugampinglapuk dan rijang dengan
ketebalan antara 0,1 – 5 m
2.4.1. Keadaan Morfologi

Bukit karang putih yang merupakan lokasi penambangan batugamping untuk pabrik PT
Semen Padang mempunyai luas kurang dari 1,6 Km2. Morfologi daerah didominasi oleh
perbukitan lereng

Kajian Teknis Rancangan Peledakan Berdasarkan Pengukuran Getaran Yang


Ditimbulkan Di Kuari Bukit Karang Putih PT. Semen Padang
Halaman 13
(kritik dan saran : rudolf.jhon@gmail.com)
terjal sekitar 65 % - 70 % dan mempuyai punggung kearah selatan dengan puncak yang
melandaidan bergelombang umumnya ditempati oleh batugamping umumnya ditempati oleh
batugampingatau marmer dan terobosan – terobosan batuan beku. Lokasi penambangan yang
berada dikelurahan Indarung dan Batu Gadang yang secara fisiogtrafis termasuk dalam
sistem penghubungBukit Barisan
Van Bemmelen, Lang
yang memanjang dari Barat laut ke Tenggara di sepanjangPulau Sumatera dan ditempati oleh
Pra Tersier sampai Kuarter.
Satuan morfologi yang membentuk daerah penambangan bervariasi dari perbukitan landai
bergelombang sampai terjal dengan polaumum aliran sungai
denritik
pada bagian Selatan dan Timur serta pola aliran sungai
angular
pada bagian utara dan barat. Secara umum tahapan stadium dewasa di bagian Utara dan
stadium muda di bagian selatan.Pada umunya daerah Indarung dan sekitarnya terdiri dari
dataran rendah, daerah perbukitan rendahdan daerah perbukitan tinggi. Dataran rendah
keadaan morfologinya pada umumnya hampir ratadengan variasi sedikit , merupakan
perbukitan landai dengan ketinggian antara 130 – 250 meter diatas permukaaan laut. Daerah
ini terletak di bagian timur laut Bukit Karang Putih, berbatuan
alluvial
berupa pasir sungai, lempung agak keras dan lempung dari hasil endapan Sungai Idas
danSungai Sako berupa pasir, lanau, kerikil dan bongkahan – bongkahan batuan vulkanik.
DaerahPerbukitan Tinggi terdiri dari puncak – puncak yang menonjol berupa karang
berwarna putihdengan ketinggian 450 meter diatas permukaan laut, berwarna puith dan
batuanya terdiri dari batugamping dan andesit yang membentuk dinding – dinding terjal dan
banyak ditumbuhi pepohonan ( pohon jati, pinus dan lain – lain), disertai kontrol patahan
berarah laut – tenggaratampak cukup jelas.
2.4.2. Keadaan Litologi
Berdasarkan hasil pemetaan geologi permukaan yang telah dilakukan oleh peneliti–
penelititerdahulu bahwa litologi dari tua ke muda yang menyusun daerah Karang Putih adalah
sebagai berikut
13
:1.Batu Lempung Tufaan (batu lempung kersikan) Berwarna coklat kemerah –
merahan, ukuran butir halus, keras dan sebagian telah mengalamikristalin, secara umum
disebut juga dengan batuan silika, secara struktur batuan ini telahmangalami
pelipatan.2 . B a t u g a m p i n g m a r m e r
Kajian Teknis Rancangan Peledakan Berda sarkan Pengukuran Getaran Yang
Ditimbulkan Di Kuari Bukit Karang Putih PT. Semen Padang
Halaman 14
(kritik dan saran : rudolf.jhon@gmail.com)
Berhubungan saling menjari dengan batulempung kersikan. Berwarna abu – abu
kehitamansampai abu – abu terang. Penyebaran batu in mendominasi Bukit Karang Putih dan
telahmengalami pelipatan kuat dengan arah umum Barat Laut Tenggara.3 . B a t u a n
V u l k a n i k / T u f a Merupakan batuan termuda yang dijumpai di Bukit Karang Putih.
Satuan litologi ini terdiri daritufa, pasir tufa dan rombakan batu lempung tufaan yang telah
mengalami pelapukan. Batuan inidiendapkan secara tidak selaras diatas kelompok batuan
Pra- Tersier
.4 . B a t u a n T e r o b o s a n Batauan terobosan yang dijumpai di Bukit Karang Putih
berupa batuan beku berkomposisi basaltis – andesitis. Batuan ini berwarna abu – abu
kehitaman, tekstur afanitik – fanerik, butir sangat halus- sedang, terdiri ari mineral feldspar
dan piroksen dan terdapat pada kondisi yangfresh, sangat keras dan kompak. Penyebaran
batuan ii terdapat ditengah – tengah Bukit KarangPutih dan ditepi lereng sebelah barat berupa
dike
dan
still.
2.4.3. Struktur Geologi
Struktur bidang perlapisan batuan banyak dijumpai pada batugamping dan batuan kersikan
dimana pada umumnya bidang perlapisan mempuyai arah dan mempuyai kemiringan yang
relatif sama,sehingga dapat disimpulkan bahwa kedua batuan tersebut terjadi dalam periode
waktu yang hampir bersamaan dan dalam lingkungan pengendapan yang sama. Struktur
sesar dan kekar terdapatdidaerah ini, umumnya struktur sesar tidak dapat diamati dengan
baik, sedangkan kekar dapatterlihat dengan jelas dan pada umumnya memiliki kemiringan
tegak atau lebih dari 80
0
serta bersifatterbuka dan lebar antara 1 – 5 cm. Struktur lipatan berupa
antiklin
ataupun
sinklin
dapat dijumpai diBukit Karang Putih teutama dijumpai pada kelompok batuan berumur reletif
tua antara lain pada batugamping dan batuan kersikan
silika
.
2.4.4. Cadangan dan Sifat Fisik Gamping di Kuari Karang Putih
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Direktorat Geologi tahun 1974, bahwa
cadangan batugamping yang terdapat di Kuari Karang Putih adalah sebesar 404.437.044 ton
dengan luasdaerah lebih kurang 1,65 x 0,6 km, dengan ketebalan rata – rata 100 -250 meter
yang terletak diantara batu terkersikan, sebagai tanah penutupnya adalah batu rijang.
Cadangan batugamping iniadalah cadangan yang terbesar di Indonesia yang mempuyai dua
jenis batugamping yaitu
Hard

Kajian Teknis Rancangan Peledakan Berdasarkan Pengukuran Getaran Yang


Ditimbulkan Di Kuari Bukit Karang Putih PT. Semen Padang
Halaman 15
(kritik dan saran : rudolf.jhon@gmail.com)
Limstone.
Berdasarkan hasil analisa contoh permukaan san inti bor di laboratorium, maka batugamping
di daerah tersebut mempuyai sifat fisik, yaitu
16)
:1.Warna : Putih susu / bening,abu – abu, terang,sampai abu – abu
gelap2 . K e k e r a s a n : 3 – 5 S k a l a M o h s 3 . B e l a h a n : B e n t u k
s e m p u r n a 4 . P e c a h a n : K a c a – b e n t u k e a r t h l y 5.Sifat dalam: Keras, liata
hingga yang brittle6 . D e n s i t y : 2 . 5 t o n / B S C : 1 , 6 t o n / L C M 7 . K a n d u n g a n
unsur kimia :
·
CaO : 52 %
·
SiO : 7%
·
FeO : 0,7 %
·
MgO : 0,44 %
·
H
2
O : 44 %8 . K e t a h a n a n : K e r a s d a n k o m p a k 9.Sisipan : Lempung tufaan yang
berasosiasi dengan rijang, kalsit dan marmer 10.Test Kompresor :
·
Hard Limestone
: 570,4 – 810 kg/cm
2
·
Test abrasive
: 0,084 – 0,115 mm / mnt
·
Gelombang seismik : 2,2 – 4,7 km/s
·
T a h a n a n j e n i s : 4 8 0 – 2 0 0 0 o h m
m e t e r
2.5. Genesa Batugamping
Batugamping dapat terbentuk melalui beberapa cara diantaranya ; organik, secara mekanik
dansecara kimia. Sebahagian besar batugamping di alam terbentuk secara organik akibat
terjadinta pengendapan cangkang (rumah kerang) dan siput,
foraminivera
atau ganggang, atau berasal darikerangka binatanf koral/kerang. Batugamping yang terjadi
secara mekanik tidak jauh berbedadengan batugamping yang terjadi secara organik, namun
dibedakan karena terjadinya perombakandari bahan batugamping tersebut kemudian terbawa
oleh arus dan diendapkan dari tempat yangtidak jauh dari tempat semula. Sedangkan yang
terjadi secara kimia adalah jenis batugamping yangterjadi dalam kondisi iklim adan suasana
lingkungan tertentu dalam air laut ataupun air tawar.Selain hal tersebut diatas, mata air
mineral dapat pula mengendapkan batugamping yang disebut
Kajian Teknis Rancangan Peledakan Berdasarkan Pengukuran Getaran Yang
Ditimbulkan Di Kuari Bukit Karang Putih PT. Semen Padang
Halaman 16
(kritik dan saran : rudolf.jhon@gmail.com)
endapan sinter. Jenis batugamping ini terjadi karena peredaran air panas alam yang
melarutknalapisan batugamping dibawah permukaan, yang kemudian diendapkan kembali
kepermukaan bumi.
2.6. Iklim dan Curah Hujan
Kotamadya Padang dan Indarung khusunya beriklim tropis dengan suhu 22 – 32
0
C. Daerah inidipengaruhi oleh dua musim yaitu musim kemarau terjadi pada bulan Januari
– September danmusim penghujan terjadi pada bulan Oktober – Desember. Curah hujan rata
– rata tiap bulan adalah28,85 mm.
2.7. Kegiatan Penambangan
Kuari Bukit Karang Putih merupakan kuari batugamping dengan sistem penambangan
terbukadengan cara pembuatan jenjang
bench
, penambangan batugamping dilakukan dengan mengikutiendapan cadangan batugamping
dengan memotog bukit yang dimulai dari puncak hingga kebawah.Kegiatan pembongkaran
dilakukan dengan peledakan menggunakan
amonium nitrat fuel oil (ANFO)
dan
dinamite
. Dalam pembuatan lubang ledak digunakan alat bor
Drill Master (DM 3.0)
dan
Tamrock (TM)
. Kegiatan pemuatan dan pengangkutan di Bukit Karang Putih dilakukan dengansistem
Shove-Dumptruck
dan sistem
Mobile Crusher
. Aktivitas pemuatan dilakukan denganmenggunakan
Hydraulic Excavator (EH)
, sedangkan aktivitas pengangkutan dilakukan denganmenggunakan
Dump truck
dan
Mobile Crusher
. Sistem
Mobile Crusher
digunakan sejak 1997 yang berfungsi mengurangi biaya pengangkutan dan untuk lebih
membantu
Crushing Plant
dalam pereduksian material.Berdasarkan survei yang disponsori oleh
US Burean Of Mines
dalam lokasi penambangan sulitmenemukan lokasi
Crushing Plant
pada
Front
penambangan yang secara ekonomi menguntungkandan dapat menetap dalam posisi lebih
dari dua tahun. Oleh karena itu dirancang
Crushing Plant
yang dapat dipinfah – pindah dengan mudah salah satunya dengan
Mobile Crusher
. Rangkaiankegiatan penambangan antara lain :
Land Clearing,
dan
Striping,
pemboran, peledakan, pengumpulan material hasil peledakan, pemuatan (skaligus pembuatan
jenjang yang baru), pengangkutan, peluncuran batuan
(rock sliding)
peremuk batuan
(crusher)
untuk selanjutnyadikirim menuju pabrik
(stroge)
dengan menggunakan
belt conveyor.

Kajian Teknis Rancangan Peledakan Berdasarkan Pengukuran Getaran Yang


Ditimbulkan Di Kuari Bukit Karang Putih PT. Semen Padang
Halaman 17
(kritik dan saran : rudolf.jhon@gmail.com)
3. LANDASAN TEORI
Kegiatan pembongkaran batugamping di PT. Semen Padang dilakukan dengan cara
pemboran dan peledakan, yang biasa disebut dengan peledakan jenjang (
bench blasting
).Pemboran dan peledakan di kuari batugamping bertujuan untuk membebaskan batugamping
dari batuan induknya, sehingga diperoleh ukuran fragmentasi yang diinginkan.
3.1. Pemboran
Untuk melakukan suatu peledakan, maka dilakukan terlebih dahuk kegiatan pemboran, dalam
halini PT. Semen Padang menggunakan alat bor Reich Drill C-500- D-II, Ingersoll Rand DM
30, danTamrock CHA 1100.
3.1.1. Arah Pemboran
Ada dua cara dalam membuat lubang bor dengan lubang bor miring atau lubang bor tegak.
Gambar 3.1. Pemboran Tegak (a) dan Pemboran Miring (b)
1,9,13)
Dengan lubang bor miring biasanya untuk mengurangi problem
back break
dal lebih dari itu lubang bor miring mempuyai banyak keuntungan daripada yang tegak yaitu
:
·
Bisa mengurangi biaya pemboran dan komsumsi bahan peledak, karena dengan burden
yanglebih besar.
Kajian Teknis Rancangan Peledakan Berdasarkan Pengukuran Getaran Yang
Ditimbulkan Di Kuari Bukit Karang Putih PT. Semen Padang
Halaman 18
(kritik dan saran : rudolf.jhon@gmail.com)
·
Akan diperoleh jenjang (
bench)
yang lebih besar.
·
Menguarangi resiko timbulnya tonjolan dan
back break.
·
Hasil tumppukan yang lebih bagusDengan pemboran miring gelombang ledak (
shocj wave)
yang dipantulkan dari lantai dasar jenjangyang lebih besar (Gambar 3.2).Dengan pemboran
tegak, pada bagian atas jenjang kurang bagus karena ada
back break
, fragmentasikurang dan pada bagian lantai dasar daya ledak tidak seperti tersalurkan, tapi
dengan lubang bor mirin, yang biasanya dengan kemiringan 3 : 1 (18
0
) bisa menghindari masalh tersebut diatas.Sebaliknya terdapat beberapa kerugian atau
kesulitan dalam membuat lubang bor miring, antara lain:
·
Sulit melakukan pemboran secara akurat, khsusnya bila membor yang lebih dalam.
·
Diperlukan supervision yang kuat.Disamping itu
drillhole straightness
adalah faktor yang terpenting, jika arah pemboran tidak lurusakan memberikan pengaruh
terhadap biaya pemboran dan peledakan yang condong besar.Disamping itu berakibat jarak
spasing atau burden akan berubah dari desain telah ditetapkan, karenasaling berhimpitan /
mengecil / membesar.
3.1.2. Pola Pemboran
Pola pemboran sangat diperlukan untuk menempatkan titik – titik dengan pola tertentu
yangkemudian dilakukan pemboran pada titik – titik tersebut. Pola pemboran pada tambang
terbukadapat diklasifikasikan menjadi dua macam (Gambar 3.4.), yaitu :1. Square
·
Square Drill Pattern
Merupakan suatu pola pemboran yang mempuyai jarak
burden
dan
spacing
yang sama.
·
Retangular Drill Patern
Merupakan suatu pola pemboran dimana jarak
spacing
dalam suatu baris lebih besar daripada jarak
burden.
2. Staggered (selang – seling / zig – zag)Merupakan suatu pola pemboran lubang tembak
selang – seling / zig – zag baik pada
squaredrill patern
maupun pada
retanggular drill patern

Kajian Teknis Rancangan Peledakan Berdasarkan Pengukuran Getaran Yang


Ditimbulkan Di Kuari Bukit Karang Putih PT. Semen Padang
Halaman 19
(kritik dan saran : rudolf.jhon@gmail.com)
Gambar 3.2. Pola Pemboran
1,9,13)
3.2. Peledakan
Tujuan peledakan adalah untuk menghancurkan batuan yang semula berdimensi besar
menjadi berdimensi kecil sehingga mudah dalam pengangkutanya. Dikarenakan untuk bisa
masuk ke
hopper
ukuran batuan hasil peledakan harus lebih kecil dari 1meter. Semakin halus dan rata
fragmentasi batuan yang dihasilkan makin mudah diambil dengan
loader.
Agar pekerjaan
loeder
lebih efektif maka hasil ledakan diusahakan tidak tersebar.Teori peledakan batuan melibatkan
banyak bidang keilmuan seperti kimia, fisika, termodinamikadan mekanika batuan. Teori –
teori yang ada saat ini hampir sealu membahas faktor – faktor yangmempengaruhi
fragmentasi dan kriteria rancangan peledakan secara umum. Namun hingga saat ini belum
ada teori peledakan secara konsisten dapat diterapkan sacara luas, karena sebagian
besar diantaranya merupakan pengalaman di lapangan berdasarkan pada suatu kondisi
peledakan yangideal. Teori – teori pada saat ini disusun dan dirumuskan berdasarkan
spekulasi murni, pendekatan berdasarkan pengalaman kerja peledakan secara bertahun –
tahun, pengujian laboratorium,investagasi lapangan atau menggunakan model matematika
dan fisika yang diadopsi dari disiplinilmu lain.Kajian – kajian untuk menilai kinerja peledakan
pada umumnya berdasarkan kriteria rancanganyang telah ditetapkan, yang berkaitan dengan
target produksi, fragmentasi, efesiensi dan efek – efek dari peledakan,sehingga operasi
peledakan dapat berhasil dengan baik.

Kajian Teknis Rancangan Peledakan Berdasarkan Pengukuran Getaran Yang


Ditimbulkan Di Kuari Bukit Karang Putih PT. Semen Padang
Halaman 20
(kritik dan saran : rudolf.jhon@gmail.com)
3.2.1. Desain Geometri Peledakan
Richard L . Ash membuat suatu perhitungan geometri peledakan jenjangan berdasarkan
pengalamanyang telah dilakukan dengan berbagai kondisi yang berbeda jenis batuan yang
berbeda. Menurut R.L. Ash,
Burden
(B) adalah dimensi yang terpenting dalam menentukan keberhasilan suatu
pekerjaan peledakan, untuk menentukan besarnya
burden
perlu diketahui dari harga
burde ratio
(KB). HargaKB dipengaruhi oleh jenis batuan yang diledakkan dan bahan peledak yang
dipakai R.L Ash telahmengadakan percobaab dalam menentukan harga KB yaitu memakai
cara perbandingan relatif yangdihasilkan bahan peledak dan mempertimbangkan sifat batuan
terutama berat batuan yangdiledakkan.Percobaan – percobaan yang dilakukan pada batuan
standart dan bahan peledakan standart, yaitu
2)
:
·
Batuan yang diledakkan (AF1)Berat jenis batuan standart (Dst) = 160 pounds / cuft
·
Bahan peledak yang dipakai (AF2)Berat jenis bahan peledak yang digunakan (SG) = 0,85 gr
/cucm= 53,0655 punds / cuft.Spesific gravity bahan peledak standart (SGst) = 1,2 gr / cucm =
74,916 pounds / cuft.Untuk harga
burden ratio
standart (KBst) adalah 30. Apabila peledakan dilakukan pada batuan yangtidak standart
dengan menggunakan bahan peledak yang tidak standart maka perlu dilakukan pengaturan
kembali harga
burden ratio
dengan rumus yang dipakai adalah
1,12,14)
:KB = KBs x AF 1 x AF 2...................................................................................(3.1)

Kajian Teknis Rancangan Peledakan Berdasarkan Pengukuran Getaran Yang


Ditimbulkan Di Kuari Bukit Karang Putih PT. Semen Padang
Halaman 21
(kritik dan saran : rudolf.jhon@gmail.com)
=
3122
)(..
úûùêëé
Vst SGst V SG
V = Kecepatan detonasi bahan peledak yang digunakan- Untuk lubang diameter (De) 3,5
’’
= 102827,30 fps- Untuk lubang diamter (De) 4
’’
= 11319,45 fpsVst = Kecepatan detonasi standart yang digunakan = 12000 fps1.
Burden
(B)
Burden
adalah dimensi terpenting dalam menentukan keberhasilan suatu pekerjaan peledakankarena
burden
adalah jarak lubanb bor terhadap bidang bebas (
free face)
dan jarak tegak lurus darikolom isian bahan peledak dengan bidang bebas dekat, kearah mana
material hasil peledakan akanterlempar. Besarnya
burden
tergantung dari karektiristik batuan, karakteristik bahan peledak dandiameter lubang tembak.
Penentuan
burden
yang kurang sesuai akan menyebabkan terjadinya :
·
Terjadinya
Boulder
atau bongkahan dan
over break
jika
burden
terlalu besar.
·
Terjadinya dentuman karena pemecahan batuan akibat gelombang yang sangat cepat
sertalontaran batuan yang sangat jauh dan tidak merata, jika burden terlalu pendek.
·
Terjadinya
fly rock
(batu melayang), jika
burden
kecil atau terlalu besar.Besarnya harga burden dapat dihitung dengan rumus
1,12,14)
:B=12
De x Kb
...............................................................................................(3.2)2.
Spacing
(S)
Spacing
adalah jarak antara lubang – lubang bor dirangkai dalam suatu
row
dan diukur sejajar terhadap
pit wall
. Biasanya
spacing
tergantung dari
burden
, kedalaman lubang bor,
delay,
arahstruktur bidang batuan dan ada atau tidaknya interaksi energi bahan peledak pada lubang
tembak yang berdekatan.Dalam perhitungan besarnya
spacing
, digunakan harga
spacing ratio
(KS). Besarnya harga Ks yangdigunakan menurut waktu
delay
adalah sebagai berikut:
·
Long interval delay Ks = 1
Short period delay Ks = 1 – 2

Kajian Teknis Rancangan Peledakan Berdasarkan Pengukuran Getaran Yang


Ditimbulkan Di Kuari Bukit Karang Putih PT. Semen Padang
Halaman 22
(kritik dan saran : rudolf.jhon@gmail.com)
·
Normal delay
Ks =2,2 – 2,8Penentuan
spacing
menurut R.L.Ash adalah :
·
Apabila lubang – lubang bor dalam satu
row
diledakkan secara
squance delay
Maka Ks = 1, S =B
·
Apabila lubang – lubang bor dalam satu
row
diledakkan secara serentak atau simultan maka Ks= 2 S = 2B.Pemakaian
spacing
yang terlalu kecil akan menyebabkan terjadinya
over break
dan
vibration
sepanjang dinding jenjang serta fragmentasi batuan hasil peledakan akan berukuran besar
apabila perbandingan antara
spacing
dengan
burden
lebih kecil dari 1, pemakaian
spacing
yang terlalu besar akan menyebabkan terjadinya
toe
diantara lubang tembak.Besarnya harga
spaacing
dapat dihitung dengan rumus
1,12,14)
:S = K s x
B.............................................................. ....................................
( 3 . 3 ) Dimana :Ks =
Spacing ratio
(1,00 – 2,00)Ks rata – rata = 1,53.
Steaming
(T)
Steaming
disebut juga
collar
.
Steaming
adalah tempat material penutup di dalam lubang bor diatasdari bahan peledak.
Steaming
sangat menentukan
stress balance
dalam lubang ledak. Fungsi dalahuntuk mengurung gas yang timbul. Untuk menentukan
stress balance
maka T = B pada batuan solid jika Kt kurang dari 1 akan terjadi
cratering
atau
back break
, terutama pada
collar priming.
Biasanya Kt yang dipakai 0,70 dan ini sudah cukup untuk mengontrol
air blast
dan
stress balance
.Penggunaan
Steaming
yang kurang tepat akan dapat menyebabkan :
·
Timbulnya
back break
pada daerah di belakang lubang tembak
·
Fragmentasi hasil peledakan yang tidak merata
·
Air blast
jika stemming terlalu pendek.
·
Terjadinya
Boulder
pada bagian atas dari tumpukan material hasil peledakan dikarenakan
stemming
yang terlalu panjang.Besarnya harga
spacing
ditentukan dengan rumus1,2,10)
Kajian Teknis Rancangan Peledakan Berdasarkan Pengukuran Getaran Yang
Ditimbulkan Di Kuari Bukit Karang Putih PT. Semen Padang
Halaman 23
(kritik dan saran : rudolf.jhon@gmail.com)
T= Kt x
B........................................................................ ..........................
( 3 . 4 ) Dimana :Kt =
Stemming ratio
(0,50 – 1)4.
Subdrilling
(J)
Subdrilling
adala tambahan kedalaman dari lubang bor dibawah rencana lantai jenjang.
Subdrilling
dibuat untuk membentuk lantai jenjang yang relatif rata setelah peledakan dilakukan.
Padakebanyakan batuan, besarnya Kj tidak boleh lebih kecil dari 0,20 dan biasanya dipakai
0,3 untuk batuan massive.Besarnya harga Kj tergantung dari struktur dan jenis batuan, dan
arah lubang bor. Pada lubang bor miring, Kj yang dibutuhkan lebih kecil. Penggunaan
subdrilling
yang kurang tepat akanmenyebabkan :
·
Terbentuk tonjolan diantara lubang bor dibagian lantai jenjang apabila
subdrilling
kurang panjang.
·
Terbentuk kubang besar pada bekas lubang bor dibagian lantai jenjang apabila
subdrilling
terlalu panjang.Besarnya harga
subdrilling
dapat ditentukan dengan rumus
1,12,14)
:T = K j x
B.................................................................................................
( 3 . 5 ) Dimana :Kj =
Subdrilling ratio
5. Kedalaman Lubang Tembak (H)Kedalaman lubang tembak adalah panjang lubang bor
yang akan diisi dengan bahan peledak dan
stemming
. Kedalaman lubang tembak akan mempengaruhi pemakaian bahan peledak sehinggaharus
diperhitungkan dengan optimal. Umumnya harga
hole dept ratio
(Kh) antara 1,5 – 4,0.Faktor – faktor yang mempengaruhi dalam menentukan kedalaman
lubang tembak antara lain :
·
Tinggi jenjang yang direncanakan
·
Diameter dan dimensi lubang tembak
·
Besarnya harga
burden
·
Jenis alat bor yang dipergunakan

Kajian Teknis Rancangan Peledakan Berdasarkan Pengukuran Getaran Yang


Ditimbulkan Di Kuari Bukit Karang Putih PT. Semen Padang
Halaman 24
(kritik dan saran : rudolf.jhon@gmail.com)
Ketidaksesuaian kedalaman lubang tembak akan menyebabkan :
·
Terjadinya
toe, over break
atau
cratering
apabila terlalu dangkal.
·
Lantai jenjang tidak rata dan tidak bersih apabila kedalaman tidak sama antara lubang
ataudengan lubang lainya.Besarnya harga kedalaman lubang tembak dapat ditentukan dengan
rumus
1,12,14)
:H = K h x
B.................................................................................................
( 3 . 6 ) Dimana :Untuk kedalaman lubang tembak nyata berdasarkan tinggi jenjang yang
diinginkan (L),
subdrilling
(J) yang sudah diketahui dan sudut lubang tembak (
α
) terhadap bidang bebas vertikal, maka dapatdipergunakan rumus
1,2,10)
:L = ( H - J ) c o s
α
...........................................................................................(3.7)6. Dimensi JenjangDimensi
jenjang terdiri dari tinggi jenjang, panjang jenjang dan lebar jenjang.
·
Tinggi jenjangTinggi jenjang adalah jarak yang diukur tegak lurus terhadap lantai jenjang
sampai permukaan jenjang. Jika jenjang tegak lurus terhadap bidang datar maka tinggi
jenjang sama dengankedalaman lubang ledak dikurangi
subdrilling.
·
Panjang jenjangPanjang jenjang disesuaikan dengan sasaran produksi yang akan dicapai dan
jumlah lubangledak yang akan dibuat dalam tiap hari.
·
Lebar jenjangLebar jenjang minimun harus dapat menampung semua peralatan bekerja di atas
jenjang yangdapat memberikan suatu kondisi kerja yang aman dan memadai.Menurut C. J.
Konya, pemilihan ketinggian jenjang menggunakan perbandingan
stiffness ratio.Stiffnes ratio
adalah perbandingan antara ketinggian jenjang koreksi
burden
. Dapat dituliskandengan rumus
1,2,10)
:SR = L : B.....................................................................................................(3.8)Dimana :
SR = stiffnes ratio
L = m i n i m u m bench height

Kajian Teknis Rancangan Peledakan Berdasar kan Pengukuran Getaran Yang


Ditimbulkan Di Kuari Bukit Karang Putih PT. Semen Padang
Halaman 25
(kritik dan saran : rudolf.jhon@gmail.com)
B=
burdenStiffnes ratio
yang rendah memerlukan faktor energi yang lebih tinggi untuk menghasilkanfragmentasi
yang lebih baik dan seragam.
Stiffnes ratio
dapat kita ketahui apabila bernilai 1 berartitingkat fragmentasi buruk. Jika berada pada
kisaran 2 – 3 tingkat fragmentasi sedang. Sedangkanuntuk
Stiffnes ratio
dengan nilai 3 – 4 tingkat fragmentasi sangat baik.
Gambar 3.3. Geometri Peledakan
2,14)
7. Pengisian bahan peledak Faktor – faktor yang menentukan dalam pengisian total bahan
peledak adalah sebagai berikut
1,2,,14)
:
·
Panjang isian (Pc)Pc = H – T
...................................................................................................(3.9)
·
Volume batuan yang terbongkar (V)V = (H-J) x B x S
.....................................................................................(3.10)
3.2.2. Parameter Yang Mempengaruhi Peledakana . P a r a m e t e r P e l e d a k a n
1.Spesific Charge

Kajian Teknis Rancangan Peledakan Berdasarkan Pengukuran Getaran Yang


Ditimbulkan Di Kuari Bukit Karang Putih PT. Semen Padang
Halaman 26
(kritik dan saran : rudolf.jhon@gmail.com)
Spesific Charge
a atau
Powder factor
adalah ukuran untuk menentukan kemampuan sejumlah bahan peledak dalam meledakkan
batuan. Untuk
Spesific Charge
biasanya dinyatakan dalam satuan kg(bahan peledak) per m
2
(batuan), sedangkan
powder factor
dinyatakan dalam kg (bahan peledak) per ton (batuan). Harga
Spesific Charge
yang bagus adalah 0,2 – 0,4 kg/m
2
, yang akanmenggerakkan batuan hasil peledakan (
muckpile)
20 – 30 meter kedepan. Lebih kecil dari 0,2 akanmenyebabkan
muckpile
yang ketat dan sulit untuk diambil, dan jika lebih besar dari 0,4 akanmengakibatkan gerakan
kedepan yang berlebihan sehingga menyebarkan
muckpile,
dengan persamaan
1,2,,14)
.SC =
V total E
..............................................................................................(3.11)Dimana :E total = Total
jumlah isian bahan peledak dalam lubang tembak, (kg)V = V o l u m e b a t u a n
yang diledakkan per
hole,
(m
3
)D=
Density
batuan yang diledakkan, (Ton/m
3
)2.
Spesific Drilling Spesific Drilling
adalah ukuran untuk menentukan kemampuan lubang tembak dalam meledakkansejumlah
batuan, dinyatakan dalam drm (
drill rate metre
atau meter kedalam lubang tembak) per m
3
(batuan).
1,2,12,14)
SD =
V H
......................................................................................................(3.12)Dimana :H =
Kedalaman lubang tembak, (m atau drm)V=
Volume batuan yang diledakkan per hole, (m
3
)
3.3.
Relative Confinement
(RC)
Menurut Dyno Nobel, untuk menentukan bagus atau tidaknya
stemming
dapat dihitung dengan persamaan sebagai berikut
1,14)
:RC =))(argarg( )600)(arg()000.210(
mdiamter eCh xenergieCh xmdiemeter eCh xleght steam
+
...................(3.13)Ketentuannya adalah sebagai berikut :

Kajian Teknis Rancangan Peledakan Berdasarkan Pengukuran Getaran Yang


Ditimbulkan Di Kuari Bukit Karang Putih PT. Semen Padang
Halaman 27
(kritik dan saran : rudolf.jhon@gmail.com)
·
1,70 merupakan batasan yang bagus (
well confined)
·
Kurang dari 1,70 berarti bagus (
poory confined)
·
Lebih dari 2 menunjukkan sangat buruk (
over confined)
3.4. Kecepatan Detonasi
Kecepatan detonasi adalah gelombang detonasi yang merambat melalui bahan peledak.
Besarnyakecepatan detonasi bahan peledak dapat dinyatakan sebagai berikut :
·
Kecepatan detonasi terkurungKecepatan dimana gelombang detonasi merambat melalui
kolom bahan peledak di dalamtempat yang terkurung. Harga kecepatan detonasi terkurung
lebih sering dipakai karena bahan peledak digunakan pada tingkat pengurungan tertentu.
Bahan peledak ANFO yang digunakanmempuyai kekuatan detonasi 4000 m/det.
·
Kecepatan detonasi tidak terkurungDimana gelombang detonasi merambat melalui kolom
bahan peledak didalam tempat yang tidak terkurung (terbuka). Umumnya harga kecepatan
detonasi tidak terkurung adalah 70 – 80 % darikecepatan detonasi terkurung.Secara umum
dengan makin banyakna ukuran diameter bahan peledak maka kecepatan detonasi pun akan
naik. Namun kecepatan detonasi tersebut akan mencapai nilai maksimum dan
terbataswalaupun lubang ledak semakin besar.
3.5. Mekanisme Pecahnya Batuan
Konsep yang dipakai adalah proses pemecahan reaski – reaksi mekanik dalam batuan
homogen.Perlu ditekankan bahwa sifat mekanis dalam batuan yang homogen akan berbeda
seperti yangsering dijumpai dalam pekerjaan peledakan.Proses pemecahan batuan dibagi
menjadi tiga tahap, yaitu :1. Proses Pemecahan Tahap IPada saat bahan peledak meledak,
tekanan tinggi yang ditimbulkan akan menghancurkan batuan didaerah sekitar lubang
tembak. Gelombang kejut (
shock wave)
meluas kedalam batuan dengankecepatan 3000 – 5000 m/sec akan mengakibatkan tegangan
tangensial (
tangensial stress)
yangmenimbulkan rekahan radial (
radial craks)
yang menjalar dari daerah lubang tembak. Retakan yang pertama ini berkembang dalam 1 – 2
ms.
Kajian Teknis Rancangan Peledakan Berdasarkan Pengukuran Getaran Yang
Ditimbulkan Di Kuari Bukit Karang Putih PT. Semen Padang
Halaman 28
(kritik dan saran : rudolf.jhon@gmail.com)
Gambar 3.4. Proses Pemecahan Tahap I
1,12,14)
2. Proses Pemecahan Tahap IITekanan akibat gelombang kejut yang meninggalkan lubang
tembak pada proses pemecahan tahap Iadalah positif. Apabila gelombang kejut mencapai
bidang bebas (
free face)
, gelombang tersebutakan dipantulkan. Bersamaan dengan itu tekanannya akan turun dengan
cepat dan kemudian akan berubah menjadi negatif serta menimbulkan gelombang tarik (
tension wave)
. Gelombang tarik
(tension wave)
merambat kembali dalam batuan. Oleh karena itu batuan lebih kecil tahananyaterhadap
tarikan (
tension)
daripada tekanan (
compression)
, maka akan terjadi rekahan – rekahan(
primery failure cracks)
karena tegangan tarik
(tensile stress)
yang cukup kuat sehinggamenyebabkan terjadinya
seabbing
dan
spalling
p a d a b i d a n g b e b a s . D a l a m p r o s e s e p e m e c a h a n tahap I dan II fungsi dari energi
yang ditimbulkan oleh gelombang kejut adalah membuat sejumlahrekahan – rekahan kecil
pada batuan. Secara teoritis jumlah energi gelombang hanya berkisar antara5 – 15 % dari
energi total bahan peledak. Jadi gelombang kejut tidak secara langsung memecahkan batuan,
tetapi mempersiapkan kondisi batuan untuk proses pemecahan tahap akhir
Gambar 3.5. Proses Pemecahan Tahap II1,12,14)

Kajian Teknis Rancangan Peledakan Berdasarkan Pengukuran Getaran Yang


Ditimbulkan Di Kuari Bukit Karang Putih PT. Semen Padang
Halaman 29
(kritik dan saran : rudolf.jhon@gmail.com)
3. Proses Pemechan Tahap IIIDibawa pengaruh tekanan yang sangat tinggi dari gas – gas
hasil peledakan maka rekahan radialutama (tahap II) akan diperlebar atau diperbesar secara
cepat oleh efek kombinasi dari gas – gashasil peledakan maka rekahan radial utama (tahap II)
akan diperlebar atau diperbesar secara cepatoleh efek kombinasi dari tegangan tarik yang
disebabkan
radial comprection
dan
pneumaticwedging
(pembajian). Apabila massa dilubang tembak gagal mempertahankan posisinya dan bergerak
ke dapan, maka tegangan tekan (
compression stress)
yang berbeda dalam batuan akandilepaskan (
unlosded)
seperti spiral kawat yang ditekan lalu dilepaskan. Akibat pelepasan teganganini akan
menimbulkan tegangan tarik yang besar di dalam massa batuan yang sudah dimulai
padatahap II. Rekahan yang terjadi dalam pemecahan pada tahap II merupakan bidang –
bidang lemahyang membantu fragmentasi pada proses peledakan.
Gambar 3.6. Proses Pemecahan Tahap III

1,12,14)
a.Waktu Tunda (
delay timer)
Untuk dapat memperbaiki fragmentasi batuan hasil peledakan dan juga mengurangi
ground vibration.
Diusahakan agar pola penyalaan isian bahan peledak dibuat sedemikian rupa, sehinggamasing
– masing lubang ledak memiliki bidang bebas sendiri – sendiri. Dengan demikian dalammenentukan pola
penyalaan baik serentak atau beruntun harus diperhatikan pola lubang ledaknyaada.Ada dua
jenis pola penyalaan yaitu :
·
Penyalaan serentak (
Instantaneous)

Kajian Teknis Rancangan Peledakan Berdasarkan Pengukuran Getaran Yang


Ditimbulkan Di Kuari Bukit Karang Putih PT. Semen Padang
Halaman 30
(kritik dan saran : rudolf.jhon@gmail.com)
Penyalaan serentak merupakan suatu cara penyalaan pada baris atau kolom tanpa
menggunakandetonator.
·
Penyalaan tunda (
delay)
Penyalaan tunda merupakan penyalaan beberapa baris dan kolom dan kolom
denganmenggunakan detonator tunda.Jika penyalaan dilakukan serentak dalam baris,
sebaiknya dibuat pola lubang ledak selang – seling.Sedang untuk pola penyalaan beruntuk
dibuat pola lubang ledak sejajar. Untuk penyalaan waktutunda antar baris dan antar lubang
diusakahan harus sesuai agar dihasilkan ruang untuk hancuran batuan pada baris berikutnya.
Penggunaan detonator tunda dimaksudkan untuk mengurangi jumlahmuatan yang meladak
secara bersamaan dan memberikan kesempatan material yang lebih dekatdengan bidang
bebas untuk meledak lebih dahulu. Hal ini dapat mengurangi tingkat getaran dan berkaitan
dengan penyediaan bidang bebas untuk peledakan baris selanjutnya.Waktu tunda peledakan
bisa diperoleh dari detonator atau mesin peledak yang dipakai.Peledakan yang menggunakan
waktu tunda bertujuan untuk :1.Mengurangi jumlah volume batuan yang meledak
secara bersamaan.2.Memberikan waktu atau kesempatan material yang dekat
dengan bidang bebas untuk meledak secara bersamaan.3.Menyediakan ruang atau
bidang bebas bagi baris lubang tembak selanjutnya.4.Mengurangi besarnya
volume suara ledakan.Dengan menggunakan persamaan Langefors dan Kihlstrom, dapat
diketahui jumlah maksimum bahan peledak pada kecepatan partikel 50 mm/det yaitu
9,10,12)
:Q=
2
K R1,5V2............................................................................................(3.14)Dimana :Q=
Ammount of charge per delay,
kgV = V i b r a t i o n (
Oscilation)
Velocity, mm/sR=
Distance from site,
mK=
Rock Constant, hard rock =
400,
medium rock
= 300,
soft rock
= 200Ukuran rata – rata fragmentasi batugamping hasil peledakanUkuran rata – rata
fragmentasi hasil peledakan dapat diperkirakan dengan menggunakan persamaan
Kuznetsov
yang telah dimodifikasi untuk bahan peledak ANFO. Untuk perhitungan ini, diambil rata

Kajian Teknis Rancangan Peledakan Berdasarkan Pengukuran Getaran Yang


Ditimbulkan Di Kuari Bukit Karang Putih PT. Semen Padang
Halaman 31
(kritik dan saran : rudolf.jhon@gmail.com)
– rata fragmentasi maksimum pada diameter 3,5 inch d an diameter 4
i n c h , b a i k u n t u k t e o r i R . L Ash
,1,2,12,14)
.X = A ( V / Q )
0,8
(Q)
0,17
(E/115)
-0,63
.............................................................(3.15)Dimana :X = U k u r a n r a t a – r a t a
f r a g m e n t a s i h a s i l p e l e d a k a n ( C m ) V= Volume batuan yang
diledakkan / terbongkar tiap lubang tembak (m
3
)Q = J u m l a h b a h a n p e l e d a k ( A N R O ) y a n g d i g u n a k a n p e r l u b a n g
t e m b a k ( K g ) E=
Relative Weight Stregth
(ANFO = 100)A = F a k t o r b a t u a n 1 u n t u k b a t u a n l u n a k , 7 u n t u k b a t u a n
m e n e n g a h , 1 0 u n t u k k e r a s b a n y a k kekar, 13 untuk batuan lunak banyak kekar.
3.7. Masalah Gangguan Peledakan
Akibat adanya aktivitas peledakan dalam suatu usaha pertambangan yaitu untuk
memecahkan batuan yang relatif keras dari batuan induknya yang tidak bisa dilakukan
dengan
ripping
akibat dari peledakan ini dapat menimbulkan gangguan terhadap lingkungan sekitarnya
misalnya:
·
Flaying Rock Flaying rock (
batu terbang) adalah material dipermukaan daerah peledakan yang terbang akibat peledakan
yang tidak sempurna. Penyebabnya antara lain adalah :- Gerakan
burden
terlalu kecil atau terlalu besar - Permukaan kurang bersih- Arah lubang bor tidak teratur -
Stemming
terlalu pendek - Rangkaian inisiasi (penyalaan) salah
·
Air Blast Air Blast
adalah gelombang kompresi yang merambat melalui atmosfer, yang terjadi bila
sejumlahtertentu bahan peledak keluar atmosfer. Ledakan udara ini semakin besar bila
pengisian material
stemming
tidak benar atau
steamming
tidak sempurna karena adanya air dalam lubang tembak

Kajian Teknis Rancangan Peledakan Berdasarkan Pengukuran Getaran Yang


Ditimbulkan Di Kuari Bukit Karang Putih PT. Semen Padang
Halaman 32
(kritik dan saran : rudolf.jhon@gmail.com)
Tabel 3.1. Pengaruh Beberapa Tingkat Air Blast
11)
d B P
s i D
a m a
g e
18017016015014013012011010090803,00,950,300,0950,0300,00950,00300,000950,000300,
0000950,000030Structure DamageMost windows break Some windows break OSHA maximum for
impulsive soundUSBM TPR 78 MaximumUSBM TPR 78 safe levelThreshold of pain for continous
saoundcomplaints likelyOSHA Maximum for 15 minutesOSHA maximum for 8 hours
Sedangkan tingkat
air blast
untuk kenyamaan manusia dan untuk menghindari kerusakan struktur berdasarkan Australia
Standar terdapat dalam Tabel 3.2.
Tabel 3.2. Tingkat Air Blast
11)
Batas untuk ketidaknyamanan manusiaBatas untuk menghindari kerusakan struktur
120 dB133 dB
Besar ledakan udara dipengaruhi oleh ketinggian, suhu udara serta kecepatan angin, sehingga
suaraledakan udara di suatu tempat dapat terdengar jauh dari sumbernya, biarpun getaran
peledakanyarelatif kecilAda dua macam
air blast
yaitu :1 . Y a n g d a p a t d i d e n g a r (
audible sound)
2.Yang tidak dapat didengar (
subaudible sound/concussion)
Tingkat
air blast
dapat dihitung dengan menggunakan persamaan sebagai berikut
3)

Kajian Teknis Rancangan Peledakan Berdasarkan Pengukuran Getaran Yang


Ditimbulkan Di Kuari Bukit Karang Putih PT. Semen Padang
Halaman 33
(kritik dan saran : rudolf.jhon@gmail.com)
TI= 20 log
(P/Po)...................................................................
. . . . . . . . . . . . . . . . ( 3 . 1 6 ) P = R 150)/(Q700
31
..............................................................................(3.17) Dimana :T I = T a r a f
I n t e n s i t a s P = U k u r a n d a r i
t e k a n a n Po = Hubungan dari 0,00002 PaQ =
B e r a t R = J a r a k
·
Ground Vibration
Umumnya tipe bahaya dari peledakan adalah disebabkan getaran tanah saat detonator berada
dilubang ledak, saat mulai meledak maka menyebabkan gelombang yang dalam keadaan kuat
dengangerakan yang menembus batuan. Perambatan tegangan pada saat menembus batuan
akanmenimbulkan gelombang elastis yang dikenal dengan gelombang seismik. Sedang
gelombangseismik adalah gelombang yang menggambarkan perjalanan energi melalui bumi
yang padat(medium).
3.8. Pengertian Getaran Peledakan
Gelombang yang menggambarkan perjalanan energi melalui bumi yang padat atau sering
disebutgelombang seismik. Perjalan energi yang lain adalah melalui gelombang seimsik.
Perjalanan energiyang lain adalah melalui gelombang suara, gelombang cahaya dan lainyaGelombang
seismik yang dihasilkan alam misalnya gempa bumi, banyak sumber – sumber gelombang
seismik lainya sebagai akibat perbuatan manusia. Selain satu contohnya adalahgelombang
seismik sebagai hasil peldakan. Akibat peledakan yang dirasakan adalah
sebagaigetaran.Kegiatan peledakan akan selalu menghasilkan suatu gelombang atau getaran.
Tujuan peledakanumumnya adalah memecahkan batuan. Pekerjaan ini membutuhkan
sejumlah energi yang cukupsehingga melebihi atau melampui kekuatan batuan atau
melampui batas elastis batuan, apabila haltersebut terjadi maka batuan akan pecah. Proses
pemecahan akan berjalan terus sampai energi yangdihasilkan oleh bahan peledak makin lama
makin berkurang dan menjadi lebih kecil dari kekuatan batuan, sehingga pemecahan batuan
akan berhenti.

https://www.researchgate.net/publication/283515623_ANALISIS_GROUND_VIBRATI
ON_PADA_KEGIATAN_PELEDAKAN_DENGAN_METODA_PEAK_PARTICLE_V
ELOCITY_BESERTA_PENGARUHNYA_TERHADAP_BANGUNAN_DI_PT_PAMA
PERSADA_NUSANTARA_DISTRIK_MTBU_JOB_SITE_TANJUNG_ENIM

ANALISIS GROUND VIBRATION PADA


KEGIATAN PELEDAKAN DENGAN
METODA PEAK PARTICLE VELOCITY
BESERTA PENGARUHNYA TERHADAP
BANGUNAN DI PT. PAMAPERSADA
NUSANTARA DISTRIK MTBU JOB SITE
TANJUNG ENIM
ANALISIS_TINGKAT_KEAMANAN_GETARAN_TANAH_AKIBAT_PELEDAKAN_DI_WILAYAH_PERT
AMBANGAN_PENDAHULUAN

ANALISIS TINGKAT KEAMANAN GETARAN TANAH AKIBAT PELEDAKAN DI WILAYAH


PERTAMBANGAN PENDAHULUAN

Anda mungkin juga menyukai